Nafsu Hina yang Melilit

hallo suhu kali ini nubie mau buat cerbung tentang pemrkosaan lagi. cerbung ini juga terinspirasi oleh suhu zlock123456 yang memberikan dukungan sehingga nubie bisa berfantasi dengan sedikit liar. jangan lupa commment, kripik, cendolnya ya hu biar updatenya lancar Chapter I- Dini Hari Disebuah perumahan elit yang ada di pusat kota Manado, ada sebuah keluarga pengusaha yang sudah menikah selama 20 tahun. Keluarga itu sangat harmonis, kehidupan yang mapan, memiliki banyak bisnis, serta anak yang cerdas dan cantik. Ini adalah kehidupan yang didamba-dambakan serta dimimpi-mimpikan oleh para pasangan yang ingin menikah. Rumah yang dihuni oleh keluarga itu sangat-sangat mewah. Rumah dengan 2 tingkat bercat putih bersih, halaman yang luas menghadap ke jalan raya dengan pagar bercat putih bercorak indah dengan desaign eropa . sementara di halaman belakang rumah itu terdapat taman seluas 500 meter persegi, dengan desaign clasic modern, di halaman belakang itu dipagari oleh tembok yang menjuntai tinggi bercat putih bersih. Serta tembok tersebut dihiasi dengan pepohonan rimbun yang berjejer rapi sehingga menutupi seluruh tembok tersebut. Di bagian ujung sebelah kanan terdapat taman Mini yang dihiasi oleh bunga mawar berwarna merah dan berwarna biru yang melilit pepohonan rimbun yang menjulang keatas. Di taman mini tersebut juga dihiasi dengan tempat bersantai yang mana tempat bersantai itu terdapat enam kursi panjang yang terbuat dari jati bercat putih serta meja panjang bercat putih untuk menaruh sesuatu. Tak jauh dari taman belakang itu, tepatnya di sisi sebelah kanan halaman belakang itu terdapat kolam renang berdinding bebatuan alam yang dihias sedemikian rupa sehingga airnya tetap terlihat jernih dan bersih. Di dalam rumah mewah tepatnya di lantai satu bagian sisi belakang terdapat satu kamar pembantu, satu gudang, satu ruang dapur yang luas dan komplit dengan berbagai macam peralatan untuk memasak, sementara di bagian tengah dan depan terdapat ruang santai keluarga dan ruang tamu yang berhiaskan oleh benda-benda kuno eksklusif dan mewah. Di lantai dua rumah mewah itu terdapat tiga kamar besar Nyonya besar Stevi dan Tuan besar Alen, tepat disebelah kamar mereka ada satu kamar kosong milik anaknya stela yang berkuliah di surabaya. Sedangkan kamar terakhir di lantai dua tersebut adalah milik tamu jika ingin menginap dirumah itu. Ya hanya keluarga dekat beserta rekan bisnis keluarga lah yang boleh menginap disitu. Bu Stevi Mereka mempunyai satu anak perempuan yakni bernama stela yang sekarang kuliah di Surabaya. Keluarga chinese ini sangat mesra dalam menjalin rumah tangga yang sudah lama dibina. Namun ada satu masalah kecil yang menimpa keluarga ini. Masalah kecil yang menimpa keluarga ini adalah SEKS. Masalah kecil yang sudah menjadi besar itu kini menancap bagaikan lintah yang menghisap darah. Sudah lama masalah ini berlarut-larut tanpa adanya solusi. Ya, faktor kesibukan merekalah yang membuat mereka tidak pernah menemukan titik terang. Mereka selalu menutup-nutupi kebohongan mereka dalam seks. Mereka selalu bilang bahwa mereka sangat puas atas service yang dilakukuan oleh satu sama lain. Padahal mereka sejujurnya jenuh. Amat sangat jenuh… Hingga suatu ketika ada seseorang yang tak sengaja melakukan sesuatu yang ujungnya mengubah segala fantasi, hasrat, nafsu, gairah, semangat, cinta hingga berdampak pada rumah tangga dan bisnis mereka sendiri. ### “Midun , gajih kamu bulan ini saya potong !. Masa bawa mobil aja kamu sampe nyenggol pagar rumah !”” Ucap bu Stevi dengan nada kesal. “Bu.. Jangan bu anak saya bulan ini harus bayar SPP” ucap midun .” “Saya ga mau tau.. Kamu sudah sering saya maafkan tapi kamu tidak berubah juga. Kamu kemaren sudah menabrak mobil orang di bandara, ditilang polisi gara-gara sabuk pengaman, menabrak trotoar gara gara dengar musik dan sekarang kamu nabrak pagar.”.” teriak bu Stevi “Kamu tau tidak kalo tadi orang dealer bilang sudah sangat keterlaluan kalau sampai supirnya melakukan kesalahan secara terus menerus?!” teriak Bu Stevi “Ia bu maaf. Saya yang salah” #### “Buset tuh nyonya seksi.. Kerjaannya marah melulu.” Keluh Midun.. Si Midun tampak tidak terima atas perlakuan si nyonya majikan. Karena perlakuan nyonya sangat kasar terhadapnya.. Sang istri yang juga bekerja disitu juga sering mengeluh atas perlakuan sang majikan laki-laki maupun majikan perempuan. Setiap kali nyonya dan dan tuan membutuhkan sesuatu maka Midunlah yang akan disuruh. tak terkecuali waktu tengah malam ataupun subuh. Sang istri tidak tinggal dirumah majikannya, perbedaan jam kerja dan alasan anaklah yang membuat keduanya sering tak seranjang. Midun juga jarang mendapatkan kebutuhan alamiah dari sang istri. Ditambah lagi mereka sering bertengkar. Ya, gajih minimlah yang membuat mereka sering bertengkar hingga akhirnya si istri tidak mau memberikan jatah kepada Midun.. Dini hari yang begitu sepi, Midun tertidur disebuah kamar lantai bawah dekat gudang. Kamar dengan Suasana yang panas, serta pentilasi yang kecil kerap membuat Midun enggan mengenakan pakaiannya saat sedang beristirahat. Pak Alen kebetulan pagi itu mendapat panggilan dari salah satu perusahaannya. Pak Alen mendapat kabar bahwa perusahaannya yang ada di batam akan Diaudit oleh Dirjen Pajak akibat penghasilan perusahaan yang di laporkan oleh anak buahnya terjadi kekeliruan. Karena pengurusan pajak tidak bisa diwakilkan oleh anak buah maka mau atau tidak mau, suka atau tidak suka pak alen harus turun tangan untuk menyelesaikannya. Pak Alen yang saat itu sedang ada di kamarnya menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat berada di batam. Beliau juga memberitahukan kepada istrinya bahwa beliau akan berangkat pagi itu juga. Maka sang isrtri turun ke kamar Midun dengan mengenakan pakaian yang seadanya. Nyonya tersebut masuk ke kamar Midun tanpa mengenakan celana dalam dan BH. Tubuhnya hanya ditutupi oleh daster lembeut berkainkan sutra. Midun yang sedang terlelap di kasurnya tank menyangka akan mendapatkan pemandangan yang indah dan mendebarkan. Karena Midun juga sudah lama tidak melihat wanita cantik dan seseksi itu mengahmpirinya. Dun, bangun dun……..” ucap nyonya menunduk sambil menggerakan bahu Midun “Dunn…. Bangunn. “ Ucap nyonya kedua kalinya dengan suara agak keras. Duhh.. Apaaan sih sri” ucap Midun sambil menangkis tangan wanita yang menggoyangkan punggungnya. Ketika menangkis tangan wanita tersebut tangan Midun Tak disangka menyetuh kedua payudara nyonya dengan lembut. Midun yang tak tahu kejadian tersebut sontak terkaget karena melihat pemandangan nyonya yang diluar dari biasanya. payudara beserta pentil payudaranya tampak begitu jelas lewat selah dada nyonya ketika membungkuk. Namun nyonya yang masih setengah mengatuk tersebut tidak tau bahwa ia saat ini sedang membuat pembantunya merangsang dan ingin merencanakan hal yang jahat. Mengenai kejadian tangan Midun yang menyentuh payudara nyonya tersebut nyonya memakluminya. Karena Midun menangkis serta mengenai payudara nyonya dengan mata tertutup. Jadi nyonya berpikir Midun tidak tahu apa-apa. “Dun, kamu antar bapak ke bandara subuh ini. Kamu siap-siap sekarang ya.” Ujar nyonya mengomando Midun. “Siap nyonya. Tapi…..” ucap Midun sambil menatap payudara sang majikan perempuan degan penuh perhatian. “Nanti saya nganternya naik mobil apa?” Midun seolah-olah mencari sebuah pertanyaan yang sekiranya membuat nyonya tetap berada pada posisi menunduk. Sehingga ia bisa berlama-lama memandangi payudara indah yang menghiasi mata Midun. “nanti kamu tanya sama bapak saja langsung. Karena bapak yang lebih tau mobil mana yang membuat ia merasa nyaman di perjalanan” ucap Bu Stevi “Terus apakah saya langsung balik atau nyonya mau pesan sesuatu sehingga saya tidak bolak-balik dalam perjalanannya?” ucap Midun sambil meleleh menatap pemandangan langka nan indah tersebut.. “Sudah nanti saya kabari kamu kalo saya butus sesuatu” nyonya lantas berdiri dengan naturalnya melangkah ke lantai atas meninggalkan kamar Midun. Weleh…welehhhh…….jos banget nyonya tadi barusan…” ucap Midun dalam hati dan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menikmati sisa-sia pemandangan tadi di dalam ingatannya.

Chapter II-Ketidak Sengajaan Yang Nikmat POV Midun Aku merasakan ada sebuah tangan yang menggerakan bahuku. Tidak begitu jelas tangan siapa yang mengoyang-goyangkan bahuku tersebut. Aku berpikir itu adalah ulah istriku. Namun aku tersadar akibat gerakan itu semakin bergerak keras di bahuku. Aku sempat menangkis tangan tersebut. Entahlah, mungkin tanganku mengenai sikunya. Ketika aku membuka mataku ternyata sosok yang membangunkanku itu ialah nyonya besar. Aku kaget bukan kepalang. Karena nyonya mengenakan daster sexy dan membangunkanku dengan posisi menunduk sehingga payudaranya terlihat begitu jelas melalui celah dadanya. Ahhhhhh… aku begitu terangsang karena nyonya hanya mengenakan daster tipis tanpa berbalut BH dan celana dalam. Lekukan tubuhnya begitu indah. Payudaranya sangat-amat bagus. Ahhhhh… ingin rasanya kujamah payudara itu dengan liar. Ingin rasanya pemandangan ini tak cepat berlalu. Sungguh amat sangat langka pemandangan wanita cantik memperlihatkan tubuhnya seperti ini di dalam hidupku…. nafsuku sontak meninggi, dan otong yang ada di sarangku pun sontak mengeras dengan seketika…. ingin rasanya kuperkosa nyonya besar ku ini. Tapi kapan ada kesempatan datang untuk merealisasikannya ? entahlah….. Subuh ini kira-kira jam 03:20 nyonya menyuruhku untuk mengantarkan tuan besar ke bandara. Entahlah apa maksud tuan ingin berangkat subuh seperti ini. ketika dalam perjalanan ke bandara Tuan selalu marah-marah di telpon kepada anak buahnya yang kurang mampu mengelola administrasi perusahaan dengan baik. Namun pikiranku tidak tertuju pada amarah tuan. Pikiranku justru tertuju kepada istrinya yang cantik nan bahenol. Rezeki nomplok bisa melihat tubuh istrinya, yang begitu indah. Apalagi tanpa mengenakan BH, payudara nyonya begitu bagus. Sesampainya di bandara tuan menitipkan satu buah berkas untuk diberikan kepada istrinya. Tampaknya berkas tersebut adalah susunan anggaran pembiayaan perusahaan yang berisi nomor-nomor rekening yang harus di transferkan oleh nyonya kepada perusahaan Sekarang sudah jam 04:00 Subuh dan akupun kini berada di depan rumah majikanku. Setelah memarkirkan mobil yang ku kendarai di parkiran, aku melangkah menuju lantai dua ke kamar nyonya sambil membawa berkas yang dititipkan tuan kepadaku. Terlintas di pikiranku untuk meneruskan Niat Jahatku untuk menikmati tubuh indahnya nyonya. Aku mencoba mencari seutas tali di rumah itu untuk berjada-jaga jika Nyonya Stevi melakukan hal-hal yang diluar dugaan. aku mencoba memasuki kamar nyonya tanpa mengetuk pintu. ku pegang ganggang pintu itu dan kemudian kubuka dengan perlahahan. Krrreeeeeeekkkkkkkk! “ suara pintu kamar sedikit berbunyi. Mati aku ucapku dalam hati sambil berusaha lebih hati-hati lagi. Kucoba mengintip dari selah-selah pintu yang masih terbuka setengahnya ke seluruh arah kamar tidurnya. Beruntung saja aku mendapati ia sedang tertidur pulas di ranjangnya yang berada diujung kiri sisi kamarnya . ia masih mengenakan daster mini berwarna cream yang sama. Tanpa BH, dan tanpa mengenakan celana dalam. Sungguh pemandangan yang amat sangat merangsang melihat tubuhnya yang berbaring dengan indah. Pejantanku mulai mengeras, sehingga membuatku makin tak nyaman jika tidak disalurkan ke betinanya. Aku mencoba melangkah mendekati Bu Stevi yang sedang berbaring menyamping menghadap tembok sementara bokongnya tepat mengahap dengan liarnya kearahku. Sambil membawa seutas tali yang aku persiapkan tadi. Aku berusaha berbaring dengan sangat hati-hati di belakangnya. Aku juga berusaha agar tidak banyak menggerakan tubuhku sehingga tidak menimbulkan efek getaran di ranjang nyonya. Tali yang aku bawa tadi, aku letakan tepat diatas kepalaku. Ohh Mai Gooooooshh.. Aku berbaring layaknya seorang suami tepat disebelahnya. Sementara bagian depan membelakangiku membuatku semakin merasa ingin memeluknya layaknya seorang suami. Dengan perlahan tangan kiriku memeluk tubuhnya dengan mesra. Nyonya terdiam tanpa ada kata-kata yang keluar. Nafasnya masih tenang dan tubuhnya masih terlihat tenang. Jantungku berdebar dengan sangat kencang . dalam kondisi memeluk sang nyoya ini aku terdiam dan berpikir sejenak. “Gilaaa…aku sungguh berani melakukan hal ini kepada majikanku… ??! bagaimana nasibku jika ia tahu kalau yang memeluk dia bukanlah suamiya? Apakah aku akan dipenjarakan atas perbuatanku sekarang ??! ahhh… biarlah! Aku tak peduli !… siapa suruh dari dulu bersikap tidak manis terhadapku,,, siapa suruh membangunkanku dan memancing nafsuku debngan mengenakan rok mini ini tadi ..!” Aku kemudian meraih payudaranya kirinya dan meremas dengan lembut…. Mhhhhhmmm……” ucap nyonya dengan lembut… Kuremas lagi dengan lembut dan kupilin-pilin payudaranya dari luar pakaiannya. mmmmmmhhhhhhhmmmmhhhh… papah ga jadi berangkat??!” ucapnya dengan nada lembut tanpa melakukan gerakan sedikitpun, Akupun terdiam dan tak mengeluarkan suara sedikitpun. Aku tak mau menjawab pertanyaan mengerikan itu. Jantungku berdebar-debar menyadari segala aksi yang sedang kulakukan terhadap bu Stevi. “mmmmhhhhmmmmmhhh…. enak pah,,,, terus kaya gitu,,,,,, mhhmmmmm.. papah disini aja. Besok siang saja berangkatnya.” Ucap Bu Stevi keenakan. Dia tidak menyadari bahwa yang sedang memilin-milin pentilnya adalah aku. Pembantunya. Akupun kemudian meremas-remas payudara bu Stevi dengan penuh semangat serta dengan penuh ketegangan.. mataku kupejamkan, kepalaku kudekatkan pada lehernya sehingga nafasku menghembus lembut kearah leher belakang Bu Stevi… aku mencoba menikmati moment menegangkan dan mengenakan tersebut. “mmmmhhhmmmmmhhhhh… papah kali ini mainya lembut banget, penuh nafsu.. mamah suka banget pah,,,,” ucapnya sambil menahan geli keenakan akibat sentuhan demi sentuhan yang aku mainkan di payudaranya “yah…iiiiaaahhhh,,,, terus kaya gitu pah….. maaamaaah suka,,, ahhhhh” ucapnya menikmati sentuhan lembut dari tanganku. Akupun makin bernafsu akibat ucapan bu Stevi. Aroma wangi dari rambutnya yang menutupi sebelah lobang hidungku membuatku ingin berlama-lama berada di belakangnya. —————- Noynya besar ini tidak mengetahui bahwa sekarang yang menyetubuhinya bukanlah sang suami. Melainkan pembantunya sendiri. Midun terlihat gugup, jantungnya berdebar sangat kencang. Midun seolah-olah telah dikomandokan oleh nafsunya agar mengayunkan jari-jarinya sehingga nyonya terkapar tak berdaya gara-gara permainan jari dan tangan Midun… setelah membuat nyonya terangsang berat dari ujung kaki hingga ujung kepala, Midun mencoba memainkan jarinya di area sensitif lainnya. Midun mencium dan menjilat leher belakang bu Stevi, meremas bokong bu Stevi, kemudian memainkan kemaluan bu Stevi denga jarinya. Bu Stevi makin liar dibuatnya. bu Stevi menggoyang goyangkan tubuhnya mencoba mengikuti irama kenikmatan yang dilayangkan oleh tangan Midun dan jari-jari Midun. Hingga akhirnya bu Stevi tak sengaja ingin meraih kontol yang sudah keras dengan tangannya kearah belakang, bu Stevi merasa ada kejanggalan dengan ukuran batang yang ia sentuh… “Huh…??! bukankah suamiku bilang dia akan ke bandara??! Terus orang yang dibelakangku ini siapa??!?” ujar bu Stevi dalam hatinya. Bu Stevi mencoba menolehkan kepalanya kearah belakang dan betapa kagetnya ia melihat muka mesum Midun sedang menjamah, menciumnya dari belakanag… “Midunn.. astagaa… apa yang kamu lakukan ??!” ucap nyonya bertteriak sambil berusaha sekuat tenaga melepaskan tangan enak itu dari tubuhnya. “Nyonya, saya hanya ingin menyalurkan nafsu saya terhadap nyonya” ucap Midun dengan penuh nafsu liar sambil mencoba melerai tangan nyonya… “Midun…! saya ini adalah majikan kamu Midun…! tolong jangan lakukan hal gila ini… tolong…” rintih nyonya sambil berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan nikmat Midun… “tiiddaaakkkk…! saya tidak akan melepaskan nyonya sampai gairah nafu saya terpenuhi..!” ucapp Midun dengan gagah sambil menatap tajam kearah bu Stevi yang dari tadi menoleh kebelakang. “kurang ajar kamu Midun..! bangsssattt… ! saya tak mengira kamu berani melakukan ini..!” amuk bu Stevi sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkaraman Midun. “saya juga tak mengira kalau nyonya Stevi berani memotong gajih saya yang sudah rendah ini…! saya sudah lama dendam denganmu nyonya… sekarang adalah kesempatan emas bagi saya untuk memberikan pelajaran atas sikap-sikap nyonya yang dahulu….” “tidak Midun… saya mohon jangan lakukan ini…! saya minta maaf Midun…! saya minta maaa…aaa.aaaaaffffffff” rengek bu Stevi “baiklah saya akan maafkan. Saya juga meminta maaf kalau saya harus memperkosa ibu terlebih dahulu..” ucap Midun dengan nada puas. “tidaaakkk Midun….jangan lakukan hal ini… saya tidak jadi memotong gajihmu… saya akan menaikan gajihmu… saya mohon maafkan saya….tolong lepaskan saya Midun..” ucap bu Stevi merengek sambil memohon belas kasian.. Midun meraih tali diatas kepalanya yang telah ia persiapkan sejak awal. Kemudian berusaha meraih tangan bu dan mengikatnya Stevi satu demi satu. “Tolong Midun,,, saya mohon kasihani saya…” ucapa bu Stevi tak berdaya sambil memohon belas kasihan Midun. “Apa yang harus saya kasihani terhadap wanita cantik, kaya, mapan seperti dirimu bu Stevi…??!” “bukankah diriku dan kontolku-lah yang harus dikasihani karena merengek belas kasihan dari dahulu terhadapmu dan terhadap tubuh indahmu..???! “ ucap Midun dengan nada tinggi sambil meneruskan ikatannya. Ikatan Midun lumayan kencang terlalu sulit untuk dilepaskan oleh wanita seperti bu Stevi. Ikatan itu ia teruskan kesisi atas kasur bu Stevi. Ia berusaha agar ikatan tangan itu menyatu pada batang besi kasur sehingga bu Stevi tidak bisa memberikan perlawanan. Sekarang tangan bu Stevi terjulur keatas, menyatu dengan ikatan batang diatas kepala bu Stevi. Sementar Midun tertawa kecil melihat raut wajah bu Stevi yang menitikan air mata dan merengek dengan nada kecil.. Midun: hahaha… sekarang lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan untuk menyelamatkan dirimu.. Bu Stevi: …….. (bu Stevi hanya bisa menangis sejadi-jadinya meratapi nasibnya dikamar itu. Ia sadar bahwa usahanya akan sia-sia jika ia berteriak sekencang-kencangnya. Karena kamar bu Stevi dirancang untuk kedap suara) Midun: kenapa kamu diam ??! triakk… ayo triaakkkk.. bukankah kamar ini memiliki rancang bangunan yang kebal terhadap suara dari luar maupun dari dalam ??! haa..haaa.haaa… Bu Stevi: dari mana kau mengetahui hal itu … ??! ucap bu Stevi penasaran Midun: Pak Alen secara tidak sengaja menceritakannya kepadaku ketika ia bertengkar dengan kamu.. Midun mendekati bu Stevi, melanjutkan sesuatu yang tertunda tadi. Menyinkap daster Bu Stevi dengan kasar dan Menjilat payudara Bu Stevi dengan rakus. Hmmmhhhhh..hmmmhhhh… payudaramu enak banget stev…. kenyal….” ucap Midun dengan penuh nafsu. Midun juga terkadang menggigit payudara bu Stevi dengan pelan agar gairah sang majikan meninggi. “arrrggghh…. enak ga stev …… arghhmmmmmmm….” ucap Midun sambil memainkan puting payudara bu Stevi. Pelan tapi pasti Midun melakukan hal yang sama pada payudara bu Stevi… “aaakkkkhhhh Midunn….. akkkhhhhh.. hentikan perbuatanmu… hentikaaaaaannn” mohon bu Stevi sambil menahan nikmat… “tidak bu…! subuh ini kau adalah budakku di kamar ini…!” ucap Midun sambil memulai aksi tangannya kearah vagina bu Stevi. Midun menyingkap keatas daster yang dikenakan bu Stevi kemudian mengelus-elus dengan lebut klistoris milik bu Stevi….. “aaaahhh Midunnn.. ! arrrrkkkkkhhggmmmmhhh.. hentikan perbuatanmu…” ucap bu Stevi yang nafsunya mulai menginggi akivbat harta berharganya dimainkan oleh laki hitam, bau, dekil, dan berfrofesi sebagai pembantu. “he’eh nyonya.. terserah nyonya mau ngomong opo…” ucap Midun cuek sambil melanjutkan aksi menghisap payudara serta memainkan klistoris sang majikan. “aahhh,,ahhrgh.. Midun.. kau sungguh gila..!” ucap nyonya merintih menahan nikmat. Hati bu Stevi mulai terbakar oleh nafsu. Hatinya mulai menggebu-gebu dipermainkan layaknya mainan oleh Midun. Namun disisi lain sesuatu yang sangat nikmat menyerbu tubuhnya tanpa mengindahkan aturan apapun yang mengikat. “nyonya kalo masih bawel nanti saya main 10 ronde loh..! biar nyonya tau rasa !” ucap Midun kesal. Sambil mulai melepaskan seluruh pakaian yang ia kenakan. Setelah semua terlepas nampaklah batang Midun yang sudah mengeras. Batanng Midun sangat gagah, dihiasi oleh urat-urat yang berjejer tak rapi, batangnya yang berwarna hitam seolah-olah memberi kesan bahwa ia memiliki tenaga yang super banyak dalam hubungan percintaan. Ukuran penis Midun yang mirip dengan terong biru menandakan bahwa setelah ini vagina bu Stevi akan diobok-obok oleh penis itu. Sungguh ukuran penis yang diidam-idamkan oleh semua pria. Termasuk idaman para silent reader yang membaca tanpa meninggalkan jejak di cerita ini. “ampun Midun…..ampunn… saya mohon hentikan…. penismu terlalu besar Midunn…” rengek bu Stevi meminta belas kasih. Midun mengarahkan penisnya mendekati bibir vagina bu Stevi dan langsung melakukukan penetrasi. “akkkkkhhhhhhhh……!” saya belum memasukan penis saya kok kamu malah menjerit sih babi…!” ucap Midun kesal pada bu Stevi. “ma…af mid…un…..say..a t…a…kut sa..ma uku…ran pen…is ka…mu…” ucap bu Stevi terbata-bata sambil menangis. Midun mulai memasukkan penisnya yang gagah perkasa bagaikan banteng meksiko kedalam vagina bu Stevi. “kok sempit sekali memekmu stev…” ucap Midun sambil berusaha sekuat tenaga memasukan penisnya “Please Midunn…. saya sudah bersuami… tolong Midun.. saya mohon hentikan..” ucap wanita itu dengan nada lirih akibat usaha, dan perjuangan akhirnya penis Midun menjebol liang vagina bu Stevi. “akkkkhhhh Midunnn…… iiihhhh……” ucap bu Stevi sambil menahan besarnya penis yang masuuk. “rasakan kau Stevi..! rasakan pembalasanku …!” ucap Midun sambil menghentak-hentakan pinggulnya dan penisnya dengan keras kearah vagina bu Stevi. “aahhhhh….mmm…iii……duu..nn…… mmmmmhhhmmm” “coba potong lagi gajih saya Stevi,,,, potong…!, rasakan ini.. ! ini adalah pelajaran bagi kamu Stevi yang semenang-menang terhadap saya…..” “Amppunnnn Midunn… ampunnn…..” ucap bu Stevi dengan nada tersengal-sengal. Midun merasakan sensasi yang sangat mendebarkan ketika menyetubuhi majikannya yang cantik, sexy, mulus, putih. Sungguh kenikmatan yang jauh lebih besar ketimbang bersetubuh dengan istrinya sendiri…vaginanya yang masih sempit, kulitnya yang begitu putih nan bening akibat perawatan di salon membuat Midun merasakan sensasi bercinta dengan dewa putri Yunani. “ahhkkkhh,, ahhkkhh,,,ahhkkhh,,” ucap bu Stevi. Rasa sakit yang menerpa liang vaginanya kini berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa. Akibat sodokan yang kasar serta hentakan yang kencang yang menerpa liang vaginanya. Mata bu Stevi menatap tajam kearah Midun… kini ia dihadapkan dengan dua pilihan yang gila. Mengakui dan Menikmati besarnya penis sang pembantu atau berlagak kemahalan dan berpura-pura tidak menikmati pemerkosaan yang sedang ia alami.. “hhhhuuuhh… mmmhhm…mmhhmmm.. stevhh… aku.. mmhh” ucap Midun Tiba-tiba hal yang tak disangka dan tak terpikirkan oleh bu Stevi datang..

Walau agak kurang suka dengan genre pemerkosaan, tapi ngaceng juga kontol gue heheheheee