Sisi Lain Para Cewek Eksibisionis
Mungkin saya salah satu yang beruntung dari banyak orang di forum ini selain bapak dengan 5 WFB-an itu. Cerita ini bermula saat saya secara tidak sengaja bertemu mereka. Oh, cerita ini juga mungkin alurnya lebih berat daripada sekedar liputan langsung di TKP. Saya tidak akan menggunakan nama langsung, hanya inisial, untuk yang mengerti tidak perlu diumbar.
Tapi jauh dari pertemuan yang tidak disengaja itu, saya sendiri juga suka eksib. Para cowok saya yakin akan muntah kalau saya cerita ini juga. Tapi intinya, ini adalah perjalanan menengangkan. Saya pernah setengah telanjang, pakai kaos aja tanpa celana, muter kampung dini hari. Amat sangat mendebarkan. Situasi dan kondisinya amat menantang. Sampai pernah ditegur sama bapak2, “woi”, tapi akhirnya melenggang aja terus tanpa celana. Masturbasi dalam keadaan seperti ini pun tidak perlu sampai tegang 100%, akan mudah sekali ejakulasi. Saya bisa 2-3 kali dalam keadaan ini.
Cukup lah, tidak menarik, karena pembaca pasti akan muntah juga kalau cowok yang eksib. Eksib saya sama seperti mereka berlima. Sembunyi-sembunyi, tapi jika waktu dan tempat memungkinkan menampakkan diri. Favorit saya si miss F, anggota baru yang membuat rasa menjadi jauh lebih berbeda.
Tapi cerita kali ini bukan dengannya, tapi miss A. Ya, satu-satunya perempuan lokal yang ikut dalam grup (gak bermaksud rasis). Mengapa dengannya, karena sebenarnya berawal dari suka tulisannya. Begitu mengalir ceritanya. Di pertemuan yang tidak disengaja itu, saya coba memberanikan diri untuk “mendekati”-nya. Tidak seperti teman-teman yang lain yang membuat saya minder, saya rasa miss A ini bisa menerima saya (walaupun tetap dengan perasaan tidak yakin).
Saya coba menghubunginya via forum saja, karena saya juga tidak mau ada data pribadinya jadi tersebar. Oh, sehari-hari saya bekerja di dunia IT dan saya sangat peduli tentang privasi. Ok pesan berbalas, saya menyampaikan bahwa saya paling suka dia ketika dia melakukan piercing di payudaranya dan secara sengaja ditelanjangi oleh miss V. Pengalaman yang amat sangat mendebarkan. Saya yang membaca saja dibuatnya berdebar-bedar, apalagi pelakunya. Saya yakin vaginanya basah kuyup.
Perkenalan ini terasa seperti PDKT, sudah seperti anak remaja yang malu-malu mendekati si dia. Saya tahu, dia hanya ingin menyalurkan hasratnya. Memang nikmat, saya sebenarnya cemburu dengan para wanita. Mereka bisa orgasme berkali-kali, tapi pria hanya merasakannya sekali. Pun jika ingin lebih dari sekali butuh tenaga lebih dan yang berikutnya semprotannya akan semakin sedikit.
Karena tujuannya adalah bersenang-senang, saya pun mencoba untuk masuk dari sisi bersenang-senang. Dengan janji tanpa melakukan persetubuhan kecuali dia menginginkan dan mengeksplorasi secara maksimal terkait apa yang dia sukai. Tidak, dia tidak semudah itu ditaklukkan, apalagi algojonya Mr. H selalu khawatir. Perlu ribuan purnama hingga dia mengangguk di depan layarnya dan mengetik “ok”.
Saya bukan orang kaya yang memiliki aset banyak. Saya hanya bermodal motor dan mungkin beberapa rupiah untuk membuatnya nyaman, tidak banyak. Kali ini saya memintanya untuk tidak bergabung dengan yang lain pun juga si algojo. Karena lokasi dan tempat tinggalnya lumayan jauh, maka hari ini saya sengaja memesan kamar hotel. Bukan yang mahal, cukup lah untuk tempat beristirahat sejenak setelah lelah mengadu adrenalin.
Sudah lama saya menuggu di lobi hotel hingga akhirnya dia datang dengan taksi daring yang sudah saya pesan juga. “Gorgeous”, pakaian minim yang dia gunakan sungguh membangkitkan gairah. Terusan yang ada ikatan di leher dengan punggung terbuka dan tinggi yang tidak lebih dari bongkahan pantatnya. Cukup tipis, siapapun yang melihat pasti akan sadar bahwa dia sudah tidak mengenakan apapun dibalik pakaiannya.
Hari sudah cukup malam sebenarnya tapi masih sempat untuk makan malam seharusnya agar dia tidak masuk angin. Kami makan malam dahulu di restoran hotel. Pastinya mata para pelayan tertuju padanya. Sengaja mengambil waktu yang sedikit malam, sehingga di dalam restoran hanya kami berdua. Action yang saya rencanakan ini mungkin lebih bisa disebut kencan. Buat saya ini romantis sekali. Pun saya memintanya menanggalkan pakaiannya beberapa kali saat makan (tentunya ketika keadaan aman).
Hmm, rencana berubah. Motor yang tadinya sudah saya siapkan tidak jadi saya gunakan. Putar otak beberapa kali dan melihat isi kontak. Ya akhirnya saya temukan teman yang menyewakan mobil. Malam itu juga saya sewa dan langsung dibawa ke hotel. Tidak terlalu sulit untuk bisa menyenangkannya kali ini. Tapi karena situasi berubah, saya memintanya untuk menuju ke mobil tanpa pakaian telanjang bulat. Melihat kondisi sekitar ini memungkinan.
Bukan saya yang melakukannya, tapi sayalah yang berdebar paling kencang. Dia sedikit berlari kecil menuju lift saat saya berikan kode aman. Langsung menuju tempat parkir mobil. Dia berbisik “aku udah basah banget ini”. Saya tersenyum, “nanti akan lebih basah”. Seketika kami kaget karena tiba-tiba lift berhenti dan terbuka. Untungnya tidak ada siapapun di depan lift.
Menuju mobil yang terparkir rapi, saya pun mengijinkannya untuk bermasturbasi. Tapi lakukan di sebrang mobil. Beberapa kali kaget karena ada pihak keamanan yang melintas. Saat dia sudah menyudahi, kami pun berangkat.
Kami tidak melakukan yang terlalu ekstrim atau di luar biasa dahulu. Saya ingin melakukannya seperti yang biasa dia lakukan bersama yang lain. Karena hapal dengan lokasi, saya memintanya untuk turun dan menyebrangi JPO. Dengan kondisi, saya akan memutar balik menuju JPO sebrangnya. Tunggu saya di sana jika kamu sampai lebih dulu. Jangan lupa untuk mastubasi selagi di atas JPO dan harus bisa membuktikan bahwa kamu sudah orgasme di sana.
Lagi-lagi, adrenalin yang saya rasakan kencang sekali. Menyetir mobil juga lebih kencang dari biasanya. Saya selalu menengok spion tiap waktu. Memastikan kalau dia tidak apa-apa. Tapi saat saya sudah di sebrang, justru dia yang terlihat santai. “Damn”, bikin saya juga makin naik. Yap, dengan waktu yang cukup lama, saya yakin dia juga sudah mendapatkan orgasme-nya.
Target berikutnya mini market. Saya menantangnya untuk ke kamar mandi dan melepas semua pakaian kemudian keluar dengan telanjang bulat menuju mobil. Saya agak kaget ketika ternyata mas-mas mini market ada di depan pintu masuk gudang menuju kamar mandi. Miss A sudah bersiap-siap berjalan menuju mobil. Akhirnya saya menggandengnya menuju keluar dengan keadaan seperti itu. Kami langsung tancap gas waktu itu menuju hotel.
Di hotel kami melakukan hal yang sama seperti kami berangkat karena pakaian sudah kami tinggal di mini market. Tidak terlalu banyak kejadian mengejutkan kali ini. Karena waktu sudah larut, kami aman melenggang menuju kamar. Sampai di kamar, dia langsung mencolok-colok vaginanya sendiri di depan jendela kamar. Saya mendengar miss A beberapa kali orgasme. Saya tak mau mengganggunya, sejak awal sudah berjanji tidak akan menyetubuhinya jika dia tidak meminta.
Saya hanya memohon ijin untuk melepas pakaian juga waktu tidur. Saat dia sudah selesai lalu dia membersihkan diri di kamar mandi kemudian tidur. Kali ini saya cukup kaget, dia mendekat dan menyruhnya memeluknya. Ya, kami tidur telanjang di bawah selimut. Karena masih pandemi, makanan diantar ke kamar. Saya menyuruhnya untuk mengambil dengan keadaan telanjang bulat. Mas-mas yang mengantar tampak gugup saya melihat dari jauh.
Setelah bangun, saya lupa setengah mati. Lupa bagaimana caranya agar miss A bisa pulang. Pakaiannya tidak ada OMG!