Suami ibu angkatq
Aku tinggal dengan ibu angkatku, yang sebelumnya adalah majikanku. Aku berhasil menyelesaikan sekolahku lewat paket kejar C sehingga paling gak aku punya ijasah sekolah menengah walaupun tidak melalui sekolah formal. Maklumlah, biaya sekolah kan mahal sekali, jadi ya dipakailah segala cara dengan biaya minim tapi bisa mendapatkan ijasah formal. Selanjutnya aku mengambil kursus komputer dan bahasa inggris. Aku sekarang ini bekerja di satu kantor milik suami ibu angkatku sebagai tenaga admin. Aku berusaha bekerja sebaik mungkin untuk menunjukkan pada ke 2 ortu baruku bahwa aku bukan manusia benalu, apa yang aku pake untuk hidup sebagian adalah hasil jerih payahku sendiri. Mereka menghargai usahaku untuk terus meningkatkan diri, sehingga praktis tidak ada hambatan yang berarti dalam bekerja walaupun aku nol pengalaman. Paling tidak gak ada yang komplain tentang hasil kerjaku selama ini, aku pikir ya memenuhi standardlah hasilnya. Bapak (suami ibu angkatku) baik kepadaku, selalu memberi perhatian penuh selama dikantor dan dirumah. Aku tidak merasa ada ketidak wajaran dalam hubungan kami selama ini. Sampai suatu hari ibu harus menengok sodaranya yang sakit diluar kota untuk beberapa hari. Tinggallah aku berdua bapak dirumah. Bapak umurnya memang lebih muda dari ibu, tapi gak kelihatan karena orangnya memang berwibawa baik dikantor maupun dirumah. Hari itu jumat malem, kami berdua santai saja sepulang kantor. Bapak mengajakku makan di resto sebelum pulang, dirumah kan gak ada yang masak, jadi gak ada makanan. Kalo nasi saja sih aku bisa nyiapin, tinggal masak pake rice cooker. Lauknya yang aku gak bsa masaknya. Malem itu bapak lebi romantis, sehabis makan dia mengajakku ke mal, di mal aku digandeng2nya. Dia membelikanku pakean, satu hal yang gak pernah dilakukan selama ini karena aku selalu membeli sendiri pakeanku. “Wah bapak kok royal sih malem ini, dah traktir Dina makan, eh beliin baju lagi”. “Sekali2 kan bole dong, napa kamu keberatan? “Ya enggak lah pak, masak dimanja2in bapak sendiri keberatan”. “Tu cowok yang sering jemput2 kamu pacar ya Din?. “Iya pak, gantengkan”. “Gantengan juga aku”, candanya. “Iyalah, bapak lebih mateng”. “Kalo mateng bentar lagi bonyok dong”. “Kok bonyok pak”. “Iya pepaya kalo dah mateng kan sering bonyok jadinya kalo dipotong”. Aku tertawa mendengar candanya. “Kalo jalan ma dia pacaran ya Din”. Aku hanya mengangguk. “Ngapain ja pacarannya”. “Ih bapak kok nanya2 yang privat si”. “O gak boleh toh, sori deh”, “Bukannya gak boleh pak, Dina malu ja”. “Napa mesti malu, ya wajarkan kalo lelaki dan prempuan yang saling suka pacaran, aku cuma pengen tau ja kamu ngapain kalo pacaran”. “Ya biasalah pak, gimana si kebiasaan orang pacaran”. “Ciuman?” Aku mengangguk.”Sembari ramah?” “Ramah?” tanyaku gak ngerti. “Iya pasti cowok kamu ramah deh, kamu kan seksi gini. Rajin menjamah”. Aku tertawa lagi. “Ramah ya Din”. Aku kembali menggangguk. Memang cowokku kalo ciuman selalu ngeremes toketku, malah akhir2 ini sering menguyel2 it ilku sampe aku klimax. “Asik dong, setelah ramah?” aku diem, aku malu kalo harus crita bahwa cowokku sering ngen totin aku kalo dah sama2 napsu. “Kok diem Din, kamu dah ngelakuin ya ma cowok kamu”. Aku cuma mengangguk aja. “Gitu ja malu. Kalo dah napsu ya ngen totlah. Nikmat ya Din”, Aku ucuma mengangguk lagi. “Gede gak kon tolnya”. Pertanyaannya makin menjurus dan vulgar. “Rasanya gede pak”. “Kok rasanya?” “Iya kan Dina belon pernah liat yang laen selain punya cowok Dina”. “Kamu ngelakuinnya dimana” “Dia suka ngajak Dina ke motel pak”. “6 jam dia kuat brapa kali”. Kok bapak tau kalo sewanya 6 jam, hayoo sering ke motel ya, pasti bawa abege ya pak”. Giliran dia yang senyum2 saja, dia tidak menjawab malah terus nanya, “Maennya brapa kali Din”. “Seringnya 2 kali, pernah kalo dianya napsu banget ampe 3 kali”. “Pake kondom?” “enggak pak”. “Kluar diluar?”. “didalem”. “Gak takut hamil?” “Dina dikasi obat, kalo lagi subur habis maen Dina minum obatnya”. “Bukan pil kb ya”. “Bukan pak, katanya obat anti hamil emergency”. “Baru tau aku, belinya dimana”. “Wah bapak mo ngasi obatnya buat abege yang nemenin bapak di motel ya”. Dia hanya senyum2 saja. “Kuat juga ya cowok kamu, bisa sampe 3 kali”. “Iya pak, udahannya Dina ampe lemes deh”. “Tapi nikmat kan”. “Banget”. “Mangnya dia lama ya maennya”. “Yang ke 2 suka lama pak, Dina bisa beberapa kali klimax baru dia keluar. Makanya udahannya lemes deh”. “Yang pertama?” “Suka Dina isep sampe keluar di mulut”. “Kamu telen”. “Iya, disuruh sih, katanya gizinya tinggi”. “Wah kamu dah pengalaman dong, jadi pengen”. “Pengen apaan pak?. “Pengen maen ma kamu”. “Loh kok”. “Iya gak apa kan, kamu kan bukan anak ibu, aku dah lama napsu kalo liat kamu, Kamu tu cantik, toket kamu lumayan gede lagi, pantes cowok kamu doyan ngeremesnya”. “Bapak ah”. Kami dah sampe rumah, ngobrol itu kami lakukan sepanjang perjalanan pulang dari mal. Aku segera masuk kamarku, mandi. Setelah itu aku keluar hanya mengenakan pakean rumahku, celana pendek dan kaos gombrong. saking gombrongnya sampe menutupi celana pendekku, kaya daster aja. Kebiasaanku dirumah aku gak pernah pake bra. Di ruang tengah kulihat bapak sedang duduk santai, dia juga dah mandi, juga pake celana pendek dan kaos oblong. Dia lagi nonton tv. aku duduk disebelahnya, “Makasi ya pak buat pakeannya”. “Dah dipas”. “Udah pak, pas banget”. “Nonton film asik yuk”. “Film apaan pak”. Dia memasukkan dvd ke playernya dan menjalankannya. Wah film bokep rupanya, abege thailand maen ma bule. aku tau dari text yang ekluar pake huruf yang kaya cacing gitu. “Punya cowok kamu segede punya bule itu”. “Ih gede banget ya pak, cowok Dina punya gak segede itu, jadi kecil kelihatannya kalo dibanding ma si bule”. “Kecil ya kamu dah terkapar ya Din, palagi yang besar”. Dia mulai memelukku dan mencium pipiku. Geli rasanya pipiku tergeser kumisnya. Serenade wajib ah uh terdengardari pasangan yang lagi gelut di dvd. Napsuku mulai bangkit. Tangannya mulai bergerilya ke toketku, dielus2nya pentilku sehingga menjadi keras. “Din, kamu dah napsu ya, pentil kamu dah keras”. “Bapak sih nakal”, kataku sambil mencubit pinggangnya. Dia langsung mencium bibirku sambil meremas2 toketku. Aku terdiam, napasku mulai memburu terengah. Aku bersandar di dadanya yang bidang. Dia mulai menciumi leherku sementara kedua toketku terus saja diremes2, sehingga napsuku makin berkobar. Kembali dia mengecup bibirku. Kubalas dengan ganas. Bibirku dikulumnya, lidahnya menjalar didalam mulutku sementara tanganku segera turun mencari k ontolnya. Kuusap2, terasa sekali k ontolnya sudah ngaceng berat, keras sekali, tanganku tak muat mengenggamnya, sungguh fantastis ukurannya. “Pak, gede banget kon tolnya, kaya si bule aja”. “Kalo mo liat, buka ja celanaku”. Segera celananya kubuka. Dia berdiri sehingga celana pendeknya meluncur ke lantai. k ontolnya yang besar panjang itu nongol dari bagian atas CD nya. Kami kembali gelut. Dia terus meremas-remas toketku sementara aku mengocok k ontolnya. “Pak keras banget”, kataku sambil jongkok didepannya, melepas cdnya dan menciumi k ontolnya. Kubimbing k ontol dalam genggamanku ke mulutku , uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju -mundurkan kepalaku. Selain mengemut tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati biji pelirnya. “Uaahh.. ennakk banget, kamu udah pengalaman yah” ceracaunya menikmati emutanku, k ontolnya kujilati seluruhnya kemudian kumasukkan ke mulutku, kukulum dan kuisep2. Kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan k ontolnya di mulutku. Akhirnya dia gak tahan lagi. Aku ditariknya kekamarnya. Dilepaskannya celana pendek dan kaosku. Aku dibaringkannya diranjang hanya memake cd. Sambil terus meremas2 toketku tangan satunya nyelip ke balik cd. Otomatis pahaku mengangkang, sehingga dia dengan mudah mempermainkan jembutku. “Pak, geli”, erangku. “Geli apa nikmat Din”, tanyanya. “Dua2nya pak, Dina die ntot dong pak, udah kepengin banget nih”, kataku to the point. CDku diplorotin, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepas cdku. “Din kamu napsuin banget deh”, katanya. Dia langsung saja menindihku. k ontolnya diarahkan ke belahan n onokku yang sudah basah dan sedikit terbuka, lalu dia menekan k ontolnya sehingga kepala k ontolnya mulai menerobos masuk n onokku. Aku mengerang sambil menggelepar merasakan kepala kon tolnya yang besar itu menerobos masuk. Baru kepalanya yang masuk aja dah sesek no nokku jadinya, palagi kalo dia tancepin semuanya. Aku lupa bahwa yang lagi memasukkan kon tolnya ke no nokku itu adalah suami ibu angkatku. Lagi nikmat banget mana keinget yang begituan. Dia kembali menciumi bibirku. Lidahnya menjulur masuk mulutku lagi dan segera kuisep2. Sementara itu dia terus menekan pantatnya pelan2 sehinggga kepala k ontolnya masuk n onokku makin dalam dan bless, k ontolnya sudah masuk setengahnya kedalam n onokku. “Aah, k ontol bapak nikmat banget deh”, erangku sambil mencengkeram punggungnya. Kedua kakiku kulingkarkan di pinggangnya sehingga k ontol besarnya langsung ambles semuanya di n onokku. “Pak, ssh, enak pak, terusin”, erangku. Aku menggeliat2 ketika dia mulai mengeluarmasukkan k ontolnya di n onokku. Aku mengejang2kan n onokku meremes2 k ontolnya yang sedang keluar masuk itu. “Din, nikmat banget empotan n onok kamu”, erangnya. Dia memelukku dan kembali menciumi bibirku, dengan menggebu2 bibirku dilumatnya, aku mengiringi permainan bibirnya dengan membalas mengulum bibirnya. Terasa lidahnya menerobos masuk mulutku. Dia mengenjotkan k ontolnya keluar masuk makin cepat dan keras, aku menggeliatkan pinggulku mengiringi keluar masuknya k ontolnya di n onokku. Setiap kali dia menancapkan k ontolnya dalam2 aku melenguh keenakan. Terasa banget k ontolnya menyesaki seluruh n onokku sampe kedalem. Karena lenguhanku dia makin bernapsu mengenjotkan k ontolnya. Gak bisa cepet2 karena kakiku masih melingkar pinggangnya, tapi cukuplah untuk menimbulkan rangsang nikmat di n onokku. Kenikmatan terus berlangsung selama dia terus mengenjotkan k ontolnya keluar masuk, akhirnya aku gak tahan lagi. Jepitan kakiku di pinggangnya terlepas dan kukangkangkan lebar2. Posisi ini mempermudah gerakan k ontolnya keluar masuk n onokku dan rasanya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian aku memeluk punggungnya makin keras “Pak, Dina mau nyampe pak”. “Kita bareng ya Din”, katanya sambil mempercepat enjotannya. “Pak, gak tahan lagi pak, Dina nyampe pak, aakh”, jeritku saking nikmatnya. Kakiku kembali kelingkarkan di pinggangnya sehingga k ontolnya nancep dalam sekali di n onokku. n onokku otomatis mengejang2 ketika aku nyampe sehingga bendungan pejunya bobol juga. “Akh Din, aku ngecret”, dia mengerang sambil mengecretkan penjunya beberapa kali di n onokku. Dengan nafas yang terengah engah dan badan penuh dengan keringat, aku dipeluknya sementara k ontolnya masih tetep nancep di n onokku. aku menikmati enaknya nyampe. Setelah gak ngos2an, dia mencabut k ontolnya dari n onokku. k ontolnya berlumuran lendir n onokku dan pejunya sendiri. Dia berbaring disebelahku, “Din, kamu nikmat banget deh kalo die ntot. Kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku e ntot”, katanya sambil mengelus2 pipiku. “akhirnya ngaku juga kalo sering ngen totin abege”. Dia tersenyum, “pantes ya cowok kamu demen banget ngen totin kamu, nikmat banget ternyata”. “Pak Dina mo lagi dong”. “So pasti Din, aku juga belon puas ngen totin kamu”. “Mangnya bapak bisa langsung ngaceng lagi, kan baru ngecret di no nok Dina”. “Kamu liat ja nanti”. Dia keluar kamar, mengambilkan aku minuman. aku langsung mereguk habis minumannya. Dia mengambilkan lagi minuman dingin. Aku mereguknya habis. “Mau lagi?” “Cukup pak”. Kalo masi aus juga, aku pindahin ja dispensernya ke kamar”. Dia kembali berbaring disebelahku, dia mengusap2 pahaku. “Kamu cantik sekali, Din”, katanya. Tangannya pidah ke bukit n onokku mempermainkan jembutku. Dia bisa melakukan itu karena aku mengangkangkan pahaku. Tangannya terus menjalar ke atas ke pinggangku. “Geli pak”, kataku ketika tangannya menggelitiki pinggangku. Aku menggeliat2 jadinya. Segera tangannya meremes2 toketku.”Toket kamu besar ya Din, kenceng lagi”, katanya. “Bapak suka kan”, jawabku. Ya Din, aku suka sekali setiap inci dari tubuhmu”, jawabnya sambil terus meremes2 toketku. Segera dia mengecup bibirku, beralih ke leherku dan kemudian turun ke toketku. Toketku diremes2nya, pentilku diemutnya. Tangan satunya langsung menerobos jembutku dan mengilik2 i tilku. “Aakh pak, pinter banget ngerangsang Dina”, erangku. Aku terus mengangkangkan pahaku supaya kilikannya di i tilku makin terasa. Kilikan di i tilku membuat aku makin liar. Tanganku mencari k ontolnya, kuremes dan kukocok2. k ontolnya langsung tegak berdiri dengan kerasnya. k ontolnya kuraih, aku jilati. Pertama cuma kepalanya aku masukkan ke mulutku dan kuemut2. Dia meraih pantatku dan menarik aku menelungkup diatasnya. Dia mulai menjilati n onokku,aku menggelinjang setiap kali dia mengecup bibir n onokku. Dengan kedua tangannya, dia membuka n onokku pelan2, terasa lidahnya menjulur menjilati bagian dalam bibir n onokku. Aku melepaskan emutanku di k ontolnya dan mengerang hebat, “Pak aakh”. Pantatku menggelinjang sehingga mulutnya melekat erat di n onokku. “Terus pak aakh”, erangku lagi, kemudian terasa i tilku yang menjadi sasaran berikutnya, aku makin mengerang keenakan. n onokku makin kebanjiran lendir yang terus merembes, soalnya aku udah napsu banget. Cukup lama dia mengemut i tilku dan akhirnya “Pak, Dina nyampe pak, aakh”, erangku. “Pak nikmat banget deh, belum die ntot udah nikmat begini paak”. Aku memutar badanku kesamping dan berbaring disebelahnya. Dia bangun dan mencium bibirku. Dia mengambil minuman dingin dan diberikannya kepadaku. Aku minum untuk meredakan napasku yang ngos ngosan. Kemudian aku dinaikinya, ditancapkannya k ontolnya ken onokku dan didorongnya masuk pelan2, “Pak, enak, masukin semuanya pak, teken lagi pak, akh”, erangku merasakan nikmatnya k ontolnya nancep lagi di n onokku. Pak Anto mengenjotkan keluar masuk, ketika k ontolnya sudah nancep kira2 separonya, dia menggentakkan pantatnya kebawah sehingga langsung aja k ontolnya ambles semuanya di n onokku. “Pak, aakh”, erangku penuh nikmat. Dia mengenjotkan k ontolnya keluar masuk makin cepet, sambil menciumi bibirku sampe akhirnya, “Pak, Dina nyampe pak, ooh”, aku mengejang2 saking nikmatnya. n onokku otomatis ikut mengejang2. Dia meringis2 keenakan karena k ontolnya diremes2 n onokku dengan keras, tapi dia masih perkasa. Kemudian dia mencabut k ontolnya dan minta aku nungging. Dia menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilati dan mengusapi pantatku. Mulutnya terus merambat ke selangkanganku. Aku mendesis merasakan sensasi waktu lidahnya menyapu naik dari n onokku ke arah pantatku. Kedua jarinya membuka bibir n onokku dan dia menjulurkan lidahnya menjilati bagian dalem n onokku. Aku makin mendesah gak karuan, tubuhku menggelinjang. Ditengah kenikmatan itu, dia dengan cepat mengganti lidahnya dengan k ontolnya. Aku menahan napas sambil menggigit bibir ketika k ontol besarnya kembali nancep di n onokku. “Pak”, erangku ketika akhirnya k ontolnya ambles semuanya di n onokku. Dia mulai mengenjotkan k ontolnya keluar masuk, mula2 pelan, makin lama makin cepat dan keras. Aku kembali mendesah2 saking enaknya. Toketku diremes2nya dari belakang, tapi enjotan k ontolnya jalan terus. Ditengah kenikmatan, dia mengganti posisi lagi, dia duduk di sofa yang ada dikamarnya dan aku duduk dipangkuannya membelakanginya. k ontolnya sudah nancep semuanya lagi di n onokku. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu menolehkan kepalaku sehingga dia langsung melumat bibirku. Aku semakin cepat menaik turunkan badanku sambil terus ciuman dengan liar. Tangannya gak bosen2nya ngeremes toketku. Pentilku yang sudah keras itu diplintir2nya. Gerakanku main liar saja, aku makin tak terkendali menggerakkan badanku, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga k ontolnya nancep dalem banget. “Pak, Dina dah mau nyampe lagi pak, aduh pak, enak banget”, erangku. Tau aku udah mau nyampe, dia mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga k ontolnya yang masih perkasa lepas dari n onokku. “Kok brenti pak”, tanyaku protes. Aku ditelentangkan lagi diranjang, aku dinaikinya dan kembali ditancepkannya k ontolnya kedalam n onokku. Dengan sekali enjot, k ontolnya sudah ambles semuanya. Dia mulai mengenjotkan k ontolnya keluar masuk dengan cepat. n onokku mulai berkontraksi, mengejan, meremes2 k ontolnya, tandanya aku dah hampir nyampe lagi. Dia makin gencar mengenjotkan k ontolnya, dan “Pak, Dina nyampe pak, akh”, jeritku. Diapun merasakan remesan n onokku karena nyampe. enjotannya makin cepat saja sehingga akhirnya, “Din…” dia berteriak menyebut namaku dan terasa pejunya ngecret dengan derasnya di n onokku. “Pak, nikmat banget ya malem ini”, tanyaku. Dia mencabut k ontolnya dan terkapar disebelahku. Tak lama kemudian aku terlelap karena lemes dan nikmat. Aku terbangun karena sinar matahari yang menerangi kamar. Dia ternyata sudah rapi dan membangunkanku dengan membuka tirai jendela. “Enak bener tidurnya Din, Kita ke vila yuk, bisa berenang disana”. “Vila? Bapak punya vila?” “Punya temenku, aku dah berapa kali minjem”. “buat ngen totin abege ya pak”. “Tau aja kamu, punya bikini gak”. “Gak punya pak”. “Aku ada nih, tempo ari beliin buat abege yang aku bawa tapigak jadi dikasihin”. “Bekas ya pak”. “Baru gres, belon dipake”. Segera aku bangun, mandi dan sarapan seadanya. Bersama bapak sebentar kemudian aku dah dimobilnya yang meluncur meninggalkan rumah. Sesampe di vila temennya yang ternyata hanya sedikti keluar kota, segera aku turun dari mobil. Vilanya kecil, cuma 1 kamar tidur dengan kamar mandi didalem, ruang tamu yang merangkap ruang keluarga dan ruang makan, serta dapur. Perabotan rumah ya standard aja, tempat tidur dan lemari dikamar, sofa 1 set, meja makan, lemari perabot, lemari es, oven, microwave, rice cooker, juicer, toaster dan mesin cuci serta meja strika dan strikaannya. Di halaman belakang ada pool kecil dan saung yang tertutup rimbunnya pepohonan. Halaman belakang memang ada pager tembok yang tinggi sehingga cukup tertutup untuk melakukan aktivitas tanpa terlihat orang yang lewat. Aku mengenakan bikini yang dikasi bapak, tidak terlalu minim sehingga menyembunyikan jembutku agar tidak ngintip keluar. Aku berbaring didipan yang ada disaung. Bapak keluar vila dengan membawa makanan yang tadi dibeli dijalan dan minuman. langsung kucicipi. Dia kembali masuk ekdalam vila, katanya mo beres2 vila karena dah lama gak dipake. aku hanya berbaring saja melamun, lama2 kantuk kembali menyerangku, sehingga tanpa terasa aku tertidur lagi. Tidak tau berapa lama aku tertidur, aku terbangun karena ada suara yang menggeser dipan disebelahku. Bapak tersenyum melihatku “Sori, aku mengganggu tidurmu?”. “Dina, kamu cantik dan seksi sekali pake bikini”, katanya memuji. Kami terlibat dalam obrolan yang seru, ngantukku langsung hilang. Tanpa terasa sudah menjelang siang. Dia mengajakku makan siang, “Aku dah nyiapin tuh di meja makan”. “Wah bapak jadi kerja sendiri nih, Dina malah ketiduran disini”. “Gak apalah, sekalian kembaliin stamina, kan bentar lagi mo tempur lagi”. Selesai makan, dia mengajakku kembali ke saung.Kami berbaring didipan, 2 dipan yang disatuin cukup lebar buat kami. “Din, aku dah napsu liat badan kamu”, katanya. Langsung kulirik selangkangannya, kelihatannya sudah mulai ngaceng karena kelihatan celana pendeknya ngegelembung. Dia mengelus2 punggungku, terus tangannya pindah mengelus pahaku, merayap makin dalam sehingga menggosok nonokku dari luar CD bikiniku. Aku mengangkangkan pahaku sehingga jarinya menggosok2 belahan n onokku, tetap dari luar cd. “Ssh pak”, erangku. “Din, dah pengen ya, sampe sh sh an gitu”, tanyanya sambil tersenyum, jarinya terus saja mengelus belahan n onokku dari luar. Dia mulai menjilati pahaku, jilatannya perlahan menjalar ketengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei ketika kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir cd bikiniku yang disingkirkan dengan jarinya lalu menyentuh bibir n onokku. Bukan hanya bibir n onokku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang n onokku, rasanya wuiihh.***k karuan, geli-geli enak. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya napsuku. Sesaat kemudian, dia menarik lepas ikatan cd bikiniku. Dia mendekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi jembut. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke toketku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya menyusup ke balik braku kemudian meremas toketku dengan gemasnya. Aku hanya terdiam dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Dia makin getol, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus n onokku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas toketku dengan pentil yang sudah mengeras. Aku merasakan k ontol keras di balik celananya yang digesek- gesek pada pantatku. Dia meremas-remas toketku dan terkadang memilin-milin pentilnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leherku, terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai kecupan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada toketku mengencang atau jarinya mengebor n onokku lebih dalam. Kecupannya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas. Dia bergerak lebih cepat dan melumat bibirku. Mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi, aku memainkan lidahku di dalam mulutnya Setelah puas berciuman, dia melepaskan dekapannya dan melepas kolor celana pendeknya. Maka menyembullah k ontolnya yang sudah ngaceng dari tadi. Akupun pelan-pelan meraih k ontolnya. “Ayo Din, emutin k ontolku” katanya. sementara tangannya yang bercokol di toketku sedang asyik memelintir dan memencet pentilku. Tangan kanannya tetap saja mempermainkan n onok dan i tilku. Aku menggelinjang gak karuan, tapi k ontolnya tetap saja aku emut. Aku hanya bisa melenguh tidak jelas karena mulutku penuh dengan k ontolnya yang besar. “Din, kita mulai aja ya. Aku udah gak tahan nih pengen menikmati lagi n onok kamu”, katanya. Dia menelentangkanku, ikatan braku dilepasnya dengan sekali tarikan. Dia mengambil posisi ditengah kangkanganku, k ontolnya yang besar dan keras diarahkannya ke nonokku yang sudah makin basah. Aku menggeliat2 ketika kurasakan betapa besarnya k ontol yang menerobos masuk n onokku pelan2. n onokku berkontraksi kemasukan k ontol gede itu. “Din, n onok kamu peret banget”, katanya sambil terus menekan masuk k ontolnya pelan2. “Abis k ontol bapak besar sekali. n onok Dina belum pernah kemasukan yang sebesar k ontol bapak, masukin terus pak, nikmaat banget deh rasanya”, jawabku sambil terus menggeliat. Setengah k ontolnya telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh k ontolnya telah ada di dalam n onokku. Aku hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja karena sedang mengalami kenikmatan tiada tara. Dia mulai mengenjotkan k ontolnya keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat karena enjotannya makin lancar. Terasa n onokku mengencang meremas k ontolnya yang nikmat banget itu. Tangannya mulai bergerilya ke arah toketku. ToketKu diremas perlahan, seirama dengan enjotan k ontolnya di n onokku. Aku hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, pinggulku mengikuti goyangan pinggulnya. k ontolnya terus saja dikeluar masukkan mengisi seluruh relung n onokku. Sambil mengenjotkan k ontolnya, dia mengemut pentilku yang keras dengan lembut. Dimainkannya pentil kanan dengan lidahnya, namun seluruh permukaan bibirnya membentuk huruf O dan melekat di toketku. Ini semua membuat aku mendesah lepas, tak tertahan lagi. Dia mulai mempercepat enjotannya. Aku makin sering menegang, dan merintih, “Ah… ah…” Dalam enjotannya yang begitu cepat dan intens, aku menjambak rambutnya, “Aaahhh pak, Dina nyampee,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulutku. Aku udah nyampe. Tanganku yang menjambak rambutnya itu pun terkulai lemas di pundaknya. Dia makin intens mengenjotkan k ontolnya. Bibirku yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun dilumatnya, dan aku membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kanannya tetap berada ditoketku, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan pentilku. Terasa n onokku mencengkeram k ontol gedenya. “Uhhh,” dia mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, k ontolnya menghujam keras ke dalam n onokku, mengiringi ngecretnya pejunya. Tepat saat itu juga aku memeluknya erat sekali, mengejang, dan menjerit, “Aahhh”. Kemudian pelukanku melemas. Aku nyampe untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ngecretnya pejunya. Setelah dengusan napas mereda, dia mencabut k ontolnya dari n onokku dan terkapar disebelahku. “Pak, k ontol bapak lemes aja udah gede, gak heran kalo ngaceng jadi gede banget. Bener kata temen Dina, makin gede k ontol yang masuk, makin nikmat rasanya”, kataku. “Iya Din, aku sering nge ntotin abege, tapi dengan kamu yang paling nikmat. n onok kamu kenceng sekali njepit k ontolku dan empotannya luar biasa”, katanya memuji. Aku cuma tersenyum, Tak lama kemudian aku terlelap. Lemes dan nikmat. Aku terbangun menjelang sore. “Ayo mandi, abis itu kita cari makan”, katanya sambil masuk ke vila dan langsung menuju kamar mandi. Gak lama kemudian dia sudah keluar dari kamar mandi dan giliranku untuk membersihkan diri. Setelah rapi berpakaian, dia mengajakku keluar, ternyata sudah gelap. Dia mencari tempat makan yang banyak terdapat sekitar vila. Santai saja kita makan malemnya, gak terasa telah lewat 2 jam di resto itu. Aku kenyang sekali karena bapak memesan cukup banyak makanan dan minuman. Habis makan dia mengajakku ke pub sederhana yang ada disebelah resto untuk melewatkan malam. Lewat tengah malam baru kami kembali ke vila. Aku membuka pakaianku dan hanya mengenakan daleman yang tipis berbaring diranjang, diapun segera melepas pakaiannya meninggalkan cd nya saja dan berbaring disebelahku. kemudian tangannya mulai meremas-remas pantatku dengan gemas. setelah itu tangannya mulai menyusup ke dalam cdku dan meremas kembali pantatku dari dalam. Kemudian, dia mengangkat satu kakiku dan menahannya selagi tangan satunya meraih n onokku. “Ohh.. pak,” rintihku. kurasakan napsuku mulai naik, Jarinya dengan lincah menggosok-gosok lubang n onokku yang mulai basah. Nafasku juga mulai cepat dan berat. ia membuka cdku dan membuka lebar- lebar pahaku sehingga n onokku terpampang lebar untuk dijelajahi oleh tangannya. Dengan sigap tangannya kembali meraih n onokku dan meremasnya. Dia menjilati telingaku ketika tangannya mulai bermain dii tilku. Napsuku sudah tak tertahankan lagi. Aku mulai mendesah-desah tak keruan. Jilatan maut di telingaku menambah nafsuku. Dia terus menekan-nekan i tilku dari atas ke bawah. aku meracau tak karuan. “Ahh..Shh.. pak” desahku bernafsu. Jarinya dengan lihai menggosok-gosok dan menekan i tilku dengan berirama. Rasanya bagaikan melayang dan desahanku berubah menjadi rintihan kenikmatan. Tak sampai 15 menit kemudian, aku nyampe. “Pak, nikmat banget, belum die ntot saja sudah nikmat,” desahku, tanganku meremas tangannya yang sedang bermain di i tilku dengan bernafsu. Di luar perkiraanku, dia malah memperkeras dan mempercepat gerakannya. Dia merentangkan kedua pahaku. Kurasakan jilatan lidah di bibir n onokku, rasa menggelitik yang luar biasa menyerang tubuhku. Jilatan itu menjalar ke i tilku, kurasakan gigitan lembut di i tilku yang kian merangsang napsuku. Aku melenguh keras disertai jeritan-jeritan kenikmatan yang seakan menyuruh dia untuk terus dan tak berhenti. Melihat reaksiku, dia terus menggesekan jarinya di liang n onokku yang sudah membanjir. Tak kuasa menahan nikmat, aku pun mendesah keras terus- menerus. Aku meracau tidak beraturan. Kemudian kurasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya. Tak lama kemudian, n onokku mengeluarkan cairan deras bening, aku nyampe untuk kedua kalinya. “Pak, ooh”, lenguhku. Dia membuka braku dan meremas toketku dengan sangat keras. Aku melenguh, kemudian pentilku yang menjadi sasaran berikutnya, dipilin dan dicubitnya pelan. Napsuku kembali berkobar, n onokku kembali membasah, “Pak, e ntotin Dina sekarang, Dina udah napsu banget pak”, erangku. Diapun mencopot cdnya, k ontol besarnya sudah ngaceng berat mengangguk2. Dia menggesekkan kepala k ontolnya ke bibir n onokku yang sudah basah. Aku merasakan sensasi lebih daripada jilatan lidahnya di n onokku sebelumnya hingga kutanggapi sensasi luar biasa itu dengan rintihan keras kenikmatan. “Ahh! pak.. Ohh.. e ntotin Dina” racauku. Dengan perlahan bapak memasukkan kepala k ontol ke dalam n onokku, segera dia menyodok-nyodok k ontolnya dengan kuat dan keras di n onokku. Rasanya nikmat sekali. Dia mendesah terus-menerus memuji kerapatan dan betapa enaknya n onokku. k ontolnya yang panjang dan besar terasa menyodok bagian terdalam n onokku hingga membuatku nyampe lagi. “Pak, Dina nyampe, aakh nikmatnya”, erangku. Kemudian dia membalikkan badanku yang telah lemas dan menusukkan k ontolnya ke dalam n onokku dari belakang. Posisi doggie ini lebih nikmat karena terasa lebih menggosok dinding n onokku yang masih sensitif. “Oh Dina.. n onokmu bagaikan sorga”. Akhirnya setelah menggenjotku selama setengah jam, dia ngecret didalam n onokku. Pejunya terasa dengan kuat menyemprot dinding n onokku. Dia menjerit-jerit nikmat dan badannya mengejang-ngejang. Tangannya dengan kuat meremas toketku dan menarik-narik pentilku. Setelah reda, dia berbaring di sebelahku dan menjilati pentilku. Pentilku disedot-sedot dan digerogotinya dengan gemas. Tampaknya dia ingin membuatku nyampe lagi. Tangannya kembali menjelajahi n onokku, namun kali ini jarinya masuk ke dalam n onokku. Dia menekan-nekan dinding n onokku. Ketika sampai pada suatu titik, badanku mengejang nikmat dan dia tampaknya senang sekali hingga jarinya kembali menggosok-gosok daerah rawan itu dan menekannya terus menerus. Wow! Rasanya ajaib sekali! nikmatnya tak tertahankan. Ternyata itulah G-Spot. Aku tidak bertahan lama dan akhirnya nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Badanku mengejang dan n onokku kembali berlendir. “Pak nikmat banget deh malem ini,lebih nikmat dari semalem”, kataku. Pinter banget dia merangsang aku dan membuat aku nyampe, baik pake k ontolnya maupun pake jarinya. Segera akupun tertidur kelelahan. Ketika aku terbangun hari udah siang, bapak masih saja mendengkur disampingku. Aku bangun ke kekamar mandi untuk kencing, cuci muka dan sikat gigi. Ketika kembali ke ranjang dia masih saja mendengkur. Aku ngintip dibalik korden kamar, matahari udah tinggi juga. Aku melihat jam tanganku, udah jam 8 lewat. Korden kusibakkan, dia terbangun karena silau, matanya dipicingkan untuk mengurangi silaunya sinar yang masuk kamar. Kulihat k ontolnya sudah tegak seperti tiang bendera. Dia ke kamar mandi, terdengar kloset berbunyi, rupanya dia kencing. gak lama lagi terdengar dia menyikat gigi. Ketika dia kembali ke kamar, aku udah berbaring di ranjang lagi menantikan serangan pagi. Aku melihat k ontol besarnya masih aja ngaceng dengan kerasnya walaupun dia udah kencing. Dia duduk disampingku dan mencium bibirku. “Pagi sayang, kita main lagi yo”, ajaknya. Kembali dia menciumku, aku menyambut ciumannya dengan napsu juga, bukan cuma bibir yang main, lidah dan ludah pun saling belit dan campur baur dengan liarnya. Sebelah kakiku ngelingker di pinggulnya supaya lebih mepet lagi. Tangannya mulai main, menjalari pahaku. Tangannya terus menjalar sampai menyentuh celah di pangkal pahaku. n onokku digelitik-gelitik. Aku menggelepar merasakan jari-jarinya yang nakal. Bibir kulepas dari bibirnya. “Hmmhhh…enak, pak.” jeritku. jari-jarinya tambah nakal, menusuk lubang n onokku yang sudah berlendir dan mengocoknya. Dia kembali menciumku. Aku ladenin ciumannya. Dia menindih badanku sambil menciumku. Lidah ketemu lidah, membelit, dan saling menjilat. Aku menggumam gumam kenikmatan, sambil berciuman dia menggoyang-goyang pinggulnya sampai k ontolnya yang telah ngaceng lagi terasa kena di n onokku. Bosen ciuman, bibir dan lidahnya menjalar ke kuping leher bahu, ketiak, terus ke toketku. Dia gemes banget ngeliat pentilku yang lumayan gede, kecoklatan dan mencuat ke atas itu. Dia menjilat pentilku dengan rakus sampai Aku ngerasa geli. Pentil sebelah kanan digigitnya dengan lembut, lidah nya menggelitik pentilku di sela-sela gigi depannya, sementara toket sebelah kiriku di remas-remas. Tubuhku menggelinjang karena geli dan nikmat. Setelah beberapa saat di permainkan, toketku terasa mengeras dan pentilnya tegak. Lendir n onokku mengalir dan terasa basah di perutku. “Pak, gantian Dina yang ngemut k ontol bapak ya”, kataku sambil menelentangkan badannya diranjang. Aku mulai beraksi. Kupegang k ontolnya dengan kelima jariku. Kukocok-kocok batangnya perlahan. Dia menggumam pelan, “Enak Din, terus..” Lidahku mulai merambat ke kepala k ontolnya, kujilati cairan yang mulai muncul di lubang kencingnya. Lalu lidahku menggeser ke batangnya, menjelajahi tiap jenjang k ontolnya. Tangan kiriku mengelus-mengelus biji pelernya. “Din…” gumamnya pelan. “enak banget, geli-geli nikmat”. Aku hanya tersenyum ngeliat dia merem-melek kayak gitu. Terus aku membuka mulutku dan menjejalkan k ontolnya masuk ke dalam mulutku. k ontolnya kuisep kenceng-kenceng, lalu dengan mulut kukocok k ontolnya turun naik turun naik, “uuuuggggghhhh…sedap..enak…mmmmhhhh…”, erangnya. Aku lalu merubah posisiku untuk melakukan 69. aku di atasnya dan menyorongkan pantatku ke mukanya. Dia nggak nunggu dua kali, langsung aja dia menjilati n onokku yang berlendir dan merekah merah itu. Bibirnya menyedot lubang n onokku, menghisap lendirnya. Lidahnya dimasukin ke dalam lubang n onokku, menjilati dinding-dinding basah, sementara jari nya mempermainkan i tilku. Aku mengerang- ngerang dengan k ontolnya di mulutku, menyuarakan kenikmatan. Lendir dari n onokku membajir membasahi mukanya. Aku melepaskan k ontolnya dari mulutku dan meminta dia menyodok aku dari belakang. Waktu k ontolnya masuk, aku hanya merintih pelan. k ontolnya dienjotkan keluar masuk dengan kencang, aku hanya bisa mengejang menahan nikmat. Tangannya ikut nimbrung merangsang i tilku. Kocokan k ontol di n onokku dan kilikan jarinya di i tilku membuat aku mengerang dan menjerit-jerit kenikmatan. Sudah dua kali n onokku berkontraksi karena aku nyampe, tapi dia terus mengocok k ontolnya keluar masuk sampai aku lemes. Cairan n onokku membecek, meleleh turun ke paha. Setelah aku nyampe yang ke empat kali di ronde ke dua itu, dia akhirnya ngecret lagi.”Pak, nikmat banget pagi ini, Dina sampe berkali2 nyampe baru bapak ngecret”, lenguhku lemes. Dia mencabut k ontolnya dari n onokku dan menyiapkan sarapan untuk berdua. orang. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ketika aku sedang membilas badanku terdengar dia memanggil karena sarapan dah siap. Selesai mandi aku keluar, makan pagi sudah tersedia di meja, bapak sedang menikmati makan paginya. Segera aku nimbrung. Selesai makan, dia memelukku, “Sudah waktunya pulang, kapan2 kita ulangi lagi ya berbagi kenikmatan ini ya Din. “Terima kasih untuk malam yang indah bersamamu”. Dia menciumku, lama sekali.