ASIH PERAWAN YANG TERKOYAK
” Asih hayuu ,,,, nanti keburu hujan ,,,”. Ajak bibi saat langit semakin menghitam di sertai suara petir yang mulai menyambar . ” Iyaa bi ,,, “. Dengan tergopoh aku semakin mempercepat langkah kaki ku menyusuri pematang sawah . Butiran air hujan mulai turun dan membasahi tanah di bumi yang ku pijak begitu juga dengan tubuh ku mulai basah terkena air hujan . Meski aku mempercepat langkah tetap saja aku terjebak dalam hujan yang semakin deras karena langkah ku yang terhalang kain batik yang aku pakai juga tangan ku repot mengais bakul nasi yang aku apit di pinggang ku . Langit yang tadi menghitam seakan marah dengan memuntahkan air hujan yang begitu deras membuat tubuh ku basah kuyup sehingga baju dan kain samping batik yang aku pakai menjiplak membungkus tubuh ku yang kedinginan . ” Asih ,,, sok kamu duluan saja yah ,,, bibi mah mau ke rumah bu haji inah dulu sekalian lewat mau nanyain pesenan emping jadi apa tidak nya ,,,, ” ucap bibi yang ku balas dengan anggukan seraya menyeka butiran air hujan yang mengalir di wajah ku . Bi nani adalah adik kandung dari ibu ku . Sudah hampir dua puluh lima tahun menikah dengan mang ikin namun belum juga di karunia keturunan hingga saat ini . Sehingga saat aku berusia dua tahun bi nani mengasuh dan mengangkat ku sebagai anak nya sebagai pancingan agar segera di beri keturunan . Karena ibu ku sendiri sampai saat ini sudah memiliki lima orang anak dan aku adalah anak ketiga dengan dua orang kakak perempuan dan dua orang adik laki laki . Ibu dan ayah ku memberi nama Asih . Dengan warisi wajah yang ayu dan kulit kuning langsat khas wanita dari ibu , aku menjelma menjadi primadona di kampung ku , sebuah kampung yang asri dengan penduduk mayoritas sebagai petani di kaki gunung ciremai . Di usia ku yang kini memasuki dua puluh tahun sudah banyak lelaki yang meminang ku untuk menjadi istri namun dengan halus aku selalu menolak nya karena aku belum siap untuk di persunting menjadi seorang istri dari lelaki yang tulus ingin menjadi imam ku karena aku merasa malu dengan diri ku sendiri . Aku merasa tak pantas untuk di pinang karena sebagai seorang gadis aku tak lagi mempunyai kehormatan yang seharus nya aku persembahkan kepada suami ku di malam pengantin . Kehormatan ku sudah di renggut dan terkoyak oleh orang yang membesarkan ku selama ini yang tak lain adalah mang ikin suami dari bibi ku . Mang ikin yang sudah aku anggap sebagai ayah ku sendiri justru tega merenggut kegadisan ku bahkan sampai saat ini pun tanpa sepengetahuan bibi dan juga orang tua kandung ku mang ikin masih terus menggauli ku dan membuat ku terjebak dalam pusara birahi yang ia ciptakan . Aku tak mungkin lupa malam itu . Malam dimana aku kehilangan mahkota kesucian ku . Meski sudah berlalu hampir empat tahun namun kejadian itu masih aku ingat dengan jelas sampai detik ini . Di hari kamis sore empat tahun lalu . Bibi pamitan pada ku untuk kembali ke rumah sakit menjaga nenek yang sudah lima hari di rawat di rumah sakit di kota . Karena bibi hanya dua bersaudara dengan ibu maka mereka bergantian untuk menemani nenek di rumah sakit . ” Asih ,,, bibi mau berangkat lagi ke rumah sakit gantiin ibu kamu ,,, nanti kalau si amang sudah bangun jangan lupa suruh makan dulu terus minum obat ,,,, “. Pesan bibi pada ku yang tengah berada di dapur membuat emping pesenan tetangga . Aku mengangguk mengiyakan dan menyalami bibi . Meski Bibi tampak lelah karena baru saja pulang dari sawah namun ia tetap pergi ke rumah sakit untuk gantian jaga dengan ibu sementara mang ikin sudah dua hari ini terserang demam mungkin masuk angin karena sudah tiga malam menginap terus di rumah sakit . Saat adzan ashar berkumandang pekerjaan ku membuat emping sudah selesai tinggal di jemur saja esok hari . Dan Aku pun beres beres di dapur . ” Amang sudah bangun ,,, “. Ujar ku melihat mang ikin jalan agak sempoyongan ke dapur . ” Iyaa sih sudah ,,,, “. Jawab nya duduk di kursi kayu . ” Makan dulu mang ,,, terus minum obat lagi kata bibi amang belum minum obat ,,, “. ” Iya nanti saja ,,,, amang mau mandi dulu ,,,, masakin air yaa buat amang mandi ,,, “. Pinta nya kembali berlalu dari dapur . Aku pun segera menyalakan kompor dan menuangkan air ke panci untuk di panaskan . Tak kurang dari lima belas menit air pun sudah mendidih . ” Air nya sudah matang mang ,,, mau mandi sekarang ,,,, “. Aku setengah berteriak dari dapur namun tak ada jawaban . ” Yeeeh ,,,, ai si amang kamana ,,, “. Karena mang ikin tak jua menyahut ku aku pun bergegas mengangkat panci untuk aku pindahkan ke ember di kamar mandi . Karena kedua tangan ku memegangi kuping panci aku pun mendorong pintu kamar mandi dengan kaki kanan ku . ” Astaghfirullah ,,,, ” . Kaget ku saat melihat amang sudah di kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat tengah berdiri sambil kencing menghadap persis ke arah ku dan panci yang pegang sedikit goyah sehingga air panas sedikit tumpah ke kaki ku membuat ku mengaduh panas . ” Adduuuhh ,,,,, “. Teriak ku Mang ikin pun sama kaget nya dan berusaha menutupi selangkangan nya . Karena kencing nya belum selesai sehingga air kencing nya terciprat ke paha nya . Aku menurunkan panci dan menaruh nya dekat ember dan aku segera membasuh kaki ku yang panas dengan air dari gayung . ” Pake odol as ,,, biar gak panas ,,,, “. Ujar mang ikin mendekat ke arah ku dan mengoleskan odol ( pasta gigi ) di kaki ku . Aku meniup niup kaki ku yang masih terasa panas dan aku tertegun saat menatap ke bawah . Mata ku bertabrakan dengan selangkangan mang ikin dimana kanjut ( kontol ) nya yang hitam menggantung lemas dengan dua telor yang besar di hiasi jembut yang hitam lebat . ” Amang ,,, iii ,,,, ituuh ,,, ” . Seru ku menunjuk selangkangan nya . Mang ikin refleks melihat arah yang aku tunjuk dan ia tampak salah tingkah . Sebelah tangan nya buru buru ia gunakan untuk menutupi kontol nya . Jarak kami yang cukup dekat hingga dapat ku rasakan hembusan nafas nya yang terasa panas menyapu kulit wajah ku . Entah kenapa berada dekat dengan mang ikin membuat ku merasakan getaran aneh yang mengaliri tubuh ku . Di tambah lagi untuk pertama kali nya aku melihat kontol mang ikin membuat sesuatu dalam diri ku berdesir dan membuat area selangkangan ku terasa basah . Memang bukan pertama kali nya aku melihat kontol lelaki . Sebelum nya secara tak sengaja aku pernah melihat suami kakak ku yang pertama saat ia ganti baju dan sempat melihat sekilas kontol nya namun tak sebesar kontol mang ikin yang baru saja aku saksikan. Bukan nya segera beranjak aku malah diam terpaku begitu juga dengan mang ikin ia menatap ku begitu lekat dengan tatapan aneh yang aku tak mengerti . ” Ya sudah ,,, amang mau mandi dulu ,,, ,, “. Ujar nya beranjak bangun membuat selangkangan nya berada persis di depan ku membuat ku melotot dan mulut ku terbuka melongo , mang ikin seakan sengaja memamerkan kontol nya yang tampak coklat kehitaman . Dengan jantung berdebar aku segera berlalu keluar kamar mandi dan masuk kamar ku . Nafas ku memburu cepat dan tubuh ku masih merinding dengan desiran aneh sama seperti aku duduk berdekatan dengan A burhan kekasih ku . Untuk ukuran gadis di kampung seusia ku sudah di anggap usia yang matang untuk menikah . Bahkan teman teman sekolah ku sudah ada beberapa yang melepas masa lajang nya . Bagi orang kampung pendidikan bukan hal yang terlalu penting apalagi bagi seorang perempuan . Sehingga banyak yang hanya lulusan SD termasuk aku . Karena tugas perempuan itu nanti nya di dapur , di kasur dan di sumur . Itu lah pemikiran bagi orang orang di kampung ku . Dan mengenal lawan jenis bukan sesuatu yang asing buat ku . Sudah setahun yang lalu aku menjalin asmara dengan A Burhan anak seorang juragan beras di kampung ku . Usia kami bertaut empat tahun lebih tua A Burhan . Dan saat ini A Burhan ikut membantu orang tua nya mengurus kios beras nya di kota . Hubungan ku dengan A Burhan masih sembunyi sembunyi karena aku takut keluarga A burhan tak merestui anak nya berpacaran dengan ku karena dari kabar yang aku dengar A Burhan hendak di jodohkan dengan anak teman bisnis orang tua nya . ” Masih sakit Sih kaki nya ,,,, “. Ucap amang membuat ku tersadar dari lamunan . ” Engg ,,,, enggak mang ,,,, udah enggak ,,,,, “. Jawab ku terbata . Mang ikin masuk ke dalam kamar ku dan duduk di pinggir ranjang . ” Nanti olesin lagi odol biar gak melepuh ,,,, “. Ucap nya mengelus kaki ku . Elusan tangan mang ikin membuat tubuh ku kembali merasakan desiran yang aneh . Sehingga nafas ku memburu terlebih elusan tangan mang ikin semakin naik ke atas betis ku . ” Amang ,,,, “. Ucap ku lirih . ” Bibi kamu mau nginep lagi di rumah sakit ,,,, ” . Tanya nya dengan senyum di bibir nya . Aku mengangguk pelan coba menguasai diri dari gejolak yang semakin hebat karena elusan mang ikin . ” Kamu sudah besar ya Sih ,,, udah perawan sekarang ,,, rasa nya baru kemaren amang ngerawat kamu ,,,, masih kecil ,,,, “. Ucap nya lagi dengan tangan masih mengelus lembut kaki juga betis ku . Bagai kena sirep aku hanya diam mematung tak bisa bergerak . Mang ikin tiba tiba memeluk dan mendekapkan kepala ku ke tubuh nya , sesuatu yang belum pernah ia lakukan pada ku sehingga hidung ku bisa mencium wangi sabun dari tubuh nya karena mang ikin hanya mengenakan singlet dan sarung . Dada ku semakin bergemuruh dan jantung ku berdetak tak karuan ketika mang ikin tiba tiba menjatuhkan tubuh ku ke kasur hingga kami bertindihan . Aku bagai orang linglung sama sekali tak berontak bahkan ketika ku rasakan sesuatu yang lembut dan basah mengecup pipi ku. Mang ikin mencium pipi ku sesuatu yang pernah ia lakukan hanya ketika aku masih kecil . Dan kini ia kembali lakukan namun dalam kondisi yang berbeda dimana pipi aku bukan hanya di cium nya tapi badan aku juga di tindih nya . Dan ciuman dari bibir nya bukan hanya sebatas di pipi ku tapi semakin melata ke hidung , mata bahkan kening ku pun tak luput dari kecupan bibir nya . Nafas ku semakin memburu dan tubuh ku semakin kaku . Kesadaran ku seakan buntu bahkan lenguhan mulai ku desahkan saat bibir mang ikin menyentuh bibir ku , mengecup dan perlahan melumat bibir ku . Lidah mang ikin terus merangsek masuk membetot lidah ku dan menyapu rongga mulut ku sehingga aku menggumam tak jelas . Tubuh ku bagai tersengat listrik bergetar dan menggelinjang ketika ku rasakan remasan di kedua payudara ku yang mengkal dan tak begitu besar . Remasan yang semula lembut berubah menjadi kasar begitu juga pagutan mang ikin di bibir ku semakin agresif membuat ku semakin keras menggumam dan melenguh . Aku sama sekali tak menyadari apa yang tengah mang ikin lakukan pada ku akan menghancurkan masa depan ku . Aku sama sekali tak berontak karena terbuai dengan gejolak nafsu yang mang ikin ciptakan hingga aku terseret dan mulai hanyut di gulung gelombang nafsu . Bahkan aku memejamkan mata ku dengan bibir mendesis desis saat ku rasakan sapuan lembut dan basah di pucuk payudara ku . Kombinasi remasan di susu kiri dan jilatan serta gigitan di susu kanan ku membuat ku semakin lupa diri hingga aku semakin mengerang dengan kedua tangan mencengkram sprei di samping tubuh ku . ” Aaaahhh ,,,,,, amangg ,,,,, ” aku merintih saat puting ku terasa ngilu karena terlalu keras di gigit nya hingga mata ku membuka . Perlahan kesadaran ku mulai kembali saat ku lihat tubuh ku sudah dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh ku . Entah kapan mang ikin menelanjangi ku aku benar benar terbuai oleh permainan nya . Beberapa bercak merah menghiasi kulit payudara ku dengan bekas liur yang tampak membekas di puting susu ku yang mencuat . Mang ikin melepas kaos singlet nya sehingga aku bisa melihat dengan jelas ketiak nya yang berbulu lebat saat kedua tangan nya terangkat . Mang ikin tersenyum simpul saat mendapati ku tengah memandangi tubuh nya yang gempal . Di usia nya yang hampir mendekati kepala empat badan mang ikin masih tampak gagah dengan dada gempal berkulit sawo matang kehitaman karena terbiasa kerja berat di bawah sinar matahari . ” Amaaanggg ,,,,, “. Aku mendorong tubuh mang ikin saat ia kembali menindih ku karena kini aku sadar dengan apa yang akan di lakukan nya . ” Ssssttt ,,,, ssssttttt ,,,,, “. Mang ikin memberikan ku kode agar aku kembali diam . ” Amaangg ,,,,, lepasiin ,,,,, “. Ronta ku lemah . ” Sssssttttr ,,,,,, ssssttttt ,,,,,, “. Mang ikin semakin kuat menindih tubuh ku dan bibir nya kembali melumat bibir ku bahkan tangan nya mengobel memek ku membuat tubuh ku tersentak . Tubuh ku kembali limbung dan menggelepar saat jari tangan mang ikin yang terasa kasar mengelus belahan memek ku dan menggesek itil ku membuat tubuh ku menggelinjang terserang nikmat yang baru kali ini aku rasakan . Melihat tubuh ku menggelinjang mang ikin semakin cepat menggosok memek ku bahkan ku rasakan jari nya mencolok dan mengorek lubang memek ku membuat tubuh ku semakin menggelepar bahkan ku rasakan lelehan hangat yang mulai merembes dari dalam memek ku . Nafas ku mendengus dan pinggul ku ku angkat secara refleks saat jari tangan mang ikin mencolok dan jempol nya menggesek itil ku dengan cepat membuat ku terlempar ke lembah nikmat yang tak bisa aku gambarkan dengan kata kata . ” Aaaahhhhh ,,,,,, amananghhhh ,,,,, “. Tubuh ku melengkung dan tangan ku mencengkram sprei semakin erat saat aku merasa seperti kencing namun begitu nikmat sekali hingga mata ku mendelik menyisakan putih nya saja . Nikmat yang membuat tubuh ku lemas dan lelah hingga nafas ku ngos ngosan bak habis lari marathon . Nafas ku putus putus dan aku setengah sadar rasa nya saat mang ikin beranjak turun . Di tengah kesadaran ku yang belum sepenuh nya ekor mata ku melihat mang ikin melepas sarung juga sempak nya menampakan kontol nya yang hitam . Kontol yang ku lihat tadi di kamar mandi dalam keadaan lemas menjuntai kini berdiri tegak dengan ukuran yang lebih besar lagi . Mang ikin kembali memposisikan diri di tengah kedua paha ku yang telah ia kangkangkan dan kembali menindih badan ku . Tubuh ku yang lemas membuat ku tak dapat berbuat banyak. Rasa geli ku rasakan di lubang memek ku saat mang ikin menggesekan kepala kontol nya di belahan memek ku yang terbuka merekah . ” Aawww sakitth ,,, aduuh sakiitt ,,, ” . Aku terperanjat dan menjerit saat rasa geli berubah menjadi rasa sakit di lubang memek ku . ” Ssssssttttttt ,,,,, sssssstttttt ,,,,, ” . Bisik mang ikin lagi membelai rambut ku yang mulai basah berkeringat . Ia menegakan badan nya dan ku lihat meludahi kontol nya dengan ludah . ” Saakiithh amang ,,, adduhh sakiittt ,,,,,,, “. Jerit ku lagi saat lubang memek ku terasa terbelah dengan sesuatu yang keras dan panas . Namun mang ikin semakin merapatkan tubuh nya dan mendorong pinggul nya dan menghentak kuat sekaligus hingga aku melolong kesakitan . ” Saaakiittttt ,,, aaaakkhhhh ,,, breet ,,, breett ,,,, ” . Aku memejamkan mata dan menggigit bibir ku menahan rasa sakit di bawah sana . Memek ku benar benar terasa sobek dan terkoyak hingga aku meneteskan air mata . ” Sakiiitttt amanghh ,,,, ” . Isak ku . ” Ssttttt ,,,,, tahan Sih ,,,,, cuma bentar sakit nya ,,,, udah masuk sekarang mah ,,,,, “. Mang ikin kembali memagut bibir ku dan kedua tangan nya meremasi payudara ku . Perlahan namun pasti rasa sakit mulai tergantikan dengan sengatan nikmat yang mulai kembali menjalar di tubuh ku . Pelan dan perlahan mang ikin mulai menggerakan pantat nya naik turun membuat memek ku kembali terasa perih dan ngilu . Desahan mulai terdengar dari bibir mang ikin yang terus melata menjilat dan menciumi leher , juga wajah ku dan genjotan nya pun semakin cepat dan keras hingga paha kami yang beradu menimbulkan suara yang khas di timpali derit ranjang yang tak mau kalah . Semakin cepat genjotan mang ikin semakin hilang rasa sakit yang tadi mendera ku terganti dengan rasa gatal yang silih berganti dengan rasa nikmat . Bahkan jauh lebih nikmat dari colokan jari mang ikin tadi . ” Aaaahhh ,,,,, nikmat banget Sih heunceut ( memek ) kamu ,,,, “. Racau mang ikin yang merem melek . Tangan ku kini tak lagi mencengkram sprei namun sudah memeluk punggung mang ikin yang basah licin karena keringat yang mulai membanjiri tubuh kami . ” Uuuhhhhh ,,,,, aahhhh ,,,, ” . Rasa gatal yang semakin kuat membuat naluri ku menuntun untuk ikut menggoyang kan pinggul ku hingga sesuatu di dalam memek ku semakin sering tersundul kontol mang ikin membuat kami berdua sama sama mendesah dan mengerang . ” Aarrrhh ,,,,,, aaaaooughhh ,,,,,, “. Aku kembali melenguh dan tubuh ku menggelepar saat aku merasakan kembali kencing nikmat membuat memek ku seperti meremas remas . Tubuh ku kembali terasa lems dan lunglai namun tidak dengan mang ikin ia justru semakin cepat dan keras memompa memek ku hingga badan ku terlonjak lonjak dengan nafas nya yang semakin memburu membuat rasa nikmat di dalam sana semakin kuat menyerang ku dan aku kembali di buat mengerang dan kencing nikmat kembali karena gempuran mang ikin . ” Aahhhh ,,,, amaanghh bucaat siih ,,, aahhhh amang mau muncraatthh ,,, ” . Racau nya keras namun aku tak mengerti apa yang di ucapkan nya . Mang ikin semakin cepat dan keras merojok memek ku dan ku rasakan semburan panas berkali kali di pintu rahim ku dan mang ikin pun bagai kerbau di sembelih menggeram keras dan menghentak kuat pinggul nya berkali kali sebelum ambruk menindih tubuh ku dengan nafas ngos ngosan . Suasana seketika hening dan gelap di sekeliling ku . Hanya dentang jarum jam yang terdengar nyaring . Aku coba mencari saklar lampu yang tak jauh dari ranjang ku . Aku terbelalak saat kamar ku di sinari lampu . Tubuh mang ikin masih menindih ku dengan badan tampak basah berkeringat . ” Amaangg ,,,,,, “. Pekik ku mendorong tubuh nya . Dan aku kembali terpekik dan kaget saat menyadari tubuh kami dalam keadaan sama sama telanjang bulat . Air mata ku tak bisa ku bendung saat d sprei ku lihat genangan sperma dan juga noda darah . Darah perawan ku yang telah di koyak mang ikin . ” Aammangg ,,,,, “. Pekik ku dengan tangis yang meledak . Mang ikin hanya terdiam bagai orang linglung . Ia berulang kali menatap wajah ku dengan sesekali mengusap wajah nya dengan kedua tangan nya . Tangis ku semakin pecah karena kini aku tak lagi memiliki kesucian yang harus nya aku jaga . Aku mendekap lutut ku dan menangis sejadi jadi nya . Adzan maghrib terdengar berkumandang seolah menjadi saksi hilang nya kesucian ku . ” Siih ,,,,, “. Ku dengar suara mang ikin seraya mengelus pundak ku .
” Asih ,,,,, “. Ucap amang lagi masih terus mengelus pundak ku . Aku tak menghiraukan nya karena aku larut dalam tangisku . Nikmat dunia yang beberapa saat lalu ku reguk kini berbalik menyakitkan dengan kenyataan pahit karena perawan ku telah hilang dengan terkoyak nya selaput daraku . ” Sudah Sih ,,,, semua sudah terjadi ,,,,,,, “. Ucap mang Ikin lagi seolah tak merasa berdosa membuat tangis ku kembali pecah saat kedua tangan nya mendekapku . Aku masih menangis tersedu sedu saat amang keluar dari kamar ku dan memunguti pakaian nya yang berserakan di lantai . Ingin rasa nya aku berteriak pada dunia yang kurasakan telah runtuh menyisakan puing puing kehancuran dalam hidupku . Aku marah pada diri ku sendiri karena dengan mudah nya aku terbuai dengan semua cumbuan amang . Bahkan aku sama sekali tak berusaha berontak justru aku menikmati hingga aku merasakan kencing yang begitu nikmat berkali kali . Dan ini bukan sepenuh nya Mang Ikin tapi karena kesalahan dan kebodohanku juga . ” Mandi dulu sana Sih ,,,, “. Seru Mang Ikin masuk kembali ke kamar ku dengan tubuh terbalut handuk . Seperti nya amang baru saja mandi karena tubuh nya masih terlihat basah . Aku menyeka air mata yang masih mengalir di pipi ku dan kembali mengenakan pakaian ku . Namun saat aku bangun aku merasakan perih dan ngilu di memek ku membuat ku meringis . ” Begini kah rasa nya sesudah di perawani ,,,, sakit sekali ,,, “. Bathin ku Dengan berjalan sedikit tertatih karena menahan rasa sakit di memek ku , aku beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan membuang semua kenangan buruk ini . Air mata ku kembali berlinang seiring guyuran air yang membasahi tubuh ku . Rasa perih di memek ku yang terbasuh air masih lebih perih lagi hati ku dengan kenyataan bahwa kini bukan gadis suci lagi . Aku perawan yang terkoyak . Bayangan bi Nani , Ambu dan Abah yang melintas di pelupuk mata ku membuatku kembali meraung dalam tangisan . ” Maafin Asih yang tak bisa menjaga kehormatan Asih ,,,, “. Sesal ku tak bisa membayangkan apa jadi nya bila orang tua juga bi Nani tahu aku sudah kehilangan keperawanan ku . Lama sekali aku menghabiskan waktu di kamar mandi sampai sampai ketika adzan isya berkumandang dari mushola yang tak jauh dari rumah aku masih belum selesai menyelesaikan mandiku hingga aku tak sempat menunaikan shalat maghrib karena terus meratapi kebodohan diriku . Aku kembali menghapus genangan air mataku dan berusaha menguatkan diri untuk ikhlas menerima apa yang sudah terjadi dalam hidupku . Ku basuh lubang memekku berkali berkali membersihkan dari ceceran sperma mang Ikin yang tadi tumpah ruah di dalam . Tak ku hiraukan rasa perih saat memek ku terkena air karena ku lihat memek ku bengkak merah dan mungkin saja lecet . Namun aneh nya saat aku menggosok itil ku ada sensasi aneh yang kembali membuat tubuh ku berdesir dan meremang . Semakin aku gosok gosok rasa nikmat kembali menjalari syaraf syaraf di tubuh ku mengalahkan rasa perih yang tadi ku rasakan . ” Asih ,,,, kamu gak apa apa ,,, “. Suara Mang Ikin dengan gedoran di pintu kamar mandi mengejutkan dan menghentikan aktivitas tanganku yang tengah menggosok itil ku . Aku segera menyambar handuk dan mengeringkan badanku . Saat aku keluar kamar mandi ku lihat mang Ikin tengah duduk di meja makan . ” Hayuu ,,, nanti kita makan sama sama ,,, “. Ajak nya namun aku acuhkan dan melewati nya begitu saja dengan kepala menunduk menyembunyikan wajah ku yang sembab . Hati ku kembali terasa teriris ketika ku lihat ranjang ku dengan sprei acak acakan dan noda putih kemerahan menggenang basah di atas sprei biru ku . Membuat perasaan ku kembali terkoyak dan mata ku berkaca kaca . Aku segera menarik sprei dan menggulung nya . Ku ganti kasur ku dengan sprei yang baru berharap hidup aku pun kembali baru . Kaki ku menginjak sesuatu saat aku tengah memasang sprei ku . ” Apa ini ,,,, “. Pikir ku dan mengambil nya . Rupa nya sempak mang Ikin yang tertinggal atau ia sengaja meninggalkan nya di kamar ku . Saat tangan ku memegang sempak itu kembali terlintas kontol hitam mang Ikin membuat diriku kembali merasa marah bercampur dengan rasa birahi membuat nafas ku terasa memburu dengan tangan mengepal dan meremas sempak mang Ikin yang berada dalam genggaman ku . ***** ” Kamu kenapa gak makan ,,, “. Tanya Mang Ikin dari pintu kamar ku yang di buka nya . Tak ada jawaban dariku yang tengah berbaring membelakangi nya . Hingga ku dengar langkah kaki yang mendekat ke arah ranjang . ” Makan dulu sana ,,, nanti kamu sakit ,,,, “. Suara amang lagi sambil mengelus rambut panjang ku yang terurai . Aku masih diam membisu hingga dapat ku dengar mang ikin menghembuskan nafas panjang . ” Semua sudah terjadi ,,, Maafkan amang Sih ,,, “. Ujar nya lagi dengan suara lirih kembali menggores hati ku . Ku rasakan dekapan hangat di tubuh ku saat tangan mang Ikin melingkar di tubuh ku membuat tubuh ku terguncang karena tangisan yang aku tahan . Mang Ikin membalikan badan ku dan jari tangan nya menghapus air mata yang menetes dari ujung mata ku. ” Maafin Amang Asih ,,,, “. Ucap nya parau mengecup kening ku . Tangis ku kembali meledak dalam dekapan nya hingga air mata ku membasahi baju yang di kenakan Mang Ikin karena mang ikin terus memeluk tubuh ku . Tak ada yang kami ucapkan hanya hening dan suara isak tangis ku hingga aku lelah menangis dan akhir nya terlelap . Aku terjaga saat ku rasakan tubuh ku di gerayangi dan aku terkesiap saat menyadari mang Ikin masih memeluk tubuh ku . Kini aku dalam posisi membelakangi nya dan tangan kanan ikin yang memeluk ku terus menggerayangi dan mengelus bagian depan tubuh ku . Tangan nya yang tadi meremasi payudara ku dari luar bajuku kini tangan nya sudah menelusup masuk ke balik rok yang menutupi bagian bawah tubuhku . Dengan terampil tangan nya mengelusi jembut ku yang masih tipis hingga tubuh ku menggelinjang . Ingin rasa nya aku memberontak namun sengatan birahi yang mulai menjalari tubuh ku membuat ku terdiam kaku terlebih saat tangan mang Ikin mulai kembali menggosok itil dan mengobel memek ku membuat nafas ku kembali memburu . Tangan mang ikin semakin lincah mengocok lubang memek ku dengan jari nya hingga tubuh dan nafas ku tersengal sengal . Kenapa aku tak menghentikan aksi nya . Karena ku rasa percuma saja semua nya sudah terlambat , aku sudah ternoda dan perawan ku sudah terkoyak . ” Aaaarrrhhhhh ,,,,,, ” . Erang ku panjang dengan tubuh melengkung dan tangan ku mencengkram tangan Mang Ikin yang terus merojok lubang memek ku dengan jari nya . Memek ku kembali menyemburkan kencing nikmat yang membuat mata ku mendelik dan tubuh ku lemas seketika . Selangkangan ku terasa basah kuyup karena ulah tangan mang Ikin . Mang Ikin membalikan tubuh ku menjadi terlentang dan ia merangkak menaiki tubuh ku yang terbaring pasrah . Mata kami saling bertatapan membuat hati ku bergetar dan mang ikin mengelus lembut pipiku dan menundukan wajahnya mendekat ke wajah ku hingga nafas kami terdengar jelas satu sama lain . Dapat ku rasakan nafas memburu mang ikin menerpa hidung ku . Tak ada kata yang terucap dari bibir kami hanya mata kami yang terus bertatapan seolah kami tengah berkomunikasi . Mang Ikin menegakan badan nya dan menganggukan kepala seolah meminta izin dengan apa yang akan di lakukan nya . Aku memejamkan mata saat mang Ikin menarik lepas kaos nya dan sempat ku lihat dada gempal juga ketiak berbulu nya membuat desiran nafsu ku kembali bergolak . Sesuatu yang hangat dan keras ku rasakan menggesek lubang memek ku membuat tubuh ku menggelinjang nikmat . Perlahan bulatan keras itu mulai menerobos masuk lubang memek ku yang sudah basah . ” Aaaakhhhh ,,,”. Rintih ku saat kepala kontol mang Ikin mulai membobol lubang ku . Masih terasa perih namun tak seperih dan sesakit tadi sore . Bahkan bulu di tubuhku , ku rasakan merinding seiring masuk nya kontol mang Ikin senti demi senti semakin dalam hingga terasa mentok di pintu rahim ku . ” Aaakkkkhhhhhh ,,,,,, ” . Lenguh ku saat memek ku terasa penuh hingga aku membuka mata . Sempat ku menoleh ke bawah tubuh ku dan di bawah sana terlihat paha ku yang mulus beradu dengan paha mang Ikin yang hitam penuh bulu dan selangkangan kami menyatu hingga jembut lebat mang ikin menempel di atas memek ku yang tengah di sumpal kontol nya . Mata kami kembali bertatapan dan aku meringis saat mang ikin mulai menggenjot . ” Masih sakitt ,,,,? “. Tanya nya parau namun aku hanya menggeleng dan kembali memejamkan mata . Memek ku berdenyut denyut mencengkram kuat batang kontol mang Ikin yang berada di dalam nya . Tak ada lagi rasa sakit dan perih seperti sebelum nya selain rasa gatal yang menggelitik setiap kali kulit kontol mang ikin bergesekan dengan lorong memek ku dan denyutan nikmat yang membuat ku tak kuasa lagi untuk menahan erangan . ” Aaahh ,,,, aaahhh ,,,, aahhh ,,,,, “. Mang Ikin semakin cepat menggenjot ku membuat ku semakin keras mendesah yang sesekali di sahuti erangan mang ikin . Lidah dan mulut mang ikin terus mencumbu dan menjilati bagian atas tubuh ku membuat ku semakin kelojotan di serang nikmat yang bertubi tubi . Rasa nya jauh lebih nikmat dari yang pertama tadi . Rasa gatal yang semakin menggelitik membuat ku ikut memutarkan pinggul ku hingga mang ikin mendengus keras dan semakin keras pula merojokan kontol nya hinga aku megap megap . ” Aaakhh ,,,, aaarrhhhh ,,,, “. Deritan ranjang juga Desahan dan erangan kami seolah menjadi bahasa persetubuhan ini . Dengan naluri ku tanpa belajar sebelum nya aku ikut bergoyang lincah menjemput puncak nikmat yang ku rasa tak lama lagi akan aku raih . ” Aaaarrrhhhhhh ,,,,, ” . Erang ku panjang dengan mencengkram pundak mang Ikin seolah melampiaskan rasa nikmat juga amarah ku pada nya . Bak ikan kehabisan air tubuh ku kelojotan di bawah tindihan mang ikin . Aku ngos ngosan dan badan ku bersimbah keringat . Tubuh ku terasa ringan dan tulang tulang ku serasa di lolosi kesadaran ku hilang selama beberapa menit dengan nafas tersengal sengal. Aku pikir semua nya telah berakhir karena tak ku rasakan lagi genjotan mang ikin . Dengan sisa tenaga aku kembali membuka mata dan yang pertama aku lihat wajah mang Ikin yang merah padam dengan bulir keringat di wajah nya . Mang ikin mengelus lembut rambut ku dan melumat bibir ku . Pinggul nya kembali turun naik menggenjot memek ku yang terasa ngilu . Rupa nya permainan ini belum berakhir bahkan lebih panas dan liar dari sebelum nya . Kedua kaki ku di sampirkan di pundak nya membuat mang ikin lebih leluasa bergerak mengentoti ku . Hentakan dan sodokan nya yang begitu bertenaga membuat kontol nya terasa masuk begitu dalam menembus hingga ulu hati ku . Dalam hitungan menit aku kembali di buat kejang kejang oleh mang ikin hingga tubuh ku benar benar lemas rasa nya . Sementara mang ikin dengan perkasa nya terus menggenjot ku semakin cepat dan buas hingga aku hanya bisa melenguh dan merintih menerima sodokan nya . ***** ” Asiihh ,,,, “. Teriak seorang wanita membuyarkan lamunan ku yang tengah berteduh di dekat rumah kosong. ” Aeeeh Titin ,,,, kamu tos timana ,,, “. Balas ku melihat Titin yang berjalan mendekat ke arah ku dengan perut nya yang buncit . ” Ya Allah Asih ,,, kamu kenapa hujan hujanan begitu ,,,, “. Titin malah balik bertanya . ” Biasa Tin ,,,, habis dari sawah bantuin Bibi ,,, eeeh keburu hujan ,,,, ai Titin tos timana bukan nya diam di rumah ibu hamil mah ,,, “. Ujar ku melempar senyum . ” Tos ti rumah emak ,,, kan lusa mau tujuh bulanan ,,, “. Jawab nya. ” Ya Allah gak kerasa ya sudah mau tujuh bulanan lagi ,,,, sing sehat dan lancar persalinan nya nanti ,,,, “. Balas ku mengelus perut Titin . ” Aamin Ya Allah ,,, nanti Asih ke rumah yaa lusa nya bantuin bikin rujak ,,,, “. Aku mengangguk siap dengan tetap tersenyum . Aku mengelus perut ku sendiri dan meratapi nasib ku . Andai saja aku tak kehilangan kehormatan ku mungkin saat ini aku juga sudah menikah dan bahagia seperti Titin yang usia nya sepantaran denganku . Namun setidak nya aku bersyukur karena perut ku masih kempes . Meski selama hampir empat tahun ini aku terus di gauli sama mang Ikin dan memek ku terus di sirami pejuh nya , namun aku tak hamil . Dan aku tak mau itu sampai terjadi karena akan menambah aib buat aku juga keluargaku . Tapi terkadang aku sering berfikir . Mungkinkah mang Ikin itu yang mandul sehingga aku tak hamil meski terus di entoti nya . Tapi dari cerita Ambu ku bi Nani lah yang tak bisa punya keturunan . Tapi entahlah aku tak mau ambil pusing mungkin saja bi Nani dan Mang Ikin sama sama tidak subur . ” Yeee malah bengong ,,, Asih kapan nyusul ,,,, “. Seru Titin menyenggol tubuh ku yang berjalan di samping nya . Titin menawarkan ku untuk mengantarkan aku pulang dengan sepayung berdua . Aku sempat menolak karena kasihan dengan Titin karena rumah kami tak searah namun ia keukeuh memaksa akhir nya aku tak bisa menolak nya . ” Nyusul apa ,,,, nyusul hamil ??? “. Tanya ku asal ucap . ” Yaaa kawin dulu atuh Asih ,,, masa langsung hamil saja ,,, “. Balas nya tertawa membuat wajah ku memerah. ” Buru atuh Sih nikah ,,, kamu tunggu apalagi ,,,, calon nya juga sudah ada kan ,,, “. Goda Titin memainkan alis nya . ” Doain saja Tin semoga Asih juga cepat dapat jodoh dan segera nikah ,,,, “. Timpal ku . ” Bukan nya jodoh nya sudah ada ,,, cuma kamu nya saja yang masih nunggu nunggu ,,,, “. ” Siapa jodoh ku ,,,, ??? “. ” Ya si kang Burhan atuh Asih ,,, sok Titin mah setuju dan ngedukung seribu persen Asih nikah sama kang Burhan ,,,, kalian pasangan yang serasi pisan ,,,, rappi ahmad sama nagita salapina mah kalahh ,,,, “. Cerocos nya . ” Aah Titin mah bisa wae ,,,, “. Ujar ku tersenyum kecut . Setiap kali aku mendengar nama A Burhan apalagi bertemu dengan nya hati ku terasa pedih dan teriris . Aku tahu A Burhan begitu serius ingin mempersunting ku menjadi istri nya sampai ia mau menunggu kesiapan ku selama empat tahun ini . Bahkan ia kini sudah menjelma menjadi pedagang beras yang sukses mengikuti jejak ayah nya . Tak sedikit gadis kampung ku maupun kampung tetangga yang ingin di pinang oleh nya . Namun tak pernah ia gubris karena A Burhan justru menginginkan ku menjadi pendamping nya . Selama empat tahun ini aku tak pernah memberi kepastian yang jelas pada nya . Pernah aku meminta nya untuk menerima perjodohan orang tua nya karena aku merasa diri ku tak pantas bersanding dengan nya di pelaminan . Karena aku tak pantas untuk nya . Aku sudah kotor , aku sudah ternoda aku perawan yang sudah terkoyak . Namun A Burhan dengan tegas akan terus menunggu ku sampai aku siap . Aku sendiri tak bisa membohongi perasaan ku . Aku mencintai nya dan ingin bersatu dalam ikatan yang syah sebagai suami istri dengan nya . Wanita mana yang tak ingin di nikahi oleh lelaki yang tak hanya tampan tapi juga sudah mapan dan dari keluarga terpandang , Tapi apa daya Tak mungkin aku mempersembahkan tubuh ku di malam pengantin nanti untuk nya dalam keadaan yang sudah tak suci lagi . Aku sudah begitu kotor . Tubuh ku sudah empat tahun terus di kotori dengan noda dan ceceran sperma mang ikin . Tubuh dan memek ku sudah koyak oleh mang ikin . Meratapi itu aku hanya bisa menangis seorang diri tak tahu harus berbagi dengan siapa . ” Tuuuh kan Malah bengong lagi Asih mah ,,, kurang apa coba Sih A Burgan itu ,,, sudah kasep ,,, mapan dan juga dari keluarga berada ,,, di jamin kamu gak bakalan hidup susah ,,, kamu gak perlu ke sawah dan kotor kotoran lagi kayak sekarang ,,,, “. Cerocos Titin . ” Gak tahu lah Tin ,,,, “. Jawab ku pasrah pada nasib yang sudah tertulis untuk ku . ” Yawdah atuh ,,,, jangan lupa ya nanti lusa ke rumah bantu bikin rujak ,,,, “. Ujar nya karena aku sudah sampai di depan rumah . ” Iyaa Tin ,,,, nuhun yaa sudah nganterin ,,,, hati hati di jalan nya ,,, “. Ucap ku yang di balas dengan acungan jempol oleh Titin. Rumah masih sepi karena mang ikin pun belum pulang . Saat ini ia tengah kerja di kampung sebelah di ajak sama mandor hasan jadi tukang bangunan . Mang ikin selain ke sawah ia juga sering bekerja serabutan . Kadang jadi kuli bangunan kadang juga jadi kuli panggul kalau musim panen . Apapun pekerjaan nya ia lakukan untuk menafkahi kami . Ya aku dan bi Nani yang bagi nya sudah sama sama menjadi istri nya meski tak ada pernikahan antara aku dan mang ikin . Tapi malam malam ku dengan mang ikin selalu panas dengan regukan nikmat layak nya suami istri . Aku segera mandi dan berganti pakaian agar tidak masuk angin karena kedinginan . Dan segera beranjak ke dapur memasukan Suluh ke dalam Hawu dan menyalakan api nya untuk memasak air juga menghangatkan tubuh denga siduru di hawu . ( Suluh = kayu kering untuk di bakar Hawu = Tungku terbuat dari tanah sebagai tempat menyalakan api dan juga memasak di atas nya Siduru = Menghangatkan badan dengan cara mendekatkan diri ke dekat hawu yang sedang penuh dengan api dari kayu kering yang terbakar ) . ” Eeehh ,,,, amang sudah pulang ,,, “. Ujar ku saat mang Ikin masuk dari pintu belakang dekat dapur . ” Iyaaa ,,,, “. Jawab nya singkat dengan tubuh menggigil kedinginan . ” Bibi kamu kemana ,,, ” . Tanya nya ” Tadi mah mampir dulu ke rumah bu haji nanyain pesenan emping ,,,, “. Jawab ku mengasurkan kayu kering ke dalam hawu . ” Tolong ambilkan handuk Sih ,,,, “. Ujar nya membuka baju nya yang basah kuyup . Aku segera beranjak ke ruang tengah mengambilkan handuk . ” Amang mah kebiasaan iihhh ,,, “. Seru ku melihat nya sudah telanjang bulat di dapur dengan kontol mengkerut kedinginan . ” Aaahh kayak yang baru ngelihat wae ,,,, “. Jawab nya santai sambil tersenyum . ” Kalau bibi lihat kan gak enak ,,,, “. ” Pan bibi kamu nya juga gak ada ,,, “. Balas nya lagi mengelap badan nya yang basah , aku hanya menggelengkan kepala . ” Niiiih ,,,, “. Mang Ikin menyodorkan kresek hitam kecil ke arah ku . ” Naon mang ,,, “. Tanya ku seraya menerima bungkusan hitam itu . ” Biar heunceut ( memek ) Asih tetep rapet dan keset ,,, “. Bisik nya sambil berlalu . Aku tersipu malu sambil memandangi daun sirih yang terbungkus kresek hitam itu. ” Dasaaar mang ikin ,,,, “. Senyum ku .
Mang Ikin berlalu ke kamar mandi , aku berlalu ke dalam kamarku untuk menyimpan daun sirih . Sengaja aku selalu menyimpan daun sirih di bawah lemari pakaian ku dan menyimpan godokan air daun sirih nya pun di dalam lemari bagian bawah agar tak di ketahui oleh bibi . Aku tak mau bibi mempertanyakan perihal air daun sirih itu jikalau bibi tahu hampir setiap hari aku meminum nya . Atas saran dan permintaan mang Ikin aku selalu rajin meminum air godokan daun sirih itu meski terasa sedikit pahit dan ada rasa getir di lidah . Dan setiap mandi aku selalu sempatkan membasuh memek ku dengan air daun sirih untuk cebok . Biar tetap rapat dan keset ujar mang ikin . Dan memang ku rasakan memek ku tetap kencang dan terasa selalu kesat meski sudah berapa ratus kali memek ku di gempur kontol mang Ikin selama empat tahun ini . Aku masih di dapur menunggu air masak dan tengah merebus singkong untuk mengganjal perut yang lapar sembari terus siduru menghangatkan badan . ” Dingin ya sih ,,,, “. Ujar mang Ikin yang sudah mendekap ku dari belakang . Aku hanya mengangguk mengiyakan sembari memeluk dengkul . ” Urang haneutan yuuk ,,, ( kita angetin yuuk ) ,,,, “. Ajak nya dengan tangan mengobel memek ku yang tak mengenakan celana dalam . Sejak perawan ku terkoyak oleh nya tak ada lagi batasan antara aku dengan mang Ikin . Meski hubungan kami masih seperti layak nya paman dan keponakan tapi di balik itu ada norma sosial yang kami dobrak dimana tanpa ada orang yang tahu . Kami selalu melakukan hal yang seharus nya hanya di lakukan oleh pasangan suami istri yang sah . Aku yang awal nya merasa menyesali nasibku namun kini justru menikmati dengan apa yang tertulis dalam suratan takdir ku . Aku sama sekali tak pernah menyalahkan mang Ikin aku tetap menghormati nya sebagai orang tua dan melayani tak ubah nya sebagai istri melayani suami nya . Bahkan aku sama sekali tak keberatan saat mang ikin meminta ku untuk tidak memakai celana dalam kalau berada di rumah . Kebiasaan ku yang keseharian nya sering memakai kain samping batik ketika di rumah membuat ku tetap merasa nyaman meski aku tak bercelana dalam . Mang ikin sengaja meminta ku untuk tidak memakai celana dalam agar ia lebih mudah mengobel dan memainkan memek ku seperti yang sedang di lakukan nya sekarang . Mang ikin sangat suka sekali mengobel memek ku hingga aku kelojotan dan basah dengan cairan orgasme . Kami yang tak memiliki kebebasan untuk melampiaskan nafsu selalu mencuri waktu dan juga kesempatan ketika situasi di rasa aman untuk kami berbagi birahi tak perduli dimana itu baik di ruang tamu , maupun dapur seperti sekarang selagi di rumah tak ada bi Nani . ” Oouuhhhh ,,,, ” . Aku melenguh dan hampir saja orgasme namun aku gagal mencapai puncak dengan permainan jari tangan mang Ikin ketika ku dengar suara bibi bercengkrama dengan tetangga . Mang ikin buru buru berlalu keluar dari dapur dan aku pun segera membenahi pakaian ku yang sempat acak acakan karena perbuatan mang ikin . ” Masak naon geulis ,,,, ” . Seru bibi ketika pintu dapur terbuka . ” Eeehh bibi ,,,, lagi ngerebus singkong ,,, “. Balas ku melempar senyum menutupi kegugupan ku . Merasa bersalah dan berdosa pada bibi tentu saja . Sebagai seorang wanita yang begitu halus hati nya aku sering sekali merasa di hantui perasaan yang begitu amat bersalah dan ingin mengakhiri semua ini . Tapi nafsu buta sudah menjerat ku dan mang Ikin sudah membuat ku ketagihan dan gila seks sehingga aku pun tak pernah bisa menolak saat mang Ikin minta di layani . Bahkan aku pernah merasa panas hati saat tengah malam aku terbangun kebelet pipis dan mendengar erangan tertahan dari kamar mang Ikin dan Bi Nani . ***** Malam belum begitu larut . Namun suasana kampung yang lumayan jauh dari pusat kota membuat malam sudah terasa sunyi di tambah suasana dingin sehabis di guyur hujan deras membuat semua warga kampung lebih betah bersembunyi di balik selimut menghangatkan dan mengistirahatkan badan sehabis bekerja keras seharian . Aku beserta mang Ikin dan bi Nani tengah duduk bersama di ruang tamu sembari menikmati alunan lagu dangdut dari radio yang satu satu nya memjadi hiburan di rumah ini . Karena mang ikin tak punya TV . TV di kampung ini masih sesuatu yang mewah dan hanya di miliki oleh orang orang tertentu saja . ” Sih ,,,, tadi pagi bibi ketemu sama jang Burhan ,,,,, “. Ucap bibi sembari menyisir rambut ku yang terurai panjang . ” Dimana ,,, “. Tanya ku pelan ” Pas mau ke sawah ,,,, jang Burhan namyain kamu ,,,, “. Aku hanya terdiam dan menunduk merasakan rasa sesak di dada dan rasa sakit yang tiba tiba terasa nyelekit di hati . ” Jang Burhan seperti nya benar benar serius mau meminang mu geulis ,,, bibi mah sangat setuju pisan kalau kamu menikah sama jang Burhan ,,, begitu juga Abah sama Ambu kamu ,,,”. Ujar bibi lagi menyanggul rambut ku membuat wajah ku terasa panas dan mata ku berkaca kaca . ” Saran bibi mah ,,, gak ada salah nya kamu segera menerima pinangan jang Burhan ,,, karena bibi perhatikan kamu juga menyukai jang Burhan ,,,, lebih cepat lebih baik geulis kalau kamu sudah yakin dan mantap mah ,,,”. ” Asih ragu bi ,,, “. Suara ku tercekat ” Ragu kenapa lagi ,,, umur kamu sudah cukup buat nikah ,,, apan teman teman kamu juga sudah pada menikah ,,, “. Ujar bibi mengangkat dagu ku . Bibi mengelus rambut ku penuh kasih hingga aku tak kuasa menahan air mata yang menetes . Ingin sekali aku membuka mulut dan bercerita dengan lantang kalau aku ragu karena aku merasa A Burhan tak akan mau menerima diri ku yang sudah kotor ini . Namun bibir ku terasa kaku dan lidah ku kelu . ” Asih masih ragu ,,,,, “. Hanya kata itu yang terucap dengan gelengan di kepala ku . Bibi mengusap lembut air mata ku yang jatuh dan memeluk tubuh ku . ” Coba kamu shalat istikhoroh geulis ,,,, minta petunjuk sama Gusti Allah ,,, biar hati kamu tak merasa ragu lagi ,,,, “. Nasehat bibi terdengar sejuk di telinga ku . ” Geus atuh nyai ,,, kalau si Asih belum siap buat kawin mah ya gak usah di paksa ,,, “. Celetuk mang Ikin dengan nada tinggi membuat ku menatap ke arah nya yang dari tadi asik menikmati rokok juga kopi hitam nya . ” Bukan nya maksa akang ,,, nyai mah cuma menasehati dan meyakinkan Asih untuk menentukan pilihan nya ,,,, “. Bela bi Nani . ” Saruaaa waee ,,, ( samaa sajaa ) ,,,, “. Bentak mang Ikin bangkit dan membanting pintu kamar nya . ” Yeeehhh ,,,, amang kamu mah kabiasaan ,,,, sok ambek teu puguh ,,,, lain na mantuan mere pepeling ,,,, ( yeeehh ,,,, amang kamu mah kebiasaan ,,, suka marah tak jelas bukan nya bantu kasih saran ) ,,, “. Ujar bibi geleng geleng kepala dengan raut wajah kesal . Mang Ikin memang terlihat tidak suka setiap kali bi Nani menanyakan perihal A Burhan maupun tentang perkawinan ku . Mungkinkah mang Ikin tak rela jika aku di persunting orang lain . ” Sudah lah atuh bi ,,,, kita istirahat saja ,,, besok kita kan mesti bangun pagi pagi ,,, bikin emping pesenan bu haji ,,,, “. Timpal ku berusaha tersenyum . ” Jangan lupa shalat istikhoroh ,,, “. Pesan bibi lagi yang ku anggukan . Mata ku sulit aku pejamkan mesti jarum jam sudah menunjukan angka sebelas malam . Aku terngiang akan kata kata bibi agar aku segera menentukan pilihan . Bukan pilihan yang membuat ku merasa ragu dan bingung tapi justru keadaan diri ku yang membuat aku ragu dan tak bisa menentukan masa depanku sendiri . Terus Memikirkan hal itu membuat kepala ku terasa sakit sampai akhir nya aku tertidur dalam gelisah . ***** ” Sih ,,,, bangun geulis ,,,, “. Suara bibi membangunkan ku dari dalam mimpi . Aku menggeliat dan mengucek mata ku seraya mengumpulkan nyawa dan kesadaran ku . ” Bibi mau ke mushola ,,, nasi lagi di angetin sama bibi lagi masak air ,,, “. Pesan nya melempar senyum . Aku mengangguk mengiyakan . Inilah rutinitas ku . Setiap jam empat pagi bibi membangunkan ku ketika ia hendak shalat subuh berjamaah di mushola dengan meninggalkan nasi yang tengah di masak dan juga air untuk aku gantikan tugas nya di dapur . Bibi rajin beribadah . Setiap shalat maghrib dan subuh selalu berjamaah di mushola yang tak begitu jauh dari rumah . Dan setiap kali ada acara pengajian bibi selalu menyempatkan untuk hadir . Aku yang tidur larut malam merasa badan ku sedikit lesu dan lemas karena tidur ku tak cukup . Namun aku tak boleh bermalas malasan segera bangkit menju dapur . Aku membasuh muka biar segar karena adzan subuh masih setengah jam lagi . Saking asik nya mengasur suluh sampai tak menyadari amang sudah berdiri di pintu dapur . Rambut nya yang sudah lumayan gondrong masih tampak kusut . Begitu juga wajah nya dengan kumis dan jambang yang belum di rapihkan nya . ” Bibi kamu sudah ke mushola ,,,”. Tanya nya memandang ku . ” Sudah berangkat tadi ,,, “. Mang Ikin berlalu lagi mungkin hendak ke kamar mandi . Tak lama ia kembali ke dapur dengan wajah yang basah dan tampak segar . ” Matiin dulu api nya ,,,, ” . Bisik nya seperti biasa . Aku mengangguk mengiyakan . Inilah rutinitas pagi ku menyambut hari dengan di awali melayani nafsu birahi mang Ikin yang menggelegak setiap fajar mulai menyingsing . Sudah menjadi kebiasaan kami hampir menjelang subuh seperti sekarang ini kami manfaatkan untuk berbagi lendir kenikmatan . Waktu satu jam setengah bisa kami gunakan untuk ngentot selama bibi di mushola bahkan kadang mang Ikin sampai dua kali menaiki tubuh ku . Setelah api aku kecilkan mang Ikin menggiring ku kembali masuk ke dalam kamar . Aku menaikan kain samping batik ku sebatas pinggang dan terlentang dengan kaki mengangkang hingga memek ku yang tak mengenakan lagi celana dalam tersaji merekah di hadapan mang Ikin . ” Buka atuh semua nya ,,, ” . Pinta mang Ikin sambil menelanjangi diri nya . Tak perlu waktu lama aku sudah bugil dan pakaian ku berserakan di kasur . Begitu juga mang Ikin sudah telanjang bulat dengan kontol nya yang hitam mengacung siap memporak porandakan benteng pertahanan memek ku melempar ku ke jurang nikmat . Badan nya tampak semakin hitam sejak sering nya ikut kerja jadi kuli bangunan . Di tambah dengan bulu yang tumbuh liar di area selangkangan dan ketiak nya membuat mang Ikin semakin terlihat mempesona di mata ku . Tubuh ku di tarik nya ke tengah kasur dan mang Ikin langsung merangkak naik ke tubuh ku yang sudah polos . Tak banyak kata yang keluar dari mulut kami berdua . Bibir kami saling menyambar utuk berpagutan dan tangan kanan mang Ikin segera mendarat di lembah memek ku . Tangan nya dengan terampil mengorek lubang memek dan menggosok itil ku yang mencuat . Aku yang semula tak tahu apa apa tentang seks kini mulai lihai dan terampil . Bibir kami saling berpagutan dan lidah saling membelit . Sementara di bawah sana tangan kami aktif memanjakan kelamin . Tangan kanan ku mengocok dan meremas lembut kontol hitam mang Ikin yang sudah sekeras kayu . Kontol yang telah merobek selaput dara dan mengoyak perawan ku dan selalu membuat ku terkapar di sapu gelombang orgasme . Kontol yang mampu membuat ku orgasme sampai dua bahkan tiga kali klimaks setiap kali di entoti nya . Dan tangan mang Ikin masih betah mengorek dan mengocok lubang memek ku dengan jari nya hingga semakin basah dan licin menimbulkan bunyi kecipak yang khas hingga aku mendesah desah tak karuan dengan tubuh kelojotan . Mang Ikin tak akan menghentikan aki nya sebelum aku mendapatkan orgasme pertama ku . ” Aaarrrrhhhhhh ,,,, ” . Raung ku saat cairan cinta ku menyemprot deras membasahi jari mang Ikin dan juga paha ku . Aku menjambak rambut mang Ikin yang tengah asik menyusu di payudara ku yang kini lebih besar ukuran nya . saking nikmat nya orgasme yang pertama ini tak sadar aku menjambak rambut mang Ikin cukup keras . Nafas ku terengah engah di dera gelombang orgasme yang membuncah . Mang Ikin mencabut jari tangannya dan sempat di tunjukan ke arah ku jari tangan nya yang tampak basah licin oleh cairan memek ku sambil tersenyum membuat ku tersipu malu dan menyembunyikan wajah ku ke lipatan ketiak nya . Mang Ikin mengolesi kontol nya dengan cairan cinta ku sebagai pelumas . Karena gemas aku sempat menjulurkan lidah ku dan menyapu lipatan ketiak mang ikin bahkan mulut ku sempat melumat bulu bulu ketiak nya yang tampak menyembul terjepit tangan nya membuat mang Ikin kegelian . ” Aaaaooouuhhh ,,,, ” . Lenguh ku saat mang Ikin membenamkan kontol nya ke memek ku yang kembali berdenyut gatal . Tak pernah lagi kurasakan rasa sakit dan perih seperti di awal saat mang Ikin merojokan kontol nya . Kini setiap kali kontol nya masuk hanya rasa nikmat dan semakin nikmat yang kurasakan di memek ku . Sambil mengerjai payudaraku mang Ikin mulai menggenjot ku dengan ritme pelan namun bertenaga . Beberapa kali ia cabut kontol nya kemudian kembali di sodokan dengan cepat membuat ku mengerang merasa nafsu ku di permainkan . ” Aaahhh ,,, aaahhhh ,,,, “. Aku mencengkram pantat mang Ikin dan memutarkan pinggul ku yang di balas dengan sama oleh mang Ikin hingga tak ayal baru beberapa menit mang Ikin sudah melemparku kembali ke jurang orgasme hingga tubuh ku menggelepar . Semakin hari permainan seks kami semakin liar dan panas . Mungkin orang tak akan mengira Asih seorang gadis yang di kenal selalu santun dan lembut begitu binal dan liar ketika di ranjang . Ia telah di buat menjadi gadis liar dan haus seks oleh mang ikin ayah angkat nya sendiri . Desahan dan erangan semakin keras seiring cepat nya genjotan mang Ikin di memek ku hingga aku megap megap kehabisan udara . Ranjang pun seakan tak mau kalah semakin beedecit keras seiring keras nya sodokan mang Ikin . ” Aaarrhhhh ,,, aaakhhh ,,,,, “. Aku kembali melolong keras di terjang badai orgasme untuk yang kedua kalinya . Tangan ku mencengkram sprei hingga kusut dan acak acakan . Sementra mang Ikin tersenyum puas melihat ku kembali meraung nikmat . Mang ikin membalikan tubuh ku menyamping . Aku yang masih merasa lemas hanya mengikuti mau nya . Satu kaki ku di angkat di pundak ny sementara mang Ikin terus menggempur memek ku dengan posisi berada di tengah paha ku membuat memek ku terasa ngilu namun kembali berdenyut nikmat . Tubuh kami sudah bersimbah keringat di pagi yang dingin ini . Mang ikin menggeram geram dan mendengus menandakan ia akan segera mencapai puncak nya . Begitu juga aku sudah tak tahan dengan rasa gatal yang teramat sangat di dalam sana . ” Aaarrghhhhhh ,,,,,, aaargghhhh ,,,, “. ” Croootttt ,,,, sseerrrr ,,,,, crrottt ,,,, ” Kami meraih puncak secara bersamaan . Puncak kenikmatan yang ketiga buat ku dan yang pertama untuk mang Ikin . Tubuh kami ambruk setelah mendayung di samudera birahi yang panjang . Mang ikin mencabut kontol nya hingga memek ku terasa kosong dan sperma kental nya merembes keluar dari lubang ku yang menganga kemerahan . ” Buruu bersih bersih ,,,, ” . Ujar nya mengelap keringat di badan nya dan mengelap kontol nya yang basah licin dengan kain sarung . ” Amang ,,, kalo Asih hamil gimana ,,, ” tanya ku memandang tubuh nya yang masih telanjang . ” Bagus atuh ,,, biar amang punya keturunan ,,,, “. Jawab nya enteng memakai kembali sempak nya membungkus kontol nya yang masih setengah ngaceng . ” Nanti apa kata orang ,,,, “. Ratap ku . ” Gak usah pikirin orang lain ,,,, yang penting mah amang siap tanggung jawab kalau sampai kamu hamil ,,,”. Jawab nya tegas mengelus kepala ku . Aku memunguti pakaian ku yang berserakan dan memakai nya kembali . ” Assiih ,,,, Assihhh ,,,,, “. Teriak seseorang dengan menggedor pintu membuat kami terkejut dan saling berpandangan .
” Asiiih ,,, Assihh ,,,, “. Suara itu kembali memanggil nama ku di sertai gedoran di pintu . Mang Ikin langsung menyelinap keluar kamar dengan tergesa , begitu juga aku langsung memakai pakaian ku dan merapikan diri ku . Aku menarik nafas menghilangkan rasa gugup ku . ” Sakedaap ,,,, ( sebentar ) ,,, “. Ucap ku seraya berjalan menuju pintu . ” Eeeehh Bu haji ,,,, mangga masuk ,,, ” sapa ku berusaha tersenyum dan bernafas lega . ” Gak usah Sih ,,, da cuma sebentar ,,, ini mau ngasihin melinjo buat nambahin bikin emping ,,, tadi ketemu sama bi Nani suruh anterin saja ke rumah ,,,, “. Balas bu haji menyerahkan ember berisi melinjo . ” Yawdah ,,, saya pamit ya Sih ,,, di rumah lagi nyangu ( masak nasi ) ,,, “. Pamit nya setelah aku menerima melinjo darinya . Aku kembali menutup pintu seraya menghembuskan nafas lega . Aku pikir tadi bibi yang sudah kembali dari mushola . ” Siapa Sih ,,,, “. Tanya mang Ikin keluar dari kamar . ” Bu haji mang ,,, nganterin melinjo buat di bikin emping ,,, “. Jawab ku seraya memperlihatkan seember melinjo di tangan ku . ” Syukur lah ,,,, amang mau junub dulu ,,, “. Ujar nya tersenyum . ***** Aku sedang mematut diri di cermin bersiap ke rumah si Titin untuk membantu rujak tujuh bulanan . Ku pandangi tubuh ku di cermin . Aahh aku masih terlihat cantik sama seperti empat tahun lalu saat aku masih belum ternoda . Perut ku masih ramping dan rambut ku tergerai indah sepinggang . Hanya payudara ku saja yang terasa lebih besar karena sering di remas oleh tangan nakal mang Ikin . Ku sisir rambut ku sebelum aku sanggul seperti kebiasaan ku . ” Duuh ,,,,, anak bibi meuni geulis pisan ,,,, “. Ujar bibi di pintu kamar membuat ku tersipu malu . ” Aaahh ,,,, bibi mah bisa wae ,,, “. ” Siih ,,,, bilangin sama ceu Ijah ibu nya Titin ,,, bibi mah gak bisa ke sana gituh ya ,,, emping pesenan bu haji kan belum beres masih banyak ,,, mana besok mau d ambil nya lagi ,,,”. Seru bibi dengan wajah menyesal . ” Iyaa bi nanti Asih bilangin ,,,, Asih berangkat dulu ya ,,, “. Pamit ku mencium tangan nya . ” Hati hati di jalan geulis ,,,, “. Seru nya melepas kepergian ku . Aku berjalan menyusuri kampung menuju rumah Titin ketika sebuah klakson motor mengagetkan ku . ” Asiiihh ,,,,, “. Ucap pria gagah yang wajah nya tak asing buat ku dengan mengendarai sepeda motor nya . Sepeda motor hanya di miliki oleh orang orang berada saja di kampung . ” A Burhan ,,, “. Ujar ku tak bisa menyembunyikan raut bahagia ku berjumpa dengan lelaki pujaan hati ku . ” Mau ke rumah si Titin kan ,,,, “. Tebak nya . ” Muhun A ,,,, “. Jawab ku tersenyum dengan wajah tersipu . ” Hayuu bareng ,,,, “. Ajak nya menepuk jok motor di belakang nya . Antara senang dan malu membuat ku menjadi kikuk dan salah tingkah . ” Hayuuu atuh naik ,,,, “. Ajak A Burhan lagi dengan senyum nya yang menawan . Dengan malu malu aku menaiki motor A Burhan dan duduk di boncengan nya . ” Pegangan Sih ,,, “. Ujar A Burhan menarik tangan ku dan melingkarkan tangan ku di perut nya . Dengan tangan gemetar dan keringat dingin aku memeluk pinggang A Burhan . Hati ku berbunga bunga bisa duduk di bonceng sama lelaki pujaan semua gadis di kampungku . ” Looh ,,,, kok belok sini A ,,, kan ke rumah nya Titin mah ke sana ,,,, “. Tunjuk ku bingung . ” Udaah ,,,, ikut Aa saja dulu ,,,, “. Balas nya tertawa renyah . Motor yang di kendarai A Burhan berjalan pelan menyusuri jalan kampung yang berbatu . Angin semilir mengiringi perjalanan kami yang berakhir di tepi sungai di ujung kampung . A Burhan menyuruh ku turun dari motor nya dan menuntun ku menuju ke batu besar di pinggir sungai . Kami duduk berdampingan dengan dada ku berdetak cepat . Hati ku dag dig dug tak karuan rasa nya . ” Kenapa Aa bawa Asih ke sini ,,,, “. Aku bertanya dengan memberanikan diri melihat wajah nya dari dekat meski dari samping . Wajah yang tampan dengan alis tebal dan hidung mancung . Bibir nya yang tipis terus menyunggingkan senyum membuat hati siapa pun akan luluh dengan senyum yang menyejukan hati . ” Ada yang mau Aa omongin ,,, “. Balas nya balik memandang ku membuat ku menunduk malu . ” Siih ,,,,, Aa butuh kepastian dan kejelasan dari kamu ,,, “. Ujar nya meremas tangan ku membuat tubuh ku bergetar . ” Ke ,,,, kepastian ,,, “. Ucap ku terbata . ” Iya Sih ,,,, sudah empat tahun kita dekat ,,, tapi Asih belum jua memberi kepastian hubungan kita akan di bawa kemana ,,, Aa sungguh sungguh mencintai kamu Asih ,,, Aa pengen Asih jadi istri Aa ,,,, “. Ucap nya lagi menggenggam kedua tangan ku . Kini kami duduk saling berhadapan . Aku tak tahu harus berkata apa , ingin rasa nya aku mengangguk mengiyakan tapi kepala ini terasa berat seberat beban yang aku tanggung selama ini terkait status keperawanan ku . ” Jawab atuh Asih ,,,, “. Seru A Burhan melihat ku hanya diam membisu . ” A ,,, Ass ,, Asiih ta ,,,, takut A ,,,, “. ” Takut apa atuh ,,, selalu itu jawaban nya ,,, Asih tuh takut apa coba jelasin sama Aa ,,,, “. Desak nya . ” A ,,, Assih takut tidak pantas buat A burhan ,,, A burhan anak orang berada sementara Asih ,,, Asih hanya anak orang tak punya ,,, “. Jawab ku mencari alasan untuk menutupi apa yang sebenar nya menjadi alasan utama ku . ” Selalu itu alasan kamu ,,, Aa sudah bilang berapa kali sama kamu ,,, semua keluarga Aa sudah setuju Asih jadi calon istri Aa ,,, jadi kamu tak perlu lagi merisaukan hal itu ,,,, “. ” Taa ,,,, tapi ,,, Asih masih takut A ,,, Asih ragu ,,,, Asih takuut ,,, “. Bibir ku mulai bergetar berusaha menahan tangis ku . ” Apa ketulusan Aa selama ini belum membuat mu yakin ,,,, sampai kamu masih terus merasa ragu ,,,,, Percaya sama Aa sih ,,, cuma kamu wanita satu satu nya yang Aa cintai dan ingin persunting menjadi istri Aa ,,, “. Yakin nya lagi menatap mata ku . Dapat ku lihat ketulusan dan kesungguhan dari binar bola mata nya kalau A Burhan memang benar benar mencintai dan ingin meminang ku . ” Duuhh Gusti ,,,, kenapa Engkau kirimkan aku lelaki sempurna sementara nasib membuat ku menjadi gadis yang kotor ,,,, “. Jerit hati ku . Andai saja nasib tak membuat ku merasa kotor tanpa berpikir panjang pun aku sudah menerima pinangan A Burhan . Tapi apa daya takdir seakan tak merestui jika aku harus berjodoh dengan lelaki yang berada di hadapan ku ini . ” Asih merasa bukan wanita yang pantas buat A burhan jadikan istri ,,, masih banyak gadis lain yang lebih cantik dan setara dengan A Burhan ,,,, Asih tak layak jadi pendamping Aa ,,,,” Air mata ku tak kuasa ku bendung dan menetes membasahi pipi ku yang halus . ” Justru kamu satu satu nya wanita yang pantas untuk menjadi istri ku ,,, cuma kamu Asih ,,, cuma kamu saja yang Aa inginkan ,,, “. Tangis ku pecah tak bisa aku tahan lagi . Tangis menyesali takdir yang membuatku begitu rumit untuk bisa bersatu dengan jantung hatiku . ” Aa berjanji Asih ,,, biar sungai ini menjadi saksi nya ,,, Aa berjanji akan setia menunggu sampai kamu siap menjadi istri Aa ,,, dan Sampai kapan pun Aa tidak akan menikah selama kamu pun belum menikah ,,,, “. Geram nya sambil berdiri di hadapan ku membuat hati ku semakin teriris rasa nya . Ingin aku berteriak sebisa yang aku mampu tapi lidah ku kelu , bibir ku kaku . Ingin aku marah pada keadaan dan mengutuki nasibku . Aku ingin semesta tahu bahwa aku tengah kecewa dan terluka . Kami terdiam dengan pikiran masing masing . Tangis ku mulai reda menyisakan cegukan . ” Coba Asih pikirkan lagi ,,, Aa siap menunggu sampai kamu siap ,,,, “. Ujar nya kemudian dan kembali mengajak ku ke motor nya . ***** Dari kejauhan sudah tampak banyak orang di halaman rumah Titin terutama ibu ibu . Dan seketika langsung melongok dan berbisik bisik ketika aku dan A burhan sampai . Malah ada beberapa orang pemuda yang meledek kami membuat wajah ku memerah , sementara A Burhan hanya senyum senyum saja . Setengah berlari aku langsung menuju rumah Titin dan di sambut ledekan oleh Titin yang melihat diriku datang bersama A Burhan . ” Cieee ,,,, di tunggu ya undangan nya ,,,, “. Goda Titin membuat wajah ku semakin bersemu merah . ” Iiihhh ,,,, Titin apaan sih ,,, “. Balas ku . ” Udaaah buruan jangan di tunggu tunggu lagi ,,,, “. Timpal ceu ijah ibu nya Titin ikut ikutan menggoda ku . Aku menyampaikan permintaan maaf bibi pada ceu Ijah yang tak bisa datang karena sibuk dengan pesenan emping bu haji . Dan karena tak tahan dengan ledekan Titin aku memilih keluar bergabung dengan yang lain yang tengah membuat rujakan . ” Neng ,,,, “. Teriak wanita paruh baya dengan senyum mengembang . ” Ambuu ,,,, “. Balas ku menghampiri wanita yang sudah mengandung dan melahirkanku . ” Bi Nani na mana geulis ,,,, “. ” Bibi gak bisa ke sini ambu ,,, lagi repot bikin emping pesenan bu haji ,,,,,, “. Terang ku . ” Pantesan atuh ,,,, biasa nya dia selalu paling pagi kalau ada acara babanton ( bantu bantu ) ,,,”. ” Eehh ,,, sini dulu neng ,,, ambu mau ngomong ,,,, “. Ajak nya menarik tangan ku menuju pojok sambil senyum senyum . ” Ayaa naon ambu ,,,, “. ” Sini duduk dulu ,,,, ambu lihat kamu makin lengket saja sama jang Burhan ,,,, “. Tanya nya mengelus rambut panjangku . ” Iihh ,,,, ambu apaan sih ,,,, “. Ujar ku tersipu karena ambu ikut ikutan juga menggodaku . ” Eeeh ,,,, dengerin dulu ,,, ambu serius nanya ,,,, jadi gimana kamu sama jang Burhan kapan mau naik pelaminan ,,,, “. Ambu menatap ku serius . ” Gak tahu ambu ,,,, “. Aku menggeleng lemah . ” Kenapa gak tahu atuh ,,, neng usia kamu sama jang burhan sudah cukup buat berumah tangga ,,, apalagi jang burhan sudah cukup mapan ,,, kamu tunggu apalagi atuh neng ,,,, “. ” Ambuu ,,,, “. ” Neng ,,,, dengerin ambu ,,,, meski selama ini ambu tidak merawat dan membesarkan kamu ,,, ambu tetap ibu kamu ,,, ambu tetap memikirkan masa depan kamu ,,,, jang burhan lelaki yang baik dan ambu yakin dia sungguh sungguh sama kamu bukan sekedar main main saja ,,,, “. ” Bukan itu ambu masalah nya ,,,, tapi ,,,, “. Ucapan ku tak bisa aku teruskan . ” Tapi apa geulis ,,,, “. Aku hanya menggeleng lemah tak bisa melanjutkan kata kata ku . ” Asiih takut ambuu ,,,, “. ” Takuut apa ,,,, ibu nya Jang Burhan juga sudah setuju kalau kamu jadi mantu nya ,,,, malah setiap kali bertemu dengan ambu dia selalu nanyain pernikahan kalian ,,, “. Aku memeluk ambu dan menyembunyikan tangis juga kesedihan ku . Aku tak mau ambu tahu apa yang terjadi dalam hidupku . ***** Hari terus berganti namun permasalahan ku masih tetap sama . Justru tekanan semakin terasa berat membuat ku semakin terasa terbebani . Bukan dari A Burhan semata tapi juga dari ambu juga dari bi Nani yang terus menanyakan kesiapan ku di persunting A Burhan karena tanpa sepengetahuanku A Burhan sudah datang menemui orang tua ku untuk meminta izin meminang ku menjadi istri nya . Abah dan Ambu tak kuasa menolak atau menerima pinangan nya karena pilihan sepenuh nya ada di tanganku . Adzan subuh sudah berkumandang dari tadi . Bibi seperti biasa sudah ke mushola untuk shalat berjamaah . Nasi sudah masak tinggal menunggu air masak . Sejak tadi tak ku lihat amang keluar kamar mungkin ia masih tidur . Beres shalat subuh aku kembali leha leha di kasur sampai aku terlelap ketiduran karena semalam aku tak bisa tidur . Seperti mimpi aku merasakan sesuatu yang basah dan licin bergerak gerak menyapu belahan memekku membuat ku merasa geli dan nikmat . Rupa nya mang ikin sudah bangun dan hendak meminta jatah subuh nya . ” Mang ikiin ,,,, ” . Racau ku coba mencari cari tubuh mang ikin . Namun tak kutemukan sosok nya di atas tubuhku . Rasa geli nikmat semakin menjalar kuat di belahan memek ku membuat ku limbung dan berusaha mengumpulkan kesadaran ku . ” Apa yang sedang di lakukan mang ikin di selangkanganku ,,, tak biasa nya mang ikin mengerjai memek ku seperti ini ,,, ini rasa nya bukan jari yang tengah memainkan memek ku ,,,,, “. Pikir ku . ” Amaanngg ,,, “. Lenguhku seraya Aku coba bangkit dan dalam pandangan yang samar aku melihat kepala tengah bergerak gerak di selangkangan ku yang terbuka . ” apa yang tengah mang ikin lakukan ,,,, “. Bathin ku menahan rasa geli di bawah sana . Semakin aku membuka mata semakin jelas apa yang aku lihat . Dan benar yang tengah berada di selangkangan ku itu kepala . Tapi kepala siapa itu karena ku lihat rambut nya gondrong dan keriting sebahu sedangkan mang ikin rambut nya tak seperti itu . Aku gemetar ketakutan sekaligus penasaran siapa yang berada di selangkangan ku . Dengan perlahan dan tangan gemetar ku coba menyentuh kepala itu dan mengangkat nya dari memek ku . Betapa terkejut nya aku saat mata ku melihat sosok yang berada di tengah selangkangan ku . Mata ku terbelalak saat melihat wajah di bawah sana tersenyum menyeringai . Aku berusaha beranjak mundur dengan wajah ketakutan saat wajah itu semakin tersenyum menyeringai . ” Kang Arif ,,,, “. Pekikku Orang di bawah sana ternyata adalah kang Arif . Suami dari kakak perempuan ku yang kedua . Kang Arif sendiri tak begitu aku kenal dekat karena yang aku tahu kang Arif merantau di kota meski ia dari kampung tetangga . Bahkan teteh akupun di boyong ke kota ikut kang Arif . ” Kang Arif ,,,, “. Ujar ku kembali dengan badan gemetar . Lelaki berusia tiga puluh tahun ini masih tersenyum dengan seringai yang membuat tubuh ku merasa takut . Ia bergerak mendekati ku dan memegangi pudak ku . ” Akang mau apa ,,,, jangan kang ,,, ” ” Sssttttt ,,,, jangan takut Asih ,,,, “. Seru nya menenagkanku . ” Akang lepasin kang ,,, ” . Ronta ku saat tubuh ku di pepet ke ranjang dan pundak ku di cengkram kuat . ” Diam Asih ,,,,, Diaam ,,,, “. Hardik nya dingin namun terdengar menakutkan . ” Jangan akang jangan ,,,,, ” . Bibir ku bergetar ketakutan . ” Nikmati saja Asih ,,,, biar kita sama sama enak ,,,, Atau ,,,,,, “. Ia menyeringai dengan nada ancaman . ” Atau akang bongkar hubungan kamu dengan mang ikin ,,,, biar semua orang tahu kalau kamu selama ini sudah tak perawan lagi karena sudah di entoti mang ikin ,,,, ” ancam nya membuat mata ku kembali terbelalak . ” Eng,,,, enggak akang ,,, enggak ,,, itu tidak benar ,,,, “. ” Hahahaa ,,,, kamu pikir akang tidak tahu apa yang sudah kalian lakukan di kamar ini ,,,, akang tahu dan akang sudah lihat semua nya asih ,,,, bahkan tadi kamu sendiri yang menyebut nama mang ikin saat heunceut kamu akang jilat ,,,,, “. Ujar kang Arif penuh kemenangan membuat ku terdiam . Tubuh ku di tarik nya hingga aku jatuh terlentang di kasur dan tak menyiakan kesempatan kang Arif menindih tubuh ku yang masih ketakutan di bawah nya . ” Sudah lah Asih ,,,, kamu tak perlu berpura pura ,,, kita sama sama nikmati saja ,,, akang juga bisa memuaskan kamu bukan cuma mang ikin ,,,, ” . Bisik nya dan mulai mempreteli pakaian ku . Aku diam karena berontak pun percuma . Karena tak ada lagi yang perlu aku jaga dan pertahankan . Perawan ku sudah terkoyak . Namun aku masih merasa takut karena selama ini aku hanya di entoti mang Ikin dan dengan nya sudah terbiasa . ” Huuuhhh ,,,,, halus sekali kulit mu asih ,,,, susu mu juga masih mengkal ,,,, ” . Kang Arif mencengkram kedua payudara ku dan meremas nya kasar membuat darah ku berdesir dan gejolak birahi mulai membakar tubuh ku . ” Aaaakhhhh ,,,, “. Desah ku saat pucuk payudara ku di gigit dan di lumat nya dengan bernafsu . Kasar dan bringas itu lah yang ku rasakan dari permainan kang arif . Bahkan ia terkesan tergesa gesa saat menelanjangi ku juga diri nya . Kini di hadapan ku berdiri kang Arif dengan tubuh telanjang nya . Tubuh nya tak begitu besar jika dibandingkan mang Ikin . Namun dada nya di penuhi bulu kasar yang cukup lebat yang terus terhubung dan menyampung hingga perut dan semakin menyemak lebat di area selangkangan nya . Begitu juga di ketiak nya tampak rimbun hitam di sana . Ada sebuah tato melingkar di tangan kanan nya membuat penampilan kang Arif semakin terlihat sangar di tambah dengan rambut gondrong nya membuat tubuh ku berdesir dan merinding . Terlebih saat ku lihat di bawah sana kontol nya mengacung tegak di bawah rimbun jembut nya . Jika kembali di bandingkan dengan kontol mang Ikin . Kontol kang Arif lebih kecil lingkar diameter nya namun lebih panjang ukuran nya membuat bulu kuduk ku bergidik . Kang Arif kembali tersenyum menyeringai saat mata ku melotot memandang tubuh telanjang nya . Ia menarik pudak ku dan kepala ku di arahkan ke selangkangan nya membuat ku bingung. ” Momoy ( isep ) Siih ,,,, “. Pinta nya membuat ku semakin kebingungan dan menatap nya . ” Momoy ,,,, “. Ujar nya lagi dan menyorongkan kontol panjang nya ke bibir ku membuat ku merasa jijik . ” Gimana cara nya kang ,,,, “. Ucap ku menarik kontol nya dan mengocok lembut . ” Kamu gak tahu ,,, ? “. Tanya nya bingung . Aku menggeleng . ” Jadi mang ikin belum pernah minta di momoy ,,, “. Ujar nya lagi tertawa aku kembali menggelengkan kepala . ” Kuno ternyata mang ikin ,,,, gini cara nya ,,, kontol akang kamu jilatin terus kamu isep dan masukin semua ke mulut kamu ,,,, “. Ajar nya menuntun bibir ku kembali ke kontol nya . Aku yang belum pernah merasa sedikit jijik juga . Namun aku merasa penasaran juga terlebih bau kontol kang Arif membuat nafsu ku semakin terbakar . Ku coba jilati batang kontol nya yang panjang membuat kang Arif mendesah . ” Buka mulut nya dan masukin kontol akang ke mulut kamu ,,, “. Tuntun nya . Aku coba mengikuti intruksi nya dan pelan memasukan kepala kontol kang Arif ke mulut ku. ” Aaaahhh ,,, jangan sampe kena gigi sih ,,,, “. Protes nya menarik kontol nya . ” Buka lebar mulut kamu ,,, terus isep kontol nya tapi jangan sampe kena gigi ,,, “. Titah nya lagi dan coba ku ulangi lagi namun kang arif kembali mengaduh karena masih saja batang kontol nya terkena gigi ku . ” Udah sih ,,, bisa lecet kontol akang ,,,,, “. Seru nya kembali menidurkanku . Aku kembali terlentang dengan kaki mengangkang . Dan kang Arif kembali merangsek ke selangkanganku . ” Aaaahh ,,,,, memek asih di apain kang ,,, “. Desah ku. ” Dilamot ,,,, ( dijilat ) ,,, “. Gumam nya . Pengalaman baru lagi buat ku . Karena selama ini mang Ikin tak pernah menjikati memek ku ia hanya memainkan memek ku dengan jari nya saja di korek dan di kobel . Ternyata memek di jilat itu rasa nya lebih nikmat dan dahsyat daripada sekedar di mainkan oleh jari hingga tubuh ku menggelinjang bak cacing kepanasan . Aku terus mendesah desah menikmati jilatan lidah kang Arif di memek ku . Hingga aku lupa bahwa aku sempat mengalami pemaksaan oleh nya . Aku mencengkram kuat kepala kang Arif saat ku rasakan orgasme ku akan meledak namun orgasme ku kandas saat kang arif menarik kepala nya dan merangkak naik menciumi ku . Sedikit kesal karena aku gagal orgasme . ” Aaahhh ,,,, ” . Aku merintih saat memek ku di sodok keras kang arif . Kontol nya yang panjang terasa begitu menohok bagian terdalam memek ku yang tak pernah tersentuh oleh kontol mang Ikin . Membuat memek ku terasa ngilu namun nikmat tiada tara . Kang Arif memompaku dengan cepat dan kasar bahkan tangan nya beberapa kali memukuli pantat ku hingga tampak kemerahan . Aaah seperti di perkosa preman saja diri ku terlebih penampilan kang arif tak jauh beda dengan preman kampung yang sering menggoda ku dengan rambut panjang dan tato di tangan nya . Meski kontol kang Arif tak membuat sesak memek ku namun panjang nya mampu membuat ku kelimpungan karena pintu rahim ku terasa di ketuk ketuk membuat memek ku berdenyut gatal tak karuan . Di tambah gesekan bulu dada nya yang kasar di bagian depan tubuh ku menambah sensasi baru yang baru kali ini aku rasakan . ” Aaakkhhh ,,,, aaaakhhhh ,,,, ” . Desahan kami saling bersahutan . ” Oouuuh nikmat sekali henceut kami siih ,,, keseet pisan aaaakkhh ,,, ” . Racau nya berulang kali membuat ku merasa bangga karena usaha ku dengan rutin minum dan cebok dengan air daun sirih tak sia sia . Selain lebih kasar dan buas Kang Arif rupa nya berisik juga saat ngentot ia terus meracau dengan kata kata tak jelas menimpali desahan dan erangan ku yang tiada henti . Gelombang orgasme sudah kembali mengumpul di suatu titik di dalam memek ku siap meledak sehingga aku bergoyang lincah siap menjemput orgasme ku namun lagi lagi aku gagal orgasme ketika tiba tiba kang Arif mencabut kontol nya dan meminta ku nungging membuat ku kembali kebingungan . ” Nonggeng ,,,,, ( nungging ) ,,, “. Pinta nya dengan suara parau . Melihat ku yang terdiam kebingungan membuat kang Arif membalikan badan ku persis seperti orang sujud ketika shalat hingga aku kebingungan . ” Aaahhhh ,,,,, “. Lenguh ku ketika ku rasakan memek ku kembali di sodok membuat tubuh ku bergetar . Aku sama sekali belum pernah di entoti mang ikin dalam posisi seperti ini . Biasa nya aku hanya terlentang atau tidur menyamping . Rupa nya beda orang beda juga cara ngentot nya . Dan dalam posisi ini rasa nya lebih nikmat karena memek ku terasa penuh sesak dan kontol kang Arif terasa masuk sangat dalam . ” Aaahhhh ,,,,, aaahhh ,,,, “. Aku merintih rintih karena orgasme ku sudah kembali mendekat hingga aku ikut menggerakan pantat ku . ” Aaarrrhhhhhhh ,,,,,, aaarrrhhhh ,,,, “. Dengan mencengkram sprei aku melenguh panjang saat cairan ku menyemprot deras yang tak lama di susul oleh hentakan kuat kang Arif dan semprotan panas sperma nya mengguyur rahim ku . Kang arif melolong panjang bak serigala dan tangan nya meremas kuat pantat ku hingga terasa perih . Tubuh kami ambruk dengan nafas tersengal . Dan badan bersimbah keringat hingga sprei di bawah pun ikut basah .