Tak Di Anggap
“ mau kemana mam?”
“ duh..bikin kaget aja…mama mau keluar dulu ada urusan”
“ mau aku anter?”
“ gak usah..mama udah minta anter si arif”
“ kok sama arif..”
“ iya mama kira tadi kamu masih tidur…udah ya mama pergi dulu”
Aku mengikuti langkah mama dari belakang menuju teras rumah kontrakan ku yang tidak begitu besar, saat itu aku melihat arif sedang berdiri sambil merokok menghadap ke arah jalan, lalu mama menghampiri dia di sampingnya.
“ yuu…” mama berkata kepada arif
“ eh udah siap..yu berangkat..” jawab arif sambil tangannya merangkul pinggul mama yang terbalut ketatnya celana cutbray mama yang berbahan elastis seperti legging.
“ iya yuu..den..mama pergi dulu ya” kata mama sambil menoleh kepada ku, seketika tangan arif yang semula berada di pinggul mama pun dia turunkan lalu ikut menoleh kepada ku
“ bro..heheheh..kirain masih tidur..kita pergi dulu ya” kata arif dengan wajah cengengesannya
“ emhh…” kata kata ku sambil terus menatapnya.
Lalu mereka pergi dengan berboncengan motor milik arif.
Aku rasa sepertinya ini kesalahan ku dari awal, ujung-ujungnya menjadi penyesalan seperti ini, namun di lain sisi aku pun tidak dapat melarang mama karena dengan begini aku bisa melihat mama menjadi lebih bahagia dalam menjalani hidupnya tidak seperti dahulu yang wajahnya selalu sendu seperti di rundung masalah, memang selama ini keluarga ku dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan dan mama menjadi tulang punggung keluarga, semua itu mama lakukan semenjak bercerai dengan papa ku beberapa tahun silam.
Aku deni umur ku saat ini baru 19 tahun dan baru saja lulus sekolah menengah akhir, aku memiliki adik laki-laki bernama andi dia hanya terpaut beda usia 2 tahun dengan ku, saat ini adik ku tinggal bersama papa ku dan ibu tirinya di beda kota, sedangkan mama ku bernama ayu karena aku tinggal di daerah jawa barat maka kebanyakan orang-orang di sekitar ku memanggil mama dengan sebutan teh ayu, saat ini mama baru berumur 39 tahun, mama memang menikah muda saat dulu dangan papa, dan entah mengapa usia pernikahan mama hanya sampai saat aku berumur 12 tahun.
Dahulu aku tidak mengerti apa-apa terlebih soal ekonomi keluarga, sehingga aku banyak menuntut segala hal kepada mama bahkan saat masih duduk di sekolah menengah pertama pun aku sudah di belikan sepeda motor. awalnya mama hanya ibu rumah tangga biasa, yang masih menerima kiriman uang dari papa untuk biaya ku dan adik ku, tapi semua terhenti ketika adik ku mulai masuk sekolah menengah pertama dan dia langsung di bawa oleh papa untuk tinggal bersamanya dan sejak itu mama mulai bekerja untuk membiayai hidup ku dengannya. Segala macam pekerjaan mama lakukan mulai dari menjadi pelayan restoran, menjadi ojek online dan terakhir mama menjadi Sales promotion girl suatu produk obat herbal untuk mengusir masuk angin dan pakerjaan itu masih mama lakoni hingga saat ini, dengan alasan penghasilannya lebih besar dari pekerjaan lain yang pernah mama lakukan walaupun mama harus menawarkannya secara langsung di lapangan kepada warung-warung atau orang-orang namun yang mama katakan pekerjaannya saat ini memiliki waktu kerja yang flexibel tidak di patok jam kerja asalkan produk tetap laku terjual sesuai target.
Semua berawal ketika aku masih duduk di bangku kelas 3 SMA, saat itu aku sedang senang-senangnya mencari teman baru bahkan hingga aku masuk dalam komunitas motor custom di kota ku. Setiap malam minggu selalu ramai berkumpul bersama komunitas, seru rasanya bagi ku bisa mengenal macam-macam motor custom dan memiliki banyak teman, kebanyakan di dalam anggota komunitas ku ini memakai motor custom bergaya coper tetapi aku sendiri memakai motor bergaya japstyle karena motor ku masih di pakai untuk pergi sehari-hari ke sekolah, semua itu ku lakukan tanpa perduli kalau mama ku yang banting tulang untuk mencari nafkah keluarga. Lambat laun setiap aku melihat mama pulang kerja terasa iba, menatap wajah letih namun tetap tersenyum menatap ku, bahkan beberapa kali aku pernah melihat mama sedang menawarkan produknya kepada para pedagang dan sopir angkot yang mangkal di depan sekolah ku, aku merasa malu melihat itu, terlebih aku pernah melihat mama saat menawarkan produk jualannya kepada sopir angkot dan justru mama mendapat godaan dan sedikit pelecehan dari mereka, ingin rasanya aku memarahi sopir angkot itu tapi yang ada aku justru memarahi mama saat sudah berada di rumah, namun semua itu mama jelaskan kepada ku bahwa hal seperti itu sudah biasa dia dapatkan dan mama tidak mempermasalahkannya asalkan masih dalam tahap wajar dan jualannya tetap laku terjual, karena semua itu dia lakukan demi keluarga dan aku, mendengar itu aku menjadi kasihan kepada mama namun setiap kali aku ingin membantunya untuk bekerja mama selalu melarang ku sehingga aku berjanji pada diri ku sendiri saat aku lulus sekolah nanti aku akan mencari kerja untuk meringankan beban mama, tapi nyatanya hingga saat ini aku masih belum mendapat pekerjaan.
Maksud hati ingin membantu mama agar jualannya cepat laku namun sepertinya aku salah mengajak pada saat waktu itu karena akhirnya mama menjadi seperti sekarang yang membuat ku hanya bisa menyalahkan diri sendiri.
Pada waktu itu komunitas motor ku sedang mengadakan suatu event, kegiatan merayakan ulang tahun club motor ku dengan mengadakan silaturahmi dengan beberapa club motor di kota ku yang di selenggarkan selama 2 hari karena dalam acara itu terdapat kegiatan lain seperti kontes modifikasai dan juga live musik.
“ mam..besok ada acara di lapang xxx..mama cobain aja jualan di sana siapa tahu cepat laku” kata ku di saat pagi hari sebelum berangkat sekolah
“ oh ya..emhh..emangnya boleh orang luar jualan di sana, biasanya kan cuma pihak sponsor aja” jawab mama
“ gak apa-apa cobain aja kalau cuma di luaran aja biasanya juga suka banyak pedagang asongan lainnya mam..” jawab ku
“ emhh..boleh deh nanti mama coba mampir kesana” jawab mam yang pagi itu sudah bersiap untuk pergi bekerja lengkap dengan pakaian seragam kerjanya.
Walaupun keseharian mama tidak pernah memakai jilbab namun saat akan pergi bekerja dia selalu menutupi rambutnya yang berpotongan pendek dengan jilbab walau tidak seperti jilbab pada umumnya, mama hanya memakai kerudung pasmina yang si pakai di kepalanya dengan model simple seperti wanita-wanita gipsi gunakan dengan setiap ujung pasminanya di biarkan menjuntai, pakaian seragamnya pun bagi ku biasa saja hanya berupa kemeja lengan pendek berlogo produk yang mama jual, dan di bagian lengannya mama tambahkan dengan manset ketat warna hitam, walaupun kemeja seragam yang mama pakai tidak ketat tapi tidak dapat menyembunyikan dua tonjolan besar di bagian dada mama, walaupun tubuh mama tidak besar tapi bagian dada mama nampak montok dan besar sangat mencolok sekali di bandingkan dengan tubuhnya yang terbilang langsing bahkan bagian pantat dan pinggulnya pun tidak begitu montok menurutkan berkuran proposinal saja dengan tubuhnya, terlebih bila kerja mama tidak pernah memakai celana yang ketat, walaupun demikain tapi masih saja selalu ada yang menggoda mama mungkin karena wajahnya yang manis dan cantik di tambah mama memakai kacamata dengan model seperti anak muda jaman sekarang yang membuat aura kecantikan mama semakin terpancar membuatnya nampak masih muda juga cara bicara mama yanh membuat lawan jenisnya selalu tergoda.
Setelah perbincangan singkat dengan mama pagi itu aku pun pergi sekolah sedangkan mama pergi bekerja.
Siangnya sepulang dari sekolah aku langsung ikut bergabung dengan anggota club ku untuk membantu dalam persiapan acara, karena saat itu aku merupakan anggota junior maka aku lebih sering mendapatkan tugas dari senior-senior ku namun semua itu ku lakukan dengan senang hati.
Pulang ke rumah larut malam sudah menjadi hal biasa bagi ku maka mama pun sudah tidak pernah menanyakan lagi aku dari mana karena dia sudah tahu aku pasti habis berkumpul bersama teman-teman club motor ku.
Sabtu pagi dimana hari pertama acara club motor ku di selenggarakan, aku sudah bersiap dengan segala atribut club motor kebanggaan ku begitu pun dengan mama yang juga sudah siap dengan pakaian kerjanya seperti biasa, kemeja kerja yang di padukan dengan manset hitam, juga kerudung pasminanya yang kali ini juga berwana hitam sedangkan bagian bawahnya mama memakai celana panjang kulot yang berbahan halus juga berwarna hitam, baru kali ini aku memperhatikan mama saat memakai celana seperti itu ternyata bagian pantat mama yang ukurannya begitu pas dengan tubuh langsinnya sedikit tercetak bahkan garis cd mama terlihat membayang walaupun sebenarnya bukan kali ini saja mama memakai celana seperti itu tapi baru kali ini aku memperhatikan bagian belakang tubuh mama.
“ mam..aku pergi dulu ya..pulangnya mungkin malam mam” kata ku berpamitan kepada mama
“ iya..hati-hati ya..” jawab mama sambil memakai sepatu sneakers nya, memang setiap kali kerja mama selalu memakai snekaers karena mama bekerja di lapangan dan menurut mama memakai sepatu seperti itu membuatnya nyaman.
“ iya mam..oh iya nanti kalau sempet cobain aja datang mam siapa tahu bisa laris jualannya..kalau tembus target kan lumayan hehehe” kata ku
“ iya nanti mama coba ke sana..tapi apa kamu gak malu nanti kalau temen-temen kamu tahu” kata mama sambil tersenyum
“ hehehe.***k apa-apa mam..temen-temen di club kan belum ada yang kenal mama..paling cuma si roni doang..lagian kalau tahu juga gak masalah buat aku mam” jawab ku yang di balas hanya senyuman oleh mama.
Setelah itu aku pun langsung pergi ke lokasi acara dan seperti biasa karena aku junior maka dalam acara pun aku mendapatkan beberapa tugas dari senior ku.
Mulai dari pembukaan acara hingga berjalannya acara semua nampak lancar, tamu-tamu dari club motor lain pun berdatangan, suasana semakin siang semakin ramai, tidak hanya dari club motor masyarakam biasa yang ingin melihat kontes modifikasi pun berdatangan. Saat itu aku di tugaskan menjaga di bagian pintu masuk berasam teman ku sesama junior, memang di bagian luar banyak penjual makanan dan minuman yang bukan dari pihak sponsor sehingga mereka berjualan di luar area acara tepatnya di sekitaran tempat parkir saja, mata ku selalu mengawasi setiap orang yang datang sebenarnya aku hanya mencari mama yang memang ku suruh untuk datang untuk berjualan.
Sore menjelang ketika baru saja aku selesai istirhat makan dan kembali ke tempat ku, saat itu pandangan ku tertuju pada sosok yang familiar bagi ku, seragam dengan warna khas dan juga gaya berkerudung yang sudah sangat aku hafal, siapa lagi kalau bukan mama, terlihat di kejauhan mama membawa tas tootbag di bahunya sambil tanganya memegang produk jualannya sedang mengobrol dengan penjual minuman ringan, entah mengobrol atau menawarkan produk karena sesekali penjual minuman itu menunjuk-nunjuk suatu tempat seperti menunjukan arah kepada mama.
“ syukur deh mama akhirnya datang siapa tahu bisa laku banyak di sini” ucap ku dalam hati, terlihat mama beberapa kali menawarkan produknya kepada orang-orang yang melewatinya, posisi ku dengan mama cukup jauh sehingga aku tidak dapat memanggil mama untuk mendekat ke arah ku dan aku pun tidak bisa mendekat ke arahnya.
Beberapa saat aku tidak memperhatikan mama karena aku sibuk memperhatikan orang-orang yang masuk sambil mengobrol dengan teman ku dan saat aku melihat kembali ke arah mama, aku sudah tidak menemukannya di tempat semula, mungkin mama sudah pergi atau berpindah tempat pikir ku, tidak ambil pusing karena memang mama sedang bekerja berusaha menawarkan produk pasti tidak akan diam di satu tempat saja.
Tanpa ku sadari ternyata posisi mama kini sudah hampir mendekat ke arah pintu masuk, saat ku lihat mama sedang mengobrol dengan senior di club motor ku, atau mungkin tepatnya senior ku itu sedang membeli produk yang mama tawarkan, ku perhatikan cara mama menawarkan produknya nampak begitu luwes membuat orang tertarik untuk memperhatikannya dari cara bicara dan senyumannya membuat lawan jenisnya bisa terpesona. Setelah ku lihat bahwa mama masih ada di sekitar ku maka aku pun kembali tidak memperhatikannya dan kembali fokus pada tugas ku hingga aku mendapat isyarat dari teman sesama junior ku yang bernama roni.
“ den..den..” sambil matanya memberi isyarat
“ apaan..” kata ku sambil menatapnya
“ tuh..” kata roni
Ketika aku menoleh ke arah yang di tuju betapa kagetnya ternyata mama sudah berada di dekat ku bersama senior ku yang bernama rendi.
“ nih..gw kasih ginian biar lu pada kagak masuk angin hahaha” ucap rendi yang nampa mabuk sambil memberikan ku dan roni sachset obat herbal masuk angin yang di jual mama.
“ wahh..makasih-makasih” kata roni sambil menerimanya sedangkan aku hanya tersenyum saja sambil menatap ke arah mama yang berada di samping rendi
“ ayo teh..” ucap rendi sambil menarik tangan mama untuk masuk
“ eh..ini beneran gak apa-apa masuk..nanti takut di marahin kalau jualan di dalam..kan bukan sponsor” kata mama tanpa melangkahkan kakinya
“ udah santai aja..di dalam lebih banyak orang masuk angin hahaha” jawab rendi
Saat itu tiba-tiba roni menyenggol tangan ku dan menunjukan arah dengan tatapan matanya, dia menunjukan ke arah tangan mama yang di genggam erat oleh rendi.
“ den..teteh ini gw bawa masuk ya.***k apa-apa ya..hahaha biar cepet laris jualannya hahaha” kata rendi sambil badannya mendekat ke arah ku dan tangannya tetap memegang tangan mama
“ oh..iya-iya masuk aja masuk..” kata ku sambil memberikan jalan kepadanya
“ hihih..makasih ya..duh jadi gak enak..” kata mama sambil tersenyum ke arah ku dan roni, mama saat itu tidak menyapa ku mungkin dia ingin menjaga perasaan ku dia tidak mau aku malu kalau mama nya hanya sebagai SPG produk herbal, padahal aku sama sekali tidak malu dengan pekerjaan mama, sebenarnya aku ingin menyapa mama hanya saja mama langsung masuk begitu saja karena tangannya yang di tarik oleh rendi.
Lalu mereka pun masuk melewati ku namun pandangan ku tetap ku arah kan kepada mereka berdua yang mana rendi tetap memegang tangan mama dan juga mata ku tertuju ke arah pantat mama yang bergoyang sedikit tercetak di balik celana kulotnya.
“ itu mama lu kan..di bawa sama si rendi apa…” kata roni sambil membuka sachet obat herbal yang di berikan rendi tadi
“ udah biarin aja siapa tahu jualan di dalem laris..lu diem-diem aja gak usah banyak cerita” kata ku kepda roni yang di balas acungan jempol oleh roni karena mulut dia sedang penuh dengan obat herbal yang baru saja dia minum.
Melihat mama masuk ke dalam aku pun berharap jualan mama memang laris terjual.
*********
Malam hari pun tiba, acara semakin ramai, orang-orang semakin banyak berdatangan, namun aku tidak melihat lagi keberadaan mama, apakah mama sudah pulang atau belum aku tidak tahu karena akses keluar dari area event bukan di tempat ku berada, aku berfikir mungkin mama sudah pulang karena hari sudah malam.
“ ron..gw masuk dulu ya cari jatah makanan malam” kata ku kepada roni
“ iya den..laper nih gw..bawa yang banyak “ jawab roni
Sambil berjalan masuk ke area panitia aku pun mengirimkan pesan kepada mama.
“ mam dimana? Gimana tadi jualannya? Maaf ya tadi gak nyapa takut mama jadi canggung” pesan yang ku kirim kepada mama, namun tidak mendapat balasan dari mama, awanya aku kira mama mungkin sedang melakukan kegiatan lain di rumah sehingga tidak tahu kalau aku mengrimkan pesan kepadanya.
“ den ni bawa sekalian buat si arif sama sama si doni di gate exit” kata teman ku di bagian konsumsi saat aku akan mengambil makanan untuk ku dan roni, arif dan doni sama-sama junior di club namun mereka lebih dahulu jadi anggota di bandingkan aku dan roni sehingga waktu untuk naik tingkat pun akan lebih dulu arif dan doni, selain itu dari segi umur pun arif dan doni lebih tua dari ku.
“ oh iya nanti gw kasih ke mereka “ jawab ku sambil mengambil 4 kotak makanan dan keluar dari both konsumsi.
Saat berjalan ke arah pintu keluar di kegelapan malam dan cahaya yang beraneka macam warna lampu aku melihat mama sedang berada di dekat both minuman bersama para senior ku tentunya di sana ada rendi juga mereka sedang menyaksikan live musik. Ku lihat mama tidak membawa tas tootbag yang berisi produk obat herbalnya apakah semua jualan mama sudah laku terjual, dan lagi jilbab pasmina mama sudah tidak di pakainya melainkan hanya si sampirkan di bagian pundaknya saja sehingga rambut mama yang berpotongan pendek seperti artis wika s*l*m terlihat dengan indah juga wajahnya yang di hiasi kacamata terlihat begitu cantik dan manis.
Aku perhatikan dari jauh mama bersama para senior ku nampak sedang mengobrol namun karena suasana berisik oelh musik dari panggung membuat mereka berbicara saling mendekatkan mulut mereka ke arah telinga seperti orang berbisik, sesekali ketika senior ku mengucapkan sesuatu ke telinga mama membuat mama tertawa lepas entah itu yang di bicarakan memang hal lucu atau apa aku tidak tahu, bahkan ku perhatikan rendi beberapa kali mengucapkan sesuatu ke telinga mama yang membuat mama tersenyum genit ke arah rendi, rendi itu bisa di katakan sosok yang di segani di dalam club walaupun umurnya tidak terlalu tua di bandingkan dengan senior-senior yang lain, wajah rendi jauh dari kata tampan menurut ku, dengan badan kurus dan berkulit gelap juga penuh tatto di tubunya yang membuat orang seram melihatnya, selain itu ada sahabat rendi di dalam club yang juga sama seperti rendi badan kurus penuh tatto dan di segani dia adalah joko, yang selama aku mengenalnya tidak pernah melihat dia dalam keadaan normal selalu saja dalam keadaan mabuk, joko merupakan sepupu dari arif hal ini yang membuat arif yang masih junior terkadang bertingkah seolah dia senior sedangkan doni sahabat dari arif, dan aku sendiri sebenanrnya masuk di club ini karena di ajak oleh roni yang merupakan teman sekolah ku, kita sama-sama menyukai motor custom sehingga ikut bergabung dalam club, terlebih roni sudah mengenal dekat dengan arif yang merupakan pekerja di bengkel custom langganan roni sehingga kita dengan mudah dapat bergabung di dalam club.
Melihat mama sedang bersama senior ku membuatku menjadi sedikit khawatir terlebih rendi yang sudah terkenak sering membawa wanita-wanita walaupun dengan tampangnya yang seperti itu tapi entah mengapa ada saja wanita yang mau kepadanya begitu pun dengan joko.
Sambil terus memperhatikan mama aku pun berjalan perlahan di arah belakang mereka untuk menuju pintu keluar dimana arif berada, tiba-tiba saja ku lihat joko menghampiri mama yang sedang bersama rendi dan senior lainnya,
Entah apa yang di katakan joko kepada mama namun dari arah belakang aku melihat saat joko berkata sesuatu di dekat telinga mama saking dekatnya pipi mereka saling menempel,karena posisi joko berada di depan mama sedangkan rendi di samping mama, setelah itu ku lihat mama mengambil hp yang di pegang oleh joko dan mengetik sesuatu di hpnya, tebakan ku sepertinya joko meminta nomor hp mama, ku perhatikan di saat mama sedang fokus mengetik di hp joko ku lihat tangan joko menjawil atau menyentuh bagian bawah tubuh mama tepatnya di bagian selangkangan mama, entah itu kena atau tidak yang jelas ketika itu mama langsung memundurkan tubuhnya agar terhindar dari tangan joko, itu di lakukan hingga dua kali saat mama mengembalikan hp kepada joko namun yang kedua mama menepis tangan joko entah apa yang di katakan mama namun disambut tawa oleh rendi juga joko bersama senior ku yang lain, aku merasa marah melihat mama di perlakukan seperti itu, ingin ku marahi langsung mereka walaupun sebenarnya aku tidak berani namun ketika wajah mama terlihat oleh ku tidak nampak sekali raut wajah marah dari mama yang ada mama ikut tersenyum tatkala teman-teman senior ku tertawa karena tingkah joko yang melecehkan mama. Apakah hal ini yang di katakan mama sudah biasa ketika sedang bekerja, rasa marah pun berangsur hilang aku hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, semoga saja mama cepat pergi meninggalkan mereka agar pelecehan seperti itu tidak terjadi lagi, aku pun tidak dapat memperhatikan mama lebih lama lagi karena harus segera menyerahkan makanan kepada arif dan lagi pandangan ku terhadap mama semakin terhalang oleh orang-orang yang ingin mononton live musik di panggung.
“ nih..makanan lu” kata ku sambil menyerahkan dua kotak makanan kepada arif di pintu keluar
“ dua lagi tuh punya siapa?” Tanya arif
“ punya gw sama roni..udah ya gw balik ke depan” kata ku sambil meninggalkan tempat arif, sengaja aku tidak mau berlama-lama di dekatnya karena dia selalu banyak perintah kepada ku.
Ketika akan kembali ke pintu masuk suasana semakin ramai membuat ku malas untuk melewatinya maka dari itu aku putuskan untuk kembali ke pintu masuk melalui jalan luar melewati parkiran para pengunjung.
Setelah sampai di tempat ku semula lantas aku memberikan kotak makanan yang ku bawa kepada roni. Untuk beberapa saat aku dan roni menyantap makanan karena saat itu ada teman ku lainnya yang juga junior ikut membantu menjaga pintu masuk.
Setelah selesai makan aku mendapatkan pesan singkat dari mama.
“ mama baru mau pulang den..ini udah di parkiran tadi rame banget sampai habis semua jualan mama” pesan yang di kirim mama kepada ku, karena mama megatakan sedang ada di parkiran maka saat itu pun aku memutuskan untuk menghampiri mama tanpa membalas pesan yang mama kirim kepada ku.
“ ron mumpung di sini ada yang backup gw ke sana dulu ya” kata ku kepada roni yang belum selesai makannya
“ kesana kemana?” Tanya roni
“ emhh..toilet sama beli rokok” kata ku, memang walaupun aku masih duduk di bangku sma tapi karena pergaulan di luaran sehingga aku sudah merokok di umur belasan.
“Oke..oke” jawab roni
Aku menyapukan pandangan ku ke setiap penjuru parkiran motor mencari keberadaan mama, hingga sampai tak jauh dari pintu keluar aku melihat mama sedang memakai jaketnya di samping motor matic miliknya, ketika aku akan menghampiri mama langkah ku terhenti karena tiba-tiba saja arif datang menghampiri mama.
Mama memprlihatkan ekpresi kaget ketika arif menepuk pundaknya, namun beberapa saat kemudian mereka terlibat suatu obrolan yang sepertinya menurut tebakan ku arif mengajak mama berkenalan terlihat dari gestur mereka yang bersalaman sambil mengucapkan sesuatu dengan tersenyum, setelah itu terlihat arif mengetik sesuatu di hpnya yang ku tahu pasti dia sedanh mencatat nomor hp mama karena beberapa saat kemudian dia seperti menelepon dan mama memperlihatkan layar hpnya kepada arif lalu mereka tersenyum, aku mengurungkan niat ku menghampiri mama karena melihat kejadian itu, sempat bertanya-tanya dalam hati ku kenapa mama segampang itu berkenalan dengan laki-laki, atau kah ini memang sifat mama bila di luar rumah, tapi tak dapat di pungkiri memang mama orangnya supel mudah bergaul dengan siap saja sehingga dengan mudah mama mendapatkan banyak teman dan ini mungkin salah satunya mama selalu bersikap ramah kepada siapa pun.
Terlihat mama sudah memakai helm sambil tetap mengobrol bersama arif aku pun akhirnya lebih memilih membalas pesan mama di bandingkan menghampirinya yang sedang bersama atif.
“ ya udah mam hati-hati, pantas tadi aku cari ke dalam tapi mama gak ada..maaf ya mam gak bisa nemenin” balas ku kepada mama, terlihat oleh ku mama menatap layar hpnya namun tidak membaca pesan yang ku kirim, yang terlihat mama berpamitan kepada arif lalu menaiki motornya dan pergi meninggalkan parkiran, setelah melihat kepergian mama aku pun memilih kembali ke tempat ku.
Malam semakin larut, lambat laun acara pun mulai berangsur usai, sedikit demi sedikit para pengunjung dan club-club undangan pergi meninggalkan tempat acara berlangsung, hingga jam 1 malam aku baru bisa pulang ke rumah.
Suasana rumah yang sudah gelap nampak seperti tak ada kehidupan sudah menjadi hal biasa bagi ku bila pulang larut malam, mama sudah berada di kamarnya mungkin sudah larut dalam lelap tidurnya, aku pun segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
*********
Besoknya di hari minggu aku terbangun agak siang itu pun karena di bangunkan oleh mama ku yang terus-terusan mengetuk pintu kamar ku.
Tookk..tookk..tokkkk..
“ deni..bangun den..udah siang…mama mau pergi dulu..den..deni..” kata mama di luar kamar ku
“ iya mam..” jawab ku dengan masih mengantuk namun tetap beranjak dari tempat tidur ku.
Ketika ku buka pintu kamar mama sudah tidak ada si sana, aku pun keluar kamar dan duduk di kursi ruang tamu, karena rumah kontrakan ku yang kecil dan hanya terdapat 1 ruang utama sehingga saat keluar kamar sudah langsung berhadapan dengan ruang tamu yang merangkap ruang keluarga.
Tidak lama kemudian mama keluar dari kamarnya dengan pakaian kerjanya.
“ den..kamu pergi lagi sekarang? Jangan lupa sarapan ya..udah mama siapain” kata mama sambil mebetulkan jilbab pasminanya di depan ku
“ pargi mam tapi agak siang..mama mau kemana?” Tanya ku
“ gak liat ini..” kata mama sambil seolah berpose memperlihatkan penampilannya kepada ku, memang dari awal aku melihat mama memakai pakaian kerjanya hanya saja bila hari minggu mama selalu pergi siang, dan lagi sepertinya kali ini ada yang berbeda dengan baju kerja mama bbila ku perhatikan sedikit agak ketat tidak seperti yang biasa mama pakai, selain itu ada yang sangat mencolok bagi ku yaitu mama memakai celana legging hitam, tumben sekali mama memakai celana legging untuk bekerja ini tidak biasa pikir ku.
“ iya dari tadi juga liat mam..cuma tumben jam segini udah mau pergi..baru jam berapa sih ini..tuh..jam 9 mam..biasanya minggu perginya siang” kata ku yang masih terus memperhatikan penampilan mama dari atas hingga bawah, baru ku sadari ternyata bila memakai pakaian yang cukup ketat badan mama masih bagus tidak kalah dengan remaja bahkan mama nampak seperti belum menikah.
“ iya..mama mau ke kantor dulu ngambil stok..soalnya kemaren udah abis..lumayan den jualan di sana tuh..hihihi” kata mama sambil tertawa genit.
Ku perkahtikan pagi ini mama nampak ceria, biasanya bila akan pergi kerja wajah mama tidak seceria ini, syukur deh pikir ku kalau mama ceria, dan senang aku pun ikut senang, mungkin karena hati mama sedang ceria penampilan mama pun menjadi berubah pikir ku. Tapi ada hal yang menggangu ku saat melihat penampilan mama, aku merasa ada dorongan gairah yang aneh dalam diri ku apakah ini karena fase masa puber ku yang mulai tertarik terhadap lawan jenis, terlebih saat melihat penampilan mama yang memakai pakain ketat di hadapan ku, wajahnya yang cantik di hiasi kacamata yang sedikit besar seperti remaja, suaranya yang lembut dan manja, dan lagi bagian dadanya yang mebusung besar menantang di bagian depan tubuhnya yang langsing, lalu ketika ku lihat bagian bawah tubuh mama yang terbalut legging, ini benar-benar luar biasa bagi ku, karena aku baru pertama kali melihat mama seperti ini, kaki yang jenjang dan indah terbalut ketatnya celana legging juga si bagian pangkal pahanya yang mencetak jelas bentuk miss V yang tembem di balik ketatnya celana legging mama.
“ eh..di ajak ngobrol malah ngelamun” kata mama sambil berjalan ke arah dapur meninggalkan ku, seketika pemandangan indah di hadapan ku pun hilang beserta lamunan ku.
“ emhh..iya..di dengerin kok.***k ngelamun..” kata ku sambil beranjak dari duduk dan ikut berjalan ke arah dapur, lagi-lagi aku melihat pemandangan indah di hadapan ku, bentuk bulatan pantat mama yang proposional dengan tubuh langsingnya tercetak jelas di balik legging ketat yang di pakainya, samar terlihat garis cd mama namun tidak begitu jelas nampaknya menurut tebakan ku mama memakai cd yang tipis sehingga samar di balik celana legging yang ketat.
Aku mengambil segelas air minum di dapur sedangkan mama mengambil sepatunya di rak sepatu yang terletak di dekat dapur.
“ tuh sarapannya udah ada..mama pergi ya” kata mama sambil meninggalkan ku yang sedang minum di dapur.
Setelah selesai minum aku langsung menyusul mama yang sudah berada di teras rumah bersiap untuk naik ke motornya
“ mam..mama nanti pulang jam berapa?” Tanya ku
“ belum tahu..kenapa emangnya?” Tanya mama
“ gak apa-apa..pake jaket mam biar gak masuk angin..lagian itu mam kok tumben bajunya kaya kekecilan gitu” kata ku karena melihat mama tidak memakai jaketnya
“ ada kok ini mama simpan di bagasi jaketnya..emhh..iya nih baju kerja yang lama jadi agak sempit..yang kemaren kotor belum sempet di cuci..udah bai keringet hihihihi” kata mama sambil naik ke motornya, aku pun lalu berjalan membukakan pagar rumah untuk mama keluar.
“ emhh..pantesan gak kaya biasanya pake baju yang sempit gitu heheh..” kata ku
“ oh..dari tadi kamu merhatiin penampilan mama.***k pantes ya mama pakai baju yang ketat-ketat gini” kata mama
“ bukan gak pantes..cuma tumbe aja..mama pake apa aja juga cocok ko mam..biar keliatan awet muda hehehe” kata ku memuji mama
“ uuh..biasa aja kamu..udah ya mama pergi dulu..” kata mama
“ iya mam..hati-hati ya..semoga laris lagi hari ini” kata ku memberi semangat kepada mama
“ iya amiin..oh iya.***k apa-apa ya kalau nanti mama ke acara club motor kamu lagi..siapa tahu laris lagi di sana hihihi..” kata mama
“ eh..mau kesana lagi mam” kata ku sedikit kaget karena kemarin saja mama berpakaian biasa mendapat banyak godaan dari teman-teman club ku bahkan aku melihat sedikit pelecehan terhadap mama yang di lakukan oleh joko, apa lagi sekarang mama berpanampilan seperti ini membuat ku tidak tenang.
“ iya..udah janjian soalnya..udah ya assalamualaikum…” kata mama sambil langsung tancap gas meninggalkan ku yang berdiri di depan pintu pagar tanpa memberi kesempatan ku untuk menjawab salamnya, dan lagi…mama sudah janjian…dengan siapa…apakah rendi, joko, arif..atau senior ku yang lain..apakah ini ku biarkan saja..atau harus segera ku cegah, tapi bagaimana caranya..