The Masquerade Club
Foreword Story is a story Fantasy is a fantasy Just an imagination Enjoy it as it is… Don’t try to reason it… It wont make sense
The Entertainer Aku cukup bersyukur juga karena bisa menemukan club dengan special fetish seperti ini… Menjadi escort bukan berarti aku tidak boleh memilih siapa yang akan aku entertain, yang bisa menikmati pelayanan terbaikku. In this club…. Setidaknya di sini identitasku tak mudah dikenali… Besides, apa sih yang di cari laki laki, kecuali lubang untuk memuaskan dahaga sexual mereka, well, I have my mouth, my pussy and my ass to do the task… they don’t need to see my full face, right? Lagi pula, sepertinya fantasy mereka justru lebih terangsang jika melihat seorang wanita mengenakan topeng yang menutupi sebagian wajahnya, corset sexy, maupun lingerie – tanpa bawahan – tentunya… Oh iya, maaf, belum sempat kenalan… Namaku Eva, barely legal as per porn industry in America regulated, baru saja menginjak semester ke dua, di tahun pertama di perguruan tinggi…. Am I new to this line of work? Yes. Well, I mean when I get to be paid for my service…. Sebelumya, I did it lebih untuk fun… high school fun, you know… dengan pacar, atau some boy friends dari group basket di mana aku jadi salah satu cheerleader mereka. And I cheer them alright…. Oh, and also, beberapa guru juga menikmati tubuhku… Hell no, bukan demi nilai, I’m quite smart. I did it because I like them, dan rasa di ayomi oleh seseorang yang lebih tua dan dewasa membuatku merasa nyaman. Dan Masquerade Club memberikan itu, it’s is an exclusive club I run into while I was surfing online spending some of my free times, sebelum aku pergi ke rumah salah seorang guruku, having some “extracurricular activity” which satisfy both of us…. Dan ingat, ini bukan berarti aku menyerahkan tubuhku demi nilai…. hanya saja, mungkin ini yang terdengar cliché, pelukannya yang membuatku nyaman, pelukan yang sangat jarang aku dapat di rumah, dari ke dua orang tuaku yang sibuk dengan dunianya masing masing…. Dan ini juga yang membuatku lebih sering bercinta dengan guru guruku di banding dengan teman temanku yang jauh lebih egois dan merasa kalau aku ini adalah kekasih mereka, hanya karena aku mau bersetubuh dengan mereka. Anyway, back to Masquerade Club. As I stumble to their website, aku lihat kalau aku bisa dapat beberapa keuntungan dari club ini. Satu, sembilan puluh persen member berusia di atas empat puluh tahun. Well, let’s assume kalau mereka mature dan bukan sekedar aging homo sapiens. Dua, identitasku akan tetap terjaga, karena, walau aku harus most of the time, stark naked, upper face mask adalah attire wajib, karena kami harus tetap akan menggunakan mulut kami untuk memuaskan kekelakian mereka, karena seperti yang aku bilang sebelumnya, it’s their fetish. Dan aku sendiri juga senang dengan keindahan topeng venesia, atau topeng mardigras, atau beberapa type topeng yang membuat wajahku menjadi makin menarik. The point is, aku masih tetap ingin menjaga nama baik ku….. So, this is perfect. Tiga, sekarang aku sudah di bangku universitas, jam pelajaran sudah tidak seketat waktu aku smu kemarin. Empat, aku ngga munafik, tawaran financial yang ditawarkan cukup menggiurkan, hey this is an exclusive club after all… Tapi aku ngga serta merta join club itu, it took one full month for me buat checking website itu, aku bahkan minta bantuan salah satu teman perempuanku, and yes kami have sex too once a while. And she’s brilliant with computer, and she assures me kalau website itu legit. Aku kemudian mengupload beberapa lembar foto diriku ke site itu sebagai syarat screening, dan yang membuat aku nyaman, karena aku tak perlu mengirimkan foto nude ku di sana, bahakan lembar form nya lebih menyerupai formulir pemilihan putri atau lomba fitness. Dan aku semakin yakin kalau Club ini bukan sekedar isapan jempol ketika di penghujung bulan aku menerima draft perjanjian kerjasama yang kemudian harus aku tandatangan dengan tinta biru di atas materai enam ribu rupiah, yang harus dikirmkan kembali ke sebuah alamat P.O Box. Dan beberapa hari kemudian, aku menerima undangan untuk melakukan inaguration. Pertama kali aku berdiri di depan rumah itu aku sempat berfikir, kalau aku sekarang ini ada di depan sebuah istana. Bangunan itu besar sekali, dengan halaman yang luas, sampai sampai taxi yang membawaku harus melaju agak jauh sampai aku bisa sampai di lobby bangunan itu. Seorang perempuan dewasa yang menggunakan baju pelayan membukakan pintu dan mengantarku ke sebuah kamar yang sangat indah. Ia lalu membuka lemari pakaian yang membuatku kagum. Koleksi pakaian yang beragam, mulai dari gothic, steam punk, ball gown, latex…. Jemariku menelusuri deretan topeng yang tertata rapi di pinggiran jendela, topeng topeng indah, namun juga ada beberapa yang sangat nyentrik, menakutkan bahkan untuk diriku. Tanganku terhenti di sebuah topeng berbentuk burung berwarna hitam dengan sayap terentang ke atas, sayapnya sendiri berlubang lubang, aku kemudian mengenakan topeng itu di wajahku dan aku memandang ke arah cermin dan aku merasa takjub.
Tak lama di tempat tidur telah tersusun dengan rapi pilihanku untuk malam inagurasiku. Topeng burung tadi, bralette berwarna hitam, victorian corset dengan attachment seperti tutu di bawahnya, lacy little panties, knee high stocking, dan ballet shoes dengan pita yang dipastikan akan naik sampai ke betisku, all black… Pelayan tadi tersenyum menyetujui pilihanku. ‘Classy’, katanya padaku, ‘sesuai dengan fantasy para tamu kita malam ini…’ Ujarnya lagi. ‘Silahkan beristirahat Nona, saya akan bawakan makan siang buat Nona’ Kata pelayan itu sambil menutup pintu kamar di belakangnya, dan aku sama sekali tidak mendengar suara pintu yang dikunci…. It’s trust. Sejenak aku merebahkan diri di atas kasur yang benar benar empuk itu, make my nice bed back home be like second best compare to this bed. All prime quaility. Dan tak perlu waktu lama sebelum aku terlelap. Suara meal cart membangunkanku dari tidur lelapku. Dan tak lama kemudian, aroma segar makanan menyeruak ke indra penciumanku. ‘Teh atau kopi, Nona?’ Tanya pelayan itu sambil menarik kursi di meja yang memang ada di kamar itu, lalu menantiku untuk datang dan duduk menghadapi makan siang di hadapanku. ‘Teh saja, terima kasih.’ Jawabku sambil mengambil sehelai roti gandum, dan mengoleskan selai sebelum mengunyahnya perlahan. ‘Saya akan kembali setelah Nona selesai makan.’ kata sang pelayan sambil kemudian beranjak menuju luar kamar. Perasaanku menjadi sedikit tegang sehingga aku tak bisa betul betul menikmati makanan yang nikmat di hadapanku itu. Maka aku tak memaksakan diri unutk meneruskan makanku, aku bangkit dan berjalan menuju jendela besar tempat di mana topeng topeng tadi berada, dan memandang ke arah luar, ke arah halaman luas yang kini diterpa cahaya mentari yang beranjak senja. Sekitar setengah jam kemudian pelayan tadi kembali ke dalam ruangan, membersihkan sisa makanan di meja dan membawanya ke luar ruangan, kemudian ia kembali dan menuju kamar mandi, dan tak lama kemudian aku bisa mendengar gemericik air mengisi bathtub. Pelayan tadi ke luar dari kamar mandi, dan menantiku di pintu kamar mandi, ‘Mari, Nona….’ ajaknya sambil membat gesture agar aku masuk ke kamar mandi… Perlahan aku melepaskan pakaianku di hadapan pelayan itu. Well, a bit awkward truth to be told. Walau aku beberapa kali bersetubuh dengan gadis programmer itu, namun membuka pakaianku sampai telanjang di hadapan perempuan dengan wajah yang tidak menunjukkan ekpresi dan emosi, dan pandangan yang diberikan adalah pandangan menilai, seperti seorang pembeli yang menaksir barang yang akan dibelinya, cukup membuatku merasa gugup. And I guess I passed, because I can see at list a glint of approval dari pelayan yang kini membimbingku ke bawah shower… I felt like a baby… Pelayan itu membasuh tubuhku di bawah shower, lalu sebelum ia membimbingku ke dalam bathtub, ia mendudukanku di pinggran tub, dan meregangkan kakiku hingga mengangkang. Aku terangsang kerena hembusan nafasnya yang mengenai kulit vaginaku dan wajahnya begitu dekat dengan organ intimku. Aku menahan diriku unutk tidak mendesah, aku bahkan menggigit bibir bawahku dan menahan diriku untuk tidak menggeliat…. Aku tak ingin razor blade itu melukai vaginaku… Lalu, setelah vagina ku semulus pantat bayi, dan di kompres dengan handuk hangat, lalu dengan kelembutan pelayan itu membimbingku masuk ke dalam bath tub, menikmati milk bath yang membuat diriku sangat relax, dan ia memanjakanku… Now I feel like a queen… She puts moisturizer to my body after my bath, dabbing my body dry, memberi serum di tubuhku, and even apply leave-in conditioner, agar rambutku lebih mudah diatur nantinya…. Perlakuan pelayan ini padaku…. Menyisir rambutku lembut, membantuku memasang stocking ku, membenahi panty dan bralette ku, serta membantuku mengencangkan Victorian corset ku, yang seakan memang di rancang pas dengan tubuhku. Suddenly I feel a bit sad…. I wish my mom would do this to me…. Pelayan itu kemudian mengangkat topeng itu dan mengenakan ke wajahku dan mengeratkan talinya ke belakang kepalaku, lalu kemudian melangkah ke belakangku dan membuatku untuk pertama kalinya aku melihat refleksi tubuhku pada cermin. I look mysteriously, stunningly, beautiful. I feel sexy…… ‘Mari Nona, sudah saatnya…..’ kata pelayan itu sambil memberi gesture agar aku mengikutinya. Jujur aku sedikit tegang… setengah telanjang, berjalan melintasi rumah besar itu menuju tangga yang mengarah ke bawah tanah yang memiliki penerangan lilin temaram yang membuat suasana seakan aku berada di masa lampau, melintasi lorong kastil tua…. Dan pintu dengan ukiran besar dan berat yang kini dibuka dengan sedikit susah payah oleh sang pelayan yang kemudian bergeser ke samping dan memberi gesture seiring langkahku yang masuk menuju dalam ruangan temaram yang membuat suasana begitu menakutkan, namun romantis…. Aku melihat seorang wanita dengan black dress yang juga mengenakan masker untuk menutupi wajahnya, namun berbeda denganku, ia mengenakan Venetian Masquerade mask yang menutupi seluruh wajahnya . Dan aku baru percaya kalau voice modulator itu memang ada…. ‘Tuan, tuan, sambut, Danielle’ katanya sambil menjulurkan tangannya ke arahku. So, my stage name will be Danielle, apparently…. sambil aku melangkahkan kakiku mendekati wanita itu yang berada di tengah ruangan. Aku bisa melihat ada sekitar sepuluh lelaki dengan nice suit dan juga menggunakan mask di wajah mereka, namun aku bisa melihat dari gesture mereka, kalau mereka definitely at least empat puluh tahun. Mendadak aku merasa vaginaku basah…. Aku terangsang. Jujur aku tak begitu memperhatikan bagian di mana wanita itu memperkenalkan diriku. I’m on sale, so be it…. Aku benar benar terangsang melihat kesepuluh orang dewasa itu, membayangkan tangan mereka menggerayangiku, meremasi payudaraku, vaginaku…. Ow, ternyata mereka semua akan menikmati ‘barang baru’ yang kini berdiri di hadapan mereka. This, this will be a new experience… I never do with more of one partner at the time, but now… ten. Wow…. Hmmm, ada seseorang yang sepertinya stood out, lebih cool, confidence, mature…. I can feel that he get aroused to see a sexy me… tapi dia lebih bisa menahan diri, sementara kesembilan orang lainnya mulai nampak gelisah, seakan ingin segera menerkam dan mengoyakku bulat bulat…. ‘Danielle…. please, entertain….’ kata sang Madame, yang menunjukkan kalau aku harus mulai melakukan hal yang membuatku datang ke tempat ini. Entah kenapa, aku merasa sangat natural dengan hal yang sebelumnya tak pernah aku lakukan. Ya aku pernah telanjang di depan laki laki dan perempuan sebelumnya, tapi belum pernah di hadapan banyak orang sekaligus… dan ya aku memang sudah sering bersetubuh… you know, for at least three years in my high school time… Tapi aku merasa sangat nyaman saat perlahan aku melenggang mendekati para tamu yang memilih kenyamananya sendiri sambil duduk, maupun berdiri, perlahan aku bergerak meliukkan tubuhku menggoda mereka, aku menggesekkan tubuhku yang tebungkus corset ke tubuh mereka yang masih terbungkus setelan yang berkelas, dan merasakan kelelakian mereka mengeras, menggelembung, dan menegang…. Tubuhku kini mulai merasakan sentuhan dari pasangan tangan yang berbeda, dengan texture yang berbeda. Ada yang masih terasa kasar, namun ada juga yang nampak sudah mengenal manicure dan pedicure. Aku bisa merasakan detak jantung mereka yang makin keras di balik kemeja yang mereka kenakan. Dan aku kemudian sampai di tamu ke sepuluh, yang duduk dengan tenang di sofa sambil memegang gelas dengan aroma yang jelas alkohol itu. Aku bersimpuh di hadapannya, mengusapkan tanganku di atas celananya, di kedua pahanya, merasakan paha yang keras dan tegang di balik celana itu. Aku mengecup penis lelaki itu dari balik celananya pada saat sepasang tangan membantuku bangkit. Ya, aku ngga boleh egois…. mereka semua punya hak yang sama untuk menikmati tubuhku yang kini mereka bawa ke tengah ruangan, dan seorang dari menekan remote. Beberapa gulungan tali tambang nylon terurai turun dari atap ruangan yang baru aku sadari terikat di sebuah metal loop di atap ruangan. Dengan bantuan sang Madame, para tamu memperkenalkan seni shibari di tubuhku. Mereka membuka bralette dan panty ku, namun membiarkan corset, stocking dan ballet shoes ku terpasang. Mereka mengikatku dengan rantaian temali yang nampaknya memang disiapkan untukku. Mereka mengikat tanganku menjadi satu dan menautkan tali lain dan menariknya hingga tanganku kini tertarik ke atas. Mereka lalu pergelangan kaki kiriku dengan rangkaian tali lainnya yang terjalin dengan tali yang mengikat tanganku, lalu menariknya ke atas, sehingga kini tubuhku melengkung, paha kiriku sejajar dengan lantai dan ujung kakiku membentuk sudut empat puluh lima derajat terhadap pahaku. Tarikan tali itu cukup untuk membuatku tergantung. Tubuhku sekarang melengkung, dan ditumpu dengan kaki kananku yang segera saja menjadi tegang dan cramp.
Oh my pussy getting really really wet…. Mereka lalu membawa sepasang podium mini yang memudahkan mereka untuk naik dan memposisikan penis mereka tepat di depan mulut danl lubang selangkanganku. Mulut, dan vaginaku segera saja menjadi tempat pemuasan para tamuku… Oh sensasi ini, sensasi memabukkan di mana aku bisa merasakan dua buah penis di dua tempat berbeda pada saat yang sama, bergantian, aku bisa merasakan texture penis yang berbeda, rasa yang berbeda, termasuk yang bersunat dan yang tidak. Aku juga bisa merasakan cairan cintaku yang mengalir dari vaginaku, karena beberapa dari para tamu meginginkanku untuk membersihkan penis mereka yang telah selesai menuntaskan hajat mereka dan mengisi rahimku dengan benih benih mereka Aku mengulum penis mereka yang belepotan dengan penuh kenikmatan, dan aku juga dengan senang hati menelan sperma yang mereka semprotkan langsung ke dalam tenggorokanku, masuk langsung ke dalam lambungku…. Nyaman sekali…. Sensasi yang selama ini tak pernah aku nikmati sebelumnya, di tambah cramp di kaki dan dan pahaku, rasa nyeri di pinggangku yang dipaksa melengkung tak wajar itu. Namun walaupun aku tenggelam dalam kenikmatan, aku masih bisa melihat tamuku yang ke sepuluh, yang dari tadi mengamati ke sembilan rekannya yang tengan menggumuli diriku, meremasiku, menyetubuhi mulutku, menyetubuhi vaginaku… Apakah dia seorang yang bisa puas dengan menonton? Tapi aku tak melihat tangannya mengocok penisnya…. Apakah aku tak menarik? Bukan type nya? He is driving me crazy…. Yang malah membuatku makin sering mendapatkan orgasme… Namun akhirnya tamu itu melangkah, mengelilingi tubuhku yang kini tergantung lemah, berantakan, setelah dihajar oleh sembilan penis berkali kali, dengan sisa sisa sperma yang mengalir ke luar dari vaginaku, dan juga mengotori topeng di wajahku. Lelaki itu lalu bergerak ke belakangku. sambil lengannya meremasi pinggul dan pantatku. Oh my…. aku merasa ada cairan dingin yang aku yakin berupa lotion di tuang ke…. Damn it hurts…. jari itu menyeruak masuk ke dalam anusku, satu jari, lalu menjadi dua jari, dan kemudian menjadi kocokan perlahan yang kemudian makin cepat dan mebuatku melenguh lenguh antara perih dan sakit karena mulutku masih penuh oleh penis salah sorang tamuku yang kembali bangkit kejantanannya dan menginginkan kehangatan mulutku di penisnya. Nggghhh… Aku berjengit demi merasakan sebuah benda tumpul yang jelas bukan jari itu masuk dan menyeruak ke dalam lubang anusku….. Selama aku bersetubuh, aku tak pernah merasakan penis di dalam anusku, bahkan aku tak pernah membayangkan rasanya sebuah penis di dalam anusku. Namun kini, seluruh keperawananku telah hilang…. Kepasrahanku membuat rasa perih di anusku menjadi berkurang, dan kini, aku malah menikmati hentakan hentakan kasar penis itu di anusku. Bahkan sensasi yang diberikannya mampu mebuatku menjadi lebih liar dalam memberi kepuasan pada penis yang kini mengisi mulut dan tenggorokanku, penis yang entah milik siapa itu. Tak lama hanya tinggal lelaki nomor sepuluh itu yang menikmati tubuhku, sodokan penisnya mengaduk vagina dan anusku bergantian, memberikan kenikmatan ganda di dua lubang yang sepenuhnya pasrah dengan perlakuannya itu. Oh… aku merasakan penisnya berdenyut di anusku… oh please… please jangan dicabut, harapku cemas… Aku ingin…… Teriakanku menggema di dalam ruangan itu seiring orgasme terdahsyat yang aku dpatkan dari sodokan di anusku, oleh penis yang baru saja berejakulasi dan menghangatkan rectumku untuk pertama kalinya dalam hidupku…. Pandanganku samar, namun aku masih dapat melihat penis lelaki itu di hadapan wajahku, dan ketika lelaki itu mengakat wajahku, aku membuka mulutku, menanti penis yang baru saja mengisi anusku, penis yang memberiku kenikmatan tiada tara. Dan kini, aku menikmati sumber kenikmatan itu langung dari sumbernya. Kepalaku masih terkulai lelah akibat orgasme ketika aku melihat ke sepuluh tamuku pergi ke luar ruangan dan kemudian…. Lima orang wanita dewasa yang nampak anggun memasuki ruangan, salah sorangnya adalah sang Madamme. Innaguration ku belum lagi selesai….. Mereka melepas temali di tubuhku, lalu mengenakan leather strap di leherku dan mengaitkan rantai di strap itu lalu memerintahkanku untuk merangkak mengikuti tarikan kekang di leherku. Kelima tamu perempuanku lebih merepotkanku di banding ke sepuluh laki laki yang barusaja menikmati tubuhku… Mereka lebih demanding…. Lidahku bergantian menjelajahi lima liang vagina dengan bentuk, rasa dan aroma berbeda, vagina yang umumnya terawat rapi, dengan rambut maupun polos seperti vaginaku…. Lidahku bergantian meceboki anus mereka, dan aku juga mendapati ada tiga lubang anus yang nampaknya terbiasa dengan sodokan penis maupun sex toys lainnya.. Tanganku menjelajahi tubuh mereka…. Aku benar benar berjuang memuaskan para tamuku, membuat mereka orgasme…. And they are satisfied with my service. Terlihat dari senyum mereka sang bergetar sambil mereka mengatur nafas setelah orgasme, atau dari cerahnya wajah mereka, dan cairan vagina yang mengalir deras setelah merekame lenguh melepaskan extase mereka…. Setelah para tamu wanitaku pergi meninggalkan ruangan, pelayan wanita tadi datang dan membantuku berjalan menuju kamar. Ia lalu membantuku melepaskan topengku, stocking yang sudah sobek sobek, sepatu ballet ku. Nafasku panjang dan lega ketika pelayan itu dan membantuku melepaskan corset yang sedari tadi membatasi asupan oksigen ke tubuhku… Ia lalu membimbingku ke dalam kamar mandi yang telah dipersiapkan sebelumnya, ia kembali membilas tubuhku bersih, dan membantuku berendam di dalam bathtub, ia memijat tengkukku yang pegal, memijat lembut vaginaku yang memang sedikit perih setelah dihajar sepuluh penis secara marathon dan juga kocokan jari para wanita yang mengantarkan ke ledakan orgasme demi orgasme yang meluluh lantakkan tubuhku…. Pelayan itu sekali lagi dengan lembut mengeringkan tubuhku dengan handuk yang sangat lembut, lalu membalur tubuhku dengan lotion sebelum membimbingku naik ke pembaringan, menarik selimut menutupi tubuhku, kemudian beranjak ke arah pintu, mematikan lampu kamar. ‘Selamat beristirahat nona…’ katanya sambil kemudian menutup pintu kamar, dan tak perlu waktu lama buatku unutk terlelap dalam tidur nyenyakku…. Keesokan paginya, aku terbangun ketika aroma roti panggang dan segarnya buah buahan menyeruak ke indra penciumanku. Namun aku sedikt terkejut karena melihat wanita bertopeng Venetian itu duduk di meja di mana sarapan itu berada, mengenakan blazer dan pants, kedua kaki saling bertumpang dengan anggun. ‘Silahkan…’ Katanya sambil melambaikan tangannya ke arah hidangan di hadapannya. Aku memandang ke arah meja yang tertimpa cahaya mentari, dan setelah mengenakan silky robe yang ada di samping ranjangku, kemudian duduk dan menikmati sarapanku sambil menikmati sentuhan sinar mentari yang menghangatkan tubuhku. Wanita itu lalu menyerahkan sebuah amplop model classic yang terrekat dengan candle seal, setelah aku selesai sarapan dan meminum postinor yang juga disediakan di sana. Aku membukanya dan mengambil lembaran berkas yang ternyata merupakan perjanjian kerja. Aku membaca detail perjanjian itu di mana sama seperti kontrak kerja umumnya keduabelah pihak bisa saja menghentikan kerjasama baik melalui kesepakatan dua belah pihak, atau melalui pengunduran diri, atau, jika aku yang bersalah, PHK. Profesional. Aku meneruskan membaca semua benefit yang aku akan dapatkan, pembagian hasil kerja, serta syarat yang harus aku penuhi seperti kepatuhanku untuk menerima siapapun tamuku, dan melayani mereka sebaiknya. Mataku tertegun membaca syarat terakhir yang tertera di perjanjian kerja itu. Syarat itu menjadi seal jika aku bersedia….. Dadaku berdebar…. tanganku terulur meraih S.T Dupont yang nampaknya memang sudah siap untuk digunakan. Wanita itu mengangguk pelan menyatakan apresiasinya setelah aku mengembalikan pena dan kontrak kerja itu padanya. Ia lalu membunyikan bel kecil dan tak lama seorang wanita yang mengenakan make up sexy gothic, dengan rambut yang di cat ungu, mengenakan t-shirt dan jeans hitam masuk ke dalam ruangan ditemani sang pelayan yang mendorong food cart yang sekarang berisi instrument lain. Aku kemudian berbaring telanjang di atas ranjang, manita gothic itu memasang black medical gloves, lalu mengambil instrument di di food cart tadi. Dan tak lama, suara dengungan terdengar dalam kamar diiringi gigitanku di bibir bawahku sendiri…. Sore itu ketika aku akhirnya aku kembali ke rumahku yang seperti biasanya kosong, karena papa dan mama ku sangat sibuk dengan pekerjaan dan dunia mereka sendiri sendiri, aku menuju kamar tidurku, melepas kemeja putihku, dan perlahan melepaskan rok ku karena masih ada rasa perih di sana. Aku telanjang di depan cermin, mataku tertuju pada wrapping di pinggul kananku, di antara perut bawah dan lipatan paha ku. Perlahan aku melepaskan wrapping itu, dan kini aku bisa melihat dengan jelas sebuah tattoo yang kini menghiasi tubuhku, seekor kupu kupu dengan motif tribal, yang sangat exotis, yang dibuat menggunakan dua huruf, M sebagai sayap atas, dan huruf C sebagai sayap bawah di bagian bawah bagian kiri huruf M tadi… Hari itu, aku resmi menjadi bagian dari Masquerade Club…. Yang aku senang dari club ini adalah aku tidak perlu melayani tamu tiap malam, like most lady escort do. Dan itu juga yang menjadi salah satu challenge, karena kadang, gathering club dilaksanakan dengan waktu yang tidak tentu, bisa pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malam. Bahkan untuk event tertentu aku harus meluangkan waktu dua sampai tiga hari untuk memuaskan tamu tamuku. Aku harus pintar pintar mencari waktu dan terutama alasan buat kedua orangtuaku kalau aku tiba tiba menghilang dari rumah, walau seperti yang aku bilang sebelumnya, lebih sering kosong itu. One perks of my work is that my service is not exclusively performed at the huge house basement, atau di penthouse apartments… Have you try to make love at the nice bungalow sambil mendengar deburan ombak lautan, bercinta di pasir pantainya. Or have you tried making love dengan pemandangan hamparan salju di sekeliling cabin mewah tempat kalian menginap? Atau, apa kamu sudah pernah merasakan nikmatnya bercinta di dalam cabin di dareah pegunungan di mana suara gemericik air sungai, suara serangga, burung dan hewan hutan makin menambah gairah persetubuhan kalian? I have, and it was wonderfuly beautiful…. Atau, one of the extreme…. the mile high experience. Yep, make love during flight time di personal jet chartered menuju bandara dekat pegunungan yang aku singgung sebelumnya, dan disaksikan oleh pelayan wanita yang selalu mengikutiku ke tempat yang jauh dari mansion, memastikan agar identitasku tetap terjaga during travelling time seperti ini. Dan tidak selalu aku digangbang oleh sepuluh atau lebih orang, malah seingatku, hanya pada saat Innaguration aku melayani limabelas tamu sekaligus… Kebanyakan hanya lima, enam tamu yang menikmatiku, dan beberapa tamu yang secara exclusive ingin menikmati pelayananku, beberapa yang berusia senja yang lebih pantas menjadi kakek ku, dengan tubuh gemuk bergelambir, kulit kisut, berperut buncit, rambut putih menipis bahkan botak. Juga beberapa tamu wanita yang kurang merawat tubuh mereka… Dan… lelaki itu selalu ada di sana, di setiap event di mana aku menjadi maiden of honor, dan sebenarnya salah satu pelanggang yang menginginkanku secara exclusive adalah lelaki itu, dan seingatku, hampir sembilan puluh persen single guest yang meminta pelayananku adalah lelaki itu. Lelaki yang selalu membuatku merasa nyaman dan terlindungi. Beberapa kali pada saat gathering, lelaki itu melindungiku dengan cara yang tak terlalu kentara, namun ia memilki cara cara yang halus yang membuat beberapa tamu yang nampaknya terlalu mabuk atau lepas kendali, yang mencoba melepas masker dari wajahku, menjadi lunak dan menjauhiku… Dan aku tak pernah lagi melihat orang orang kasar itu menjadi tamuku…. Lelaki yang berusia di awal limapuluh tahun itu bertubuh cukup atletis untuk orang seusianya. rengkuhan tangannya mantap ketika ia memelukku, meremasi tubuhku… Ia memperlakukanku lebih dari sekedar pemuas nafsu, ia memanjakanku dengan ciuman lembut, jilatan jilatan yang membangkitkan birahiku, kecupan, jilatan hisapan… Ia mengajariku banyak dalam seni bercinta, baik vanilla, bahkan yang lebih ganas dari the shades….. Oh, kini aku yang ingin melepaskan topengnya dan melihat wajahnya seutuhnya. Aku melayaninya dengan sepenuh jiwa ragaku, aku berikan pelayanan terbaik yang aku bisa untuk memuaskan lelaki itu… Aku bahkan ingin sekali tidak meminum postinor setelah lelaki itu mendeposit sperma ke dalam rahimku, jika saja aku tak ingat kalau itu adalah salah satu syarat yang harus aku patuhi, termasuk dengan sebuah tabung kecil yang tertanam di bahu kiriku yang dilakukan dengan sangat profesional sehingga para penikmatku tak terlalu menyadari ada hormon yang mengalir dala tubuhku dan membuat sperma mereka hanya bisa berenang dengan bebasnya dalam rahimku dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk membuahi diriku. Lagipula, aku sadar, aku tak mungkin memiliki lelaki itu, karena mungkin saja ada seorang istri dan anak yang menantinya di rumah…. Dan dengan kenyataan bahwa vagina, anus, dan mulutku sudah memuaskan banyak lelaki dan wanita selain dia…. Namun saat ini, aku hanya ingin membuatnya merasakan kenikmatan duniawi, karena ia juga telah menghantarkanku ke gelombang orgasme…. Dan kini aku merapatkan badanku ke badannya, ke dada bidangnya, ke dalam rengkuhan tangannya yang memelukku erat setelah kami bercinta habis habisan… Aku tak ingin saat ini berlalu….. The Customer Aku tidak akan mencari alasan kenapa aku tidak setia dengan istriku, mengapa aku masih memuaskan dahaga sex ku dengan gadis muda lainnya. Yang aku tau, aku senang untuk bisa memberi kehangatan buat gadis gadis itu…. Anakku menjaga jarak denganku, seperti kebanyakan anak ketika mereka beranjak dewasa dan ingin memperlihatkan kalau mereka mampu berdiri sendiri. Mereka juga umumnya malu kalau masih sering diantar ayah mereka, atau mendapat ciuman di kening mereka dari orang yang menghidupi mereka, membiayai sekolah mereka, pakaian mereka…. So… I look for someone who wish to have my hugs, and kisses, and warmth…. I wish to be felt as their heroes once again…. Dan…. Istri yang bekerja dan selalu sibuk di luar, punya penghasilan yang cukup besar sampai sampai sebenarnya tanpa hidup denganku bisa berdiri sendiri…. That too is the problem for my sex live…. I try to do the right thing with her, but again that distance we have…. So yeah… I compensates, and I love it….I love those young girl when they gyrating on top of my body. Tubuh mereka yang kencang, keliaran mereka, kerelaan mereka untuk memuaskan diriku, walau aku yakin bayaran dan tip ku yang murah hati jelas memberi motivasi tersendiri untuk para gadis itu. Namun, aku berusaha untuk tetap low profile. Aku tak ingin keluargaku berantakan… Yes, I’m an egoistic man, so what. Aku ingin menguasai semuanya. So Judge me. Makanya aku selalu mencari sex companion di escort services. Namun tetap saja, dengan wajah yang terbuka, aku selalu merasa vurnerable. Dan lagipula, aku melihat beberapa dari para gadis di escort service itu adalah drug user. I’m okay with alcohol, hey, I drink too. But drugs…?. There where I put the line. That’s why aku tertarik dengan Masquerade Club yang invitationnya aku terima di tengah ke gunadahanku dalam mencari escort services lainnya, setelah tempat yang biasa aku gunakan jasanya digerebeg polisi. Damn. So… Masquerade Club, mereka mengutamakan privacy, even they demand for us to use mask all the during courtship. Dengan tujuan para gadis tidak bisa mengenali kami dengan mudah dan mengganggu kehidupan kami. Satu satunya yang mengenali kami adalah pemilik club yang mewajibkan kami untuk mendaftar dan melakukan confidentiality agreement untuk tutup mulut mengenai keberadaan club ini. Dan selama beberapa tahun aku menjadi member exclusive group ini, it was worth it. Strict no drug policy. STD reguraly checked for both the entertainer and us as the cutomers Thorough checking on the clients. Even during my time in the club, there always a bad apple in the jar. Dan sebagai salah satu Ellite Member Club ini, aku selalu mendapat undangan untuk menjadi yang pertama dalam acara inaguration entertainer baru…. Aku selalu menghadiri acara inagurasi yang diadakan pemilik club itu, seorang wanita yang selalu mengenakan venetian mask dan voice modulator untuk menyamarkan suaranya, namun tak selalu aku ikut menikmati gadis gadis baru itu. Terutama jika gadis baru itu memilih mengenakan latex suit dan masker dengan hose atau full bondage mask…. Gadis ini…. Gadis ini berbeda…. Keanggunan terpancar dari dirinya yang jelas masih berada di usia muda, dengan kesegaran dan keranuman gadis yang baru saja mekar. Topeng burung yang dikenakannya menambah kesan misterius dan exotic, tight braless corset, thigh high stocking, ballet shoes and tutu… Penisku tegang sekali…. Untuk gathering ini, aku yang mendapat kesempatan memberi saran untuk inagurasi sang gadis… Nope, aku ngga percaya dengan kebetulan… God, she’s so beautiful…. Dengan tangan yang terikat dengan kaki yang membentuk sembilan puluh derajat dan tergantung ke langit langit. Dengan satu kaki jinjit di lantai… Bagai hiasan ballerina di atas sebuah kotak musik…. Indah sekali…. Dan ada sesuatu dalam diriku yang membuatku sangat ingin melindungi dirinya. I have to protect her… Perlahan aku mengarahkan ke sembilan kolegaku agar mereka tak terlalu menyakiti sang gadis, atau bernafsu untuk membuka topeng sang gadis. Rules are rules…. Aku harus bersabar… Aku buat kesembilan orang itu lelelahan, mengisi rahim dan lambung sang gadis dengan sperma mereka… Dan sekarang, giliranku…. Kuperhatikan kerut lubang kecil yang berada di sebelah vagina yang berkedut dan masih meneteskan sperma itu Boy, am I lucky or what…. Tanganku menelusuri tubuh berkeringat sang gadis, mengagumi kekencangan tubuh muda itu, terutama kekencangan buah pantatnya yang untukku bulat sempurna itu, dan pinggangnya yang ramping itu….. Perfect….. Aku menuangkan gel pelumas ke jari tengah dan jari manisku…. Aku tersenyum melihat kerutan anus yang jelas belum pernah disentuh penis itu menguncup nguncup kegelian, maupun terangsang, perlahan aku memulas mulas jariku memijat lembut kerutan liang kecil itu sambil mulai perlahan aku tekan tekan lembut hingga aku merasa kalau ketegangan mulai berkurang, dan kemudian perlahan namun pasti aku menghujam dua jariku masuk ke dalam anus sang gadis yang mengeluarkan pekik kecil, desis dan desah yang menunjukkan kalau kekagetannya berganti ransangan yang aku salurkan ke dalam anusnya, rangsangan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Perlahan aku menggenjot anusnya dengan dua jariku, aku kocok mulai dari perlahan dan kemudan menjadi lebih cepat, sentakanaku makin dalam dan keras, membiasakan anusnya untuk menerima sesuatu yang lebih tebal dari dua jariku. Ibu jariku yang bebas aku selipkan ke dalam vaginanya, dan aku menjepit dinding antara anus dan vagina sang gadis yang langsung melonjak lonjak melolong dan mencapai orgasme nya yang dahsyat, sementara jemariku diperas dengan ketat oleh kontraksi dua lubang kenikmatan sang gadis. Kini, giliranku…. Aku meloloskan celana ku, membiarkan penisku yang telah mengeras sedari tadi memperoleh kebebasan sebelum ia memperoleh kenikmatannya. Aku menghentak anus sang gadis dengan satu sodokan, membuatnya kembali menjerit kecil, lalu aku mulai menggenjot tubuh muda dan sekal yang kini aku jamahi itu. Anusnya begitu hangat dan sempit…. Tubuhnya yang kenyal, buah dadanya yang kecil namun ranum, lenguhannya, geliat tubuhnya benar benar memuaskanku. Setiap sodokan penisku di anusnya membuat sang gadis mendesah hebat, mengerling manja, mengggit bibirnya sensual, menerima kejutan menyenangkan yang aku berikan padanya di lubang keperawananya yang terakhir itu Dan aku memberikan kenikmatan itu padanya setiap saat kami bertemu, baik ketika ia harus melayani beberapa member yang lain, atau ketika aku bisa memastikan, dengan biaya yang memang cukup tinggi, bisa menikmati dirinya untukku sendiri. Buatku, orgasmenya adalah orgasmeku, kenikmatannya adalah kenikmatanku. No matter what the cost is. Namun yang benar benar membuatku merasa sangat bahagia dan ingin melindunginya adalah kemanjaan mudanya, yang bergelung di dadaku setelah kami bercinta habis habisan, setelah aku menembakkan ejakulasiku yang dahsyat ke dalam rahimnya. I have to protect her… Saat seperti ini, saat ia merebahkan wajah yang terhalang topeng itu di dadaku, ditemani bunyi gemericik sungai dan cicit burng burung di sekitar cabin yang sengaja aku sewa untuk menikmati moment kebersamaan kami…. Aku merasa seperti ayah yang meninabobokan putrinya…. Perasaan yang sudah sangat lama aku rindukan…. Gadis ini… Ia membuatku ingin sekali memilikinya jadi milikku sendiri, namun biar bagaimana akupun menyadari, bahwa gadis ini mungkin hanya menganggapku sebagai salah sau pelanggannya, salah satu tamu yang harus dilayani sebaik baiknya.. Mungkin juga ia memiliki seorang kekasih di kehidupan nyatanya, seseorang yang dipilihnya menjadi pendamping hidupnya. Jujur aku cemburu… Namun saat ini, aku akan melindunginya sebisaku, aku akan menyayanginya sebisaku, aku akan membimbingnya sebisaku… Sampai saatnya nanti, dia tanggung jawabku. Yang jelas, aku akan bernegosiasi dengan Madame. No matter what the cost will be, I shall be the sole customer for her…. Senyuman di bibir ranum itu mengundangku untuk memagutnya dengan penuh gairah…. Aku kembali menaiki tubuh ranum itu, memasukkan penisku ke dalam vagina yang masih kering itu, membuat sang gadis sedikit mengernyit dan menjerit tertahan, dan kembali menyetubuhinya dengan cepat, kasar, buas…. Seperti yang kami berdua inginkan….. The Organizer Menjadi seorang wanita pada saat sekarang ini jelas tak bisa mengandalkan seorang suami, bahkan jika suamimu adalah seorang pengusaha super sibuk yang waktunya di rumah dapat dihitung dengan jari…. Kejenuhan. Rasa diterlantarkan. Kesepian, semuanya memaksamu untuk berusaha mencari kesibukan, terlebih jika sebelum menikah kita memang sudah pada dasarnya menjadi wanita mandiri, yang sebenarnya mampu untuk mengidupi diri sendiri tanpa tergantung baik secara financial maupun emotional… Pernikahanku sendiri bisa dibilang unplanned… Bukan karena perjodohan, well, pada saat itu satu satunya orang yang tak ingin aku sakiti hatinya adalah almarhumah ibu angkatku yang mendidikku untuk mandiri, dan permintaannya agar aku meminta pertanggung jawaban lelaki yang berhasil membuahi sel telurku yang sialnya sedang subur suburnya pada saat aku get drunk di sebuah party di diskotik yang diadakan company tempatku bekerja saat itu. Excessive alcoholic drink, one unplanned kiss, and blurry hours of unprotected sex…. And to be honest, it was the only sex experience I ever have with a man…. And he is the only man that actually ever penetrated my vagina with his penis… yuck. I remember taking a long shower, back home, scrubbing my pussy inside out, just to try to get rid of that feeling of man’s penis inside me. Aku juga ingat ketika ibuku dengan tegas mengatakan tidak ketika aku ingin meng****** benih haram di dalam rahimku ini. Ibuku berkata kalau itu adalah hukuman buatku, yang harus aku tanggung dan menjadi pelajaran buatku agar tidak pernah lagi ceroboh bagaimanapun, sepertiapapun keadaanku, apapun kondisiku, semabuk apapun aku. Dan aku berhenti mabuk mabukan setelah itu, hanya sekedarnya saja sebagai etika berbisnis dengan client. Pernikahanku sendiri bisa dibilang tak diakui di negara ini… Bukan, bukan kawin siri, tapi kami sengaja pergi ke luar negeri dan mencatatkan pernikahan kami di sana. Dan bulan madu kami habiskan dengan cara kami sendiri di kamar kami masing masing, di hadapan komputer dan mempelajari proposal demi proposal bisnis dan kemungkinan kerja sama dengan client kami masing masing, lalu menikmati suasana lantai dasar hotel kami yang mewah itu, aku di meja black jack, dan bajingan itu di meja poker. Aku benci perubahan bentuk tubuhku yang terjadi saat aku mengandung anak haram ini, perutku yang membuncit, payudaraku yang membesar, pinggungku yang melebar, tubuhku yang semakin sakit. Sama sekali tak nyaman. Haram Jadah! Dan ketika waktu kelahiran itu sudah dekat, aku jelas memilih caesar…. No way in hell I will let that monster will crawl out from my pussy! Aku sama sekali tak ingin berurusan dengan mahluk itu, maka aku serahkan segala kerepotan itu di tangan dua nanny dan pembantu yang memang kami hire untuk mengurus mahluk yang entah kenapa di bilang malaikat itu? But… yeah… I guess kebaikan almarhumah ibu angkatku juga membuatku memiliki sedikit sisi lembut untuk mahluk itu… Okay, kalau ia sedang tersenyum, tertawa, atau riang, she is an angel, but when the high pitch started….. Aku mengalihkan perhatianku dengan mencari banyak dan lebih banyak lagi client atau acara yang bisa aku organize. Dan aku selalu ingin memiliki sebuah exclusive, ellite club, dengan high class and top society member… Aku sedang merenung mengenai terlaksananya keinginanku ketika tanpa sengaja aku melihat bajingan itu mendesah antara kecewa dan lega. Yeah, ini salah satu dari hari yang bisa di hitung dengan jari itu. Aku melihat ia beranjak dari meja kerjanya yang menghadap taman dan beranjak ke luar, ke taman dan menghela nafas panjang. Aku mendekati meja kerjanya dan melihat berita yang ditampilkan di sana…. Dan berita itu membuatku menyadari sebuah peluang untuk membangun exclusive, executive club yang aku inginkan. Aku sadar kalau aku tak akan bisa melakukan ini semua seorang diri, bahkan tak akan bisa bertahan lama dalam bussiness ini jika tidak bekerjasama dan berbagi dengan mereka yang like-minded as mine. Dan gayung bersambut ketika parterku, pasangan hidupku yang aku nikahi di Canada, seorang psikolog dan profiler briliant yang pernah aku temui, oh she is brilliant and kinky as hell, tertarik dengan ide ku Kami berdua mencurahkan waktu, tenaga dan dana untuk membangun club ini. Mulai dari pemilihan partner kerja, perencanaan syetem keamanan, pemilihan pegawai… Parterku… She helped me memilih pelayan kepercayaanku, juga web developper yang mengembangkan sistem pertahanan web yang sulit ditembus. And she’s so young… mungkin seusia dengan my little angel. Yeah, this also one of that momment when my late mom kicks in… My partner also membantu dalam memilih mereka yang akhirnya menjadi core dari club ini, seorang perwira berposisi tinggi di biro intelegent, seorang jaksa, juga seorang hakim, yang kesemuanya adalah wanita…. Kami benar benar mempersiapkannya dengan penuh kerahasiaan yang amat sangat, draft perjanjian yang benar benar ketat. Hingga akhirnya semua kesepakatan tercapai, sumpah setia diikrarkan, dan akhirnya The Masquerade Club…. Dan kami berlima melakukan lesbi orgy party di mansion indah yang kami gunakan sebagai head quarter club kami. Lima wanita yang membenci laki laki, yang menginginkan mereka bertekuk lutut di bawah kami, dan membuat kami tertawa karena mereka pikir mereka bisa di atas kami, sementara kami yang akan menentukan arah hidup mereka. Proses screening berlapis, back ground check, profiling, approval kami berlima menjadi satu satunya cara seorang lelaki hidung belang bisa masuk ke dalam Club ini, only by OUR invitation. Sebenarnya, bajingan itu sama sekali tak akan aku sertakan dalam club ini, namun informasi dari rekan intelegent ku yang mengatakan kalau tempat bajingan itu selalu melampiaskan nafsunya akan digerebeg memaksaku mengirimkan undangan pada bajingan itu. Nama baik, dan harga diri…. Sialan! Untuk para gadisnya sendiri…. Kami juga menerapkan pengamanan dan recruitment ketat, temasuk batas umur legal yang kami tetapkan, the barely legal limit. Underage is a big no no. Dan kembali aku harus tertegun untuk ke dua kalinya…. Aku tau dengan perkembangan jaman dan keterbukaan seperti sekarang ini, kemungkinan malaikat kecilku tetap perawan adalah zip to none. Tapi aku selalu menyangka kalau ia hanya melakukannya untuk fun, dengan her school lover or something like that. Dan kini, formulir pendaftaraan nya ada di tanganku… Well, our secresy is bulletproof, pikirku, setelah kami selidiki kalau ternyata web developper kami yang memancing malaikatku dengan mengirim invitation itu ke indox nya dengan cara yang halus, dan ia sama sekali tak menyangka kalau malaikat itu adalah milikku. Saat inagurasi Aku menatap dalam dalam matanya….. Dan untuk pertama kalinya aku bisa melihat betapa cantiknya malaikatku dengan balutan topeng burung, balutan braless corsette, brallete, tutu, dan ballet shoes… She’s so lovely. And she’s been crawling inside my womb for so much time, and cost me a lot to raise up to now… Now it’s time for her to pay what she costed me Now it’s her time to pay the price Now it’s time for her to earn her money Now, let sell this bitch! Dari ruang monitor yang kami siapkan, aku memandang ke arah lelaki bajingan yang kini bergerak mendekati anak gadisnya yang terkulai lemas, suspended, setelah sembilan orang lelaki bergantian menggunakan mulut dan vaginanya untuk memuaskan mereka Melihat tangannya merayapi tubuh gadisnya yang telanjang, bergetar karena kenikmatan yang melandanya. Senyum iblisku berubah menjadi seringai, dan akhirnya aku tertawa lepas membuat para kolega ku terkejut. That asshole, is an ass man! Seandainya ia tau kalau ia baru saja menyodomi anaknya sendiri… Dan setelah para lelaki itu puas… Well, anakku memang bakat jadi lonte…. Jilatan lidahnya di vaginaku, di anusku… erangannya… geliat erotisnya…. her willingness to satsisfy me and my colleagues. She is made for this….. Then it comes. Lelaki itu mengajukan permohonan untuk bertemu denganku, secara private. Kami menyetujuinya, dan aku sengaja memilih mansionku, di ruang tempat pertama ia menyodomi anaknya sebagai tempat pertemuan, karena dengan demikian, seluruh core team bisa mengetahui apa yang terjadi. No secrecy. Lelaki itu duduk di hadapanku tanpa menyadari siapa yang berada di balik full venetian mask di hadapannya ini. Ia mengajukan proposal untuk menyewa gadisku dengan exclusive…. Dan aku katakan aku akan mengabari dengan cost yang harus ditanggungnya setiap bulan untuk requestnya itu…. Setelah pertemuan itu aku come clean pada para colleague ku tentang siapa lelaki itu, tentang siapa Danielle atau Eva sesungguhnya. Mereka memandangku dengan kekaguman, Aku kemudian menyampaikan grand planku untuk dua orang yang sudah mengacaukan kehidupanku yang harusnya sempurna itu, yang seharusnya tanpa cacad. Mereka salute dengan kegilaan yang ada dibenakku.. Bahkan partnerku langsung memagut bibirku dan memelukku erat. So, all been set, I have full support, then a nominal being set. The Home Di meja makan itu nampak tiga orang yang duduk bersama namun sibuk dengan dunianya masing masing, Sang ayah membaca financial column Sang ibu sibuk dengan sleek laptop di hadapanya. Sang anak gadis asyik memainkan smartphonenya, dan sebuah incoming message tone terdengar, sang gadis membaca pesan itu, senyum yang tak dapat ditahan terkembang di birbirnya, senyum yang terlewatkan oleh kedua orang tuanya yang tenggelam dalam dunia mereka sendiri “Ma, Pa, Eva ke kampus….” kata sang gadis sambil bangkit dari meja Sang ibu sama sekali tak acuh, sementara sang ayah menurunkan korannya dan berkata, “mau di antar?” “Ngga…” jawab gadis itu singkat sambil berlalu dari meja makan. Sang ayah kemudian beranjak dari meja makan menuju ruang kerjanya tanpa sepatah kata apapun, dan sekitar setengah jam kemudian ia lalu meninggalkan rumah juga tanpa mempedulikan istrinya yang masih duduk di hadapan laptopnya di meja makan. Tanpa menyadari kalau di wajah istrinya, seringai jahat itu kembali terpancar setelah melihat nilai transfer yang masuk ke dalam account Masquerade Club yang ia tau baru saja dikirmkan bajingan yang baru saja meninggalkan rumah… Nominal untuk beberapa saat memastikan kalau ia bisa menikmati tubuh putrinya sendiri secara exclusive tanpa disadarinya…. Dan kalau perjanjian exclusive nya itu means jack shit buat cub dan putrinya tetap saja menerima penis penis lain di mulut, anus dan vaginanya. Perempuan itu membatin I will drain you, honey…. I will drain you until you can no longger able to pay for her exclusive service… I will ruin you…. And as for you, my little slut…. You’ll keep on doing what you do best… be a good bitch. Because there will be time when he can no longer afford you… There also be time when I will make sure that your contraseptive will fail And I will make both of you face hell…. Tawa wanita itu pecah… Oh I am Evil…. End