Petualangan Kakak Beradik
Part 1 Widya dan Citra, Pasangan Kakak Adik Perkenalkan namaku Widya, berumur 21 tahun. Sekarang memiliki kesibukan kuliah di asal kota kelahirankku Surabaya. Sekarang aku masih di semester 6 dan sedang disibuk-sibukkan dengan mengurusi proposal skripsi. Aku termasuk salah satu mahasiswi yang berprestasi, IPKku selalu diatas 3.5 dan pernah magang di salah satu perusahaan terkenal di Jakarta. Perawakanku tidak terlalu cantik tapi imut-imut kalo kata orang-orang. Tinggiku 156cm dan bb 48kg, cukup ideal menurutku. BH-ku berukuran 36C yang pasti jadi fokus utama para lelaki ketika aku berjalan di kampus. Walaupun aku berjilbab tapi aku juga juga menunjukkan lekuk tubuhku, dengan menggunakan celana ketat ataupun baju ketat yang ditutupi blazer. Ayahku seorang pebisnis dan ibuku adalah pejabat BUMN jadi mereka lebih sering diluar daripada dirumah, toh ya aku sudah besar kata mereka. Jadinya aku tinggal berdua dengan kakak perempuanku, Citra. Kak citra adalah seorang PNS tapi memiliki jiwa-jiwa pebisnis jadi punya beberapa cafe di Surabaya. Perawakkan kak citra lebih tinggi sedikit dariku 160cm tapi kurus dan memiliki ukuran dada yang lebih kecil dariku hanya 32A. Dalam kesehariannya kak citra juga berjilbab sepertiku. Bisa dibilang keluarga kami adalah keluarga yang dipandang oleh orang-orang. Makanya sampai sekarang pun tidak ada yang berani mendekati aku maupun kakakku, karena minder mungkin ya. Aku pernah memiliki pacar sekali itupun saat SMP jadi cuma pacar-pacaran saja, bukan yang bisa dibawa serius. Sedangkan kakakku tidak pernah merasakan pacaran sama sekali. Aku dan kak citra sudah tinggal berdua sejak aku jadi maba hingga sekarang karena kerjaan ayah dan ibu tidak bisa ditinggal. Rumahku bisa terbilang besar di kawasan elit di Surabaya. Ada total 4 kamar, 1 kamar master yang biasa dipakai orang tua kami, trus kamar kami berdua terpisah dengan kamar mandi dalam. Dan 1 kamar untuk pembantu yang tidak pernah dipakai karena hingga sekarang kami belum membutuhkan pembantu. Kami sudah sangat dekat karena tiap hari ketemu dan saling bertukar cerita. Kak citra sering cerita tentang bagaimana banyak cowok2 yang suka mendekati dia tapi tidak bisa diajak serius. Akupun sering cerita tentang bagaimana susahnya masa2 perkuliahan dimana kak citra sangat paham dengan kondisiku, karena pernah mengalaminya dulu. Saking dekatnya kamipun tidak sungkan cerita tentang hal2 berbau sex. Kami sudah tidak perawan tapi bukan karena cowok, tapi karena kegiatan kami berdua. Ya! Kami bisa dikatakan pasangan lesbian wkwkwk. Aku memecahakan keperawanan kak citra dengan menggunakan dildo strapon begitupun sebaliknya. Saat itu kami lagi sange-sangenya. Dan kami sepakat untuk melepaskan keperawanan kami tapi dengan menggunakan dildo. Akhirnya kami membeli dildo strapon berukuran 16cm. Yang pertama melepaskan keperawanannya adalah kak citra dan aku yang menggunakan dildo straponnya. Rasanya cukup aneh memang dan aku awalnya tidak terbiasa menggunakan strapon ini. Kak citra ketika melepaskan keperawanannya menjerit sedikit lalu mendesah keenakan hihihi. Berselang beberapa hari setelahnya baru aku yang melepaskan keperawananku. Kami memang sering cerita tapi kebanyakan cerita itu juga membahas hal2 sex, seperti fetish dan orientasi sex juga. Widya : “kak, kalo punya pasangan mau yang seperti apa?” Citra : “mau yg bisa mendominasiku, trus aku disuru ngelakuin hal yg aneh2” Widya: : “aku tanya serius malah ngarah ke situ, iiihhh kak citra” Widya : “trus mau disuruh ngapain aja kak?” Citra : “Iiihhh kamu juga tertarik kan? Hahahah” Widya : “Hehehe kak citra sih yg mulai. Emang fetish kak citra apa? Mau disuruh apa aja emang kak?” Citra : “aku itu lebih ke eksibisionis wid.” Widya : “ohhh jadi suka pamer2 didepan orang ya?” Citra : “gak pamer didepan orang juga sih. Kalo ada yang rekam trus diupload ke medsos gimaan?” Widya : “bener juga ya. Trus gimana dong kak?” Citra : “ya lebih ke hidden exposure gitu aja sih. Pamer tapi dibelakang orang” Wiidya : “paham. Pasti deg-degan yaa gakboleh ketahuan tapi aslinya nakal pamer tetek, hihihi” Citra : “Iyaaa benaaar!!” Kak citra pun menunjukkan salah satu fotonya yang sedang membuka bajunya dan tangannya mengangkat BHnya jadi tereksposlah tetek kecilnya. Dari ekspresi kak citra, dia sangat menikmatinya dan ada sedikit ekspresi was-was karena lokasinya yang tidak biasa. Lokasinya gelap, tapi ada cahaya diatas kak citra. Buset, itu di pinggir jalan raya dekat rumah kami. Kak citra mengekspos dirinya dipinggir jalan dimalam hari dekat rumah kami. Untungnya di foto itu tidak terlihat ada orang ataupun mobil yang berjalan. Ada beberapa foto dengan pose yang sama cuma angle jalan yang sedikit berbeda. Dan ada 1 video yang diambil kak citra. Dia masih dalam keadaan terekspos teteknya, kak citra sedang berjalan sambil memperlihatkan keadaan sekitar yang sepi. Sepertinya foto dan video ini diambil ketika sudah melewati tengah malam. Kak citra sambil tetap mengangkat BHnya juga bilang ke kamera. Citra : “halo semuanya, citra sedang di pinggir jalan XXX nih. Sambil pamer tetek. Siapapun yang mau boleh dong mampir kesini.” Aku semakin terkejut dengan perkataan kak citra. Bisa-bisanya dia berkata senakal itu. Walaupun tidak secara langsung tapi dia meminta untuk disamperin sama orang asing. Citra : “gimana? Kamu suka? Hihihi” Widya : “wah, aku gak nyangka kak citra bisa senakal ini. Trus kalo disamperin beneran gimana kak?” Citra : “ya apapun yang dia minta aku lakukan” Widya : “apapun? Kalo dia minta kak citra telanjang gimana?” Citra : “ya tambah seru dong. Hahahha” Kami pun tertawa bersama-sama. Obrolan kami dilanjutkan dengan memperdalam fetish kak citra yg suka bereksib ria. Kamipun menamai kegiatan itu dengan nama “beraksi”. Aku tau kalau kak citra ingin aksinya ini ada orang lain didalamnya, walaupun tidak melihat secara langsung tapi ingin beraksi dibekalang orang terserbut. Akupun jadi tertarik mencoba hal yang sama yang dilakukan kakakku. Keseharianku dan kak citra dirumah sekarang berubah derastis dari sebelumnya. Kami ketika dirumah tidak pernah menggunakan pakaian sehelaipun. Kami hanya menggunakan pakaian ketika aku kuliah di kampus atau ketika kak citra bekerja. Ketika ada paket atau ojek online yang mengirim makanan kami hanya mengenakan jaket oversize saja. Saat ini aku hanya berani melakukan aksiku didalam rumah saja dan ketika tidak ada siapapun kecuali kak citra. Ketika ada temanku atau teman kakakku datang, aku tetap mengenakan pakaian yang lengkap, bahkan berjilbab jika ada teman cowok yang datang kerumah. Berbeda dengan kak citra, dia sangat suka hal2 yang menegangkan. Kak citra lebih sering kerja tidak mengenakan dalaman sama sekali. Hal ini didukung juga karena ukuran dadanya yang kecil, jadi pakai atau tidak pakai dalamanpun tidak terlihat dari luar. Pernah sekali, kak citra mengenakan pakaian yang cukup transparan. Walaupun sama2 cewek, aku dibuat dagdigdug olehnya. Bagaimana tidak, didalam rumah saja aku bisa melihat kulit kakakku dari luar, bahkan putingnya pun terlihat warna pink kecoklatannya. Widya : “kak, itu keliatan banget putingnya. Pakai dalaman dong kak sekali ini saja” Aku sangat khawatir dengan pakaian kakakku. Aku gak mau kak citra jadi pusat pembicaraan orang2 kantor. Dimana jadi image buruh keluargaku. Citra : “gak mau dong. Kalau pakai begini kan lebih seru hehehe” Citra : “oiya, namanya pentil bukan puting.” Widya : “iyaa kak. Paling tidak pakai luaran deh” Akhirnya kak citra setuju mengenakan luaran cardigan. Apakah rasa was2ku berakhir begitu saja? Tentu saja tidak. Ketika aku sedang ada kelas, kakakku tiba2 mengirimkan fotonya yang membuatku panas dingin. Foto yang dikirim adalah kak citra yang membuka cardigannya, sehingga putingnya terlihat dari luar bajunya yang transparan itu. Kak citra masih berada di bilik kerjanya, jadi aku asumsikan tidak ada orang yang melihatnya. Foto kedua yang membuatku tidak bisa fokus pada kelasku. Kak citra sedang berdiri, entah dimana lokasi kak citra mengambil foto itu tapi aku bisa melihat dibelakang kak citra ada 3 orang yang sedang berbincang-bincang. Yang membuat hatiku tidak karuan adalah cardigan kak citra dilepas dan dibawa ditangannya begitu saja. Tentu saja semua kulit kak citra terekspos, bahkan dari foto saja aku bisa melihat semuanya, dari puting pusar dan semua pokoknya. Bagaimana dari belakang? Tentu saja banyak yang lihat dong kalau begitu. Aku yang tidak tenang akhirnya membalas chat kak citra. Widya : “KAAKK. Gak bahayaa taaa?? Itu yang dibelakang kak citra gak bisa lihat punggung kak citra???” Chatku ternyata tidak langsung dibalas kak citra. Membuatku semakin tidak fokus degan perkuliahanku. Aku berpikir yang tidak2 akhirnya. Bagaimana kalau ada yang melabrak kak citra? Bagaimana kalau kak citra dipanggil atasannya dan dihukum? Bagaimana kalau hukumannya adalah melayani atasannya? Bagaimana kalau kak citra malah diarak dikantornya dengan telanjang? Semakin lama pikiranku semakin tidak jelas, hingga akhirnya ketika mendekati jam pulang, kak citra membalas chatku. Citra : “maaf baru balas ya adikku yang cantik. Hihihiii. Kakak tadi sibuk banyak kerjaan” Widya : “terus gimana kak tadi? Ketahuan?” Citra : “tenang, semua aman kok hihihii. Nanti dirumah aku cerita ya” Akupun menunggunya pulang, tentunya dengan posisi telanjang hehehe. Bagaimanapun beginilah aku ketika dirumah, tidak menggunakan pakaian apapun. Kak citra akhirnya pulang pukul 7 malam, sedangkan aku sudah menunggunya dari pukul 4 sore tadi. Kak citra pulang sudah tidak menggunakan cardigannya dan entah dimana dia meletakkan cardigannya. Akupun tidak mempertanyakan itu dan hanya bertanya tentang kejadian tadi di kantor. Kak citra cerita kalau dia hanya melepaskan cardigannya ketika melihat situasi yang aman. Jadi dia melihat orang dibelakangnya sangat terfokus dengan obrolannya jadi dia berani membuka cardigannya dan mengambil foto itu. Bahkan dengan cerita itu aku masih dibuat panas dingin olehnya. Masih berpikiran ada sesuatu yang disembunyikannya. Dan ketika aku lihat foto2 yang diambilnya dan dari ceritanya sepertinya tidak ada yang disembunyikan kak citra. Beberapa hari setelah kejadian itu kak citra belum lagi mengenakan baju yang transparan itu. Dan kegiatan kita masih sama yaitu bertelanjang ria ketika dirumah. Hari ini adalah hari sabtu dan akan ada kerja kelompok dirumahku. Kenapa dirumahku? Karena persetujuan anggota kelompok saja ingin dirumahku dan karena tidak ada orang tua jadi lebih leluasa katanya. Temanku yang datang kerumahku hanya berisikan 4 orang saja. 2 cewek dan 2 cowok. Karena ada temanku datang tentu saja aku mengenakan pakaian yang lengkap dong beserta jilbabnya. Pukul 9 teman2ku sudah datang semua dan kami langsung mengerjakan tugas kami. Dari pagi aku tidak melihat kak citra, mungkin saja dia masih tidur. Tapi aku sudah bilang ke dia kalau ada temanku yang datang, jadi kak citra harusnya mengenakan pakaian yang tertutup. Widya : “aku ambilkan minum dulu ya” Kataku ke teman-temanku, karena minuman kami sudah habis. Aku berencana mengambil minum di kulkas dapurku karena disana ada susu dan jus jeruk yang kubeli kemarin. Betapa kagetnya aku ketika berada di dapur. Dapurku berada di belakang rumah dekat dengan tangga menuju lantai 2 dan ruangan yang berbeda dengan ruang tamu tempat teman2ku berada. Disana aku melihat kak citra yang tidak menggunakan sehelai benang apapun. Kak citra telanjang sambi minum minuman yang ada di kulkas. Widya : “kak citraaa” kataku sambil berbisik mencoba agar tidak terdengar oleh teman2ku “diluar sana ada teman-temanku. Kok gak pakai baju sih?” Citra : “oiya kakak lupa hehehe. Lagian kakak baru bangun trus haus jadinya langsung ambil minum deh. Kan dari dapur gak mungkin keliatan dari ruang tamu.” Widya : “ya tapi kalau mereka tiba2 kedapur bagaimana? Atau ke kamar mandi?” Citra : “iyaiya maaf. Lagian kan sekalian beraksi hehhee” Kakakku langsung melancong begitu saja kelantai 2, sepertinya kembali ke kamarnya. Aku yang tak mau pikir panjang akhirnya cuma ambil susu dan jus jeruknya dan kembali ke ruang tamu. Beberapa saat kemudian salah satu teman cowokku minta ijin untuk ke kamar mandi. Kamar mandi lantai 1 hanya di dekat dapur saja selain itu ada di kamar masterr yang gak mungkin aku mengarahkkan temanku ke sana. Namanya ali berperawakan kurus kulitnya sawo matang dan menurutku lumayan cakep sih. Setelah mengarahkan ali aku sedikit waswas, takut kalau misalnya ali bertemu dengan kak citra gimana? Apalagi kak citra yang aku yakin masih belum mengenakan pakaiannya. 5 menit kemudian, ali kembali dan sepertinya tidak terjadi apa2. Kamipun kembali mengerjakan tugas kami. Tiba-tiba aku di chat WA kak citra. Citra : “wid, kamu serius banget ngerjain tugasnya. Hihihi” Citra : “kalo bisa chatku jangan sampe keliatan teman2mu yah. Aku mau ngirim foto. Hihihii” Awalnya aku menghiraukan saja chat kakakku. Tapi lama2 aku jadi tidak tenang. Foto apa yang ingin dikirim kak citra. Apakah foto tadi ketika ali ke kemar mandi? Widya : “iya kak. Teman2ku emang orangnya serius semua” Widya : “kirim aja kak. Teman2ku pada serius sama tugasnya kok” Aku pegang hpku terus agar tidak dilihat oleh teman2ku. Tiba2 ada pesan masuk dari kak citra mengirimkan foto. Foto yang dikirimkan tidak seperti yang aku pikirkan tadi, tapi foto kak citra tidak kalah mendebarkannya. Kak citra masih bertelanjang, tapi yang bikin mendebarkan adalah latar belakangnya. ITU AKU DAN TEMAN-TEMANKU! Kami terlihat sangat serius mengerjakan tugas kami dan terlihat membelakangi kak citra. WOOWWW kak citra berani banget sampe bisa foto seperti itu. Tidak ada penghalang antara kak citra dengan kami, bagaimana kalau ada temanku yang tiba2 memalingkan pandangannya dan melihat kak citra? Terlihat ada ali difoto itu jadi aku asumsikan dia foto ketika ali sudah balik dari kamar mandi atau mungkin sebelum itu? AAAAA aku semakin tidak tenang sekarang. Aku langsung chat balik kak citra. Widya : “kaakkk itu kapan?” Citra : “barusan hehehe” Aku langsung berjalan ke tempat kak citra mencarinya. Sampai ke dapur tapi tidak dapat menemukannya. “dimana ya dia” pikirku. Widya : “kak dimana sekarang?” Citra : “udah dikamar dong” Widya : “kirain masih disini” Citra : “enggak dong, udah puas foto2nya. Hehehe” Widya : “dapet berapa foto tadi kak?” Ciitra : “dapet 5 hhehehe” Widya : “kirim semuanya kak. Aku mau liat hehehee” Citra : “waah kamu tertarik juga ya hehehe” Widya : “iya dong kak. Aku kagum kak citra bisa seberani itu” Citra : “mau lebih berani? Aku mau minta tolong dong heheh” Widya : “apa itu kak? Citra : “kamu kembali ke temen2mu trus HPmu ditaruh dimeja. Baru aku kirim fotonya” Widya : “kalo ada yang liat gimana kak?” Citra : “yaa justru itu serunya. Kamu gak boleh buka fotonya sampai teman2mu pulang. Biarin juga notifikasinya” Widya : “waduh kak makin penasaran dong. Oke aku balik ke temen2ku ya” Selang 5 menit setelah aku kembali ke teman2ku dan menaruh HPku dimeja kita mengerjakan tugas kami, ada chat masuk. Ya, itu dari kak citra mengirimkan fotonya. Sekilas aku melihatnya dari notifikasi HPku, terlihat foto kak citra yang telanjang seperti tadi. “waduh aku gak bisa buka fotonya”. Jadinya aku semakin deg-degan dan waswas kalau aja ada temanku yang melihat notifikasi HPku. Foto2 lainnya dikirimkan dengan selang waktu yang berbeda-beda. Ada yang dikirimkan dengan jarak 5 menit, 10 menit. Setiap ada notifikasi WA dari kakakku aku semakin deg-degan dan tidak fokus akan pekerjaannku dan aku selalu melihat ke teman2ku jika ada yang meliihat HPku ketika ada notifikasi masuk. Tapi teman2ku malah lebih fokus terhadap pekerjaannya. Aku penasaran ingin melihat fotonya tapi janjiku ke kak citra untuk membiarkannya begitu sampai teman2ku pulang semua. Jam 2 siang teman2ku sudah pulang satu-per-satu. Sepertinya mereka tidak sadar akan ada foto cewek cantik telanjang di notifikasi HPku. Saat ini cuma 1 teman cewekku saja yang belum pulang, karena belum dijemput pacarnya. Namanya jesi, aku kagum dengan dia karena dia merupakan cewek yang sangat popular karena kecantikannya. Aku yang sedang memegang HPku menemani jesi duduk di teras rumah. Teras rumahku dan ruang tamu dipisahkan dengan pintu kayu dan kaca yang lebar untuk melihat luar dari dalam rumah. Tiba2 ada chat dari kak citra, menyuruhku untuk membuka chatnya. Aku tidak berani karena ada jesi disebelahku. Tak selang lama, kak citra mengirimkan 2 foto lagi. “waduh foto apa lagi ini? Kan kak citra sudah mengirimkan 5 fotonya tadi”. Kak citra juga menyuruhku untuk membuka chatnya. Aku balas saja dari notifikasinya tanpa membuka aplikasi WAku Widya : “jangan kak. Masih ada jesi” Citra : “buka aja WAmu. Kalau enggak aku keluar nih” Waduh apa maksudnya? Apakah kak citra ada dibalik teras rumah? Aku dengan hati2 membuka WAku khususnya chat dari kak citra. Dan benar saja ternyata 2 foto tadi adalah foto dia dibelakangku dan jesi. Aku takut menoleh kebelakang tapi dari fotonya jelas2 kak citra dengan masih telanjang berfoto didepan kaca yang meyekat antara ruang tamu dan teras rumah. Terlihat jelas ada aku dan jesi. Lalu ada foto baru yang dikirimkan kak citra. Sekarang dia berada di batas pintu teras dan ruang tamu, tangannya yang memegang Hp menjulur keluar untuk memotret dirinya dan terlihat pula jesi dan aku yang melihat HPku dengan serius. “Ini pasti barusan ketika aku lihat chatku dengan kak citra” batinku, bisa2nya dia senekat ini. Bagaimana jika jesi melihat kak citra? Posisi antara pintu dan jesi itu berdempetan. Bagaimana jesi bisa gak melihat kak citra ya? Tanpa pikir panjang aku langsung masuk ke ruang tamu setelah bilang kalau aku mau masuk sebentar ke jesi. Aku masuk dan benar saja mendapati kak citra telanjang di ruang tamu sambil menjulurkan lidahnya berlagak imut atau sengaja mengejekku. Aku sudah tidak sadarkan diri lagi, aku sudah tidak bisa berpikir apa2. Aku langsung melumat bibir kak citra. Kita sedang bercumbu dibelakang temanku dibatasi oleh kaca yang tidak tertutup kain apapun. Kami bercumbu cukup lama, mungkin kami sudah tidak bisa menahan sange dari tadi. Widya : “kak, aku mau telanjang juga kayak kak citra” Kak citra tidak dapat berkata apa2, dan aku langsung membuka semua bajuku. Dan sekarang ada 2 wanita cantik telanjang diruang tamu dan di teras depan ada temanku yang menunggu jemputannya. Kami berdua akhirnya mengambil beberapa foto tidak lupa memasukkan jesi dalam frame setiap foto kami. Ada 1 foto yang sama seperti foto yang dikirimkan kak citra tadi tapi bedanya ini aku yang beraksi. Aku berada di perbatasan pintu yang terbuka lalu tanganku menjulur keluar melihatkan jesi secara langsung tanpa pembatas kaca. Jesi terlihat sibuk melihat HPnya sedangkan aku menjulurkan lidahku sambil tanganku satunya membentuk huruf V. Foto paling nekat yang kami ambil adalah saat kak citra keluar teras, dia berusaha memposisikan dirinya dibelakang jesi dan aku hanya berani sampai perbatasan pintu saja. Di foto itu terlihat jesi masih fokus sama Hpnya membelakangi kami berdua. WAAAHH nekat sekali kami. Kak citra langsung masuk ke dalam ketika sudah mendapatkan 1 foto. Tiba2 entah mendapakan ide darimana kak citra ingin yang keluar mengantarkan jesi ketika sudha dijemput. Tapi bagaimana? Kak citra tidak memakai pakaian apapun. Ternyata kak citra inign menggunakan pakaian yang aku pakai tadi. Dan ketika pacar jesi datang, kak citra yang keluar mengenakan bajuku tadi mengantarkan jesi ke depan pagar. Tidak ada foto yang aku ambil. Aku hanya melihat dari ruang tamu saja. Apakah jesi tidak membatin ya kok kak citra yang mengantarkannya dan menggunakan pakaian yang sama yang aku pakai tadi. Setelah mengantarkan jesi, kak citra masuk dan mengunci semua pintu dan langsung melepaskan semua pakaiannya dan kita melanjutkan telanjang ria hingga hari senin datang kembali.