Innocence verdict
Cerita sampingan karena ide abis baca cerita lama karena lagi fokus ke yang lain . Maaf kalo gagal bikin DISCLAIMER * Cerita ini adalah fiksi dan berisi adegan-adegan yang tidak pantas dibaca mereka yang belum dewasa, jadi jika pembaca masih belum dewasa, harap tidak melanjutkan membaca. Penulis sudah mengingatkan, selanjutnya adalah tanggung jawab pembaca. * Semua tokoh dalam cerita ini adalah fiktif. Kemiripan nama tokoh, tempat, lembaga dan lain-lain hanyalah kebetulan belaka dan bukan kesengajaan kecuali pada cerita panas lain. * Sebagian tokoh dalam cerita ini digambarkan memiliki latar belakang (profesi, kelas sosial, suku dll.) tertentu. Tindakan mereka dalam cerita ini adalah fiksi dan belum tentu menggambarkan orang-orang berlatar belakang serupa di dunia nyata. *Pemerkosaan, pelecehan seksual, KDRT, dan trafiking di dunia nyata adalah kejahatan dan penulis menentang semua itu. Penulis harap pembaca cukup bijak untuk dapat membedakan dunia nyata dan khayalan. *Penulis juga tidak bermaksud untuk melecehkan atau menjatuhkan salah satu suku ras ataupun agama (non SARA), penulis membuat cerita ini hanya untuk fantasi dan hobby belaka
Lhian adalah seorang keturunan chinesse dengan ibu berdarah jerman. Ini membuat Lhian memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang montok dengan dada dan pantat bulat menantang. Bahkan tercatat ia telah menorehkan prestasi di bidang voli maupun akademis. Dan tidak hanya itu dia sendiri pun dikenal berasal dari keluarga berada. Meski begitu semua hal tadi menjadikan Lhian sangat sombong. Diam-diam semua orang membencinya dan keluarganya. Suatu hari kelasnya tiba-tiba mengadakan rapat pada saat jam pulang sekolah. Lhian nampak terlihat malas dan hendak beranjak pulang kalau saja wali kelasnya Darto tidak segera masuk dan membentak Lhian. “Lhian jangan pergi! Mau kemana kamu?” makinya kasar. “Apa lo? Ini sekolah gw! Lo mau gw pecat?” kata Lhian dengan alis berkerut. Kedua orang tuanya sudah menyumbang banyak untuk sekolah dan membuat Lhian menjadi seperti pemilik sekolah. Tidak hanya guru, bahkan kepala sekolah dam komite sekolah tunduk kepadanya. Namun sepertinya ada yang berbeda hari ini entah apa itu. Namun pertanyaan Lhian segera terjawab setelah pak Darto kemudian melemparkan setumpukan kertas ke wajahnya. Setumpukan foto vulgar dari wanita telanjang dan juga persetubuhan dua atau lebih dari tiga orang wanita. “Srakkk!” Lhian kaget atas tindakan kasar itu dan hendak menampar gurunya itu, kalau saja… kalau saja teman-temannya tidak segera mengambilnya dan Lhian mendengar kata-kata yang keluar dari mulut mereka. “I-ini Lhian?” ucap mereka. “Apa?” Lhian dengan kaget merebut beberapa foto-foto yang tersebar. dapat ia lihat semua foto-foto itu memang menampakkan wajahnya namun badan pada foto itu bukanlah miliknya, bahkan terdiri dari beberapa tubuh wanita. Namun karena editan yang halus membuat itu memang seperti asli. Merasa tidak bersalah Lhian segera berteriak. “Itu bukan gw!” ucapnya melempar marah foto-foto itu. “Tidak! Lhian, kalau itu bukan kamu, kenapa ada orang yang bisa mencari kamu untuk membongkar skandal ini. Kamu pikir kalau itu bukan asli mereka bisa sampai kemari? bukankah ini semua dari fac****k kamu sendiri? Bapak sudah melihatnya!” “Apa? siapa juga yang hari gini masih maen fac****k?” “kami juga sebenarnya dapet alamatnya dari rumah non sendiri” tiba-tiba masuk sekumpulan orang membawa kamera ke dalam ruang kelas.
maaf suhu mohon saran dan komengnya supaya nubi bisa bikin suhu
Lhian kini sudah berdiri dengan pakaian dalamnya sambil menatap tiga puluh pasang mata yang menatapnya kejam. Dia terlihat takut untuk pertama kalinya dan menatap kerumunan itu sambil berteriak. “Lihat itu bukan gw! Lihat toked gw ga mirip kan?” “puting lo aja ga keliatan? Mana kita bisa tahu?” “Liat yang bener! Tuh toked kendor! Mana mungkin itu toked gw!” seru Lhian terlihat frustasi. Disamping tubuhnya tergeletak setumpukan kain yang berasal dari seragamnya yang robek. Kelima geng musuhnya dengan brutal menarik seragam Lhian hingga menjadi seprihan-serpihan kecil Bahkan mereka juga tidak segan-segan berusaha menarik toked Lhian sampai putus kalau saja, Pak Darto tidak menghentikan kelima cewek-cewek beda geng itu dari kebrutalan mereka. Jadilah Lhian berdiri hanya dengan menggunakan pakaian dalamnya yang juga sudah kendor disana-sini. “Pak Darto…Jenny…” Lhian mulai melirik kepada dua orang yang dilihatnya masih membelanya. Namun keduanya menggeleng, membuat Lhian akhirnya nekad membuka kaitan BHnya untuk membuktikan ketidak bersalahannya. Tampaklah toked melon berukuran 36C yang bergoyang-goyang seiring Lhian melempar Bh itu ke sudut kelas. Terlihat toked Lhian bahkan lebih putih dari kulit luar yang berwarna kekuningan. Terlihat urat-urat biru sedikit menjalar kesana kemari dengan putingnya bersembunyi dalam payudara Lhian karena mungkin ketakutan melihat orang banyak. “Li-liat kan lo pada? Itu bukan gw! ” seru Lhian mengigil sambil berusaha menutupi tubuh dan tokednya yang diterpa angin AC.. Namun tiba-tiba saja salah seorang diantara mereka mulai nyeletuk “Eh tuh toked KW? Ga ada pentilnya gitu.” Ucapan itu segera disambut gelak tawa oleh seluruh kelas. Namun ucapan itu juga membuat muka Lhian memerah dan telinganya panas. Mengapa mereka bisa tertawa? Itu terjadi bukan karena keinginannya. Semua disebabkan peralatan kecantikan ibunya. Ketika Lhian mencobanya untuk tokednya, alat itu membuat toked Lhian bertambah kencang dan segar namun karena Lhian masih muda, peralatan itu juga membuat putingnya tenggelam di balik-otot-otot puting yang mengembang. “toket KW ! toket KW!” sema kelas mulai bersorak untuk Lhian. Lhian merasa gerah dan akhirnya kesabarannya habis dan ia pun mulai membalas mereka. “Enak aja! Asli tau pegang sini lo rasain sendiri!” Lhian menghentakkan kakinya keras-keras membuat tokednya berguncang naik turun. “glek” Semua anak laki-laki melotot melihat pemandangan itu, otong mereka mulai berdiri. Semua anak laki-laki kemudian berlari meringkus Lhian dan menekannya hingga telentang di atas lantai. Sementara anak-anak cewek kemudian membantu dengan menggeser meja memberi ruang untuk para pemilik kontol berkerumun. “Kenyel banget!” “coba gw cubit!” Puluhan laki-laki yang tidak pernah memegang toked seorang gadis muda mulai melupakan tujuan mereka berkumpul disana. Dengan ekspresi mesumnya mereka mulai menfoto, merekam menjilat dan juga mencubiti toked membusung itu dengan kasar. Namun itu membuat pentil Lhian bergerak naik dari persembunyiannya. “jangan an****! bang*at! toked gw lo pada apain?” Sayangnya seluruh warga sekolah sudah kebal dengan makian dan sumpah serapahnya. Itu malah membuat mereka semakin gencar dan mulai mengelitiki pinggang Lhian membuat puting Lhian perlahan-lahan menegang, dan mulai nongol dari balik celah di dadanya. “eh pentilnya ini pentilnya!” teriak seseorang yang sedang menindih Lhian di perutnya. “tarik!” seru beberapa anak yang lain. Empat orang pemuda yang sat itu berkerumun lalu menarik dan mengorek-ngorek pentil yang itu secara kasar membuat Lhian mulai menangis dan kembali berontak. Namun karena kini setelah semua anak-laki-laki itu membantu, Lhian tidak kuasa menolak. Kini pentil Lhian telah tertarik sepenuhnya menimbulkan lingakr puting yang menonjol. Ukurannya pentilnya sendiri cukup besar yaitu seukuran tutup botol. Dan setiap kali seseorang menyenggolnya Lhian blingsatan bahkan membuat pinggulnya berkedut-kedut orgasme. Selama ini karena terus tersembunyi dan mendapat pelatihan dari alat kecantikan mamanya, puting Lhian kini menjadi sangat sensitif dan tidak kuat menahan rangsangan. “ughhh” seru Lhian merasakan cairan keluar dari bagain lain memeknya. Lhian yang baru pertama kali merasakan orasme berkedut-kedut keenakan dan mulai berbaring pasrah. Itu membuat anak-anak lain kembali menggodanya. “hahaha udah disenggol aja keluar!” ledek beberapa anak perempuan yang biasa Lhian hina karena jelek. “coba kita jepit pake penjepit kertas! ” “jangan!” teriak Lhian panik. Namun bersamaan dengan itu timbul genangan air yang berasal dari liang memek Lhian yang masih tertutupi celana dalam bergambar beruang itu. Semua orang segera bergerak menjauh karena merasa jijik. Sesuai dugaan mereka genangan air itu mulai menimbulkan bau tidak sedap yang membuat para murid ini mulai mengambil tasnya dan bergerak meninggalkan ruangan. Sementara Lhian mulai meringkuk dan menangis diatas genangan air kencingnya sambil berusaha menutupi tubuhnya dengan kain seragammnya yang basah. Sebagian dari kain itu disellipkannya ke BH dan juga celana dalamnya membentuk rumbai-rumbai aneh yang terlihat lucu. “Lhian karena sudah malam kita sambung lagi besok…” ucap pak Darto sebagai orang terakhir yang keluar dari kelas. “Eh?” seru Lhian segera berlari menuju pintu berusaha mendahului Darto. “tunggu!” “brakk!” Namun karena licin, Lhian akhirnya terpleset dan terjatuh karena kencingnya sendiri. Pentilnya yang masih mengacung tegak kembali terkena rangsangan kasar karen tergencet tubuhnya sendiri. Lhian kembali orgasme dan membuat kesadarannya kabur. Lalu saat Lhian selesai dari gelombang orgasmenya. semua orang sudah meninggalkan Lhian sendirian di dalam ruangan kelas. Lhian pun berteriak karena takut Apalagi ketika seluruh lampu kelas itu di padamkan dan AC dimatikan. Lhian kemudian berusah mendobrak pintu yang terkunci namun tidak cukup kuat untuk mendobraknya. Ia lalu bergerak mencari hapenya dan menemukan bahwa pulsanya habis setelah mendownload puluhan video dari pesan yang dikirim oleh mamanya. Anehnya puluhan video itu hanya berisi adegan seks yang mengambarkan seorang wanita pirang sedang digenjot puluhan pria. Lhian mengenali bahwa wanita berambut pirang itu adalah mamanya dan para lelaku itu adalah guru-guru di sekolahnya bahkan termasuk Darto yang terlihat tadi masih membelanya . Lhian mendadak lemas karena ia merasa tidak punya tempat untuk pulang.Perutnya tidak lagi merasa lapar dan hatinya hancur berkeping-keping. TAMAT