48 universe : Gadis Koleris Yang Suka Berimajinasi, Terangi Hari.. mu
Olla bentar lagi sih, tapi bukan oshi-ku hehe jadi percuma ga kan ada chemistry
awas aja yang request Thrisa, masih kelas 6 woii :angry: 👿
“Kenapa ci? Aku ada salah ya?”
“Bukan cuma mau tanya, kamu kan selama ini deket sama Freya, aku cuma mau kasih kejutan yang beda dari dia, btw kalau boleh tau tipe cowo dia kaya gimana ya?” Shani pun membalasnya tanpa ada ekspresi apapun lalu kembali mengobrol dengan member yang lainnya.
Jelas saja Fio merasa kebingungan, namun dia berpikir positif, mungkin ingin memberi kejutan padanya saat nanti ulang tahunnya, “Kalau secara detail harus kaya gimana sih ga ada ya ci, cuma dia suka bilang kalau suka yang manly banget dan kekar, eh iya pernah cerita suka yang sawo matang juga sih, ya kaya mas mas jogja yang berotot deh.” Balasnya dengan sedikit bercanda.
Terlihat Shani tersenyum membacanya dia pun membalas, “Thanks ya fio.” Lalu kembali ngobrol dengan teman temannya seperti tidak ada yang terjadi. Fio pun merasa kalau kaptennya itu ingin memberikan kejutan untuk frienemy nya, makanya dia tidak menceritakannya dan menganggapnya seolah angin lalu.
Di Usianya yang ke 18, Shani ingin memberikan kenang kenangan untuk gadis koleris ini, dia tahu di usia 18 Freya sudah bisa dikatakan dewasa dan merasa kalau dirinya sudah pantas diperkenalkan dengan dunia dewasa, maka dari itu dia pun mempersiapkan semuanya dengan matang sampai akhirnya hari yang ditunggu pun tiba.
Pagi hari tepat di tanggal 12 tiba tiba Shani mengirimkan voice note kepadanya, “Pagi Freya, nanti malam datang ke teater ya.”
“Loh memang ada latihan lagi ci? Bukannya udah kemarin?”
“Engga ada Fre, kita ngobrol ngobrol aja sekalian ada yang mau dibahas sama yang lain.”
“Apaan sih, masa aku harus ke teater lagi.” Ucap Freya saat membaca pesan tersebut.
Fiony yang kebetulan terbangun pun melihat Freya yang sedang cemberut sendiri, masih dengan setengah sadar, Freya pun berkata padanya, “Masa Ci shani suruh aku ke teater lagi sih ntar malem, bukannya baru kemarin kita beres latihan bareng.”
Lama tidak ada balasan darinya, Freya pun menatap ke sebelahnya, “Ih malah tidur lagi!! BT ah.” Maka dia pun bangkit dari kasurnya dan langsung mandi pagi.
Tidak terasa sore hari pun tiba dan Freya terlihat sibuk merias dirinya sendiri, Fiony yang masih berada di rumahnya lalu bertanya, “Mau kemana??”
“Oh iya aku lupa cerita sama kamu.” Freya pun memberikan ponselnya dan menunjukan pesan yang disampaikan Shani padanya, “Masa Ci Shani suruh aku ke teater, mau ngapain coba.”
Fiony yang ingat tentang hal yang dulu ditanyakan Shani langsung tersenyum dan “datang aja, kali aja mau kasih sesuatu kan.”
Freya terdiam sejenak, wajahnya terlihat berpikir keras, “Ngasih apaan??”
“Ga tau, aku ikut ah kali aja kecipratan juga hehehe.” Fio pun langsung berdiri dan membersihkan wajahnya sebelum akhirnya dia pun merias wajahnya, setelah Fio selesai Freya masih sibuk dengan alisnya. Lagi lagi Fio yang membantunya membuatkan alis rambutnya.
Tibalah mereka di teater dan suasana sudah sangat sepi, tidak ada member yang berada disana entah karena apa, biasanya ada yang latihan atau sedang live streaming.
Karena merasa tidak nyaman, Fiony pun meminta Freya untuk bertanya pada Shani, “Ci, ini kemana orang orang, koq sepi banget?”
“Oh udah nyampe, sini masuk ke dalem, kita ada di panggung.”
“Kita?” mereka pun langsung saling tatap dengan ekspresi kebingungan.
Freya sempat takut dan meminta untuk kembali atau meminta babeh untuk menemaninya namun Fiony berkata, “Ga usah, babeh kan lagi kerja, ga apa apa kita masuk aja ke dalem, lagian itu kn Ci Shani, ga mungkin sakitin kamu.”
“Iya sih.” Jawab Freya sambil menganggukan kepalanya, dia pun memberanikan diri dan masuk ke dalam teater bersama dengan Fiony, ketika pintu dibuka suasana sangat gelap dan hanya diterangi oleh cahaya dari layar saja yang sedang memutarkan lagu Sayonara Crawl, terdengar suara tawa dan canda dari orang yang dikenal oleh mereka berdua, “Ah syukurlah.” Freya pun merasa lega dan mendatangi sumber suara itu, ternyata Shani, Gracia, dan Feni sedang kumpul dan sedang cerita tentang pengalamannya selama di labuan bajo.
Freya dan Fiony pun menyapa mereka dan duduk di sebelah Shani, kebetulan saat itu Gracia sedang berada di tengah keduanya. Mereka berdua pun hanya menyimak apa yang sedang Gracia dan Feni bicarakan, lalu terdiam karena Freya merasa ceritanya terlalu dewasa dan vulgar untuk usianya.
“Kenapa Fre?” Tanya Shani yang melihat Freya langsung memalingkan wajahnya.
“Ga apa apa koq.”
“Obrolannya terlalu dewasa ya? Tenang sebentar lagi kamu juga dewasa koq.”
Freya pun berpikir dan langsung senyum sendiri karena baru sadar kalau esok adalah hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun.
Lagu pun akhirnya selesai dan Feni sudah selesai dengan ceritanya, dia pun bertanya pada Shani, “Sekarang aja nih.”
“Iya deh takut kelamaan, Bentar ya Fre.” Shani pun mengirimkan pesan pada seseorang lalu menyuruh mereka untuk ikut ke atas panggung, tentu mereka pun mengikuti Shani dari belakang.
Tidak lama setelah mereka berlima ke atas panggung tiba tiba pintu dibuka dan segerombolan pria dewasa berbadan kekar masuk sambil membawa kue tart, “Ini hadiah dari cici, supaya kamu bisa lebih dewasa lagi.”
Ketujuh pria dewasa itu pun langsung menaiki panggung dan memberikan kue tart itu pada Freya, “Wah makasih banget ci kue nya, padahal ga usah repot repot, ucapan makasih aja udah cukup koq.”
Lalu Shani menjawab, “Tapi hadiahnya bukan kue nya.”
“Loh..”
“Iya katanya kamu suka cowo cowo yang lebih tua dan berbadan kekar kan.”
Freya pun langsung terdiam dan tidak percaya dengan kata katanya, kulitnya yang sawo matang pun langsung memerah seketika. Setelah mendapatkan kode dari Feni, ketujuh pria itu pun langsung melepaskan kaos yang mereka kenakan sehingga ketujuh badan kekar itu terlihat dengan jelas.
“Cici sengaja suruh member lain supaya ga dateng ke teater bahkan sampai minta supaya libur hari ini, ya buat ini, cici kasih buat Freya supaya tambah dewasa.”
Freya pun dengan malu malu membalas, “Tunggu nih, gimana maksudnya.”
“Aduh ci bener bener masih polos nih, masa harus kita ajarin sih.”
“Iya nih ci, kayanya harus kita duluan nih yang kasih contoh.”
Feni dan Gracia pun mendatangi seorang pria dan merangkul tubuhnya, Gracia bahkan mengusap tonjolan di celananya, “Masa gini aja ga ngerti, memang sebelumnya ga pernah nih?”
Wajah Freya pun semakin memerah dan menggelengkan kepalanya, Fiony bahkan tidak sanggup berkata apapun, apalagi Feni sudah ciuman dengan pria kekar yang sedang dia rangkul.
Shani yang sedang dirangkul dibelakang tubuhnya dan mengendus tengkuk leher juga rambutnya lalu berkata pada Freya dan Fiony, “Kalian emang selama liburan atau sedang kosong ga pernah ya kaya ginian?”
Jelas saja keduanya langsung menggelengkan kepalanya.
“Terus gimana? Jadi showering nya?” Tanya pria dibelakang Shani sambil mencium tengkuk lehernya.
Shani menjawab dengan sedikit menganggukan kepalanya, namun sebelum dimulai Shani bertanya pada Freya, “Kamu mau lepas baju atau kaya gini?”
Freya melotot dan tidak percaya dengan yang didengarkannya, tentu dia hanya terdiam saja, begitu juga dengan Fiony, mereka berdua seolah tidak percaya dengan yang kaptennya tanyakan itu.
Karena tidak ada jawaban akhirnya Shani melepaskan pakaiannya, diikuti dengan Gracia dan Feni sehingga kini mereka bertiga hanya mengenakan pakaian dalam saja, bentuk tubuh Shani benar benar langsung sempurna, meski dengan payudara kecil namun sangat bulat dan terlihat sangat mulus, pakaian dalam senada berwarna merah muda sangat cocok di tubuhnya, berbanding terbalik dengan pria yang langsung merangkulnya dari belakang dengan kulit sawo matang dan berwajah garang. Dia pun bertanya, “Mau seperti biasa sayang?”
Lalu saat akan mencium pipinya dengan sigap Shani menahan tubuhnya dan mendorong sedikit menjauh, “Engga dulu, sekarang fokus sama junior aku.” Pria itu pun mengangguk tanda mengerti, Shani tiba tiba meminta Freya untuk berlutut begitu juga dengan Fiony.
Namun mereka tidak lantas menurutinya, Fiony pun berbisik pada Freya, “Udah yuk pulang aja.” Sambil menarik narik lengan bajunya.
Freya pun mengangguk dan saat akan pamitan tiba tiba ketujuh pria itu kompakan melepaskan sisa pakaian yang masih menempel di badan mereka, Fiona yang bebas bisa menutup mata dengan kedua tangannya, berbeda dengan Freya yang sedang membawa kue tart, mau tidak mau dirinya harus melihat pemandangan ketujuh penis yang besar dan panjang di hadapannya.
Wajahnya yang sawo matang semakin memerah, matanya melotot, dan hanya sanggup terdiam sambil merapatkan mulutnya. Fiony yang sempat menutup matanya perlahan membuka jari tangannya dan mengintip keadaan ketika langkah kaki terdengar mengelilingi mereka. Sama seperti Freya, Fiony pun melotot dengan wajah memerah dan hanya sanggup terdiam ketika melihat tujuh penis besar dan panjang mengacung dan mengelilingi mereka.
Shani pun kembali meminta dengan lembut, “Fre, coba berlutut ya, mereka mau coba kasih kamu sesuatu.”
Awalnya Freya menolaknya karena takut namun Shani dengan senyumannya yang manis dan tatapannya yang menyihir sanggup meyakinkan Freya kalau tidak akan disakiti, dia pun akhirnya menurut dan berlutut di kelilingi 7 pria yang sedang berdiri mengelilinginya sambil mengocok penis masing masing. Fiony yang berada di lingkaran bingung harus melakukan apa, karena untuk pamitan pun tidak enak.
Lalu seorang pria bertanya, “Yang ini mau nemenin?”
“Terserah Fio, kamu mau temenin ga?” Tanya Shani.
Fio pun penasaran dan bertanya balik, “Emang Freya mau diapain?”
Gracia langsung menjawabnya dengan blak blakan, “Mau di bukkake.”
“Biar makin dewasa haha.” Tambah Feni sambil tertawa senang.
Freya jelas langsung melotot dan menganga tidak percaya dengan apa yang didengarnya, Shani pun bertanya padanya, “Ga apa apa kan Fre cici kasih kamu hadiah kaya gitu, kamu ga mesti main sama para pria ini koq, yang penting supaya kamu tau rasanya jadi dewasa aja.”
Freya pun melihat ke sekelilingnya, diam diam dia tergoda juga ingin merasakannya, apalagi selama ini jauh dengan lawan jenisnya dan hanya didekati oleh para bocil dan anak sekolahan saja, “Ya udah ga apa apa Ci, fio kalau mau duluan (pulang) ga apa apa.”
“Gimana Fio? Mau duluan (Pulang) atau mau ikut temenin?”
Fio pun tersenyum nakal dan menjawab, “Engga dulu deh, ini kan spesial buat Freya.” Lalu pergi menjauh dan berdiam di antara Gracia dan Feni yang masih mengenakan pakaian dalamnya saja seperti Shani.
“Thanks ya.” Ucap Freya sambil tersenyum.
“Ya udah kalau gitu enjoy ya, yuk semua kita nonton dari bawah.” Namun baru saja berbalik akan turun panggung tiba tiba pintu kembali terbuka dengan sekuat tenaga.
BRAK!! “Bagus ya, jadi selama ini saya pergi kaya gini kelakuan kalian!!” Teriak seorang perempuan dengan kerudung dan pakaiannya yang rapi dan terlihat tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh orang yang sangat dia percaya.
“Teh Melody!?” Ucap para member bersamaan seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Shani yang merasa bertanggung jawab langsung turun dari panggung dan meminta maaf pada ibu GM itu.
“Maaf teh ga ada maksud, aku pikir teteh masih di luar negeri.”
“Ya terus kalau saya di luar negeri kamu boleh kaya gini? Ini apa sampe ada 7 laki laki telanjang di atas panggung, terus kalian ngapain sampe ga pake baju gini.” Melody pun menatap para pria dan ketiga member itu dengan sinisnya.
“Gimana kalau kita duduk dulu teh, biar aku jelasin semuanya.” Shani pun berusaha menenangkan dirinya.
“Ya udah.” Melody pun duduk, Fio, Gracia, dan Feni langsung turun dan menyusul Shani ikut menjelaskan juga semuanya.
Setelah sekian lama menjelaskan akhirnya Melody bisa mengerti, “Jadi gitu teh, aku pengen kasih hadiah ulang tahun yang beda dari yang lain dan berkesan buat para member yang udah dewasa atau baru dewasa, dari pada sekedar STS eh bukan berarti aku bilang STS kurang ya teh.”
Melody pun mengangguk kembali, dia pun tanyakan pada Freya, “Freya ga masalah? Ga terpaksa atau dipaksa kan?”
“Engga teh.” Ucapnya dengan raut wajah serius, tanda kalau tidak ada paksaan apapun.
“Ok.. lain kali kalau mau bikin acara kaya ginian bilang sama teteh ya, teteh ga mau lagi diem diem dan lakuin di belakang tanpa sepengetahuan teteh, aku juga kan mau senang senang kaya kalian.” Balasnya sambil tersenyum dan ke-3 gen 3 yang masih 3 ini pun bisa tersenyum lega, melody lalu melanjutkan lagi kalimatnya, “Jadi ini belum mulai kan?”
“Belum teh, ya udah dimulai deh.”
“Eh bentar, Fio juga tanggal 4 kemarin ultah kan? Gimana kalau ikut dirayain juga.” Ucap Melody yang ternyata masih ingat dengan tanggal ulang tahunnya.
Fio menolaknya dengan halus karena dia merasa hari spesial untuk sahabatnya, namun ketiga member lain memanasi sehingga Fiony pun ikut naik ke atas panggung, “Ya udah deh.” Fiony pun langsung berlutut di atas panggung.
“Lepas juga dong bajunya, masa mau pada pake baju.”
“Iya nih, kita aja lepas baju.”
“Memangnya kalian mau pulang baju kalian bau sperma, lemari baju pada dikunci loh.”
Shani, Gracia, dan Feni pun memanasi mereka berdua, begitu juga dengan Melody, “Ayo dong buka, kapan lagi kan kalian bugil diatas panggung, apalagi kita tontonin, seru loh.”
Freya lalu bertanya pada Fiony, dan langsung dijawab kalau dirinya berani sehingga mereka berdua berdiri lekas melepaskan seluruh pakaiannya tanpa ada yang tersisa lagi dan membuangnya tepat di bawah panggung, saat kembali berlutut, Melody meminta mereka saling berhadapan dan saling tatap, Shani pun meminta agar mereka memegangi kue tart yang entah kenapa dari tadi tidak diletakan dimana pun, Freya dan Fiony menyanggupi request keduanya dan langsung berlutut berhadapan sambil saling memegangi ujung alas kue tart tersebut.
Saat Shani menyuruh para pria untuk segera mulai mereka pun langsung mengocok penisnya bersamaan, Freya melotot dan terlihat gemetaran melihat banyak sekali penis besar, panjang, berwarna gelap, dari pria tinggi, tegak, berotot yang sesuai dengan kriterianya berdiri sangat dekat dengan mereka berdua.
Setelah beberapa saat mengocok, terlihat dari matanya yang bersinar, seorang pria merasa Freya sudah sedikit tergoda, maka dia pun kemudian mencoba menempelkan ujung penisnya di pipi Freya dan mengusapnya dengan halus. Freya sama sekali tidak melawan dan hanya sedikit terkejut sambil melihat ke arahnya. Begitu juga saat Fiony diusapkan, namun bedanya hampir seperempat penis menyentuh pipinya dan mengusapnya beberapa saat.
Dari sorot matanya terlihat sekali kalau dirinya ingin menikmati penis itu namun malu dan gengsi dengan ‘si nurdana nurdana ini’. Tahu kalau sahabatnya penasaran maka saat satu penis kembali mendekati dirinya, Freya pun langsung membuka mulutnya perlahan dan membiarkan penis itu keluar masuk dari mulutnya. Karena tidak pernah nyepong seumur hidupnya maka Freya pun hanya sanggup emut saja.
Berbeda dengan dirinya, Fiony justru di dekati oleh 2 pria bersamaan dari kiri dan kanannya, dia pun melepaskan kue tart itu dan meraih kedua penis itu bersamaan lalu langsung mengulumnya dengan lembut, bahkan saat mengeluarkan penisnya, lidah Fiony dengan lembut menjilati ujung sampai ujung kemudian kembali mengulumnya beberapa saat sampai akhirnya berganti ke penis yang satunya. Freya pun menaruh kue tartnya di lantai dan mencoba apa yang sahabatnya lakukan, dia pun raih salah satu penis sambil menggodanya, “Udah pernah ya?” sambil tersenyum dengan senyum karamelnya.
Fiony balas tersenyum dan kembali mengulum penis itu bergantian, setelah itu barulah dia menjawab, “Mau tau aja.”
Freya kembali terkejut namun dia hanya tersenyum saja, dia pun berusaha mengikuti dan mencontoh apa yang Fiony lakukan, tahu kalau Freya sedang belajar Fiony melakukannya dengan pelan pelan, meski tanpa kata sedikitpun namun Fiony benar benar melakukannya dengan perlahan sehingga Freya bisa mengikuti arahannya.
Beberapa saat mencoba akhirnya Freya bisa melakukannya sendiri tanpa arahan dan mengikuti gerakan Fiony, penis kedua pun berdiri di samping lainnya dan kini kedua sahabat itu sama sama menggenggam penis dan mengulumnya bersamaan.
Merasa heran kenapa sedari tadi sepi, Freya pun melihat ke bangku penonton dan matanya terkejut ketika melihat Ci shani sedang ciuman dengan Melody yang kini sudah telanjang namun masih mengenakan kerudungnya dan Gracia dengan Feni yang sudah sama sama telanjang, entah sejak kapan mereka melakukan hal itu.
Freya pun melihat Fiony dengan mata melotot dan melirik ke arah seniornya itu, “sluurpp.. Sluurpp.. Udah ga apa apa, cuekin aja, pasti mereka udah biasa, sluurpp.. Sluurpp.”
“Iya kali.” Freya lalu berusaha mengabaikan mereka berempat dan kembali menikmati penis yang berada di hadapannya. Lambat laun seorang pria itu mulai mencoba mengusap dan meremas toket kedua perempuan muda ini, karena tidak ada perlawanan akhirnya para pria yang lainnya ikut meremas dan mengusap kedua toket mereka bersamaan.
Freya yang baru pertama kalinya disentuh lawan jenisnya baru tahu kalau rasanya sangat enak padahal saat mandi selalu menyentuh dan menyabuninya, dia pun sangat menikmati usapan dan remasan halus para pria yang menyentuh dirinya. Berbeda dengan Fiony yang lagi lagi terlihat seperti sudah terbiasa, Freya tentu semakin penasaran dengan sahabatnya itu.
Dia pun berkata, “Sluurpp.. Sluurpp.. Nanti cerita ya.”
“Nanti kaget kalau aku ceritain hihihi.” Fiony pun tertawa sebelum akhirnya mengulum penis pria pria itu bergiliran.
Selama kurang lebih 10 menitan mereka terus menggilir ketujuh penis itu bergantian, sambil diremas dan diusap bersamaan, lalu saat seorang pria menyentuh dan mengusap belahan vagina Freya tiba tiba suara Shani terdengar keras dan lantas, “Mas!”
Pria itu pun cengengesan dan meminta maaf padanya.
“Sluurpp.. Sluurpp.. Koq ga boleh ci?” Tanya Freya yang tentu penasaran dengan rasanya, apalagi saat diusap dia merasa ada getaran lain pada dirinya dan tentu dia ingin merasakan lebih dari itu.
Shani tidak menjawab dan hanya mengerutkan dahinya saja, bukan karena tidak bisa menjawabnya namun karena Melody terus menerus mencium bibirnya dengan penuh nafsu seakan tidak ingin melepaskannya.
Akhirnya 4 orang pria pun mendekati Freya dan menutupi pandangannya, Freya merasa senang juga merasa cantik saat itu, memang selama ini dia selalu dikagumi banyak pria, namun dengan melihat 4 penis mengocok dan mengantri dikulum dihadapannya membuat Freya merasa lebih disayangi dan ingin dimiliki lagi, dengan lembutnya Freya mengulum satu persatu penis itu bergantian, sebagai gantinya kedua pria memainkan toketnya dari depan sementara 2 pria lain meramas dan mengusap belahan pantat Freya, tentu tidak mereka masukan ke dalam anusnya karena yakin pasti Freya akan menjerit kesakitan meski hanya jari kelingkingan saja.
Saat sedang enak enaknya mengulum dan menikmati penis penis di hadapannya Freya bingung dan berpikir di kepalanya ‘kenapa koq banyak yang tepuk tangan.’ kemudian Freya melihat ke belakang pria yang ada di hadapannya dan melotot melihat Fiony sedang tiduran miring dengan dimasuki 3 pria sekaligus, mulut, anus, dan vaginanya benar benar digenjot sangat cepat oleh ketiga pria secara bersamaan.
Melihat matanya yang merem melek dan erangan lembut dari mulut mungil Fiony membuat Freya tergoda dan ingin merasakannya juga, vaginanya yang sudah basah kembali basah karena melihat sahabatnya sedang berbuat mesum sekaligus dengan 3 pria bersamaan.
Freya pun berkata dengan lembut pada salah satu pria, “Mas, pengen dimasukin juga dong.”
“Ga boleh!” Teriak Shani dari bawah panggung. Meski suara Freya sangat pelan dan lembut namun sang kapten masih bisa mendengarnya dengan pelan.
Akhirnya setelah sekian lama keempat pria itu berkata sudah tidak tahan lagi, begitu juga dengan 3 pria yang menggenjot Fiony maka Fiony pun langsung dibantu untuk bangkit dan kembali berlutut di samping Freya, ketujuh pria itu mulai mengocok kontolnya bersamaan dan tidak lama dari itu seorang pria crot di atas kepala Fiony, disusul dengan pria kedua yang crot di atas kepala Freya.
Freya sedikit kaget ketika merasa ada benda cair dan kental di atas kepalanya dan terasa sangat panas menyentuh kulit kepalanya, ingin sekali dia lap, namun melihat sahabatnya hanya berdiam diri saja maka Freya pun pasrah menerima sperma tersebut, dan tidak lama dari itu seseorang kembali mendekati Freya dan crot di atas wajahnya, kini senyuman karamel itu sudah berhiaskan cairan putih dan kental yang kontras dengan warna kulitnya.
Tidak berapa lama pria lain pun kembali crot di atas wajah Freya juga di atas kepalanya, setelah 6 pria sudah selesai crot di atas kepala Freya sampai membuat kepalanya penuh sperma, Shani pun berkata pada Melody, “Udah dulu sayang, aku ada perlu.”
Melody lalu melihat ke arah Freya dan tersenyum bangga melihat seluruh kepalanya sudah penuh dengan sperma, lalu tiba tiba Shani membisikan sesuatu di telinga sampai membuat ibu GM itu terkejut tidak percaya. Setelah itu Shani mengambil ponselnya dan menyuruh ketujuh pria itu kembali sambil naik ke atas panggung untuk memotret Freya yang sedang bugil dan bermandikan sperma, berbeda dengan Fiony yang hanya di crot di atas kepalanya saja.
“Beres ci?” Tanya Freya.
“Ya buat yang ini sih beres.”
Freya tentu kaget mendengar balasannya, “Terus ada apa lagi?”
Shani tidak menjawab dan mengambil sesuatu ke belakang panggung, Freya pikir kalau dirinya akan membawakan handuk, namun tidak, Shani malah membawa sesuatu tapi disembunyikan di belakang tubuhnya, dia lalu bertanya, “Gimana rasanya tadi kulum sama dipegang pegang gitu?”
“Ya enak ci.” Jawabnya sambil malu malu, “Tapi koq aku ga boleh gituan, padahal Fio sampe main sama bertiga sekaligus.”
“Oh kalau kamu spesial sayang, ga cuma 3 orang doang.” Jawab Shani Indira Natio sambil berjalan ke belakang tubuh Freya.
“Maksudnya gimana Ci?”
Shani tidak menjawab apapun, dirinya justru meraih kedua tangan Freya dan merapatkan ke belakang tubuhnya, ternyata benda yang selama ini disembunyikan olehnya adalah sebuah borgol, Freya pun panik dan meminta untuk dilepaskan, namun Shani malah tertawa dan berkata, “Enjoy the party honey.” Pintu pun kembali terbuka dan Freya langsung melotot melihat 40 orang memasuki ruangan sambil membawa sebuah spanduk bertuliskan Freyanation.