BARA CINTA DI UJUNG SENJA
PLEASE DON’T LEAVE ME “ ini apa-apaan sih, Tika?? Ini bukan jaman Siti Nurbaya lagi!!” sedikit melengking suara Faldo “ ngga bisa aku terima seperti ini” emosinya bergetar lewat bibirnya “ abang dengar dulu…” “Dengar apa, Tika?” putus Faldo “Dengar kalau kamu akhirnya akan pulang dan dijodohkan dengan laki-laki lain?” Wanita didepannya hanya bisa menangis Pria itu dari tadi emosinya meledak ledak, sedangkan wanitanya hanya bisa menangis.. Suasana kamar kost milik Faldo yang berukuran 4 x 4 meter seakan ikut memanas seiring emosi dua insan yang sedang berdebat tidak tentu arah, hanya karena ada sebuah keputusan, tepatnya perintah untuk sang wanita, tanpa dia sendiri bisa menolak perintah itu. “ memang dari dulu Mande kamu tidak pernah suka dengan aku” geram Faldo Tika hanya bisa menangis dan memeluk bahu pria yang sangat dicintainya itu “ ngga begitu, Bang, ini karena keluarga saja yang menjodohkan dari kecil” “iya tapi buktinya sekarang kamu disuruh pulang untuk menikah kan?” serga Faldo lagi “Bukan Bang, aku pulang untuk bahas ini dulu, bukan langsung menikah” tutur Tika sambil menatap wajah Faldo Faldo terdiam sesaat Dia juga enggan mau marah ke Tika, karena dia tahu posisi Tika yang memang lemah dan tidak bisa melawan keluarganya. Dia hanya bisa berharap Tika bisa pulang dan menjelaskan bahwa dia mencintai Faldo, titik! Bukan pria yang akan menjadi calon pilihan orang tuanya Tika. Faldo memijit kepalanya, meremas rambutnya pertanda kesal dan marahnya yang menumpuk. Dia tidak habis pikir akan mengalami hal ini, Tika yang begitu dia cintai akan menikah dengan pria lain yang sama-sama berasal dari sukunya, bukan dengan dirinya yang sudah menjalin hubungan selama 3 tahun ini. Meski dia tahu bahwa orangtua Tika tidak suka dengan dirinya, tapi Faldo menyimpan asa bahwa suata saat tembok besar penghalang itu akan rubuh dengan kesungguhannya mencintai puteri mereka. Tapi kali ini tembok itu malah semakin kokoh dan datang duluan menghadang sebelum dai siap mengantisipasinya Tika juga bercucuran airmata. Dia pun tidak kurang sedihnya dibanding Faldo. Dia berusaha menghibur Faldo dengan mengatakan bahwa ini baru mau dibahas secara internal di keluarganya dulu, meski dia pesimistis sebenarnya. Prosesi Maresek atau Penjajakan dengan calon mempelai pria, sudah berlangsung beberapa kali sebenarnya, dan itu sudah diketahui oleh Tika. Seperti lazimnya adat minang, kaum pengantin wanita yang lebih aktif dalam prosesi penjajakan ini, dan kelurga Tika sudah memulai proses itu dengan keluarga Zalman, sosok yang dia kenal sejak kecil, yang sekarang berdinas di Kantor Perhubungan Laut di Pelabuhan Dumai. Eka Sartika berusia 24 tahun, wanita manis semampai dengan rambut sebahu ini sendiri saat ini masih baru selesai wisuda dari Universitas jurusan hukum, dan pada saat wisuda itu semua keluarga besar datang, dan saat itulah dia mengenalkan Rifaldo Elwangga kepada keluarganya, mereka terlihat sangat tidak suka dengan Faldo, apalagi saat tahu Faldo berasal dari suku lain, yaitu Makasar. Rifaldo sendiri bukan kaleng-kaleng sebenarnya, jurusan geologi ini saat ini berdinas di Conoco Phillips Indonesia, meski masih staff junior di divisi production, karir anak muda ini sangatlah cerah karena sangat sedikit yang mampu untuk menembus ke perusahaan kontraktor minyak sekaliber Conoco. Tapi dengan keukeuh orang tua Tika tetap meminta, Tika harus pulang karena akan segera menikah. Papanya yang sudah sakit-sakitan, membuat Mande atau Ibunya kuatir dia pergi tanpa melihat satupun anaknya ada yang menikah, karena dari 4 anaknya Eka Sartika lah yang tertua. Tika hanya tertunduk lemas melihat Faldo yang masih emosi, meski sudah sangat reda, tapi masih terasa emosi dan kecewa di wajah dan tatapannya. Maafin aku sayang, bathin Tika. Dia rasanya juga sulit untuk meninggalkan Faldo, sosok yang sangat dicintainya. 3 tahun bersama Faldo, bukan waktu yang sebentar, dan banyak hal yang sudah mereka lewati, tapi memang restu orangtua Tika yang sulit, ini berbeda dengan orangtua Faldo yang sangat menyukai Tika. Tika bangun, lalu duduk berlutut depan lutut Faldo. Ia menggenggam kedua tangan Faldo, sambil menatap wajah Faldo, airmatanya bercucuran “biar aku pulang dulu, aku berjuang untuk hubungan kita, semoga Allah buka jalan buat kita, dan aku kembali ke Jakarta lagi, atau Abang jemput aku di Padang” hibur Tika ke Faldo Faldo hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia tidak sanggup membayangkan hal ini “bang…” panggil Tika “lihat aku….” “ aku mencintaimu, Bang….” Tika memeluk dan mencium bibir Faldo Mereka tenggelam dalam pelukan dan ciuman yang panas, seakan tidak mau berpisah Memang cinta tidak adil terkadang, sesal Faldo Tika lalu bangkit berdiri “Bang…” panggilnya lirih Dengan cepat Tika membuka bajunya, meloloskan celana panjangnya. Kini dia hanya ada beha dan celana dalam coklat muda yang menempel di badan indahnya. “ayo Bang” pinta Tika Faldo tertegun sejenak, mungkin jika dalam keadaan normal dia segera menerkam tubuh Tika dan melampiaskan nafsu birahinya yang selama ini mereka sering lakukan bersama. Tapi kali ini?? Dalam kondisi seperti ini? Galau dan gelisah melanda, tidak mudah merubah rasa sedih dan resah menjadi birahi yang berkobar. “bang…” Tika segera memleluk Faldo “ ayo sayang, jangan kita lewatkan waktu kita ini” Tika memeluk erat Faldo Bibir Tika mencium Faldo berkali kali….” Ayo sayang” Nafsu birahi Faldo segera bangkit, dengan cepat dia memegang kedua pipi Tika, melumat dengan ganas bibir Tika. Faldo menyapu bibir Tika dengan ganas,Tika pun membalas lumatan bibir Faldo. Ciuman yang ganas itu berubah menjadi lumatan yang ganas, kepala mereka berdua saling miring, suara bibir beradu dan saling lumat sesekali terdengar Lidah Faldo mendorong lidah gadisnya, dan gadinya juga mebalas dengan mendorong lidahnya ke rongga mulut Faldo, saling melilit dan saling menyedot lidah atau kadang bibir bagian bawah milik Tika digigit lembut oleh Faldo. Bibir mereka saling lepas sesaat, Faldo membuka kaosnya, celana panjang dan celana dalamnya juga langsung diturunkan sekaligus, kini dia telanjang bulat di depan Tika. Batang kemaluannya yang berkualitas super, memiliki kepala yang besar dan batang berurat, kini mulai menegang dan menekan perut Tika. Kembali lidah mereka bertautan, Faldo menurunkan lututnya sedikit, agar penisnya bisa digosokkan ke vagina Tika yang masih terbungkus celana dalam coklat muda. Tanganya meremas pantat Tika, bibirnya kini menyusuri leher yang jenjang dan mulus milik Tika, sambil tangannya bergerak ke punggung Tika melepas kaitan beha di punggung mulus Tika. Dengan gigitan lembut, Faldo menurunkan tali beha melewati pundak mulus gadisnya, dan beha coklat kita jatuh ke lantai, buah dada indah mengkal dengan putting yang masih kecil, kini mencuat di depan Faldo. Faldo dengan rakus melumat buah dada Tika, putingnya yang masih kecil dan berwarna merah muda juga tidak luput dari sosoran bibirnya, berganti ganti dia melumat buah dada Tika, kiri kanan semua tidak lepas dari keganasan lumatan mulut Faldo. Penisnya menekan vagina Tika yang masih terbungkus celana dalam nilon, badan Faldo sampai melengkung saat dia menghisap payudara yang ranum dan segar itu, tangannya meremas remas lembut kadang kasar pantatnya Tika. Segera diangkatnya badan Tika sambil berpelukan erat dan bibir mereka tertautan lagi, dia membaringkan ke tempat tidurnya, tas ranselnya dia dan tas jinjing Tika digeser kebawah dari kasur. Sambil menatap mesra meski matanya masih perih karena airmata sedih, Faldo menarik celana dalam yang jadi satu-satunya yang menempel tersisa di badan Tika. Sungguh sempurna badannya Tika, wajah cantik khas wanita minang yang anggun, matanya sayu, bibir tipisnya membuka sedikit tanda sedang terangsang, leher jenjangnya yang mulus, pundak indahnya hingga dada ranum yang membusung mengkal, dilengkapi pentil pink yang belum pernah dihisap mulut bayi, perutnya rata, pahanya yang indah dilengkapi pangkal paha dan bukit indah, berambut alami dan memiliki belahan memerah di tengahnya….. Faldo rasanya tidak percaya jika keindahan yang ritun dinikmatinya akan hilang sebentar lagi. “Abang…..” panggil Tika lirih, seakan meminta Faldo untuk naik ke tubuhnya yang kini menelentang pasrah Faldo mencium perut rata itu, Tika menggeliat kegelian Ouh aoh uh ah sayangku…. Desis Tika saat Faldo kembali menghisap pentil dadanya yang kanan, sambil tangan kanan meremas yang sebelah kiri, lalu memainkan pentilnya diantara jari telunjuk dan jari tengahnya. Enak bang……terus sayang….. Faldo menurunkan kepalanya ke perut Tika, lalu ke paha, dan kemudian singgah di panggal pahanya. Dia membenanmkan hidung dan bibirnya di rambut hitam milik Tika, melebarkan pahanya, lalu lidahnya mulai masuk dan menyapu bibir luar, masuk lagi ke kelentitnya yang menegang, Auh sayang…..enak banget Bang…..jerit Tika….. Sementara lidah dan bibir Faldo bergantian menyapu belahan gua Tika hingga ke itilnya yang membuat gadis itu semakin meracau keenakan dan membenamkan kepala Faldo semakin dalam, pantatnya bergerak tidak berhenti saat lidah dan bibir Faldo bekerja dengan intens menyapu bersih lembah yang merah dan merekah itu…. Lidah Faldo bermain dengan cepat menyusuri bibir vagina Tika… tangannya meraih buah dada gadis ini sambil diremas remas, sementara mulutnya tidak berhenti melumat bibir dan daging kecil di celah belahan yang sudah basah…. Lama sekali dia bermain di area tersebut, membuat Tika merengek seakan tidak kuat menahan birahinya yang semakin memuncak….. “ayo Bang…..” tarik Tika sambil menarik bahu Faldo… Wajah Tika memerah menahan birahi yang sudah menguasai badannya, Faldo bangkit dan mulai menempatkan rudal saktinya yang berukuran super itu. Uratnya yang menegang nampak menghiasi batangnya yang kini full ereksi dan siap untuk masuk ke lubang kenikmatan Tika. Tika melenguh hingga wajahnya terdongak, saat Faldo menggesek gesek batang penisnya di bibir luar vaginanya…. Dia setangah meremas pantat Faldo….kadang sedikit mencakar saking gemasnya dia saat rangsangan di bibir kemaluan dimainkan oleh batang penis kesayangannya. Faldo lalu menurunkan pingggulnya, kepala topi baja mulai masuk mendesak vagina Tika yang masih sempit….. Auh sayang… pelan-pelan sayang….”teriak Tika Meski sering berhubungan badan, namun tetaplah perlu usaha lebih bagi Faldo saat memasukan urat kejantanannya ke dalam vagina Tika. Dia harsu menunggu hingga cairan Tika kembali membasahi dinding vaginanya, agar pelumas itu mempermudah masuknya penis besarnya ini. Faldo adalah pria pertama bagi Tika, sedangkan Faldo adalah cassanova semenjak masih kuliah di kampusnya di Makasar, dalam hal masalah ranjang, dia termasuk sudah piawai, termasuk dalam menaklukan Tika. Dia tahu Tika akan kesakitan dan bisa hilang keikamatan jika main hantma tanpa irama. “ masukin lagi sayang” bisik Tika….menandakan otot vaginanya sudah beradaptasi dengan urat besar nya Faldo…..faldo menanamkan dalam-dalam batang penisnya……mulutnya mencium bibir Tika, saling berpagutan, tangan Tika memeluk erat punggung Faldo, dan Faldo mulai memompakan batangnya keluar masuk dengan pelan, sambil merubah arah kadang sedikit naik keatas mulut vagina Tika, membuat Tiak berteriak kecil penuh nikmat… Abang sayang…enak banget Bang….auh ouh…..terus sayang…….. Matanya berkejap kejap menahan nikamatnya…..pantat dan pinggulnya juga ikut bergoyang menyambut tusukan Faldo……sama saling ngayuh perahu birahinya dengan irama yang pelan tapi pasti….. Abang sayang…. Oh oh….aku mau sampe sayang…..bisik tika… Denyut vaginanya teras sekali di batang kemaluan Faldo….dan Tika lalu memeluk erat erat badan faldo, goyangannya berhenti sejenak…..Abang….aku keluar…..teriaknya…..bibir Faldo dilumat habis sambil setengah digigit biri bawah Faldo….. Faldo mendiamkan sejenak, membiarkan Tika menikmati orgasmenya….setelah Tika agak tenang dan berkurang engahan nafasnya, Faldo kembali menggoyang pelan, tapi pasti…. Penisnya seperti disedot, makin kencang goyangannya, dan Tika memeluk erat sambil mengusap usap pinggul Faldo…. Pahanya dibuka lebar-lebar, sedangkan tumitnya mengunci kedua kaki Faldo, dan ujung kenikmatan Faldo akhirnya tiba…. Dia menggeram keras, sambil memeluk Tika erat-erat, dia lalu mencabut kemaluannya, lalu mengocok sebentar dan membuang cairan peju diperut mulus Tika yang berkeringat….. tubuhnya Faldo lalu rubuh menimpah Tika…. Sambil berpelukan erat…. Berciuman bibir seakan berat untuk berpisah….. Tika memeluk erat pria yang sangat dicintainya itu, yang selalu mengisi hari-harinya selama ini, dan selalu memberi kenikmatan lewat ciumannya, jilatannya, hingga lewat sodokan batang kejantanan supernya ini…… Airmata turun tak terkendali dari ujungmatanya Tika Dia tahu Faldo juga menangis, tapi tangisan dia yang lebih sedih, karena dia tahu, dalam hati terdalalmnya, akan sulit merubah keputusan keluarganya yang sangat kuat dalam memegang prinsip selama ini, dan salah satu prinsip yang kuat melekat ialah, calon menantu harus dari suku yang sama, yaitu dari Ranah Minang sendiri……… Sementara itu diluar kamar, hujan turun menyiram tanah dengan derasnya….. seakan ikut menangisi perpisahan dua sosok yang saling mencintai ini….
DOS GOODBYE MY LOVE Kalung yang memiliki liontin dengan initial nama FT, dipegang erat oleh Faldo…. Sambil duduk di sudut coffe shop Bananatex, tempat favorit dia dan Tika jika menghabiskan waktu santai berdua…. Kopi latte yang sudah dingin belum disentuh sama sekali oleh Faldo. Pria itu memcoba membuang kesedihannya dengan membuang nafasnya, menenggaKkan wajahnya ke langit, dan mengutuk dirinya dalam hati….. pahitnya cinta akhirnya dirasakan juga oleh Casanova flamboyan ini…. 2 minggu sudah Tika berangkat ke Padang, dan hingga kini belum menghubunginya sama sekali. Nomor handphone sudah tidak aktif. WA nya juga demikian. Medsos IG dan FBnya juga hilang dari peredaran seperti sengaja dinonaktifkan. Faldo dibuat kacau. Kerjaannya juga jadi terganggu dan berantakan, semua karena ketidaksiapannya dia ditinggal kekasih hatinya. Refaldo Dewangga, wajah ganteng dengan tinggi 176 cm dan berat 72 kg, anak kedua dari 4 bersaudara, Ayahnya adalah Kombes Harry Dewangga, Kapolres di salah satu wilayah di Sulawesi Selatan, ibunya sendiri selain ibu Bhayangkari, merupakan pengusaha dan kontraktor rekanan pemkot Makasar. Membuat dia tumbuh sebagai Casanova semejak SMA hingga kuliah. Berbeda dengan abangnya yang ke Akpol, dia memilih untuk kuliah di jurusan geologi, karena cita-citanya untuk jadi offshore atau petroleum expert, membuat dia memilih jurusan tersebut. Dengan latar belakang dia, wajah gantengnya, wanita yang dia suka rata-rata dengan mudah ditaklukannya. SMA kelas 1 dia sudah mulai kenal sex, dan itu membuat dia jadi piawai dalam bercinta, termasuk menaklukan wanita. Hingga 3 tahun yang lalu, tepatnya sebulan setelah pindah ke Jakarta selulus kuliahnya, dan mulai magang di Pertamina sebagai Management trainee, temannya dia Rizal, yang kebetulan Ayahnya satu angkatan dengan Bapaknya Faldo, mengundang acara di rumahnya, karena bapaknya dipindah tugaskan sebagai Wakapolda di Banten, dan mengadakan acara di rumahnya di kawasan Bintaro. Adiknya Rizal, Maya mengajak temannya juga, yaitu Eka Sartika, yang saat itu duduk di bangku kuliah tingkat II fakultas hokum. Pandangan pertama Faldo langsung jatuh hati dengan Tika. Love at the first sight. Meskipun Maya agak kurang setuju karena dia sedikit banyak tahu reputasi Faldo, tapi karena Tika juga menyukai Faldo, akhirnya mereka OK saja dengan hubungan mereka. Berawal dari mengantar pulang ke kostan, akhirnya mereka resmi pacaran, dan semua dari teman Faldo, hingga keluarga Faldo kaget karene anaknya bisa bertahan lebih dari setahun menjalani hubungan dengan seorang wanita. Sosok ramah, manis dan cantik Tika sangat disukai oleh orangtua faldo, bahkan sering Tika berlibur ke Makasar dengan Faldo. Berbeda dengan orangtua Tika yang tidak suka dengan Faldo, meski orangtua Faldo pejabat dan pengusaha, tapi orangtua Tika tidak bergeming. Maklum, orangtua Tika juga bukan yang punya masalah dengan finansial. Toko kain keluarganya tersebar di tiga kota di Sumatera Barat, mulai dari Payakumbuh, Padang, dan di Pariaman di kota Tika lahir. Bagi Faldo, perpisahan ini ibarat kiamat kecil baginya…… sulit baginya merelakan wanita yang dia sangat cintai….. hingga akhirnya sebuah WA masuk ke ponselnya dia, dari Maya…… Forget her will be the best cure for you, she’s gone already, and will never comeback….. Dunia seakan menjadi gelap bagi Faldo…..
2 Bulan kemudian…… “hati-hati yah nak” Ibunya mencium wajah anak gantengnya. “kabarin papah jika sudah tiba” Rangkulan erat sang Kombes ke putranya “ Dek, jaga diri yah….” Iptu Rudolf Dewangga memeluknya. 2 adik perempuannya Pratiwi dan Shinta juga memeluk abangnya sebelum dia masuk ke ruang tunggu pesawat Etihad yang akan menerbangkannya ke Dubai…. Refaldo memutuskan untuk menerima tawaran untuk bekerja ADNOC, perusahaan minyak raksasa milik Uni Emirate Arab, dengan kontrak selama 2 tahun sebagai junior Petroleum Engineer disana. Dia memutuskan mengubur semua kenangan dia di Jakarta, dengan pergi jauh ke negeri orang…. Termasuk melupakan kenangannya dengan Tika….. Ibunya menangis serasa berat melepas anaknya dari tadi tidak berhenti menyeka airmatanya. Jika Jakarta Makasar hanya sejam lebih dengan mudah mereka jika kangen saling terbang mengunjungi, tapi ini Dubai yang jaraknya ribuan mil dari Jakarta apalagi Makasar. Bagaimana jika anaknya sakit? Atau ingin makan coto makasar kesukaannya? “Trus gimana jika Ibu kangen, nak?” sambil berurai airmata Ibunya menangis. Ibunya tahu, pukulan besar baru saja dialami anaknya, meski dia menyukai Tika, tapi memang takdir dan jodoh mungkin bukan milik mereka. Tekad Faldo sudah bulat…. Dia melangkah dengan pasti ke pintu masuk keberangkatan…. melambaikan tangan ke keluarganya…. Lalu menghilang berbaur dengan para penumpang lain…..