3 Seconds Love
Senin, 06.30 – lorong masuk kampus
1.. 2.. 3..
“3 detik? Dalam 3 detik aku sudah jatuh cinta kepadanya, tapi siapa dia?” Gumamku dalam hati. Sambil geleng geleng kepala aku berusaha melupakannya lalu melanjutkan perjalananku menuju kampus.
06.45 – Cafe Argama
Namaku Ryoma mahasiswa sebuah universitas di Jepang jurusan seni rupa. Seperti biasa pada pagi hari sebelum mulai aktivitas perkuliahan aku selalu menuju cafe kampus bersama sahabatku Kiriya dan Isurugi untuk mengisi live music pagi sekedar untuk meningkatkan mood mahasiswa kampus, meluapkan hobi, dan lumayan buat tambah tambah uang makan.
Pagi itu entah kenapa aku membawakan lagu sendu, romantis, dan menggambarkan seseorang yg sedang jatuh cinta; “Lah ini kenapa gua bawain lagu cinta cintaan pagi pagi” kataku dalam hati, lalu ketika aku melamun tiba tiba Kiriya menepuk pundakku
“Lu kenapa tiba tiba pingin bawain lagu beginian?” Tanya Kiriya “Iya lu tumben tumbenan amet, ada berita apaan nih” sambung Isurugi
“Ah gak apa apa, pingin aja. Emang gabosen lu pada tiap pagi bawain itu itu mulu?” Jawabku, btw iya juga yah kenapa gua tiba tiba pingin bawain lagu kaya gini? Apakah karna kejadian tadi pagi? Ah masa sih? Bodo ametlah.
“Ah bohong lu, pasti ada sesuatu nih bagi bagi napa” lanjut mereka berdua yang masih saja kepo.
“Apaan dah kagak ada apa apaan, dah yuk kekelas pada ada jam pertama juga kan lu pada?” Kataku berusaha mengalihkan pembicaraan,
“wah iya cabut yuk” jawab mereka.
“Pak terima kasih iya hari ini” ucap kami kepada pemilik cafe
“Iya sama sama, senang ada kalian cafe ini jadi tidak sepi” balas pemilik cafe ramah, lalu kami pergi berpisah menuju kelas masing masing
Iya memang kita bertiga beda jurusan, Kiriya dijurusan kedokteran, sedangkan Isurugi dijurusan cofee and pastry, kami saling mengenal gara gara sama sama pernah dihukum ketika orientasi kampus, tapi jangan salah gini gini kita bertiga termasuk idola di kampus tidak hanya di jurusan hahaha.
08.30 – Ruang Studio 1 Lukis
Masuk studio aku mempersiapkan semua kebutuhan melukisku, aku sengaja memilih spot tepat didepan jendela yang langsung mengarah kehalaman tengah kampus, banyak kegiatan mahasiswa yg bisa aku jadikan objek melukisku dan gak sumpek juga. Ketika sedang memikirkan apa yg ingin aku lukis tiba tiba perhatian ku tertuju kesalah satu kursi yg ada di air mancur disana, “apa itu dia? Cewek tadi pagi yg papasan di lorong pintu masuk?” Kataku dalam hati. Entah kerasukan arwah salvador dali atau arwah Vincent Van Gogh tanganku tidak bisa berhenti menggoreskan tinta dikanvas, melukis wajahnya, apa yg sedang dia kerjakan, “manis” satu kata yg bisa menggambarkan wajahnya, memang tidak secantik mahasiswi lain namun sangat menghipnotis, wajahnya yg manis, lugu, dan terlihat sangat baik.
10.30 – Air Mancur Halaman Kampus
Ketika lukisanku hampir selesai dia hilang, aku langsung berlari ke spot dia tadi, “kemana? Dia pergi kemana?” Kataku dalam hati yg entah kenapa malah merasa khawatir mungkin tidak bisa bertemu dengannya lagi. Aku menyerah, mungkin tadi adalah pertemuan terakhir. Lalu ketika aku berjalan kembali menuju studio…
“Bruugg”
“Aduh” terdengar seperti suara wanita yg terjatuh
“Kamu gpp?” tanyaku sembari berusaha merapihkan buku buku yg berserakan.
“Engga gpp kok, maaf aku tadi jalan gak lihat lihat” jawabnya sembari membersihkan pakainnya yg sedikit kotor
“Gak aku juga yg salah pas jalan sambil beng…” Aku terdiam, ternyata itu dia.. cewek tadi pagi, cewek yg tadi aku lukis. Aku mati kutu, jantungku berdebar kencang, aku tidak bisa berkata apapun”
“Hallo? Haii” dia memanggil
“Eh iya, maaf kenapa?” Jawabku yg masih belum bisa menguasai diriku sambil memegang tumpukan buku yg sudah dirapihkan
“Itu buku punyaku, aku harus segera kekelas” balasnya
“Oh iya ini, sekali lagi aku minta maaf”, kataku
“Udah gpp, aku duluan ya” lalu dia pergi meninggalkanku
Dia pergi, meninggalkanku yg masih berdiri tak percaya bisa berbicara dengannya, lalu aku tersadar sesuatu… “Nama, jurusan, kelas mana, aduuh gua kok bego banget sih hal sepenting itu kenapa gak ditanyain” teriakku ngedumel sendiri karna kebodohan sendiri. Melupakan hal itu aku mencari kuasku yg kebetulan jatuh juga, selagi mencari tiba tiba aku menemukan sesuatu,
“Buku apa ini? Diari? Jangan jangan punya dia tadi” melihat kesekitar keberadaannya sudah tidak tidak terlihat, aku memutuskan untuk menyimpannya dilokerku siapa tau nanti bertemu dia lagi dan bisa mengembalikannya.
13.00 – Kantin
Jam istirahat. Aku, Kiriya, Isurugi, dan Mizuki makan siang di kantin kampus.
Yamashita Mizuki satu satunya cewek di genk kami, usut punya usut katanya dia suka padaku, sebenarnya aku tau, gimana engga dia sering memberikan perhatian lebih kepadaku, dan kadang gak sungkan untuk bilang suka, cantik memang dia juga salah satu idola di kampus ini, namun aku tidak merasa lebih dan sudah nyaman bersahabat dengannya.
20 menit kemudian, makan selesai lalu gabut karna kelas pun sudah usai, aku melihat sekitar, dan melihat seseorang yg tidak asing, lalu mataku tertuju pada satu sosok, iya dia cewek tadi pagi, cewek yg berhasil membuatku tidak karuan. Iseng aku lalu bertanya ke Mizuki
“Lu kenal dia?” Tanya ku ke Mizuki
“Oh dia namanya Nishino Nanase, kalau tidak salah jurusan pertanian, pernah sekelas sama gua, termasuk populer tapi hanya di kalangan mahasiswa, entah kenapa mahasiswi kurang menyukainya dengan sifatnya yg terlalu baik dan lugu itu, banyak yg nembak dia tapi selalu di tolak, kenapa? Lu suka juga?” Balasnya
“Ah engga, perasaan baru liat” jawabku berbohong
Dan benar saja selang beberapa menit kami mengobrol sambil memperhatikannya ada seorang mahasiswa menghampirinya, sepertinya dia mengajak Nanase berkencan, tentu saja ditolak, namun cara dia menolak sangat halus lembut terlihat sangat baik dan tidak ingin melukai perasaan lelaki tersebut.
Dilamunanku tiba tiba Kiriya bergumam disebelahku dan berkata “3 detik?”
“Hah apaan?” Balasku
“Ah engga gpp” jawabnya
Bentar bentar tadi si Kiriya ngomong apa? 3 detik? Sambil ngeliatin Nanase? Jangan jangan…..