Dunia gelap perbankan
Hari itu tepat di penghujungan menjelang pergantian tahun. Saya sebagai frontliner tentu saja ditargetkan oleh bank untuk mencapai target dana yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Nama saya adalah deni, Sejak awal tahun target dana di cabang saya tidak pernah mencapai 100% tapi setelah atasan saya mengingatkan saya untuk segera mencapai target tabungan atau bonus tahunan saya tidak ada sama sekali. Saya pun menjadi riweh sendiri berusaha menelpon nasabah nasabah saya untuk meminta bantuan dan kesediaanya menempatkan uangnya di cabang saya sampai waktu pergantian tahun saja. Ada beberapa nasabah yg saya telepon tapi jawabannya selalu sama ‘maaf mas, uangnya udh dikasih ke bank sebelah, masnya telat’. Dan sayapun sadar bank lain pun tentu ingin juga target akhir tahunnya tercapai dengai sempurna. Sampai akhirnya saya menelpon nasabah saya bapak kasidi ‘iya mas mau minta bantuan dana ya, boleh aja nanti main aja ya kerumah’ mendengar jawaban seperti itu saya menjadi sedikit lega karena bapak kasidi merupakan salah satu boss sawit di desa tempat cabang saya bekerja dan memang hanya tinggal berdua karena dua anaknya sudah kuliah di kota pelajar. Besoknya ketika saya datang kerumah beliau, rumah beliau biasa saja karna menurutnya rumah terlalu bagus membuat tetangga sungkan berinteraksi sama mereka karna terasa ada pembatas yg menghalagi, saya disambut oleh bapak kasidi dan ibunya. Saya pun heran kok ibu rapi banget ya pak, mau pergi ke kondangan ya ? Memang di tempat saya kerja waktu kondangan adalah hari senin-kamis. Sayapun sempat pangling liat wajah ibu kasidi yang masih terjaga karna sering ikut senam ibu ibu pkk sehingga dadanya tetap kencang dengan ukuran 34 C. Iya nih mas saya sama ibu sebenarnya mau pergi kondangan, ‘karna mas udh datang ya udh saya aja yang pergi ga enak sama tetangga kalo saya ga pergi biar ibu dirumah saja’ ujar pak kasidi dan kemudian pak kasidi meninggalkan saya dan istrinya. ‘Saya ganti pakaian dulu ya mas, sambil saya siapin minumannya’ujar ibu kasidi. Sessat kemudian ibu kasidi keluar dengan menggunakan daster tapi makeupnya tidak dihapus olehnya, ‘mau minum apa mas deni ?’ Ah ga usah repot repot bu ujar saya. Kemudian ibu kasidi membawa teko berisi teh dan gelas, karena daster bu kasidi yang longgar ketika ia menuangkan teh ke gelas terlihatlah bukit indah didadanya yang terbungkus bra bewarna hitam dan juga telihat putingnya yang mulai menghitam karna faktor umur. Saya menelan ludah saya sendiri melihat pemandangan tersebut karna buah dada bu kasidi masih kencang dan kenyal karna rajin dirawat dan sering ikut senam bersama ibu-ibu. Sedang asik melihat dada ibu kasidi akhirnya ibu kasidi menyadarinya lalu menutup dasternya yg longgar tersebut. ‘Ya ampun mas deni masih doyan toh sama yang tua-tua’ujarnya. Saya pun gelalapan dan memohon maaf kepada ibu kasidi karna takut dananya tak jadi disimpan ditempat saya. ‘Jadi gini loh mas den, saya bisa bantu dana mas deni 2 milliar asal mas deni mau menuruti keiinginan saya’ ujar ibu kasidi. Saya yang terlanjur semangat langsung menjawab iya karna 2 milliar bukan dana yg kecil dan mampu membuat saya kembali mendapat bonus tahunan. ‘Apa itu ibu syaratny?’ Ujar saya ‘ syaratnya kamu harus membawa bos kamu dan hibur saya dengan seks kalian’ – kata ibu sayapun terkejut mendengar syarat dari ibu kasidi karna desa ini seks menjadi hal yg sangat tabu sekali. Dan bagaimana mungkin bos saya mau dan tidak memaki saya ketika saya menjelaskan permintaan ibu kasidi. ‘Mas den simpan aja ya no ibu, kalo mau den mau silahkan hubungi ibu dan jangan beritahu bapak soal ini’ ujarnya Saya pun mengiyakan dan pulang ke kantor dengan wajah lemas. Sesampai dikantor saya menemuin bos saya kebetulan ruangannya kosong karna yang lain masih makan siang. ‘Gimana den kata ibu kasidi ? Mau beliau ?’ Ujar bos saya. Dengan gugup saya menjelaskan permintaan ibu kasidi kepada boss saya, dengan wahah kesal bos saya mengatakan bagaimana mungkin saya bisa seks dan menyerahkan keperawanan saya kepada kamu, apa nanti kata calon suami saya nanti ? Hardiknya. Tapi ibu coba pikir lagi 2 M itu sangat besar, bisa menutuo gap target kita bahkan surplus. Bos saya pun berfikir ulang iya benar kalo ia lakukan target cabangnya terpenuhi sehingga ia bisa naik pangkat dan dipindahkan ke kota asalnya. Hingga sehari kemudian bos saya mengabarin saya bahwa ia setuju dengan syarat bu kasidi dan membuat saya kaget setengah mati. Setelah saya tenangin diri saya, saya coba hubungi ibu kasidi dan ibu kasidi nanti sore setelah cabag tutup meminta kami untuk datang kerumahnya. Sorenya kami telah sampai dirumahnya, hanya ada ibu kasidi dirumah sedangkan bpk kasidi sedang diluar utk memanen hasil sawitnya. ‘Syukurlah kalian datang, ayo langsung saja kekamar saya’ ujar ibu kasidi. Kami dibawa kemarnya, bukan kamar ia dan bapak kasidi biasanya tapi ada kamar yang lain, ada aroma aneh menurut saya ketika saya masuk ke kamar tersebut, dikamar tersebut sudah ada kasur dan kursi, ibu kasidi langsung duduk dikursi dan mempersilahkan saya untuk mulai. Saya yang segan meminta izin ke bos saya untuk memulai dan ia pun mengerti hal tersebut. Saya mulai memegang muka bos saya yg halus, saya buka kaca matanya saya tatap matanya kemudian saya kecuo bibirnya, tampak bos saya memejamkan mata utk ciuman saya tapi tetap membalas ciuman saya. Kemudian perlahan lahan saya buka baju kemeja kerjanya, terlihat masih ada tanktop dan branya, roknya jg perlahan saya buka. Hingga akhirnya tidak ada sehelai benangpun yang ada ditubuhnya. Kemudian saya membuka semua pakaian saya. Setelah kami saling bertelanjang saya menggenggam tangan bos saya untuk meyakinkan beliau. Ibu desi bos saya tampak begitu cantik saat itu, saya kecup payudaranya, saya pelintir puting susunya hingga saya jilat kemaluannya. Kemudian tangan bu desi saya genggamkan adik saya yg telah mengeras, saya minta utk ibu desi menjilat kemaluan saya. Ketika saya sedang menikmati jilatan bos saya, saya lihat ibu kasidi telah bugil sambil memainkan dildo di kemaluannya. Setelah puas saya berusaha memasukan batang kemaluan saya ke meki ibu desi, perlahan saya masukan nampak ibu desi mengeluh kesakitan sambi bilang jgn deni, jangan. Karna saya telah di puncak nafsu itu saya terus mencoba memasukann kemaluan saya tampak ibu kasidi meneriakin saya, ‘ayo mas deni, teruss saya jadi ga sabar’ ujarnya. Batang kemaluan saya sudah hampir masuk semuanya, air mata ibu desi telah keluar mungkin menyesali keputusannya, saya juga melihat darah sudah mulai ada. Tampak saya hampir berhasil mengambil keperawanan ibu desi, hingga akhirnya saya berhasil memasukkan seluruh kemaluan saya. Saya diam menunggu ekpresi ibu desi. Setelah aman saya mulai memompa tubuh ibu desi dengan kecepatan penuh, ibu desi yang awal mulanya menangis mulai menggoyangkan badannya menikmati persetubuhan yang telah kami lakukan. “Ah deni sayang, enak sekalu kontolmu sayang, entot aku setiap hari sayang, aku menemukan surga dunia yg orang katakan sayang” ujar bu desi yg sudah mulai lupa akan dirinya “Iya sayang desi, kamu mau kan jadi budak seksku “ ujarku “ anjing kamu, enak sekali ini, entot terus aku deni ” ujar bu desi Kami seperti orang yang kesurupan saja ketika sedang berhubungan seks, ucapan kami makin melantur hingga akhirnya mencapai klimaksnya. Prokprokprok terdengar tepuk tangan ibu kasidi yg telah bugil juga, “bagus sekali kerja kalian, saya akan transfer saat ini juga karna pertunjukan kalian. Terima kasih telah menjalankan ritual tahunanku. Kami semua terkejut, dan mencoba bertanya maksudnya apa. “Ya ini adalah ritual pemurah rezeki, harus dilakukan 5 tahun sekali oleh orang yang bukan muhrimnya, berbeda keyakinan dan masih perawan. Kalian telah melakukannya untukku, jika aku tidak melakukan ini usaha keluarga saya akan bangkrut, saya sudah lama membuat perjanjian ini tanpa diketahui oleh suami saya” ujarnya Pantas saja saat masuk saya mencium bauk kemenyan dan seperti orang lain ketika sedang berhubungan badan, mengucapkan kata kata kasar yg tak sepantasnya dikatakan. Kami akhirnya pulang dengan wajah takut karena cerita ibu kasidi dan juga tersenyum riang karna ini bisa awal mula saya untuk bisa ngeseks sama atasan saya, ibu desi. update : Lembur petaka hal 2 Teaser tim audit hal 2 Tik audit tiba hal 4 Brankas bersama Bu desi hal 6 Teaser cctv brankas bersama dinda hal 6 Dinda ternyata hal 8 Siapa yg mengintip dinda hal 9 Covid dan dokter gigi hal 9