Horror di Sekolah

 

“Wuuaaa!!” Gadis itu berteriak sekuat-nya, jeritan histeris sebelum mencoba untuk berlari menjauh, sementara di belakangnya mahluk-mahluk aneh itu mengejar semakin dekat,.. nafasnya tersengal hampir habis, entah sudah berapa jauh gadis cantik itu harus berlari, sementara jumlah mahluk-mahluk aneh itupun begitu banyak, setiap ruangan yang dilewatinya selalu saja ada beberapa dari mereka,..

Terus berlari menyelusuri lorong gedung sekolah itu,.tubuh-nya tampak begitu lelah, kaki-nya seolah tak lagi menapak diatas lantai, begitu juga perut-nya yang mulai ngilu kelelahan.. ia mencoba menerka mahluk apa mereka itu sebenarnya, namun yang dapat dilihatnya hanyalah sesosok tubuh seperti manusia namun dengan wajah yang hancur, sepasang tangan yang terkulai lemas dengan tubuh penuh percikan darah dari luka ditubuh mereka yang memercik hebat hingga kesekujur tubuh-nya,..

Darah itu juga yang meninggalkan aroma tak sedap yang begitu menusuk hidung..

Gadis itu terus berlari semampu-nya, dia nyaris putus asa dalam kelelahan itu, padahal ia hanya seorang gadis SMU biasa berusia 17 tahun, namun entah mengapa dia harus mengalami mimpi buruk seperti ini,.

Tak berapa lama, langkah-nya membawa ke sebuah persimpangan lorong, gadis itu harus segera memilih langkah-nya selanjutnya, ke kanan atau kekiri, kanan akan membawanya naik menuju tangga turun kelantai satu, sedangkan arah kiri menuju tangga ke lantai atas, aku menoleh kebelakang, walapun mereka berjalan dengan langkah yang diseret namun jarak mereka hanya tinggal beberapa meter dari gadis itu, semakin dekat terlebih tubuh-nya sudah sangat kelelahan, bila mereka penuh dengan darah, tubuh gadis itu basah oleh peluh-nya sendiri,..

Gadis itu memilih untuk mencoba naik ke lantai 3, dia berbelok setelah sedikit menabrak dinding karena tak lagi bisa mengontrol tubuhnya yang kelelahan, nafas-nya memburu sambil terus berlari semampu-nya namun,..

” PRANKKKK !! ”

Jendela disamping-nya hancur seketika,..sepasang tangan keluar dari jendela itu dan mencengkram bahu gadis itu, gadis itu berusaha memberontak semampu-nya, sementara dia serasa mengenal wajah yang berada dibalik dinding itu, seorang lelaki, dan wajahnya… wajahnya itu seperti begitu sering di-lihatnya,..

Gadis itu tertegun menatap wajah yang sedang mengerang kesakitan, wajah itu mirip sekali dengan wajah Tommy, teman sekelas-nya tahun lalu, wajahnya penuh dengan darah yang mengalir, namun tangan itu menariknya mendekat. wajahnya yang hancur kini berada begitu dekat, seolah ingin menerkam gadis itu, sementara tangan mahluk itu mencengkram bahu gadis begitu kuat,..

” Huaaaaa!!!” Gadis itu menjerit kesakitan sambil mencoba meraih sebuah gagang sapu yang menempel di dinding, dia mencoba meraihnya dengan tangan kanan, tangan-nya terus berusaha menggapai sapu itu, sementara tangan mahluk yang menyerupai Tommy terus berupaya menarik gadis itu lebih dekat kearahnya,..

Gadis itu terus berusaha memberontak semampu-nya, gadis cantik itu yang berusaha mengapai sapu di dekatnya itu, sementara dari kejauhan jeritan kesakitan mahluk-mahluk yang mengejar gadis itu tadi terdengar semakin mendekat..

Jari-jari gadis itu coba direnggangkan semampu-nya, tersentuh, sedikit tersentuh gagang sapu itu, gadis itu kembali mencoba, sekali lagi, namun masih tetap gagal, sementara jarak gadis itu dengan ‘Tommy’ semakin dekat, ia mencoba meraih sapu itu lagi,..

Tertangkap, meski hanya dengan 2 jari-nya, gadis itu coba mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa untuk memberontak, ia dorong tubuh-nya kearah sapu itu, ‘ Gotcha !! ‘ kali ini usaha-nya berhasil tangan kanan-nya berhasil meraih sapu itu, digengamnya erat-erat sapu itu dengan kedua tangan-nya sebelum dengan ujungnya dihantam-kan sekuatnya kekepala mahluk itu,..

Sekali, dua kali, mahluk itu lalu menjerit kesakitan dan melepaskan cengkramannya,.. ia langsung berlari masih tetap mengengam sapu itu meski ujungnya sedikit patah dan penuh dengan noda darah, sama dengan seragam putih-nya yang kini penuh dengan darah..

Gadis itu kembali berlari kearah tangga, dinaiki-nya tangga itu saat sebuah tangan menangkap kaki-nya, gadis itu langsung terjatuh kehilangan keseimbangan, Rok-nya melambai seiring dengan tubuh-nya yang terjatuh,. ” Uaghhh ” gadis itu coba menahan rasa sakit di pinggang-nya yang menghantam anak tangga,..

3 dari mahluk itu mulai mendekat, sementara yang satu menahan kaki-nya, dengan penuh keputus-asaan dia berfikir apakah hidup-nya harus berakhir, tangan-tangan penuh darah itu coba meraih tubuh-nya, menempel diperut sebelum tangan itu mulai naik kearah dada, dan meremas-nya kuat-kuat,..

” Ahhhhhh !! ” dia menjerit kesakitan, terlebih tangan itu begitu keras meremas buah dada-nya, padahal payudara-nya itu belum pernah tersentuh oleh lelaki manapun, namun mahluk itu begitu mudahnya meremas-remas buah dada yang begitu indah itu dan memainkannya sesuka hatinya,.. Gadis itu cemas dan penuh dengan tanda-tanya apa yang diinginkan mahluk ini sebenarnya, sebenarnya apa mereka ??

Namun rasa takut yang dirasakannya, membuatnya tersadar, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berfikir seperti itu, gadis itu sontak menghantamkan sapu yang masih dalam gengamannya itu kearah mahluk yang sedang meremas-remas buah dada-nya,..

Berulang kali, hingga mahluk itu terjatuh ditubuh-nya,.. gadis itu kembali berusaha memberontak lagi kali ini dihantamkan sapu itu kearah mahluk yang mencengkram kaki-nya, 2 kali sebelum akhirnya mahluk itu melepaskan kaki gadis itu, dia berusaha bangkit berdiri namun sebuah tangan yang lainnya ganti menangkap kaki-nya.. gadis itu kembali terjerembab untuk kedua kalinya,..

Kembali gadis itu berusaha menghantamkan sapu itu kewajah mahluk itu, sementara mahluk yang tadi meremas payudara-nya itu, sudah kembali sadar dan menerkamnya lagi, dia berusaha menghantamkan sapu itu ke mahluk itu,

” Prakkk !! ” sapu dalam gengaman-nya hancur setelah berulang kali menyelamatkan gadis itu, gadis itu berusaha mendorong mahluk itu dengan tangan-nya, namun mahluk itu berhasil menindih-nya tangannya menempel diwajah gadis itu meninggalkan garis darah di wajah-nya, tangan itu juga kembali merambat turun, sementara dari wajahnya menetes darah yang jatuh di wajah cantik gadis itu, tangan itu merobek pakaian seragam-gadis itu, payudara-nya yang masih terbungkus oleh bra berwarna gelap muncul dibalik serpihan baju seragam, gadis itu hanya bisa meneteskan air mata sambil menutup matanya menunggu ajal, sementara tangan-nya kini ikut terkunci oleh mahluk-mahluk lainnya,..

Seluruh tubuh-nya mendadak dingin, belum pernah dia merasakan rasa takut seperti ini sebelumnya, mungkin rasa takut menjelang kematian, terlebih saat tangannya menempel di tubuh gadis itu, memoles dada-nya dengan tangan yang penuh darah meninggalkan garis darah diatasnya,..

Namun ” Prakkkk ” Bunyi sesuatu yang menghantam hancur sesuatu, darah mengalir membasahi wajah-nya, gadis itu membuka mata-nya saat seseorang menarik tangan gadis itu, yang terlihat mahluk itu meronta-ronta sebelum akhirnya dia tak bergerak dengan kepala yang hancur,.. Satu lagi mahluk itu tumbang dihantam sebuah kayu pemukul, sebelum gadis itu memalingkan wajah-nya kearah penolong-nya itu,..

Jane !! kakak kelas yang juga salah satu dewan keamanan sekolah, dia kembali menghantamkan kayu yang dipegangnya sebelum kembali menarik tangan-nya menaiki tangga ke atas,..

” Ayo lari !! ” Serunya, gadis itu pun bangkit berdiri, hantaman pemukul-nya membuat beberapa mahluk aneh itu tersungkur sehingga memudahkan keduanya untuk lari, tampak-nya dengan langkah kaki yang diseret seperti itu tidaklah mudah untuk para mahluk itu menaiki tangga,..

Gadis itu berlari sambil menutupi tubuh-nya yang hanya terbalut sisa seragam yang robek, nafas-nya memburu, terlebih rasa takut masih menguasai tubuh-nya, akhirnya anak tangga itu terlewati sementara para mahluk mengerikan itu masih berusaha menaiki anak tangga..

” Kak, mahluk apa sebenarnya mereka ?? ” Gadis itu bertanya masih tetap berlari,.
” Siapa yang tahu, yang pasti kita harus segera keruang Club.. ” Jawab-nya dingin
” Kenapa kak ?? ” Tanya-nya,..
” Apa kamu mau berlari dengan keadaan setengah telanjang seperti itu ?? ”

Gadis itu memperhatikan keadaan pakaian-nya, benar yang dikatakan kak Jane, seragam-nya sobek hingga membuat pusar dan perutnya yang rata ditambah bra-nya tak lagi tertutup oleh seragam sekolah-nya, terlebih tubuhnya pun penuh dengan noda darah, keduanya terus berlari melewati beberapa kelas, tampaknya mereka masih belum menguasai lantai ini, namun dari matan-ya tampak Kak Jane masih tampak begitu waspada,..

” Ayo masuk.. ” Ajak kak Jane sambil mengetuk pintu ruang Club basket,..
Gadis itu mengikuti-nya masuk ke dalam, ternyata masih ada beberapa dari kami yang masih selamat,..beberapa diantaranya aku mengenalnya,..

” Ve.. ” Panggil seseorang yang suaranya terdengar akrab di telinga gadis itu, gadis itu menoleh kearah sumber suara ,..
” Revy… ” Gadis itu mendekat kearah gadis yang memanggilnya, Revy tampak terisak ketakutan, hampir sama dengan semua siswa yang berada disini,..

” Heyy heyy,.. ganti dulu pakaian-mu, masuk ke dalam ada kamar mandi, ” Suruh Kak Jane sambil melempar sebuah pakaian ganti, seragam Olahraga sekolah mereka,..

Gadis itu pun, menepuk pundak temannya sebelum melangkah kearah kamar mandi, tak lama bunyi air yang mengucur terdengar,..

Gadis itu berusaha tegar sejak tadi, pikirannya melayang ke 2 jam sebelum kejadiaan ini terjadi, semua masih lancar, bahkan sebelumnya masih Kakak kelas yang menyatakan cintanya ke gadis itu di halaman belakang sekolah,.. hari itu pun harusnya hanya menjadi hari yang biasa saja seperti hari-hari yang lalu, namun kenapa dalam 2 jam semua malah menjadi seperti ini,..

Air itu membasuh tubuh gadis cantik itu, rambutnya yang panjang mulai basah sementara noda darah yang ada di tubuhnya perlahan mulai meluntur dari tubuhnya, dilihatnya bekas cengkraman yang menimbulkan memar di bahunya,.. masih terasa sakit. Namun ia menguatkan hatinya, terlebih dia sedikit tenang karena ia tahu kini ia tak sendirian lagi, gadis mencoba mengahup noda darah di bagian dada-nya, perlahan ia membelai dadanya yang memiliki sebuah puting yang tak terlalu besar berwarna kemerahan,.

Garis-garis darah yang ditinggalkan oleh mahluk itu mulai sedikit mengering membuat gadis itu sedikit kesulitan untuk menghilangkan noda darah di tubuhnya, perlahan sesekali membuat dadanya tertekan-tekan andai ada orang lain yang melihat tentu akan membuatnya menarik nafas panjang, perlahan dia mulai menghapus noda darah dibagian lain tubuhnya, menggunakan sabun cair yang ada di tempat itu, perlahan busa yang keluar dari sabun itu mulai mencuci tubuhnya yang penuh noda darah kembali putih seperti semula,…

Busa-busa sabun yang menyelimuti tubuhnya membuat gadis itu terlihat begitu seksi, perlahan setelah yakin betul tak ada lagi noda darah di tubuhnya, ia mulai menyabuni bagian bawah tubuhnya,..

Vagina-nya yang ditumbuhi bulu-bulu tipis tak seberapa lebat, dengan garis vagina yang terlihat begitu rapat, pahanya yang indah serta kakinya yang panjang membuat kecantikan gadis itu terlihat sempurna, bulu-bulu kemaluannya yang basah terjatuh turun sementara tangannya merambat turun menyabuni bagian tubuhnya yang paling sensitive itu, perlahan ia menyabuninya,.tampak begitu telaten membersihkan bagian kewanitaan-nya itu,..

Sebelum kembali tangannya bergerak turun, menyabuni bagian pahanya yang sempurna, dan bokongnya yang bulat indah, setelah ia yakin membersihkan tubuhnya dengan baik, ia pun kembali menyalakan air shower di kamar mandi itu, membasuh setiap busa yang menempel di tubuhnya, hingga tubuhnya terlihat begitu bercahaya, diambilnya handuk yang digantungnya di gagang pintu, dan mulai mengeringkan tubuhnya yang basah hingga kering,..

Sebelum ia mengambil baju ganti yang diberikan oleh kak Jane tadi, perlahan ia mengenakan Bra-nya dan celana dalamnya, mengurung bagian kewanitaanya yang berbentuk begitu indah, sebelum kembali tangannya bergerak cepat mengambil celana pendek olah raganya yang berwarna biru tua, kali ini hanya mampu menutupi sedikit keindahannya, pahanya yang begitu putih mulus, ditambah lagi kakinya yang panjang indah itu masih terpampang jelas, para lelaki pasti menahan nafas panjang bila disuguhi pemandangan seperti ini, yang terakhir ia mengenakan kaus seragam olahraganya, perlahan ia memasukan kaus itu dari lehernya sebelum akhirnya di turunkan menutupi seluruh tubuhnya, kaus olahraga putih berlengan pendek..

” Jadi kita gak mungkin kalau harus sembunyi disini terus kan sekarang,.. ” Kata Kak Jane,..sesaat setelah gadis itu keluar,.

Perlahan ia melangkah kearah Revy temannya,..
” Ve… ” Revy, Gadis itu pun menyambut pelukan kawannya,..

” OK, Ok, lebih baik kita perkenalkan dulu diri masing-masing sekarang,.. “, ” Dimulai dari aku,.. Mungkin ada beberapa yang sudah tahu,.. Nama-ku Jane, kelas 3 dan anggota keamanan sekolah,.. ” Jane adalah seorang cewek yang terlihat Tomboy, Roknya lebih panjang dibanding anak-anak perempuan di sekolah ini, sebenarnya tak terlalu panjang, hanya mengikuti aturan sekolah, dan memang anak-anak perempuan di sekolah ini saja yang sedikit nakal memotong ukuran Rok mereka sengaja untuk memperlihatkan paha mereka yang mulus dengan niatan menggoda para siswa lelaki, bahkan mungkin guru mereka,..

Rambutnya panjang sepunggung, dan sebenarnya dia cantik andai tidak tomboy seperti itu yang membuatnya terihat lebih jantan dibanding para siswa lelaki,..

” Ya, Aku Thomas, kelas 3 juga, aku anggota penelitian di sekolah ini,.. ” Thomas seseorang yang tak terlalu tinggi, bisa dibilang pendek malah, tinginya hanya sekitar 155 cm, kacamatanya tebal dan sedikit tambun, namun sepintas pun orang tahu kalau dia orang yang cerdas, bahkan dia adalah juara umum di sekolah ini selama 2 tahun berturut-turut,..

” Nama Gue, Ryan kelas 2, gue kapten team SoftBoll sekolah ini,. Awww… ” sembari tadi memang Ryan tampak sibuk memegangi tangannya. Mungkin terluka, perawakan Ryan tinggi besar dan dia pun termasuk siswa lelaki yang digilai oleh para gadis di sekolah ini, kabarnya bahkan dia mempunyai beberapa Affair dengan guru training di sekolah ini,..

” Kenapa Ryan ?? apa makin sakit ?? ” Jane bertanya pada Ryan,..
” Ahhh, who care lah… ” Jawab Ryan dingin,..
” Ok Ok, kalian berdua ?? ” Tanya Jane
” Aku Revy , kelas 2,.. ini Vein kami berdua sekelas,.. ” Jawab Revy ditengah isak tangisnya,..
” Haii, ” Vein menimpali, nama gadis cantik itu sambil melambaikan tangannya,..

” Ok, ok, gak ada gunanya juga kita menangis disini Revy,.. ” Revy adalah seorang gadis, dengan kacamata minusnya yang tipis, perawakannya langsing dengan rambut pendek sebahu, namun jangan dikira dia tidak cantik, dia adalah idola diantara para siswa pandai di sekolah ini,..

Sementara Vein melangkah kearah Ryan yang sedang memegangi lengannya yang berdarah,.. ” Kamu gak pa-pa ?? ” Tanya Vein

” It’s Ok.. ” Ryan berkata demikian, namun tidak dengan matanya yang seperti sedang merintih kesakitan, Vein melihat lantai dibawah Ryan yang penuh dengan genangan darah,..

Vein sampai terlontar kaget melihat darah yang mengenang itu,…
” Aaaaaaaaa ” Teriakan Vein memancing perhatian Jane dan yang lainnya,..

” Ada apa ?? ”
” Itu… ” Vein menujuk genangan darah yang tadinya berusaha disembunyikan oleh Ryan,..

” Ryan, kenapa begini ?? ini…ini harus segera diobati.. ” Jane memeriksa tangan Ryan,..
” Shit, ga apa-apa. Lagi pula mau diobati seperti apa ?? ”

Vein melangkah kearah dinding di hadapannya ada sebuah kotak P3K, dia tampak mencari sesuatu di dalam kotak yang isinya suah tak lengkap lagi itu,..

Diambilnya sebotol alcohol + perban yang tak seberapa panjang itu, dia merobek sedikit kain dari seragam sekolahnya yang sudah rusak itu dan menuangkan alcohol di atas kain itu, sebelum menyapukannya ke lengan Ryan yang terluka,..

” Aduh !!!! aduhhhh duhhh !!! sakit tau .. ” Ryan menjerit setengah menangis,..
” Diem dech kayak anak kecil aja,.. ” Jane memukul kepala Ryan yang terus bergerak-gerak,,..

” Tahan ya,.. ” Vein berhati-hati membersihkan luka ditangan Vince, akhirnya sumber luka itu dapat terlihat cukup jelas, sebuah pecahan kaca yang menusuk di tangan Vince,..
Hati-hati sekali Vein mencabut pecahan-pecahan kaca itu, namun hanya dapat mencabut pecahan-pecahan yang cukup besar,..

” Dari mana sich luka ini ?? ” Tanya Jane,..
” Itu.. itu gara-gara aku ya ?? ” Revy yang sendari tadi hanya bisa diam mulai bersuara..
” Soryy ya… ”

” Udah jangan dipikirin, semua juga pasti begitu koq, kalau ada salah satu dari kita dalam posisi kamu,.. ” Thomas yang menjawab, sementara Ryan hanya bisa meringis-ringis kesakitan,..

Revy teringat jelas saat mahluk-mahluk itu tiba-tiba menyergapnya di ruang olahraga, Vince dan Thomas yang kebetulan berada disitu berusaha menolongnya, sementara pintu keluar tertutup membuat Vince terpaksa menerjangkan dirinya ke pintu kaca yang berhubungan langsung dengan koridor menuju gedung sekolah utama,..

Dan yang membuat Revy trauma, ketika 3 ekor mahluk-mahluk itu datang dan menyergap dirinya dan Desi saat sedang berlatih Tari untuk pentas seni sekolah bulan depan,..

Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana mahluk-mahluk itu menyergap Desi dari belakang, sementara Revy hanya bisa diam terpaku melihat perlahan mahluk itu merobek pakaian Desi, gadis cantik itu tak berdaya dalam pelukan mahluk-mahluk itu, perlahan mahluk itu, mulai meremas-remas payudara Desi, menghisap payudara gadis itu, wajah Desi yang ketakutan perlahan berubah seiring dengan rangsangan yang diterimanya, ia masih tetap menangis, sementara tangan-tangan brutal itu meninggalkan sedikit noda darah di tubuhnya,..

Namun lidah-lidah mahluk itu tampak menari-nari di payudara Desi, memainkan putingnya dengan remasan-remasan yang mampu merangsang birahi gadis mana-pun, terlebih yang membuat Revy terdiam adalah saat Desi tak menolak saat salah-satu dari mahluk itu mencium-nya, dia malahan membalas ciuman mahluk itu dan lidah merak saling bertaitan, bermain dimana liur mereka bersatu,..

Payudara Desi tak pernah luput dari tangan dan mulut mahluk-mahluk itu, dia mencium dan membalas ciuman mahluk itu, seolah mahluk itu adalah pacarnya sendiri,.. bahkan saat salah satu dari mereka menyodorkan penisnya ke wajah Desi, ia pun tak segan untuk menjilati kemaluan itu, lidahnya menari-nari membelai dan membasahi penis yang cukup besar itu, membelainya sesekali menghisapi buah pelirnya,..

Sebelum akhirnya batang kemaluan itu pun di masukannya dalam mulutnya, keluar masuk dalam mulut gadis cantik itu, seolah tak sadarkan diri, Desi menghisap penis itu dengan segala trik yang dikuasainya, mulutnya menghisap kepala kemaluannya sementara tangannya mengocok batang penis itu,.. Mahluk-mahluk itu mendorong tubuh Desi seraya membuatnya setengah menungging sementara masih gadis itu mengocok dan menyepong penis mahluk dihadapannya itu,..

2 ekor yang berada di belakangnya merobek Rok dan celana dalam gadis itu, lidah mereka menjulur membelai vagina gadis itu yang ditumbuhi bulu-bulu yang cukup lebat,.. lidah itu bergantian membelai dan menjilati bibir vagina Desi, terlebih sesekali memainkan dan menghisap clitorisnya, yang membuat Desi merem melek keenakan diperlakukan seperti itu, ia menutup matanya sementara tangannya masih tetap mengocok penis mahluk itu, bahkan Desi mulai mendesah saat salah satu dari mahluk tadi berpindah dan menyusu di payudaranya yang tak digarap,..

Mahluk yang berada di dadanya tampak begitu lapar, menghisap dan memainkan payudara itu dengan kedua tangannya, dia menghisap di puting Desi sementara tangannya mencengkram membuat payudara itu mengerucut dan membuat pemiliknya mendesah-desah tak karuan,..belum lagi saat salah satu dari mereka yang berada di mulut vaginanya menghisap clitoris Desi, membuatnya mengelijang tak karuan..

Mahluk itu tak berhenti sampai disini, ia pun melepas celananya dan penisnya yang panjang dan cukup besar itu digesek-gesekannya ke bibir kemaluan Desi,.. Gadis itu menggelinjang keenakan, sebelum penis itu membelas tubuhnya,..

” Hmmm.. ” Desi mendesah nikmat,.
Ia menutup matanya, sementara tangan dan mulutnya masih begitu bernafsu mengoral dan menikmati penis yang ada di mulutnya itu,..tangannya bekerja begitu hebat megocok penis itu dan mengurut buah zakarnya,..

” Plakk Plakkk Plakkk.. ” Bunyi tumbukan pinggang mahluk itu dengan bokong Desi yang sekal itu,..
” Hmmm, hmmmm ehmmm ” Gadis itu pun mendesah menikmati penis itu menyutubuhi dirinya, desahannya mengema di sela-sela penis yang ada dimulutnya, terlebih mahluk yang satunya masih begitu bernafsu mengerjai payudaranya, payudara itu samapi terlihat memerah, bukan hanya karena noda darah yang tertinggal dari tangan mahluk itu, namun juga memerah karena remasan-remasan kuat mahluk itu,..

Revy hanya bisa terpaku, melihat sahabatnya sedang ‘melayani’ mahluk-mahluk mengerikan itu, ia tak bisa bergerak, sementara sekujur tubuhnya terasa begitu dingin, matanya terpaku kearah mahluk-mahluk itu, dan berharap tak ada lagi mahluk seperti itu disini,..
Revy takut, ia takut harus mengalami nasib yang sama dengan kawannya itu,.. smeentara kawannya sedang menggeliat-geliat nikmat disetubuhi oleh ketiga mahluk mengerikan itu,..

Penis itu keluar masuk dari vaginanya, makin lama makin bertambah cepat dan makin lama juga penisnya itu makin mengeras, setidaknya itulah yang dirasakan oleh Desi karena penis itu makin membesar di dalam vaginanya,..

Desi terlihat begitu meleleh keenakan, frekuensi persetubuhan itu pun makin lama makin cepat dan makin lama brutal hingga memberikan beberapa bekas luka di pinggulnya,.. Desi merintih perih diantara desir kenikmatanya, ia tampak begitu menikmati persetubuhan itu,..

Bahkan saat mahluk itu menghentikan gerakan pinggulnya, justru Desi-lah yang mencari kenikmatan dengan menggerakan tubuhnya maju mundur, mencari kenikmatan,.. Namun mahluk itu tak membiarkan Desi menrenguk kenikmatan lebih,..

Mahluk itu melepaskan penisnya dari vagina Desi,.. Wajah Desi terlihat begitu menyayangkan penis mahluk itu yang tak lagi menyetubuhi dirinya,. Matanya menatap kebelakang sementara tangannya tetap bekerja mengocok penis mahluk aneh itu, namun itu tak berlangsung lama, mahluk yang tadi menete di dadanya kini sudahmenggantikan posisinya,.. Penis mahluk yang ini tak sebesar yang tadi, namun cukup untuk memuaskan rasa haus Desi,..

Ia pun kembali bersemangat mengoral penis mahluk yang menyodorkan penis di mulutnya,.. dia menghisap lebih kuat dari yang tadi, sementara kocokannya sesekali ditambah gerakan memutar yang membuat mahluk itu terlihat begitu keenakan,..

Namun penis mahluk yang tadi menyutubuhinya, kini malah sudah berada di mulut lubang anusnya, perlahan mahluk itu mendesakan penisnya dalam lubang anus Desi,..

” Awwwawww.. ” Desi meringis kesakitan, Revy seolah merasakan jua rasa sakit yang dialami oleh kawannya itu, namun ia tak berdaya apa-apa selain mengucurkan air matanya,..Ia terus berdoa, takut mengalami nasib yang sama dengan Desi,..

Berulang kali Mahluk itu berusaha memasukan penisnya dalam anus Desi, hingga akhirnya penis itu tertelan seutuhnya dalam Anus Desi,.. sesaat kemudian mahluk itu malah sudah tampak begitu brutal menyetubuhi lubang anus Desi,..

Jadilah ketiga lubang kenikmatan di tubuh gadis cantik itu terisi penuh,..

Birahinya terlonjak naik begitu cepat meski rasa perih dari lubang anus yang baru saja diperawani mahluk itu masih terasa sedikit menyiksa, tubuhnya mengelinjang-gelinjang nikmat, seolah listrik menyetrum dirinya,..

Bunyi desahan yang meluncur dari mulutnya membuat seluruh gedung olahraga itu bergema, ia terus menggelinjang nikmat, disalurkannya segala kenikmatan itu ke penis yang ada dimulutnya, dia mencoba semua gaya mengoral yang pernah ia saksikan sebelumnya,.. bahkan ia menghisapi buah zakar mahluk itu..

Penis mahluk yang berada di dalam vaginanya makin lama bergerak makin cepat mungkin kaibat cairan yang dikeluarkan dari dalam vagina-nya, membuat makin lama makin leluasa menyetubuhi dirinya, ia pun tak tinggal diam, dan ikut mengoyangkan tubuhnya untuk mereguk kenikmatan,..

Tak berapa lama tubuhnya menggelinjang-gelinjang hebat, kenikmatan yang sejak tadi merengsek naik sudah tak bisa lagi dibendung, gadis itu pun hanya bisa membiarkan melolong semampunya…

” Hm,mmmmm … ” Desi mendesah nikmat..
Tubuhnya mengelinjang oleh gelombang Organsme yang menghantam dirinya, tubuhnya bergetar-getar hebat, namun…

Ketiga mahluk itu mencaplok tubuh Desi, memberikan luka ditubuh gadis itu, darah mengalir hebat menyiram dari 3 bekas luka yang ada di tubuhnya, dan Desi pun ambruk seketika..

Revy terdiam menyaksikan kejadian yang begitu cepat terjadi di depan kedua matanya, ia langsung terjatuh ketakutan, terlebih saat itu ketiga mahluk itu berdiri dan mencampakan tubuh Desi yang sudah tak lagi bernyawa dan mendekat kearah Revy..

Saat itulah tiba-tiba Ryan datang, melompat melewati jendela Gedung Olah Raga dan menyelamatkannya, mereka bertiga ditambah Thomas akhirnya berhasil selamat hingga ke ruang Club Basket dan bertemu dengan Jane,..

Semua kejadian itulah yang membuat Revy traumatic, gadis itu pun enggan untuk menceritakan pengalaman buruknya itu, lagi pula ia merasa tak ada kaitannya apa yang dia lihat itu dengan keadaan yang sedang terjadi, yang pasti ia merasa begitu bersalah dengan keadaan yang menimpa Ryan,..

” Kita- kita harus membawanya ke ruang perawatan,.. ” Revy memberi usul..
” Ruang perawatan ?? ” , ” Kalau masih hidup Dokter Sarah, kalau enggak percuma kesana, lagi pula resikonya terlalu besar,.. ” Ryan seolah tak perduli dengan keadaan-nya, lagipula rencana Revy itu terdengar terlalu nekad,..

” Gak, iya kita harus kesana ” Vein membuka suara,..
” Ini lagi satu.. ” Kata Ryan lagi,..
” Kemungkinan besar Dokter Sarah masih hidup,.. ” Jessica tampak yakin,..
” Ya-ya benar sekali sekarang tinggal menetukan Rute,.. ” Thomas pun ikut terlihat yakin dengan rencana Vein,..
” Apa-apaan sich ini,.. Gue tetep disini !! ” Ryan membuang muka,

” Udah biarin aja,.. ” Kata Thomas,.. ” Ok jalur terdekat harusnya adalah turun kebawah dan melewati koridor tutun ke lantai satu, tapi itu beresiko, mengingat lantai 2 sudah dikuasai mahluk aneh itu,.. ” Thomas melanjutkan dan diamini oleh, Vein, Revy dan Jane..

” Cara terbaik kita naik ke lantai 4 ke koridor penghubung dan meluncur turun lewat tangga darurat ke gudang belakang sekolah, lalu baru naik ke ruang UKS di lantai 2…” Vein memberikan ide,..

” Ya benar sekali, cara yang paling memungkin-kan sepertinya memang seperti itu,.. ” Jane seolah sudah mengerti apa yang ada di otak Vein dan Thomas,..Sedangkan Revy hanya bisa ikut senang, tanpa mengerti apa maksud semua ini,..

” Apaan sich, mau mati semua ya ?? ” Ryan tampak marah..
” Diam disini pun kita pasti mati… ” Jane membalas dengan nada datar..
” Kita bertaruh Vince,.. ” Ajak Thomas, sambil menepuk pundak kawannya itu,..
” Bertaruh.. ?? ”
” Ya, kita ambil resiko, mahluk itu tampaknya kesulitan untuk menaiki tangga,.. lantai 2 dikuasai karena berhubungan dengan pintu masuk utama,.. sedangkan Ruang kesehatan berada di gedung terpisah dari lantai 2, dan harus kita naik tangga untuk sampai disini,.. ” Vein menerangkan ide-nya,..

Revy pun tampak tenang menengar rencana serampangan namun memiliki sedikit rencana untuk berhasil itu, ia pun segera mendekat ke Ryan,.. ” OK ?? ” Tanya-nya polos,.

” Enggak !!! Mau mati apa kalian semua ?? ” Ryan membentak..
” Eh, mau ikut gak ?? disini juga ita mati lama-lama,.. ” Jane menepuk sedikit diatas luka Ryan,..
” Awwww aduh-aduhhhh ” Ryan merengek kesakitan,..
” Mau ikut ?? ” Tanya Jane masih menepuk lengan Ryan itu,..
” Iya dech aduuuh iya iyaaa ”

” Nah ayo semua ambil apa aja yang kira-kira bisa jadi senjata kita dalam keadaan darurat.. ” Thomas mengambil sebuah tongkat yang biasa digunakan untuk mengantungkan seragam siswa..

Vein mengambil sebuah tongkat pemukul sama dengan yang dipakai oleh Jane, sedangkan Revy mengambil sebuah batangan besi yang cukup tajam dari sisa-sisa lemari yang rusak,..

” Ok, Ryan kamu jangan banyak bergerak ya, usahain tangan itu jangan terguncang, jangan sampai pecahan kaca yang tersisa menusuk lebih dalam lagi,.. ” Vein memeriksa luka Ryan,..

” Iya bawel,.. ” Ryan dingin menanggapinya, dalam keadaan itu ia tak mungkin bisa menggengam alat apapun, kini dia harus dilindungi oleh beberapa cewek dan seorang lelaki yang lebih pendek darinya, tentu ia merasa sedikit malu,..
” Ok, kita jalan sekarang ya.. ” Perintah Jane seraya membuka pintu ruang Club Basket, berlima mereka menerjang keluar, melewati tangga yang tadi mereka lalui, beberapa Mahluk itu menghalangi langkah mereka, tampaknya beberapa dari mereka berhasil mendaki naik, sementara sisanya masih saja berusaha mendaki naik,..

” Satu, ada dua mahluk itu didepan.. ” Jane memberi peringatan,,..
” OK !! ” Thomas melangkah lebih dulu, setengah meloncat menghantamkan tongkat pemukulnya yang memiliki batangan-batangan kecil tepat ke tubuh mahluk itu, mahluk itu terpukul jatuh namun langsung bangkit kembali,..
Mahluk itu menjerit sambil berusaha menerjang kearah Thomas,..

” Pukul kepalanya,.. !! ” Jane memberi contoh, seraya menyarangkan Tongkat nya ke kepala mahluk itu hingga membuat kepala itu pecah,..

” Ok,..” Thomas pun menghantamkan pemukulnya kearah mahluk yang satunya lagi,.. Kali ini dalam satu pukulan ia berhasil melumpuhkan mahluk itu..Namun satu mahluk lagi yang baru saja berhasil menaiki tangga itu langsung menerkam kearah Ryan yang terluka, Ryan tak mampu melakukan apapun untuk menyelamatkan dirinya, saat tiba-tiba Vein menghantamkan pemukulnya ke kepala mahluk itu, mahluk itu jatuh, sementara Revy ikut menghajar Mahluk itu dengan tongkat besi di tangannya..

” Ah sialan !! ” Bentak Ryan dalam hati, sepertinmya dia tidak senang harus berlindung di balik gadis-gadis ini,..

” Lari, lari cepat ke atas,.. ” Jane mengkomando,..

Bergerombol mereka menaiki tangga ke lantai 4, gelap sekali lantai itu, sementara tak ada satu pun lampu yang menyala, kelimanya hanya tinggal mengandalkan cahaya yang ada menyelinap dari jendela-jendela gedung itu, cahaya berwarna kemerahan dari ufuk senja yang mulai tenggelam,..

Namun entah perasaan saja atau tidak, Vein bisa merasakan seolah ada yang sedang mengawasi mereka, seolah bergerak dengan cepat dan kasat mata,.. bulu kuduknya merinding namun ia enggan berkomentar apa-pun..

Kelimanya kembali berlari beriringan meninggalkan tempat itu, mereka melalui koridor penghubung yang berhubungan dengan gedung satunya,.. Koridor itu berupa bangunan berbentuk jembatan yang mirip caravan, sehingga memiliki jendela-jendela disisinya,..

Revy mengintip sejenak kearah jendela, dilihatnya puluhan mahluk itu yang ada di depan pintu sekolah, kakinya langsung lemas tak bertenaga, namun ia berusaha melanjutkan perjalanan mereka,..
Mereka berhasil menyebrang dan langsung menuju arah tangga darurat, terkunci, Thomas berusaha membuka kunci pintu itu semampunya,..
” Tuh kan, gue bilang percuma,.. ” Ryan tampak malas sekali,..
” Udah jangan bawel, buka nich… ” Thomas menggerutu,..
” Buka, enak aja,.. mank gue apaaan !! ” Balas Ryan,..
” Masih mau ribut ?? ” Jane memotong,..
” Udah buka, gue tahu lu sering nyumput disini kan,.. ” Thomas mengejek Ryan,..
” Sial lu, mana cari peniti ”

Revy membuka pin di bajunya, dan menyerahkannya ke Ryan,..
” Ini Bisa ?? ” Tanya-nya..
” Hmmm ” mengamati bentuk pin itu ” Bisa mudah-mudahan.. ”

Thomas menyinari gembok itu dengan Handphonenya sementara Ryan berusaha membuka kunci gembok itu,.. sedangankan Vein, Revy dan Jane berjaga-jaga, waspada andai ada mahluk itu di lantai ini, terlebih keadaan di situ begitu gelap gulita,..

Perlu waktu lama membuka gembok itu, terlebih Ryan hanya bisa mengandalkan satu tangannya saja,..
” Bisa gak lu ?? ” Bawel Thomas tak sabar,..
” Diem dech.. Lu coba mau ?? ”

Tak.. Takkk

KRekkk

Gembok itu berhasil dibuka,.. ” Ok sekarang cepet kita turun, di lantai bawah pasti dikunci dari luar, tapi ada jendela gak terlalu tinggi, kita loncat dari situ.. ” Ryan tampaknya benar-benar tahu situasi di tempat ini,..

Perlahan mereka turun, gelap sekali, Thomas sempat terpeleset karena salah melihat anak tanga namun untungnya tak sampai terluka, perlahan mereka bergerak turun hingga akhirnya sampai ke lantai dasar, sesuai yang dikatakan Ryan tadi, Pintu keluar terkunci, namun ada 2 jendela besar di lantai dasar, kira-kira hanya 60cm dari lantai dan ukurannya cukup besar,..

” OK, sekarang masalahnya dimana kita pecahinnya ?? ” Thomas bertanya-tanya,..
” Gede-gede dongo lu ya.. ” Ryan sedikit kesal dengan pertanyaan bodoh Thomas,..
” Loncat sana ?? ” Ryan bercanda,..
” Ah gila.. Gak gak.. ” Thomas menggerutu,..
” Jane, lempar pemukul dari atas ke jendela, baru nanti pakai pemukul yang lain buat bersehin kacanya Ok.. ” Ryan memberi saran,..

” Hmm kalau urusan criminal, memang Ryan spesialisnya,. ” Balas Jane,.
” Ok-Ok, kita naik dulu.. ”
Jane pun melempar pemukul itu hingga memecahkan kaca, kemudian Thomas segera bergerak dan membersihkan kaca-kaca yang menempel di jendela,..

Setelah cukup bersih, Thomas mengambil inisiatif meloncati jendela itu terlebih dahulu, memeriksa keadaan, dia pun memberikan kode pada yang lain bahwa keadaan cukup aman,..

Yang lain-pun langsung mengikuti Thomas, mereka melompati jendela itu, Jane pertama kemudian Revy dan Vein, yang kemudian menolong Ryan untuk melewati tempat itu,.. Namun baru saja kelimanya berhasil keluar, seekor ****** berbentuk aneh, tubuhnya penuh dengan bekas luka berbulu hitam terlebih lagi mata mereka tampak begitu kejam dengan lidah yang terus menjulur keluar ,..

” Waaaaaa !!!! ” Thomas menjertit, karena tahu ****** itu akan menyerang mereka,.. ****** itu menerjang kearah Jane, beruntung gadis itu lebih sigap yang membuatnya sempat menghantamkan pemukulnya ke wajah ****** itu, ****** itu terlempar terkena hantaman Jane,..

” Lari !!! ” Vein berteriak,.
” Ke arah Ruang kesehatan,.. ” Kelimanya berlari semampunya, karena dipaksakan berlari, luka di tangan Ryan kembali mengucur, namun ia tak memiliki pilihan lain selain menahan rasa sakit yang dirasakannya itu, mereka terus berlari, melewati sisi gedung,.beberapa mahluk yang menyadari keberadaan mereka berusaha mengejar, untunglah mereka berjalan dengan kaki di seret, sehingga tidak-lah terlalu cepat, namun ****** yang tadi sudah dijatuhkan Jane kembali ikut mengejar,..

Ruang kesehatan sudah terlihat,. Kelimanya berlomba menaiki tangga itu, Vein yang berada di paling depan, langsung mengetuk pintu itu, sambil berteriak-teriak,..

” Buka – Buka ” Jeritnya panic,.. Yang lain pun langsung mengetuk jendela dan pintu ruang kesehatan yang tertutup,. ****** itu semakin mendekat, kelimanya terpaku di depan pintu ruang kesehatan, sementara ****** yang mengejar bertambah banyak, menjadi 4 ekor, keempatnya langsung menerkam..

Clekkk !!! Pintu Ruang kesehatan terbuka

Kelimanya langsung meloncat masuk, dan bergegas menutup pintu itu, Berhasil, namun sayang satu dari ****** itu berhasil masuk, namun orang yang membuka pintu itu telah sigap dan melempar pisau bedah kearah ****** itu..

” Clep Clep.. ” Dua buah pisau berhasil mendarat di tubuh ****** itu, ****** itu terjatuh keatas lantai dan tak bergerak…

Kelima Orang itu langsung menjelujur di depan pintu yang sudah kembali terkunci,.. nafas mereka hampir putus, terlebih Ryan yang sudah kehilangan cukup banyak darah,. Wajahnya pucat. Sementara peluh membasahi tubuh mereka, detuk jantung mereka yang begitu cepat masih belum mereda,..

Mereka menatap kearah penyelamat mereka, seorang wanita berusia 16 tahunan, canti sekali dengan kacamata di wajahnya, rambutnya diikat bulat kebelakang, smentara sisanya dibiarkan terurai di punggungnya, wanita itu cukup tinggi, namun yang mencolok dari-nya adalah ukuran payudaranya yang luar biasa besar,..

” OK,.. ada apa sebenarnya ini ?? ” Tanya Wanita dengan seragam dokter itu..
” Dokter Sarah,.. Nanti kami ceritakan, tapi yang terpenting sekarang.. ” Vein menunjuk ke arah Ryan yang mulai tak sadarkan diri,..

” Oooo.. Ryan, jagoan kenapa bisa begini,.. ” Dokter Sarah berjongkok memeriksa luka Ryan,..Thomas yang berada disamping Ryan langsung merasa begitu segar melihat belahan Dada Dokter Sarah,..

Wajah Thomas berubah mesum, matanya terlihat mencuri tatap ke sepasang buah dada yang begitu besar itu,..

” Liat apa sich Thomas,.. ” Goda Dokter Sarah, membelai wajah Thomas,..
” Ehh, iii uuu eeee, gak gak koq Dokter.. ” Thomas salah tingkah,..

” Ayo bawa dia naik ke atas ranjang, kita harus melakukan operasi kecil,..
” Jane, kita harus transfusi darah, OK ?? Tanya Dokter Sarah kepada Jane, mengapa Dokter Sarah seperti tahu, golongan darah mereka berdua??

” Vein, ambil infuse, dan siapkan untuk jane melakukan transfuse darah, kamu tahu tempatnya kan ?? ” Kebetulan ayah Vein adalah seorang Dokter hingga sedikit banyak membuat Vein beberapa dasar kedokteran,..

Vein menganguk dan mengambil peralatan yang dibutuhkan,..
” Yang lain duduk, dan ambil saja minuman di kulkas, kalian pasti lelah kan,.. ”

Baru teringat kalau mereka hampir tidak minum sejak tadi siang,.. Thomas tak malu melangkah dan mengambil minuman untuknya dan yang lain, namun ia terkaget saat yang dilihatnya di dalam lemari pendingin itu hanya beberapa botol minuman keras,..

” Dokk.. ” Tanya Thomas,..
” He he he, itu dibawah meja, ada air mineral.. ” Balas Dokter Sarah…

Perlahan darah mulai mengalir ke kantung darah dari tubuh Jane, sementara Dokter Sarah, tampak begitu hati-hati mencabuti sisa-sisa kaca ditubuh Ryan, satu dua kaca itu berhasil dicabut, yang ketiga cukup sulit karena ukurannya yang kecil, dokter Sarah mengambil pinsetnya yang paling tipis, dan mencoba mengeluarkannya,.. perlahan-lahan, berusaha seminimal mungkin untuk mengurangi goncangan agar tak membuat kaca itu masuk lebih dalam lagi,.. dan berhasil..

Darah dari tubuh Jane yang tadi disiapkan pun langsung diransfusikan ke tubuh ryan, Dokter Sarah membersihkan bekas darah di lengan Ryan, sebelum menutupnya dengan perban,..

” OK, sekarang tinggal kita tunggu dia siuman,.. ini ada makanan kering, ayo dimakan,.. ” Dokter Sarah mengeluarkan sekotak makanan kering yang disimpannya, mereka pun menyantapnya sambil menunggu Ryan siuman, terlebih perut mereka pun sudah begitu lapar,..

Thomas mendekat kearah anjing aneh yang tampaknya sudah mati itu, ia mendekat sambil memakan biscuit di tangannya,.. binatang itu terlihat tak bernyawa lagi, tubuhnya tak bergerak, bahkan sekedar gerakan nafas di perutnya, tubuhnya penuh bekas luka, dan lehernya hampir tak menyatu lagi dengan tubuhnya, namun kenapa ia masih bisa hidup tadi?? Bekas pisau yang dilempar dokter Sarah, berada di perutnya, dan jelas itu tidak ada kaitannya dengan bekas luka di leher anjing itu,..

Beberapa serpihan biscuit yang dimakan Thomas terjatuh, mengenai bekas luka anjing itu,.. Thomas menendangnya untuk memastikan makhluk itu tak lagi bernyawa, sebelum akhirnya ia kembali ke tempat duduknya,.. namun baru saja ia berbalik anjing itu tiba-tiba bangkit berdiri,..

” Thomas !!! ” Vein panik
Saat Thomas berbalik arah, anjing itu sudah menerkam,..

” Blam !!! ” Dokter Sarah menghantam makhluk itu Keyboard computer di mejanya hingga terjatuh, namun berusaha bangkit kembali, kali ini Jane tak segan untuk menghantamkan tongkat pemukulnya ke kepala anjing itu, sekali dua kali hingga pecah, anjing itu kali ini benar-benar diam tak bergerak,

Thomas terjatuh, kakinya lemas mengingat begitu dekatnya wajah anjing itu saat menerkamnya,
” Dari bekas lukanya, lebih mirip zombie di game-game ya.. ” Dokter Sarah beragumen melihat jasad anjing itu,..

” Ya memang mirip, tapi yang ini gak bisa di ulang,.. ” ujar Revy…

Diluar keadaan semakin gelap, Vein mengintip dari balik jendela, dan menyaksikan mahluk itu bertambah banyak, dan yang lebih mengerikan, mereka mulai berjalan kearah ruang kesehatan,..

” Ga.. gawatt.. ” Vein merinding melihat apa yang disaksikannya,..
Revy dan Dokter Sarah ikut mengintip dari balik jendela berpenutup kayu itu,..

” Gawat, mereka kesini sekarang,.. Kita harus bagaimana ?? ” Dokter Sarah menatap Ryan yang masih tak sadarkan diri,
” Lagi pula, bagaimana kita mau lari Dok ?? Tanya Thomas, pasrah, setelah mengintip keluar, melihat puluhan mahluk itu berjalan mendekat,..

Dokter Sarah tersenyum dan menunjuk ke atasnya,.. Sebuah lubang ventilasi,
” Ini terhubung ke lantai 3 gedung utama.. ” Dokter Sarah menerangkan,..

” Druak !!! Druak !!! ” Mahluk-mahluk itu ternyat berjalan lebih cepat dari perkiraan, mereka sudah berada di depan ruang kesehatan dan mencoba menerjang masuk, jendela-jendela itu mulai berderik,..

” Kita harus bagaimana ?? ” Revy panik..
” Tenang, mudah-mudahan pintu itu masih bisa bertahan,.. ” Jane menenangkan,..

” Kita keluar sekarang,.. ” Suara lemah itu berkata, ryan perlahan bangkit dari tempat tidurnya, dan berusaha untuk duduk,..

” Ryan,.. kamu bisa ?? ” Tanya Revy kawatir,..
” Ok, tenang aja,.. ” Bisiknya,..
” Ayo-ayo cepat,.. ” Thomas langsung menyusun meja dan bangku-bangku hingga mencapai lubang ventilasi itu, di dorongnya lubang ventilasi itu, Lubang ventilasi itu cukup lebar, dan cukup kuat,..penutupnya pun sedikit kuat ,beruntung ia pendek hingga membuatnya lebih mudah mendorong meski harus menambah satu bangku lebih banyak,..

” Trang – trang ” Thomas berhasil membuka lubang ventilasi itu,..
” Ayo cepat masuk,.. ” Dokter Sarah menyuru Thomas masuk terlebih dahulu, sementara kaca-kaca ruang kesehatan itu mulai pecah,..

Dokter Sarah mengikuti Thomas masuk,.. ” Jane, Vein, Ryan, Revy, Ayo cepat,.. ”

Jane naik diikuti oleh Vein,..

” Ayo cepat naik,.. ” Ryan menyuru Revy,..

” Prank, Bruakk !! ” pintu ruang kesehatan berderik-derik hampir roboh,..
” Ayo naek bego,.. ” Ryan memaksa Revy yang enggan naik,..

” Cepet Vy, Ryan.. ” Vein ikut panic melihat keadaan yang makin kacau,..
” Kamu naik dulu Ry, kamu luka,.. ” Revy beralasan,..

” Udah cepet naik,.. ” Ryan memaksa Revy,..
” Dah Ryan naik, biar cepat.. ” Vein memberi saran, dia tak mau berlama-lama, seperti anak kecil, terlebih keadaan sudah seperti ini,..

” Ya, Ya ok ,..”
Perlahan Ryan menaiki tangga ‘darurat’ itu, Vein menjulurkan tangannya membantu Ryan naik, perlahan Ryan berhasil naik ke dalam lubang ventilasi itu,..
” Ayo Vy,.. ”

Perlahan Revy menaiki tangga itu,
” Ayo cepat ” Vein mulai panik, dan yang ditakutinya pun terjadi,.. Pintu itu jebol,..

” Pergi !! Pergi !!! ” Revy tahu ia tak bisa naik,
” Goblok,… Ayo kesini !! ” ryan tampak begitu panic dan kesal…
” Pergi … Ryan…. ” sesaat kemudian tubuh Revy terdorong oleh mahluk itu,.. menabrak tangga darurat buatan Thomas tadi,. Yang lain mengintip dari sela-sela lubang ventilasi, mahluk-mahluk itu menyergap masuk dan menangkap tubuh Revy,..

Air mata mengucur dari mata gadis itu, begitu juga di mata Vein, Ryan berontak dan berusaha untuk turun, namun ia langsung ditahan oleh Dokter Sarah dan Thomas,..
” Jangan.. ayo-ayo pergi,.. ” Dokter Sarah terpaksa mengambil keputusan itu, berbahaya bila mereka tetap disini,..
” Anjing, gue mau turun !! ” Ryan memberontak,..
” Diem Ryan,, kita jalan… ” Jane membentak,..

Ryan hanya bisa diam, terlebih luka ditangannya masih terasa sakit,..
” Pergi Vein, cepat,.. ” Revy masih mendorong temannya untuk segera pergi, sungguh luar biasa pengorbananya air matanya mengalir, bukti rasa takut menguasai dirinya namun ia masih bisa membela temannya dan meminta mereka untuk cepat meninggalkan tempat itu,..

” Ayo Vein,.. ” Ajak dokter Sarah, Vein menangis, demikian juga yang lain, Vein sadar bukan hanya dia yang merasa kehilangan, Vein menatap sahabatnya itu untuk terakhir kali, Dan Revy membalasnya dengan senyuman,..

Mereka berlima pun meneruskan perjalanan melewati ruang ventilasi yan agak kotor itu, sepasang mata menatap mereka dari sebuah layar monitor,. Di sebuah ruangan gelap sambil menghisap rokok di tangannya,..

” Ya, ya kemarilah ” Ucap sosok misterius itu, sambil menghembuskan asap dari mulutnya,..

###

Tangan-tangan liar mahluk itu mulai mencengkram tubuh mungil Revy, tangan-tangan mereka mulai merobek seragam yang dikenakan gadis itu, kacamata yang dikenakannya jatuh entah kemana, sementara mereka tampak begitu bernafsu, ia bertanya apakah ia akan mengalami seperti yang terjadi pada Desi tadi,.. ia bersiap menutup matanya penuh rasa takut, air mata tak henti mengucur, meski ia berusaha tegar ia berharap untuk mati secepatnya..
Tangan itu, merobek pakaiannya beserta Bra yang digunakannya sekaligus, mereka membuat Revy setengah berjongkok sementara zombie-zombie itu mulai membuka celana yang ia kenakan, penis-penis yang sudah mengeras itu tegak mengacung didepan wajahnya,…

Ia menjerit ketakutan saat salah satu dari mereka menghujamkan penisnya kemulutu Revy, gadis itu berusaha memberontak, namun entah mengapa perlahan ia mulai membuka mulutnya, meski air matanya masih mengucur namun ia mulai menelan penis itu dalam mulutnya, perlahan penis itu mulai masuk dalam mulutnya,.. Rasanya aneh untuk seorang perawan seperti Revy,.. namun perlahan ia mulai terbiasa dengan penis itu,..

Zombie yang lainnya meminta tangan Revy ikut bekerja mengocok penis mereka, Revy tak punya pilihan, satu di tangan kanana-nya dan satu lagi di tangan kirinya, sementara dua diantara mereka pun mulai menyusu di dada Revy yang lumayan berisi, keduanya memainkan payudara itu, menyedotnya sambil sesekali meremas-remasnya atau mengunyah puting payudara yang masih berwarna kemerahan itu,..

Salah satu dari mereka menyelipkan tangannya kedalam vagina Revy, clitorisnya tersentuh membuat gadis itu menggelinjang menikmati sensasi yang baru pertama kali ia rasakan itu, perlahan juga birahinya mulai menguasai tubuh gadis muda itu, ia pun mulai mencontoh apa yang dilihatnya tadi siang, mencontoh Desi bagaimana caranya mengoral penis mereka,..

Perlahan namun pasti, Revy mulai menyedot-nyedot penis itu, pipinya ikut kempot tiap kali ia menghisap penis itu kuat-kuat,.. berganti-ganti penis mereka keluar masuk, kadang bertukar dengan yang lainnya, entah berapa macam penis yang sudah masuk dalam mulutnya sekarang, namun Revy seolah tak jijik meski mereka penuh dengan bau darah dan terus mengoralnya seolah itu makanan terlezat di dunia,..

Entah berapa lama waktu berlalu, Revy mengoral salah satu dari Zombie itu saat perlahan penis dalam mulutnya itu mulai mekar dan mengeras, terasa penis ituberdenyut denyut dalam mulutnya,.. dan tumpahlah sperma itu dalam mulutnya,..

Revy tampak kaget sementara sperma-sperma itu meluncur masuk dalam tenggorokannya membuat Revy terpaksa menelan sperma itu, penis dalam mulutnya dicabut keluar, sesaat kemudian langsung digantikan oleh penis yang lain dan memaksa Revy kembali mengoral penis itu..

Revy kembali mengulangi semuayang dingatnya, sesekali dia memutar kepalanya memberikan efek putar ke penis itu, atau pun menjilati batang penis itu hingga ke buah zakarnya,.. namun tangan salah satu zombie itu menariknya dan menyodorkan penisnya ke mukut Revy,..

Gadis itu tak punya pilihan lain selain membuka mulutnya lebar-lebar,. Penis itu masuk dalam mulutnya, zombie itu mengoyang-goyang kan kepala Revy maju mundur sebelum penis itu mulai mengejang dalam mulut Revy, kali ini gadis itu jauh lebih siap dan tak lama menyemburlah sperma itu dalam mulutnya, kembali Revy harus menelan sperma yang begitu banyak itu..

Belum selesai, penis itu kembali digantikan penis yang lain, kali ini penis itu begitu panjang dan besar, Revy hanya bisa memasukan 1/2 penis itudalam mulutnya, zombie itu terlihat tak puas dan menyodok-nyodokan penisnya lebih dalam lagi, Revy tak punya pilihan selain membuka mulutnya lebar-lebar, ia mencerna penis itu semampunya,..
Sesekali ia menghisap kuat-kuat kepala penis itu sementara tangannya mengurut buah zakar zaombie itu,..

Tak lama, sperma mahluk itu kembali tumpah dalam mulut Revy,.. disusul penis-penis dari zombie yang lain, dan Revy pun harus menelan sperma mereka, hingga meleleh disela-sela bibir Revy,..

Mata mereka masih terlihat lapar, Mata mereka seperti orang kesetanan, namun juga penuh dengan jeritan kesakitan,.. Mereka mendorong tubuh Revy dan mencabik celana dalam yang di kenakannya…

Tangan-tangan mereka berlomba memainkan vagina Revy, tangan mereka sesekali menyodok-nyodok kedalam vaginanya,. Ia pun perlahan mulai hanyut dalam kolam birahinya, sebelum kembali satu penis disodokan masuk dalam mulutnya,..

Revy pun kembali mengoral penis itu, hanya satu membuat ia lebih leluasa mengeksplore segala yang dipikirkannya, mulai dari menghisapi buah zakarnya hingga menyedot kepala penis itu sambil mengocok-ngocok penis itu,..

Dada-nya pun menerima rangsangan yang begitu hebat, zombie-zombie itu begitu bernafsu meremas dan menyusu di sepasang buah dada-nya itu, tanagn-tanagn itu meremas buah dada revy hingga pemiliknya hanya bisa mendesah keenakan, perpaduan antara sakit perih dengan kenikmatan dari remasan dan stimulasi permainan lidah yang bermain di putingnya..

Rangsangan di bibir vagina-nya membuat gadis itu tak bisa melakukan hal lain, selain mendesah dan mendesah, kenikmatan yang begitu dahsyat ditambah lagi salah satu dari mereka mengganti jemarinya dengan lidah, lidah yang begitu tebal menyapu-nyapu dan menerpa seluruh permukaan bibir vaginanya itu, bulu-bulu halusnya ikut tersapu basah oleh liur yang tercampur keringat,..

Perlahan vaginanya pun mulai memberikan response dan mengeluarkan cairan kewanitaannya, rangsangan demi rangsanagan membuat Revy pasrah dan menutup matanya menerima semburan sperma di mulutnya, kembali ia menelan habis sperma itu,..

Ia terdiam saat sebuah benda tumpul menempel di mulut vaginanya,.. perlahan benda itu didesak masuk ke dalam, Revy meringis kesakitan, sementara penis itu mencoba merobek selaput daranya, penis itu ditarik keluar sebelum kembali dihantamkan sekuat tenagan yang merobek selaput dara gadis itu,..

” Awwwwww… ” Revy meringis perih, namun perlahan memudar oleh kenikmatan yang diberikan,.. perlahan penis itu masuk lebih dalam lagi, sebelum mulai dipompa keluar masuk oleh pemiliknya, tubuh Revy seolah terbakar oleh kenikmatan, tangannya masih bekerja mengocok-ngocok penis yang disodorkan padanya,..

Makin lama penis dalam vagina-nya itu makin cepat keluar masuk, ditambah cairan vaginanya yang mulai memperlancar penis di dalamnya itu, Revy tak kuasa menahan desahannya, dia menarik penis salah satu zombie itu dan mengoralnya,.. segala cara dia lampiaskan sebagai pelampiasan yang di berikan oleh zombie yang sedang menyetubuhinya itu,..

Beberapa dari zombie itu menuangkan spermanya di tubuh Revy, membasahi tubuh mulus gadis itu, mulai dari ujung putingnya dibalur oleh sperma hingga ke seluruh permukaan dadanya, sebagian meluncur ke perutnya yang rata,..

Penis dalam vaginanya makin cepat dan makin kuat menyetubuhinya perlahan revy mulai kehilanga control dirinya dan mulai tak kuasa menahan sebuah perasaan yang seolah ingin meledak dalam tubuhnya,…

Tubuhnya seperti tersetrum-setrum listrik bervoltage kecil, dan ia seperti mabuk oleh sperma mahluk-mahluk itu,.. ia ingin lebih-lebih banyak lagi sperma untuk ditelannya, dan tiba-tiba sebuah perasaan yang tak tertahan itu meledak..

” Aghhhhhh !!! ” Revy mencapai klimaksnya, tubuhnya mengelinjang hebat, dan saat itulah, mahluk-mahluk itu menerkamnya dan memangsa dirinya,..

Genangan darah mengalir,…

By: Vein