GrabCar Stories
Aku memiliki badan yang bagus. Tinggi sekitar 185 dengan berat 80. Semua itu terisi dengan badanku yang kekar. Perutku sudah sixpack begitupun dada yang susah terbentuk. Dan dengan otot di bagian lengan yang besar. Selain itu wajahku juga tampan. Tak heran lebih banyak wanita yang suka duluan daripada aku. Kriteria fisik jelas merupakan keunggulan menonjol bagiku.
Aku kuliah merantau dan meninggalkan orang tua. Membuat terbiasa hidup sebagai anak kos. Apalagi keluargaku bukan orang yang berlebihan. Bahkan bisa dikatakan pas-pasan. Oleh karena itu aku harus bisa membiayai kebutuhanku. Sebagai jalan untuk mencapainya, aku harus mencari pekerjaan. Setelah berpikir selama beberapa bulan, mencoba menjadi supir GrabCar kelihatannya cukup lumayan penghasilannya. Kemudian langsung aku cari cara mendaftar dan persyaratannya. Ternyata calon pengemudi harus memiliki mobil untuk dikendarai nantinya. Bagaimana caranya mendapatkan mobil ya? Cling! Aku mempunyai ide untuk rental mobil. Setelah dihitung dengan biaya bensin dan sebagainya penghasilanku sudah cukup menambah uang saku dan membantu orang tua. Lantas aku mendaftar dan sudah siap untuk menjadi supir perusahaan itu.
Hari ini, akhirnya aku resmi menjadi pengemudi grabcar. Pagi yang cerah sembari aku mengecap kopi dan bersiap. Aku memakai kemeja flannel dan jeans skinny menunjukan gaya yg masih muda. Jam 8 pagi waktunya berangkat untuk mencari uang. Memasuki mobil c*mry mewah yang sudah mahal kusewa. Di hari pertamaku aku merasakan banyak kesulitan. Mulai dari mencari penumpang dan biaya pemasukan yang kudapatkan. Sudah mengantar jauh hanya dihargai sedikit. Apalagi bensin mobil ini juga tak seirit mobil lain. Namun memang kuakui kenyamanannya begitupun penumpang. Selain itu tak sedikit yang mengajak kawannya untuk menaiki mobilku tanpa menambah biaya. Ini tak pelak membuatku kesal. Tetapi pagi ini ada juga bahagia yang kurasakan…
Tadi siang, sekitar pukul 1 siang aku mendapatkan orderan masuk di telepon pintarku. Orderan yang meminta mengantar dari perumahan elit ke mall besar di tengah kota. Jaraknya sekitar 15 kilometer. Kemungkinan dicapai dengan kemacetan separah ini sekitar 1 jam. Setelah kulihat atas nama ibu Nadia. Umurnya tercantum disitu 36 tahun. Ahay tante-tante nih pikirku. Bisa jadi mempunyai tubuh yang indah nih. Apalagi dari perumahan elit ke pusat perbelanjaan. Pasti kaya dan cantik nih. Langsung saja kuambil orderannya.
Aku cap cus menuju ke tempat tujuan. Dari tempat awalku bisa sekitar 10 menit. Dalam pikiranku sudah ngaco membayangkan calon penumpang ini. Membuat tak fokus saat mengemudi. Jelang beberapa saat, sampailah di perumahan elit tersebut. Waktunya mencari alamat yang terpampang di hp. 5 menit kemudian, aku sampai di alamat yang dimaksud. Sungguh rumah yang mewah 3 tingkat. Dengan penampilan depan bak istana. Kira-kira seperti apa pemiliknya ya? Tapi tak ada orang di depan rumah. Aku mengecek pesan masuk apa ada dari pelangganku. Ternyata ada 1 pesan yang belum kubaca. Begini isinya..
“Pak, telpon saya kalau sudah sampai” dengan tanda kiss di akhir. Ini sudah bisa diduga bahwa calon penumpangku adalah tante yang genit. Ah semakin tak sabar langsung kutelepon saja.
Tuuutt….. Tuuuttt… Cklek
“Halo pak” terdengar suara wanita yg sangat lembut
“Halo dengan ibu Nadia ya? Saya dari grabcar sudah menunggu di depan rumah ibu” infoku kepadanya
“Baiklah pak saya akan keluar” jawabnya. Oh Tuhan sungguh suara yang lembut. Aku yakin sekali penumpang berikutnya cantik.
Tak lama kemudian, suara pagar terdengar
Ckrik….. Keluarlah seorang satpam dan membukakan pintu. Di baliknya terlihat wanita cantik jelita yang sangat putih. Dengan pakaiannya sekarang aku dapat melihat jelas payudara yang besar kencang dan vagina yang terlihat tembem. Kulitnya yang sangat bersih menunjukkan betapa cantik dirinya. Apa ini penumpangku? Dengkulku sudah tak kuat. Dia menghampiri mobilku dengan langkah high heels yang terlihat susah. Lalu aku membuka kaca. Astaga jauh lebih cantik dari pemandangan jauh tadi.
“Atas nama mas Ricky?” Tanyanya
“I…iya bu” jawabku.
Mendengar jawabanku, ia memerintahkan satpamnya menutup pagar dan dia langsung memasuki mobilku. Benar sekali dugaanku seorang tante cantik inilah penumpang. Betapa bahagia hatiku. Pantatnya yang padat seperti melambai ketika ia berjalan di depan mobilku. Pakaiannya saat itu adalah tanktop ketat dua tali dengan belahan rendah warna putih dan Rok ketat selutut warna hitam. Ketatnya membuat tak fokus. Cklek… Dia membuka pintu sambil menunduk. Spontan aku melirik belahan dadanya yang terlihat jelas. Ia kemudian duduk di sebelahku. Aku masih tak bisa mengalihkan pandangan dari sosok bertubuh sangat indah ini. Tapi waktu ia melihat aku langsung pura2 mengalihkan. Tanpa kusadari, wangi parfum yang dipakainya sangat nikmat bagi kaum adam. Seperti bau susu segar nikmat.
“Pagi bu” sapaku
“Pagi mas, silahkan jalan saya sudah siap” katanya
Malu sekali rasanya diingatkan untuk menjalankan mobil. Jadi tanpa basa-basi aku melaju. Namun tubuhnya ini membuatku terus melirik. Toketnya yang putih mulus ingin rasanya kucicipi. Perjalanan memakan waktu 1 jam. Nikmati 1 jam ini rick pikirku. Kira-kira 1 jam ini bisa tidak aku menikmati tubuhnya dalam benakku muncul keinginan bersetubuh dengannya.
“Mas ini masih muda ya?” Tanyanya
“Hm.. Ya tante masih 19 tahun aku” kataku
“Pantes masih ganteng gini” pujiannya membuatku terbang merasa sangat bangga.
“Hooh makasih ya tan.. Tante juga cantik kok” pujiku balik
“Ah bisa aja kamu” jawab tante Nadya lagi
Dan aku menyadari tadi saat ia memujiku ia melihat ke selangkanganku. Apa ia memang mengiginkan kontol besar dalam memek tembemnya. Kalo memang itu keinginannya aku juga ingin sekali. Atau memang dia sengaja menggoda karena mengetahui aku sering meliriknya. Dasar memang tante-tante genit. Perjalanan telah berlalu sekitar 10 menit.
Tante jelita itu kemudian mengeluarkan hpnya. Tak heran hpnya adalah hp termahal saat itu. Entah apa aku senang melihatnya asyik melihat hp. Karena aku bebas mengintip ke seluruh anggota tubuhnya. Tangannya kelihatan sangat mulus sekali. Tidak terbayangkan jika memegang tangan tersebut. Walaupun aku belum ngaceng, tetapi aku sangat bernafsu dan siap kapanpun melayani tante ini.
“Tante kok naik grabcar? Emang gaada supir atau suami?” Tanyaku membuyarkannya yg sedang asyik
“Ada sih.. Tapi lagi banyak duit aja jadi pesen deh” enak sekali dia ngomong. Dengan ekspresi manjanya sangat cantik.
“Oh begitu ya tan. Tante mau ngapain di mall?” Tanyaku lagi.
“Mau ke salon kecantikan nih” sudah secantik ini masih ke salon juga
“Kamu mau ikut?” Tanyanya. Hah? Ikut? Mau bangetlah.
“Ikut gimana tante?” Aku tanya dengan ekspresi pura-pura bingung.
“Kamu ceritanya jadi suami tante. Nanti kamu anter tante lagi balik. Mau ga?” Astaga senangnya aku ditawari seperti itu. Bahagia sekali. Jelas langsung kuterima.
“Tapi tante ga malu punya suami kayak saya ceritanya?” kataku pura2 saja aku menolak
“Enggalah kamu tuh ganteng badannya gede lagi udah ikut aja” ajaknya
“Baiklah tante hitung-hitung dapet duit” aku menerima dengan santai. Meskipun dalam hati sangat riang. Kami sudah berjalan 40 menit. Ternyata tak semacet yang kubayangkan jadi sebentar lagi sudah sampai.
Begitulah sepanjang jalan aku mengobrol dengannya. Tante ini sungguh baik dan sangat sempurna di mataku. Aku tak ingin melewati nikmat dirinya. Mungkin saat pulang aku akan mencoba agar lebih nakal.
5 menit kemudian sampailah kami di mall tersebut. Mall megah pusat kota. Kami keluar dari mobil dan memasuki mall. Kami bergandengan tangan layaknya suami istri. Benar bahwa tangannya sangat lembut. Aku menikmati benar-benar apa yang kurasakan saat ini. Bersama tante genit berjalan di mall. Walaupun belum mendapatkan tubuhnya, aku sangat senang. Setelah dilihat lagi aku dan Tante Nadia seperti seorang tante girang dan simpanan yang ganteng. Karena pakaian minimnya seperti seorang wanita yang minta dipuaskan.
Di dalam mall, banyak mata yang tertuju pada kami. Aku yang ganteng dan tante yang seksi menciptakan banyaknya orang yang melihat kami baik wanita maupun pria. Sensasinya sungguh sangat nikmat memamerkan wanita seksi yang bukan pasanganku. Tante Nadia langsung membawaku ke salon kecantikan yang dimaksudnya. Aku disuruh menunggu di luar sementara dia diberi perawatan.
Tadi saat dia ke resepsionis aku mendengar dia meminta perawatan dada, jari dan kulitnya. Apa jadinya saat ia keluar? Mungkin jauh lebih sempurna. Aku tak sabar menunggunya.
Sekitar 1 jam kemudian, akhirnya dia keluar. Oh Tuhan dia sangat cantik. Kulitnya tambah mulus. Selain itu rambutnya juga ternyata diikat ke atas menunjukkan kemulusan lehernya. Toketnya semakin besar dan kencang. Astaga aku sudah ngaceng saat ini. Benar-benar bikin nafsu tante satu ini.
“Ayo sayang kita pulang” ajaknya halus. Ahh tante makin cantik aja
“Hm… Ayo tan” balasku.
Kami langsung meluncur dan menuju mobil. Tak sabar aku ingin menggodanya. Apa trik yang akan kulakukan yah untuk mendapatkannya?