Bapaknya murid les ku kulit item

Ini crita modifikasi yang dicampur dengan colekan2 darai tetangga Selepas SMU aku ngasi les matematik ke anak2 SD. Salah satu murid lesku itu anak lelaki yg kulitnya item. Kalo liat ibunya si gak item2 amat kulitnya, mungkin bapaknya yang gosong banget kulitnya. Mungkin dari belahan timur negri ini kali. Aku cuma mikir sampe segitu aja, aku juga gak nanya apa2 ke ibunya yang menjadi contact person aku dalam urusan les itu. Sampe satu sore, aku dateng ke rumah tu anak, yang keluar orang kulit item yang bukan dari belahan timur. Bahasa indonesianya lancar walaupun dengan logat orang yang biasa ngomong inggris gitu. dia memperkenalkan diri sebagai John dan minta aku manggil nama dia aja tanpa embel2 om segala. Mungkin itu kebiasaan dia aja, ya aku ikut aja. “Kamu Inez ya, guru les anak saya”. “Aku hanya ngangguk aja. “Maaf banget ya Nez, anak saya ikut ibunya keluar kota, nengok neneknya yang lagi sakit, jadi ya gak bisa les hari ini. Jadi buang waktu kamu ya”. “Ya udah, gak apa kok John, kapan pulangnya”. “Wah itu belum jelas, tergantung kondisi kesehatan neneknya”. “Ya udah kalo gitu, biar nanti ibunya yang ngabarin Inez aja deh ya, jadi kita bisa tentukan kapan mulai les lagi”. “Skali lagi maaf banget ya Nez, sebagai permintaan maaf saya, mau gak kamu makan malem dengan saya”. “Kenapa enggak, Inez gak tersinggung kok kalo diajak makan”, aku coba mancing dengan guyonan. Dia hanya senyum2 aja. “Kalo gitu ayo kita brangkat”. Dia membukakan pintu mobil yang ada dihalaman rumah, membuka pintu pager dan mengeluarkan mobil. Pintu pager dia tutup sendiri juga. “Gak da pembantu ya John”. “Ada si, tapi lagi sibuk dengan kerjaannya, nutup pintu pager kan gak repot, jadi ya aku kerjain sendiri aja. Inez suka makan apa”. ‘Apa aja ok kok John, Inez omnivora”. “Wah gampang dong kalo gitu milihnya. Kita ke mal aja ya. Gak jauh kok dari rumah saya. Biar banyak pilihannya”. Aku kembali ngangguk. Dia mengarahkan mobilnya ke mal yang dia maksud. “Pernah ke mari Nez”. Aku geleng2 aja. “kenapa”. “Jauh dari tempat tinggal Inez John”. “Kalo gitu Inez kudu tinggal deket sini ya. Biar kerumahku deket, ke mal juga deket”. “Disini kayanya gak ada kosan deh”. “ada kok, kalo Inez mau. Dah Inez mo makan apa ni, pilih sendiri ya, nanti aku yang bayarin”. Dia beli kupon, dan ngasi kuponnya ke aku. Kulihat nominalnya besar juga. aku gak biasa makan segitu banyaknya. “Bayar makannya pake kupon ini Nez, pilih sendiri ya, aku nunggu disini”. Dia dah milih meja kosong yang rada jauh dari tetangga terdeketnya. Maksudnya tetangga ya orang yang makan juga disitu. Dia juga membeli makanan untuk dirinya sendiri. Setelah aku balik ke meja yang dia pilih kita makan dengan santai. Sambil makan, dia kembali mengulangi pertanyaannya, “Gimana Nez, kamu mau gak tinggal deket2 sini”. “Mangnya ada kosan murah deket sini ya John”. “gak ada si, tapi kalo Inez mau aku ada apartment tipe studio deket sini. Inez bisa tinggal disitu, gratis deh”. Waduh, tawaran yang menggoda ni, cuma kayanya ada bakwan dibalik udangnya ni. Mudahan dugaanku bener (hihi maunya si gitu kerna kata orang kontol orang item tu gede banget en panjang lagi). “Boleh deh John”. “Abis makan kita pergi liat deh ya tempatnya, Inez bisa mutusin setelah kamu liat tempatnya”. Selama makan si gak da gelagat apa2 si. Dia memang pandai mencari topik yang ringan dan lucu sehingga aku sering geli mendengar gurauannya, aku merasa seneng ja ketemu si John, mana bisa dibilang ganteng lagi. Slesai makan, kami meluncur ke tempat yang dia maksud, ternyata komplex apartment. “Wah di apartment ya John”. “Iya Nez, kenapa, gak suka ya”. “Suka banget John, kesannya mewah gitu”. “Ya gak mewah2 amat, kan cuma tipe studio”. “Tipe studio tu kaya kamar kos ya John”. “Iya cuma satu ruang dengan pantry dan kamar mandi. Nti Inez liat deh isinya”. Gak kecil2 amat si apartmentnya. ruang tamu, ruang makan dan ruang tidur jadi satu di ruangan yang lumayan gede, kalo dibanding dengan kosan aku skarang ini. Ada sofa, meja makan dan ranjang ukuran 2 orang. Dideket meja makan ada pantri kecil, bisa masak dan cuci prabotan juga disitu. Peralatannya cukup lengkap, ada rice cooker, microwave oven, kompor listrik, lemari es, TV dan audio sistemnya. Trus dibagian blakangnya ada kamar mandi yang lumayan besar juga kerna disitu ada mesin cuci. Kemudian masi ada balkon kecil tempat jemur baju. Cuma kudu di jepitin smua jemurannya, kalo gak bisa melayang gak tau kemana pakeannya kerna ketiup angin yang cukup kenceng. Slesai aku liat2 ruangan, dia ngajak aku duduk di sofa dan nawarin aku minum yang diambilnya dari lemari es. Ternyata lemari esnya penuh dengan makanan dan minuman. Dia duduk diseblahku, “Gimana suka gak ma apartmentnya”. “Suka banget John, Nti lesnya gak usah bayar deh barter ma sewa apartmentnya, masi kurang kali ya”. “Gak usah barter, Urusan les kan urusan kamu ma istri, apartment ini urusan Inez dan aku. Gratis, nti listrik dan service charge aku yang bayar, dah diatur ma pengurus apartment, smua biaya apartment ini tiap bulan aku lunasi sekaligus. Sminggu sekali ada oreng yang dateng untuk bebersih seluruh apa. Aku juga yang bayar ongkosnya”. “Wah kamu baek banget John’. “Aku suka ma prempuan imut kaya kamu deh Nez”. Mulai deh pergombalannya, kayanya bener ada bakwan dibalik batu ni. Tapi biar aja, kapan lagi tinggal di apartment gratis kan. Segera dia duduk disebelahku dan mencium bibirku lembut, aku merangkul lehernya dan membalas ciumannya. sesekali kita beradu lidah ditengah ciuman yang makin lama makin panas. kemudian dia melepaskan bibirku. aku nyender ke dadanya. dia memeluk pundakku dari samping, dan tangan kirinya memegang tangan kiriku. dia mencoba merasakan kehalusan kulitku dengan sentuhan-sentuhan halus ujung jarinya. bulu-bulu pada tengkukku sampe berdiri karena ulahnya. Ditambah lagi sekali-kali dia mencium pundakku. Sentuhan tangannya kini berpindah ke perutku. Sentuhan pada perutku terus beranjak naik, sampai dia menyentuh toketku yang imut walau masih di balut dengan bra dan kausku. Lama dia melakukan aksi tersebut sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tanganku itu turun kembali kebawah yang kemudian meyusupkan ke dalam kausku. Sentuhan pada perutku langsung dia berikan tanpa halangan dari kausku. Terus naik ke atas sampai dia menemukan toketku yang masih terbungkus bra. Dia kemudian mulai mengelus2 toketku dengan tangannya yang besar, walaupun begitu terasa sekali romatisme ketika dia mulai meremas pelan toketku, kerna toketku imut langsung aja toketku hilang dibalik genggaman tangannya yang besar. “Nez, kamu cantik banget deh, mirip ma satu juri acara show yang kuliat di tv semalem, cuma rambut kamu pendek aja. Kamu kecil gini”. “Kamu juga ganteng, kaya bintang film Hollywood aja”. Tubuhku yang kecil memang seperti hilang dalam pelukannya, maklum orang item dari sebrang jadi badannya tinggi besar. Dia meremas-remas toketku dengan lembut sambil berusaha mencari-cari pentilku sambil terus memberi kecupan pada pundakku. Aku yang sudah mulai merasakan perbuatannya itu memejamkan mata, sudah terdiam sejak tadi. kemudian dia mengecup bibirku sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yang manjadi sasarannya adalah kakiku, posisiku agak sedikit miring kerna menyender di dadanya. Sedikit demi sedikit tangannya meraba, dan menyentuh kakinya sampai dia menyusupkan dibalik rokku. Didalam rokku tangannya mulai mencari-cari pangkal pahaku yang masih tertutup dengan cd. Rangsangan yang dia berikan menambah panas suasana, aku menyambut lumatannya dengan bergairah. Terus dia melanjutkan aksinya di dalam rokku. itu membuat dia bernafsu sekali. Diapun menyudahi lumatan di bibirku, bibirnya merambat turun dan memberi kecupan pada leherku, dan langsung menurunkan kepalanya ke bawah, untuk memberi kecupan dan jilatan kecil pada kedua kakiku. Dari bawah, terus ke arah pangkal kaki, sedikit demi sedikit dia memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada kedua kakiku. Sampai akhirnya di pangkal kakiku, dengan menyibakkan rokku sedikit demi sedikit, akhirnya dia dapat melihat cdku yang berwarna coklat yang sangat muda. Diapun lebih bernafsu untuk memberikan jilatan disekitar pangkal pahaku. “Nez, aku mo liat kamu bugil ya”. Tanpa menunggu persetujuanku, dia mengangkat kaosku ke atas, aku juga mengangkat tanganku keatas sehingga dengan mudah dia melepas kaosku. Kemudian tangannya memelukku dan melepas kaitan bra yang ada di punggungku. Dia terpana melihat toketku yang imut, segera aku diciumnya kembali sambil tangannya mengelus2 toketku, pentilku digesek2 dengan telapak tangannya sehingga aku menggelinjang kegelian. “Badanmu bagus banget Nez, biar kecil tapi mengairahkan”, sesekali dia meremas toketku pelan, napsuku mulai naik diperlakukan lembut seperti itu. kami kembali ciuman. Tak lama kemudian giliran rokku yang dia preteli, sehingga aku tinggal ber cd minim aja. Dia sibuk saja mengelus badanku sambil tetep mencium bibirku dengan lembut. dari mengelus toket, jari2nya pindah ke perutku dan akhirnya mengelus selangkanganku, aku melebarkan pahanya sehingga jarinya langsung mengelus alur memekku, wuih, aku sampe merinding ketika jarinya mengelus memekku dari luar cdku, dari bawah keatas dan brenti di itilku. Dia menekan itilku pelan sambil digesek2nya sehingga memekku mulai lembab, Napsuku dah tinggi sekali naiknya. “Kamu dah napsu ya Nez” “Bisnya kamu pinter banget si ngerangsang Inez”. Kemudian dia mengambil satu benda dari laci di kredensa sebelah sofa, benda yang mirip kontol. “Pernah make kaya gini Nez” “Apaan tu John” “Ni yang disebut dildo. Kalo gak da pasangan ya kamu bisa muasin diri pake ini”. “Inez gak perna tau ada yang beginian, belinya dimana” “Memang gak disini si belinya. Diluar sana. Cobain ya Nes”. Wah cara permainan baru lagi nih, makin lengkap ja pengalaman sex ku ni ari. Aku menyandarkan tubuhku didadanya dan membuka pahaku. Detak jantungku mulai berpacu lebih cepat. Dia mulai menggesek-gesekkan ujung dildo ke belahan memekku yang masih tertutup cd minim. Tubuhku menegang begitu bibir memekku menerima tekanan dan gesekan dari benda tumpul tersebut. Setelah beberapa saat adegan pemanasan yang menegangkan tersebut berlangsung, selangkanganku makin basah aja. “Kamu dah makin napsu ya Nez. Udah nikmatin aja” bisiknya sambil menggigit-gigit kecil kupingku. pinggulku mulai bergerak-gerak seirama gesekan dildo. jemari kirinya mulai menyibakkan cdku kesamping, sehingga memekku terpampang nyata. Dia menelan ludah berkali2 melihat gundukan memekku berbentuk sebaris ipis dengan belahan pinky di tengahnya. Pelan-pelan dia menekankan ujung dildo membelah memekku yang sudah agak mengkilap basah. pelan benda tumpul itu membelah himpitan rapat dinding-dinding basah memekku, disusul oleh lenguhanku. Dia mulai mengocokkan dildo tersebut. Ditariknya perlahan-lahan dildo keluar dari memekku, lalu menekannya lagi amblas ke dalam sampai cuma ujungnya yang dipegangnya. aku menggeliat gelisah, karena nikmat birahi semakin menggelora di sekitar selangkanganku. Tanganku kini tanpa sadar sibuk meremas pahanya. toketku menjadi tegak menantang. Aerolaku yang pink kecoklatan melebar dan pentilku yang menegang menandakan aku sudah napsu banget. Aku mendesah seirama kocokan dildo di memekku yang basah kuyup. Napsuku semakin tidak tertahankan karena kini tangan kirinya meremas-remas toketku. Ditekan dengan telapak tangan, lalu diremasnya pelan membuat aku berulang kali ber ah uh ria. Suara berkecipakan basah dari dildo yang keluar-masuk dengan cepat di memekku. aku yang duduk mengangkang, dikocok dildo ang menjadi mengkilap basah oleh cairan memekku. Tubuhku makin menggeliat2 karena rangsangan dildo di memekku dan remasannya di toketku. “Enak nggak Nez dildonya” bisiknya disela-sela gigitan-gigitan kecil di leher dan telingaku. “Hmmm … enak John, cepetan ngocoknya John, Inez dah pengen pipis”. Tidak perlu diminta dua kali, dia mempercepat kocokan dildo di memekku, membuat gelinjang tubuhku semakin liar. 30 detik kemudian…”Ouuhhhhhhh…” lenguhku panjang dan tubuhku mengejang-ngejang sampai punggungku agak melengkung menjadi tanda betapa dahsyatnya ledakan orgasmeku yang terjadi. Sesudah badai orgasme yang berlangsung selama sekian detik yang menghanyutkan, aku bersandar lemas di dadanya. Mataku terpejam, nafasku memburu, dia membiarkan saja dildonya di dalam memekku. Tapi, kecupan-kecupan di sekujur pundakku, dibarengi belaian-belaian dan remasan-remasan lembut pada gundukan daging berwarna putih di dadaku tetap berlanjut. aku menikmati setiap detik perlakuan nya, sehingga tidak sadar bagaimana cd miniku dilucuti . Dia menelan ludahnya kembali begitu melihat selangkanganku yang polos tidak lagi terlindungi oleh CD. memekku terlihat menggunung karena dildo mencuat di tengah-tengahnya. Tanpa meminta ijin aku, dia mencabut keluar dildo tersebut dalam sekali tarik. aku terkejut karena rasa mengganjal di memekku tiba-tiba hilang diiringi gesekan di sekujur dinding memekku. Dari posisi di sampingku, dia memberi sentuhan halus melalui bibir dan kecupannya di sekitar selangkanganku. Dia membuka kakiku lebar-lebar kemudian dengan meletakkan kedua pahaku di atas pundaknya, dan dia langsung melahap memekku yang hanya dihiasi dengan bulu2 halus. Saking halusnya seakan2 memekku gak da jembutnya. Dia melumat memekku dengan sangat bernafsu sekali, sampai terdengar erangan lepasku yang sudah tidak tertahankan sambil menggeliat kekiri dan kekanan. Erangan-eranganku tersebut membuat dia makin bernapsu dan terus melumat dan menjilat memekku sambil memberi elusan kepada kedua pahaku dengan kedua tanganku. Elusannya itu kemudian beralih ke atas. Dia memberi sentuhan-sentuhan ke perutku, sampai akhirnya dia meremas halus kedua toketku. Setelah beberapa menit, aku mengangkat pantatku tinggi-tinggi dan kedua kakiku menjepit kepalanya ke arah selangkanganku. Sambil setengah teriak yang tertahan aku berkata, “John, .. Inez mau keluar lagi.. Aduhh”, kemudian aku mengejang kembali untuk beberapa saat. Dia masih terus melahap memekku, merasakan ada cairan yang keluar dari dalam memekku. Setelah aku terhempas lemas, dia masih saja membersihkan cairan cinta yang keluar dari dalam memekku. Dia mengangkat badanku yang lemes dan dibaringkan diranjang. Kemudian dia menjilatinya toketku dengan lahap. Aku yang masih keletihan setelah orgasme 2 kali, hanya pasrah saja. Cepet dia melepaskan semua pakean yang melekat di badannya. Aku kaget juga ngeliat ukuran kontolnya yang bener2 jumbo. Besar, item dan panjang berurat dan dah ngaceng banget dengan kerasnya. “John, kontol kamu extra large banget ya. Inez baru sekali ini ngeliat kontol segede gitu”. “Wah bakalan sempit banget dong ya memek kamu Nez”. Kakiku di kangkangkan lebar2 sampe berbentuk huruf M. Dia menempelkan ujung kepala kontolnya di itilku terus digesek2kannya kepala kontolnya bolak balik di itilku sehingga aku melenuh keras lagi. Pinter bener dia mengolah memekku seblon dimasukin. tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam memekku, memaksa bibir memekku membuka sebesar-besarnya, rupanya ia sedang berusaha mengamblaskan kontolnya yang membengkak, membentuk seperti bonggol, kedalam memekku. perlahan tapi pasti kontolnya masuk, menekan bibir memekku dan menerobos masuk ke dalam lubang memekku. aku menoleh kearahnya dengan wajah penuh kenikmatan, seakan tau apa yang sedang kurasakan dia berkata: “Nez, nanti kalau sudah masuk semuanya kamu akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya”. kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan. Dia mendorong sedalam-dalamnya dan kontolnya bergerak masuk perlahan sekali. Aku merintih dan menggelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri seraya menggeliat-geliat. dengan posisi ini seluruh berat tubuhnya ditumpukan di kedua belah pahaku agar tetap mengangkang lebar dan tidak bisa bergerak. Setelah masuk kira-kira 3/4 bagian, dia berdiam dulu merasakan hangatnya kontolnya dijepit oleh daging hangat yang berdenyut lembut. Tanpa membuang waktu, dia mendorong amblas seluruh batang kontolnya menggunakan berat badannya. sekujur badanku mengejang, kontolnya tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang memekku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kontolnya, sesek banget rasanya memekku ketika dia mengamblaskan seluruh panjang kontolnya kedalam memekku, kayanya gak da tempat yang tersisa dalam memekku, semua terisi penuh dengan kontol nya yang besar dan panjang banget itu. Kemudian dia menarik perlahan sebatas kepala kontolnya dan amat dashyat terasa gesekan dua kulit lain jenis bila beradu. Dia mendorong sebanyak 5-6 kali secara perlahan kepala kontolnya kluar masuk memekku, hingga pada hitungan ke-7 dia menekan sekuat-kuatnya dan sedalam-dalamnya serta menggerakkan ujung kontolnya hingga berhasil menemukan daging kecil dalam lubang memekku. itu kali ya yang disebut g spot, pengalamanku nambah lagi dalam bermain cinta. Aku berteriak dan mendongakkan kepala hingga terlihat hanya putih bola mataku serta bibir kugigit keras sekali. Aku mlenguh ketika dinding-dinding memekku tiba-tiba disesaki kontolnya yang besar panjang dan sudah keras sekali. aku membuka paha lebih lebar lagi, sehingga dengan mudah dia mulai bergerak maju mundur secara sistematis, menghantam selangkangan aku berkali-kali sehingga cairan cinta yang membanjir menimbulkan bunyi berkecipakan becek. Aku melenguh ah uh kembali, tubuhku menggelinjang dalam dekapannya yang tetap sibuk dengen toketku. Dia membungkuk untuk mencium bibirku dan membuka paksa mulutku agar merekah menyambut lidahnya. dengan ganas aku menyambut lidahnya dan mengulumnya serta menyedotnya. Tidak sampai 5 menit sejak gempuran kontol nya, aku mulai merasakan lagi sensasi gatal yang semakin menggila mengumpul di bibir memekku. Goyangan itu dia ulangi terus sampai aku menggigit bibirnya keras sekali kerna aku telah kembali mencapai orgasmeku. tanganku meraba dan mencakar punggungnya kuat sekali. Dia tidak peduli dan terus menggenjot tubuhku perlahan tapi dalam dan disertai putaran seperti gerakan membor lubang kenikmatan tersebut. Kini dengan dipenuhi cairan kenikmatan, gerakan membornya semakin ganas hingga biji mataku tidak pernah pudar, selalu memutih setiap kali dia membuat gerakan sedalam-dalamnya dengan gerakan membor. Tiba-tiba dia melepaskan kontolnya dan aku berteriak, “Aahh!”. Dengan agak kasar dan bernafsu dia membawa aku ke tepi ranjang dan membalikkan tubuhku menjadi berposisi doggy style. Dengan cepat kontolnya amblas kembali dengan suatu sentakan cepat hingga sesaat kepalaku terdongak kaget akan tetapi langsung terkulai kembali ke kasur. terasa sekali ada benda keras yang besar banget sedang menerobos masuk memekku. dia dari belakang mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk di memekku. “ouhh..” lenguhku . “Ssshhh, mantep banget emang memek kamu Nez, peret banget”, katanya sambil menyodok memekku makin mantap aja. Sesekali dia menampar pantatku yang imut tapi bundar itu. “Ahhh.. ” aku cuma mengerang pelan karena tamparannya. Dia semakin bersemangat untuk menggenjot aku. Pantatnya dengan aktif mulai maju mundur, menghajar memekku dengan hujaman-hujaman kontolnya yang besar. Akibat pompaan itu, tubuhku berguncang2 maju mundur dengan kuatnya. Toketku walaupun imut bergoyang-goyang heboh tak tentu arah. dia yang tidak puas cuma meremas-remas pantatku, menggapaikan tangannya untuk meraih toketku untuk diremas2. Tidak sampai 5 menit digempur dengan doggy style, tubuhku sudah menegang. Lenguhanku semakin keras, “Ahhh… cepetin John.. cepetin ngenjotnya..ahhh..” Memenuhi permintaanku, dia mempercepat sodokannya dari belakang, sehingga akhirnya, “aaaahhhh…” jeritku sambil mengejan-ngejan. dia kembali merasakan ada semprotan pelan di palkonnya. Diturunkan kecepatan enjotannya, untuk membiarkan aku ambil nafas dulu. “John, enak banget deh”, kataku dengan nafas yang masi tersengal2. Dia pelan2 mencabut kontolnya. “Kok dicabut John, kan blum kluar”. Dia membalikkan tubuhku lagi dan menarik aku ke tengah ranjang. Dia gak ngomong apa2, langsung aja tubuhku ditelentangkan di ranjang. Dia mencari tissue untuk mengeringkan lubang memekku. Toketku kemudian menjadi sasaran emutannya. Sambil diremas2, pentilku dijilat2 sambil sesekali diemutnya. Napsuku kembali naik, rasa gatal di memekku pun kembali terasa. “John, Inez pengen nyoba diatas ya”. dia kemudian telentang diranjang dan aku mengangkang diatasnya. Aku mengarahkan kontolnya ke memekku dan tanpa kesulitan yang berarti kontolnya langsung amblas separonya di memekku. “John, besarnya…”, lenguhku terpejam karena rasa nikmat ketika kontol besarnya menerobos masuk dan menggesek dinding memekku yang licin kerna cairan nikmatku yang barusan membanjir. Aku langsung menggerakkan pinggulku naik turun, walaupun baru pertama kali aku maen diatas tapi reflex aja gerakanku bisa dengan sendirinya. Tanganku menekan perut six packnya, keker banget deh tu badan, atletis banget. Terdengar kecipak ketika kontolnya tergosok keluar masuk oleh memekku. Aku mendesah2 kenikmatan, terasa palkonnya menyentuh2 satu tempat didalem memekku yang memberi aku rasa nikmat yang luar biasa, sehingga aku mengarahkan gerakan pinggulku sehingga palkonnya selalu menyentuh tempat itu. Sekarang kontolnya yang panjang banget itu bisa amblas seluruhnya, dan aku secara reflex mulai melakukan gerakan maju mundur, dan diselingi oleh gerakan pinggul yang memutar-mutar. Dia merasa kontolnya kaya dipilin-pilin, dan diremas-remas oleh cengkraman dinding memekku yang licin dan panas. “Nez, nikmat banget deh memek kamu”, erangnya sambil merem melek keenakan. aku sekarang sudah hampir mencapai orgasmeku lagi. kontol nya menggesek-gesek tepat di titik g-spot ku. Rasa gatal yang sangat hebat terasa mengumpul disekujur selangkanganku, membuat aku semakin blingsatan menggoyang pinggulku berusaha menggaruk setiap titik gatal tersebut. dia yang tau aku sedang mendaki puncak orgasmeku, mempercepatnya dengan meremas toketku sambil memilin-milin pentilku. Betul saja, detik berikutnya aku merasakan ledakan kenikmatan muncrat dari lubang memekku. “Ouuhhhh” jerit ku penuh kepuasan. Tubuhku bergetar dengan hebatnya, dialiri sengatan listrik orgasme yang bersumber dari memekku dan menyebar ke seluruh tubuh. 15 detik setelah gelombang klimaksnya berlalu, aku menjatuhkan diri di atas tubuhnya. Nafasku masih tersengal-sengal. dia yang sudah merasa tanggung, tidak lagi menunggu aku siap. Tangannya menggapai pantatku dan mengangkatnya sedikit, agar ada sedikit celah antara selangkangannya dengan selangkanganku. dia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun, karena kontolnya masih menancap dalam di memekku. Dia mengenjotkan kontolnya dari bawah dengan cepat di memekku. Terdengar bunyi kecipak dari dalem memekku. “John…. jangan dienjot dulu, ngilu….” rengekku lemas, tapi dia malah mempercepat enjotannya. Hal itu menyebabkan rasa ngilu di memekku berubah dengan cepat menjadi rasa gatal lagi. Tanpa diduga, gelombang orgasme yang lebih dahsyat dari sebelumnya meledak di selangkanganku. “John…. Ines nyampe lagi…..”, pekik ku dengan mata terpejam dan tanganku meremas pundaknya kenceng2. Dia kemudian menggulingkan tubuh sehingga dia sekarang berada diatas menindihku. “John, Inez lemes banget….”, lenguhku. Tapi dia gak memperdulikan lenguhanku, kayanya dia sudah mo keluar juga. “Nanggung Nez, bentar lagi aku udah mo kluar kok”. Sebatas kepala kontolnya gerakannya tertahan oleh otot memekku. Dia mencoba mengambil ancang-ancang dengan gerakan keluar masuk pendek kira-kira 3 kali sesudah itu dia mendorongnya dan kontolnya merambat pelan menggesek membelah dan menghunjam ke dalam memekku dengan mantap dan dibantu dengan berat badannya. Dia mencapai dasar memekku dan menggeseknya kasar tapi perlahan dan eranganku kembali membahana di dalam kamar.”Oohh….” Dia menarik kontolnya seperti irama biasa 6 pendek dan 1 panjang tapi kini dengan posisi sedalam-dalamnya hingga dia bisa mengulek bagian dalam memekku dengan leluasa tanpa hambatan. Tak sampai setengah menit, dia merasakan ada gerakan aliran dari pangkal kontolnya menuju ke palkonnya. Langsung aja dia mengenjotku dengan kecepatan tinggi, kontol besarnya dengan cepat dan keras menghunjam kluar masuk memekku dengan cepat. Tanpa bisa ditahan, aku mengalami orgasme lagi yang entah untuk keberapa kali. “John…. Inez nyampe lagi…”, teriak ku penuh kenikmatan, sambil kelonjotan di bawah tubuhnya. dia merasa denyutan yang luar biasa meremas-remas kontolnya dan semburan hangat dalam memekku membungkus seluruh batang dan kepala kontolnya. Dia terus saja menggenjot memekku dengan kontolnya. Rasa gatal di palkonnya pun semakin menghebat. Dan ledakan orgasmenya terjadi juga “Oooohhh…”, lenguhnya keras. dia tidak bisa mencegah suatu denyutan nikmat dalam kontolnya merambat cepat tidak tertahankan ke kepala kontolnya dan berakhir dengan semprotan peju langsung menembak didalam memekku dengan dahsyatnya, terasa muncrat beberapa kali, banyak banget pejunya yang keluar. Dia memeluk aku erat-erat dan tersungkur diatas tubuhku, lemas tapi penuh kenikmatan. “Nez, nikmat sekali maen ma kamu, memek kamu peret banget dan kedutan kamu itu lo, kerasa banget di kontolku”. “Inez juga nikmat banget John, kamu bisa ngegiring Ines nyampe beberapa kali sblon kamu crot”. Setelah reda, dia mencabut kontolnya dan terkapar disebelahku, dari memekku menetes tanpa henti cairan kental keputihan kerna memekku sama sekali tidak dapat menampung cairan kami berdua. kuliat kontolnya tetep ja gede panjang tapi dah terkulai. Kayanya kontolnya beda ya ma kontol orang kita, mang dah dari sono gede en panjang, jadi kalo ngaceng ya jadi keras aja, kalo dah ngecret tetep ja segitu gak mengkeret jadi pendek kecil. Badanku rasanya lengket banget kerna kringetku dan kringetnya, walaupun kamar ada ac nya tetep aja pertempuran itu menguras enersi habis2an sehingga kringet juga kaya diperes dari tubuh kami berdua. aku turun dari ranjang sementara dia masi ja terkapar terpejam. Aku mengambil air segelas dan langsung kutenggak habis, nambah segelas lagi, baru kerasa rada segeran badanku. Aku masuk ke kamar mandi dan langsung menyiram tubuhku dengan air dari shower. Karena terlalu dingin, kuatur keran mixernya sehingga air menjadi rasa hangat kerna bercampur air panas. Ku bersihkan seluruh tubuhku denga air, dari toket sampe ke memekku, kemudian kusabuni tubuhku dengan bath gel yang memang tersedia lengkap di kamar mandi itu. Kubilas lagi dengan air, kuatur lagi keran mixernya sehingga air menjadi lebih dingin, biar seger tubuhku, Dia masuk ke kamar mandi, masi telbul. Tanpa babibu, dia memeluk aku dari belakang, dia mencium leherku yang putih itu. “Ihh, geli John..” Dia nggak peduli, sambil jongkok malah terus menciumi kakiku sambil tangannya mengelus, kemudian sedikit demi sedikit terus ke atas, sampai kemudian dia menciumi leherku kembali. Dalam posisi berdiri dan setengah memeluk dari belakang, dia terus menerus menciumi aku yang sudah mulai terpejam dan menikmati sentuhannya. Kemudian tangannya menuju selangkanganku dan bermain-main dengan lembut pada bulu-bulu halus disekitar memekku. Sementara tangan satunya mulai meremas2 toketku, “Nez, aku pengen lagi”, bisiknya sambil menggigit telingaku. Wah ruar binasa napsunya, baru ja ngegarap aku sampe aku lemes banget dah napsu lagi. kontolnya terasa sudah keras banget terasa mengganjal di pantatku. “Kita maen di kamar mandi ja ya”. Dia minta aku nelungkup di wastafel yang besar, kemudian dia mencoba menyodok-nyodokkan kontolnya ke selangkanganku. Terasa geli ketika palkonnya menyentuh2 lubang pantatku. Dia kemudian merendahkan badanku sehingga aku menelungkup rapat di wastafel, pahaku dikangkangkan dan dia berusaha memposisikan palkonnya di bibir memekku. Aku menunggingkan pantatku untuk mempermudah usahanya memasukkan palkonnya kedalam memekku. Tiba-tiba dia malah jongkok di antara pahaku. Aku yang sebenarnya sudah bersiap-siap menyambut penetrasi kontolnya jadi tertegun. Aku melongok ke belakang dan kulihat dia memandangi memekku. “sshhhhh”, lenguhku ketika dia mulai mencaplok memekku dari belakang. Dilumatnya bibir memekku, sambil kedua tangannya sibuk meremas-remas pantatku. aku menjadi menggeliat2 dan kembali ber ah uh, apalagi ketika lidahnya mulai membelah masuk didalam memekku. Rasanya ruar biasa, “John, enak banget…..”, lenguhku. Sensasi gatal yang semakin digaruk semakin menggila rasanya, mendesak untuk dipenuhi. Aku sudah merasa, gak lama lagi akan mencapai orgasmeku lagi. Aku heran sekali, kok mudah banget aku mencapai orgasmeku sampe ber kali2 gini. Sepertinya tubuhku menjadi super sensitif terutama ditempat2 yang sering dia gerayangi. Cuma blon sampe tuntas dia menjilati memekku, dia dah gak tahan lebih lama lagi, langsung saja dia berdiri setengah membungkuk dan kembali memposisikan palkonnya di bibir memekku. Aku membantunya sambil menjulurkan tanganku ke bawah ke sela-sela pahaku menggapai kontolnya. Dengan pasrah dia embiarkan jemari lentikku menggenggam kontolnya dan mengarahkannya ke lubang memekku. perlahan dia memajukan pinggulnya, mendesak palkonnya masuk ke sela-sela gundukan daging basah ku. “Ukkhh”, lenguhnya ketika palkonnya mulai ambles melalui bibir memekku. Rasa nikmat dan hangat menjalar saat kontolnya masuk ke dalam memekku. Kemudian dia menyodok perlahan sekali untuk memberi nuansa yang lebih nikmat dan sensual, sementara dia memeluk aku dari belakang dan meremes lembut toketku, sambil terus mengecup tengkuk dan leherku. Perlakuannya membuat aku terpejam dan sekali-kali mengigit bibir, aku mendesah lembut. Dia ngentotin aku sambil berdiri dari belakang sambil memperhatikan aku dari kaca, melihat gocangan toketku, desahanku, dan ekspresi mukaku yang sensual, menambah gairahnya saat itu. Sambil mencengkeram pinggulku kuat-kuat, dia menarik pantatku kearahnya dan sekaligus mendorong kontolnya kuat-kuat ke dalam memekku. Langsung aja dia mulai bergerak cepat maju mundur menggesek liang memekku. Dan dalam sekejap, sensasi menuju puncak birahi muncul lagi. Sambil sekali-sekali meremas pantatku, dia menyodok memekku terus menerus yang kuimbangi dengan goyangan pantatku dan menekan ke pangkal kontolnya. Dia merasakan denyutan halus di dalam memekku. tangannya terus aja meremes2 toketku membuat aku dalam posisi nungging menyondongkan badanku ke belakang. “John, enakkkhh bangettt”, lenguhku. Dia merasakan denyutan di memekku yang kian terasa,kemudian aku mulai mengejang. Tidak sampai 2 menit dikocok2 “oooohhhhhh.. John, Inez nyampe lagiiii”, erangan orgasmeku pun terdengar, dibarengi oleh pinggul dan pantatku yang berkejut-kejut, sebagai reaksi atas memekku yang menyemburkan cairan orgasme membasahi palkonnya di dalam memekku. Aku tidak bisa berlama2 menikmati orgasmeku karena dia mulai bergerak memompa lagi. makin lama makin cepat genjotannya. seperti biasa, birahiku naik lagi dengan cepat. Aku pasrah aja membiarkan memekku dihajar oleh kocokan kontolnya dari belakang. Tidak sampai 5 menit sejak orgasme barusan, orgasme ku berikutnya meledak. “John…. kokk.. Inez nyampe lagiiiiiii”. Kali ini aku betul-betul lemas sampai telungkup di wastafel. “Lanjutin di ranjang Nez”. Terus dia gendong aku balik ke ranjang. Aku langsung direbahkan terlentang di ranjang. aku memejamkan mata sejenak sambil mengatur nafas pelan-pelan. Dia segera menindih aku yang masi ngos2n, aku membuka pahaku. Dengan penuh napsu dia kembali melesakkan kembali kontolnya ke meki basah ku, yang lagi-lagi diiringi oleh lenguhanku. Dia langsung menciumi toketku sambil melintir pentilku dan dia sedot pentil satunya. Sambil memeluk aku, dia menciumi seluruh area dadaku, tanpa kecuali bahu dan ketiakku. Sementara aku perlahan mengeliat-geliat dengan sekali-sekali memutar pantatku dengan halusnya tatkala kontolnya tertancap jauh di dalam memekku. Menit demi menit, suasana romantis tersebut bertambah nikmat dengan perlakuan kami berdua, goyanganku pun menjadi-jadi, dengan meningkatnya gairah kami berdua. Tatkala gerakanku bertambah cepat, dengan penuh semangat dia menggenjot memeku, toketku pun tidak lepas dari sasaran remasannya. Sesekali dicaploknya pentilku membuat aku kembali menggeliat2 keenakan. Aku meremas2 rambutnya, “terus John, yang cepet…..”, lenguhku kembali gak bisa menahan gelora napsu yang terus menghantam aku tanpa berhenti. Dia terus saja menggenjot memekku dengan cepat sambil meremas2 toketku. “Bentar lagi Nez, kita sama2 ya”, katanya dengan napas memburu. enjotannya makin gencar saja dan tak lama kemudian dia menyemburkan pejunya dengan dahsyat didalem memekku dan bersamaan dengan itu akupun mencapi orgasmeku lagi. “Nez, nikmatnya…..”, erangnya. “Iya John, Inez juga nikmat banget. Makasi ya John, hari ini kamu nganterin Inez ngerasa nikmat yang ruar biasa dari tadi”. Dia gak jawab hanya mencium bibirku lembut. Tanpa melepaskan pelukan, aku mengejang untuk beberapa saat dan menikmati yang baru terjadi. Dia membelai rambutku, mengecup kening dan bibirku yang terlihat sangat letih tapi terlihat cantik, walaupun terihat rambut seluruh muka dan tubuhku basah bermandikan keringat. Aku berbaring disebelahnya di ranjang yang sepreinya dah kusut. Dia memelukku dan mencium bibirku lembut. “Kamu cape ya Nez”. Aku ngangguk. “Abisnya kontol Kamu panjang gitu, kalo mentok jadi lebi nikmat” “Maulagi dong kamu”. Aku cuma ngangguk aja. “Cuma kamu kan dah cape, kalo toh kita maen lagi layanan kamu gak maksimal. Mending kita tidur ja, aku juga dah ngantuk. Kamu ngantuk gak”. “Aku kembali ngangguk, nyaman sekali dipeluk ma dia sambil dia ngelus2 rambutku. “Ya dah, kita tidur aja ya, kalo bangun dah seger baru kita mulai lagi ya sayang”. Dia mengecup bibirku pelan sekali lagi. Aku pun terpejam menikmati kulumannya di bibirku, tak lama lagi akupun terlelap dalam pelukannya. aku terbangun ketika terasa ada sesuatu yang mengilik2 pahaku. dia sedang nlungkup diantara kedua pahaku yang sduah terentang lebar. Kulihat diluar sudah terang, lelap banget tidurku dan dibangunkan oleh morning call berupa jilatan di pahaku. Dia tersenyum melihat aku terbangun. “Slamet pagi Inez, nyenyak sekali kamu tidurnya, dah seger sekarang”. Aku hanya mengangguk tersenyum. terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibirnya itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir memekku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar basah dan kasar itu menyentuh itilku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin. tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidahnya yang bolak balik menyapu belahan bibir memekku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidahnya bermain-main pada belahan memekku. Dengan tak dapat ditahan lagi cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam memekku dan dari cairan ini makin membuat dia makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang pantatku naik terus menyapu belahan bibir memekku sampai pada puncaknya yaitu pada itilku. dengan cepat memekku menjadi basah kuyup oleh cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam memekku. Dia minta aku nungging, rupanya dia pengen gaya dogi. Aku tengkurap, dengan pantat ditinggikan. Terdengar dia mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol., “Nez, kamu sexy sekali ya”, katanya sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu. Dia merenggangkan kedua kakiku, tangannya bergerak-gerak diselangkanganku dan bagian bawah memekku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku. Dia rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan kontolnya pada belahan kenyal pantatku. terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk kontolnya pada pantatku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. terasa sekarang serangan-serangan palkonnya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang menyentuh lubang pantatku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolan-cocolan palkonnya mulai terarah menyentuh bibir memekku. sodokan-sodokan palkonnya menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsuku. Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, dia mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga palkonnya yang telah terjepit diantara bibir memekku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam separoh kedalam memekku. jeritan panjang keluar dari mulutku. kepalaku tertengadah ke atas dengan mata terpejam serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. Bongkahan pantatkupun tak luput dari remasan tangannya. Setelah dia bergerilya di seluruh tubuhku, toketku yang terhimpit dengan kasur tidak luput juga dari remasan tangananya. Sodokan demi sodokan dia berikan serta keringat kami yang membanjir. dengan cepat mulai memompa kontolnya keluar masuk memekku. kontolnya yang baru masuk sebagian itu dengan cepat keluar masuk mengaduk-aduk lubang memekku. Walaupun hanya sebagian dari kontolnya yang masuk dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir memekku mengembang dan mencengkeram kontolnya dan itilku yang sudah mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana itilku terjepit dan tergesek dengan kontolnya yang besar dan berurat itu, ruar binasa nimatnya akibat gesekan itu. Aku mulai ber serenade wajib ah uh karena enjotannya itu. Perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan dan dari bagian memekku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh kontolnya yang besar panjang mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif didalam memekku tanpa ada yang tersisa satu milipun. Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam memekku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan kontolnya, cara gerakan pantatnya memompakan kontolnya keluar masuk ke dalam memekku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi. Dalam keadaan itu dia terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak. Dia membungkuk diatas badanku sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk , kemudian dia menciumi pundakku. gesekan kontolnya pada dinding memekku yang sudah sangat sangat kencang mencengkeram kontolnya, menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali. dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan olehnya. aku sudah tidak dapat mengendalikan diriku oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang dia berikan padaku. aku mendesah mengerang dan menggumam saking nikmatnya, sehingga akhirnya aku mengalami orgasme yang pertama yang benar-benar dahsyat di pagi ini, terasa badanku melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. orgasmeku itu membuat dia merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot memekku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot kontolnya, “Nez, kedutan memekmu kerasa banget di kontolku, gak pernah aku ngerasain maen senikmat ini, memek kamu peret banget deh”. kontolnya mulai membengkak, sementara gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, kelihatan dia akan mengalami orgasme, gerakan-gerakan yang liar dari kontolnya menimbulkan perasaan ngilu dan nikmat pada bagian dalam memekku. pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokannya yang makin cepat saja. “Ooohh.. John..Inez mau keluuuuaaar laaaggiii..” lenguhan panjang keluar dari mulutku mengimbangi orgasme kedua yang melandaku. “Nez kamu diatas ya skarang”, dia minta ganti posisi. Dia berbaring, kontolnya masi ngaceng dengan kerasnya. Aku segera memposisikan diri diatas kontolnya. Kukulum dan kujilati kontolnya seperti makan candy. Dari mulai biji pelir sampai lubang kontolnya tidak luput dari sergapan lidah dan kulumanku. Dia melenguh ketika aku mengulum kontolnya disertai dengan sentuhan gigi di ujung kontolnya. Setelah itu aku mengambil posisi berjongkok di atas kontolnya. Sambil mencengkram dan membimbing kontolnya ke arah lubang cintaku, sedikit-demi sedikit kontolnya masuk. Kemudian kutarik kembali, kugosok-gosokkan di sekitar lubang memekku dan kumasukkan kembali. Setelah amblas sampai biji pelirnya menyentuh bibir memekku, aku mulai menaik-turunkan tubuhku perlahan-lahan. Dia tidak tinggal diam. Diremasnya pantatku silih berganti yang kemudian beralih pada toketku. Aku bergerak naik turun dengan cepat kemudian memutar-mutar pantatku diatasnya. Kemudian aku menunduk untuk merapatkan tubuhku diatas dadanya, yang dia balas dengan dekapan mesra dan ciuman bertubi-tubi pada bibir dan leherku sambil memberikan sodokan keras dari bawah. Dia kemudian meminta aku untuk memutar tubuhku membelakangi dirinya. Dalam posisi tetap di bawah, dia dapat memelihat bongkahan pantatku mengocok kontolnya dengan mantap. Diapun dapat leluasa meremas pantatku dengan sekali-kali meremas-remas punggungku. Menit berlalu tanpa terasa, dengan posisi yang sama kami nikmati. Akhirnya dia minta ke posisi awal, aku telentang dan dia segera menaiki aku. Dengan gaya konvensional tersebut, dia ngentotin aku sambil memeluk erat tubuhku untuk mengakhiri sesi ini. Bermula dari dia yang mengejang sambil mendekap erat tubuhku serta mengigit leherku. Kemudian aku menyusul dengan mendekap punggungnya dengan himpitan kakiku yang erat pada pinggangnya, menambah pesona tersendiri bagi kami berdua karena menambah dalam masuknya kontolnya ke dalam memekku. Setelah itu dia memberikan ciuman mesra kepada ku. Badanku meliuk-liuk dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat erat , kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot paha mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot memekku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa buat dia karena kontolnya terasa dikempot kempot oleh lobang memekku yang mengakibatkan dia juga mengalami orgasme. Aku dapat merasakan semburan pejunya kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya terus menerus hampir selama 1 menit. Sambil ngecret dia terus menekan kontolnya sehingga itilku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang ketiga. Sarapan pagi yang melelahkan tapi memberikan kenikmatan yang luar biasa. Akhirnya aku telentang di ranjang ditindih tubuhnya yang besar. “John, Inez lemes anget deh”. “Tapi nikmat kan”. “Banget, kamu sendiri pagi ini nikmat gak?” “Sama Nez, nikmatnya ruar binasa. Aku blon perna ngerasain memek seperet memek kamu, mana kedutannya itu lo kerasa banget, bikin aku makin nikmat aja ketika ngecret. Makasi ya Nez untuk pagi yang nikmat ini”. “Lemes ni John, Inez jadi ngantuk lagi”. “Ya dah terusin tidurnya aja sampe siang, baru kita makan ya”. Dia mencium kudukku dan tak lama lagi aku kembali terlelap.