Cerita Sex Gratis Melihat Cewek Setengah Bugil

Kemarin seperti biasa saya pulang kerja pagi hari, kira-kira pukul 8 pagi, hari itu saya tidak pulang ke tempat temanku Jupri (istri orang), melainkan saya pulang ke rumah orang tua. Ketika saya tiba di rumah, saya langsung ke kamarku, tidak lama terdengar ketukan pintu kamarku,

ternyata papaku, dia bilang kalau mereka akan pergi ke luar negeri, saya di ajak tapi saya menolak dengan alasan capek, akhirnya saya di rumah, saya langsung ke depan komputer, saya buka ceritahotsex.net, ternyata ada cerita baru dan birahiku naik, tapi saya tahan.

Tiba-tiba perutku lapar sekali, saya turun ke bawah mencari makanan di kulkas, sambil makan saya nonton TV. Terdengar pula irama lagu rap, saya hapal sekali, tetanggaku punya 2 anak wanita, yang satu telah menikah, yang satu lagi masih SMA, namanya Susan. Dia manis, putih, dengan rambut pirang.

Saya lihat sudah pukul 10, saya tahu benar dia baru selesai mandi, karena kamarnya tepat di seberang kamarku. Saya taruh makananku’ lalu saya lari naik ke atas, ke kamarku. Ternyata pandangannya tidak terlalu jelas, kecuali jika ia berdiri di dekat jendela dan lagi pula saya takut ketahuan.

Lalu saya lari lagi ke balkon atas dimana lebih jelas pemandangannya, benar saja dia berdiri di dekat jendela tanpa BH hanya memakai celana dalam hitam. Indah sekali tubuhnya, lalu dia menunduk ke

arah kipas angin mengeringkan rambutnya yang basah, dengan pantat ke arah jendela.

Saya benar-benar tidak tahan lalu saya onani, tapi masih belum puas juga, akhirnya saya coba menghilangkan birahiku dengan mencoba tidur, tapi irama musik rap yang keluar dari jendela kamar Susan sangat mengganggu, akhirnya saya buka jendela, dan saya coba memanggil

“Susan…, Susan”, lalu ia muncul dengan memakai handuk saja.
“Ya, ada apa?”.
“Tolong dong kecilin suara radiomu?”.
“Oh, maaf Tha, saya baru tahu kalau kamu pulang kerja?”.
“Ya”.
“Tunggu sebentar ya, saya matiin dulu?”, saya hanya mengangguk, saya tahu rumahnya tidak ada siapa-siapa.

Saya masuk dari pintu belakang yang tidak terkunci, lalu saya panggil dia, dia hanya bilang “ke sini dong!”. 

Saya langsung naik ke lantai atas, “Kamu di mana?”.

“Di sini Tha”, terdengar suaranya dari kamar nomor dua, lalu saya buka pintu kamar itu, begitu saya masuk ke dalam kamarnya, hanya bercahayakan pantulan sinar matahari, sunyi sekali, lalu Susan memanggilku sambil berjalan keluar dari kamar mandinya hanya mengenakan celana dalam hitam, saya tersentak kaget melihat tubuhnya yang hanya terbalut celana dalam saja, buah dadanya indah sekali,

tidak begitu besar tapi tidak begitu kecil pula, entah berapa ukuran BH-nya, saya bukan ahlinya dalam soal menebak ukuran BH orang, dia berjalan mendekatiku, saya pun hanya terdiam tapi birahiku sudah naik, bahkan penisku terasa keras sekali, di mana pada saat itu saya tidak mengenakan celana dalam, kebiasaanku menjelang tidur, lalu dia berdiri tepat di depanku, aku menunduk,

canggung rasanya biar pun saya sering berhubungan badan tapi yang satu ini membuatku aneh, tapi nafsu birahiku terus menggebu, lama sekali kita berdua terdiam, mungkin kami saling menunggu siapa yang akan mulai duluan, penisku sudah naik turun, terlihat dari celana pendek yang saya kenakan.

Lalu ia memejamkan mata, bibirnya tengadah ke arah bibirku, saya makin bingung, ia tetanggaku, dan lagi yang saya tahu dia sudah punya pacar, tapi otak mesum-ku berkata, “Ah peduli setan, aku harus mendapatkannya”,

langsung saja saya terkam bibirnya yang mungil itu, tubuhnya langsung saya dorong ke atas kasur, langsung saya tindih badannya, matanya masih terpejam, saya turunkan ciumanku ke arah dadanya, saya kulum puting susunya yang berwarna kemerahan.

 

Ternyata begitu saya kulum puting susunya dia makin liar, tangannya langsung memelukku, ditariknya kaos yang saya kenakan hingga terbuka, lalu dia langsung menurunkan celana pendekku, kini saya sudah telanjang bulat, tangan kananku juga langsung mencoba membuka celana dalamnya, dengan bantuan dia,

dalam posisi badannya yang tertindih tubuhku, tangan kanannya meraih penisku dan langsung diarahkan ke liang senggamanya. Penisku tidaklah panjang kira-kira 15 cm, tapi begitu masuk terasa sekali kalau penisku langsung menyentuh dinding rahim nya sehingga ia berteriak keras sekali.

Saya langsung memompa, menaik-turunkan penisku, terasa nikmat sekali liang kewanitaannya, setiap kali saya menusuk penisku ia mengangkat pantatnya sambil berteriak. Akhirnya dia berkata lirih “Oohh”. Saya hanya melenguh sampai saya juga merasakan sesuatu di ujung penisku, dan ia berkata,

“San Enak kan?”.
“Yes”.

“Saya juga merasakannya”, dan akhirnya kami keluar bersamaan, saya tumpahkan spermaku ke dalam liang kewanitaannya, oh nikmat sekali. Susan terus mengerang sambil mengangkat pantatnya tinggi sekali, saya juga terus menekan penisku.

Akhirnya kami berdua kelelahan, saya biarkan penisku di dalam liang kenikmatannya, lama saya diamkan penisku di dalam liang senggamanya, begitu saya ingin cabut penisku, Susan berkata lirih, “Makasih ya Tha, lain kali kita ulangi yang kayak tadi lagi”. Lalu saya tanya soal pacarnya, ternyata penis pacarnya kecil sekali, selama setengah jam kami ngobrol, akhirnya penisku kembali tegang,

saya gerakkan pantatku dalam posisi miring itu, dia pun kembali terangsang karena otak mesum-ku, dan akhirnya kami senggama lagi, saya sengaja tidak menjilati kemaluannya, karena kami sangat menikmati permainan kami.