Belajar Menulis

Belajar menulisNamaku Paijan aku berusia 27 Tahun. Tinggi Badanku 172cm dengan berat 68kg, kulitku sawo matang. Aku bekerja sebagai petani di desaku. Aku sudah menikah, pernikahanku baru berumur 1 tahun dan memiliki 1 anak laki-laki yang bernama Selamet yang masih bayi berusia 3 bulan. Yang membuatku betah dirumah adalah Istriku, namanya Sarini.

Dia seorang ibu rumah tangga, aku berkenalan dengannya pada saat aku menjual hasil panen dan diantar ke rumah pamannya. Sejak kecil kedua orang tuanya istriku telah meninggal dunia, dirawat dan diangkat anak oleh paman dan bibinya. Karena paman dan bibinya tidak memiliki anak. Singkat ceritanya, aku dan dia berkenalan, menjalin cinta kemudian menikah.

Sarini adalah wanita yang sangat menjaga penampilannya, walau kadang aku risih, tapi aku juga menikmatinya, tubuhnya begitu wangi setiap saat. Dan yang lebih aduhainya lagi, dia punya postur tubuh yang membuat para lelaki ngaceng dibuatnya, bagaimana tidak? Dia begitu montok dan seksi! Tingginya 167m, berat 61kg, pantatnya begitu besar dan bulat sempurna walaupun sudah melahirkan anak.

Pinggangnya sangat amat ramping dengan perut yang rata, bulu kemaluannya hitam lebat namun tercukur rapi, tiada bulu ketiak, kulitnya sangat lembut disetiap sudut maupun belahannya walau tidak begitu putih tapi seluruh badannya sangatlah mulus tanpa goresan luka sedikitpun. Dan yang membuat kontolku ngaceng setiap waktu adalah ukuran payudaranya yang super duper yakni 36 D!

Anakku memang masih menyusu, tapi tak jarang akupun ikut menyusu di payudara yang satunya.

Suatu sore, aku pulang dari sawah. Aku pun mandi di sumur. Saat keluar kamar mandi, aku hanya mengenakan sarung. Aku melihat istriku sedang menyisir rambutnya yang hitam tebal sepunggung dengan hanya mengenakan kebaya tipis berwarna biru dan kain jarik seatas lutut tanpa mengenakan bra. Belahan payudaranya terlihat amat jelas, pentilnya sedikit mengacung mungkin karena kedinginan, dan betapa bulatnya payudara itu terlihat sangat menggoda dari balik kebaya tipisnya.

“Eh akang, baru pulang?” Tegurnya sambil terus menyisir.

“Iya dik, baru mandi juga, kamu kemana tadi, aku pulang kok ga ada?” Tanyaku seraya duduk dipinggir tempat tidurku sambil memperhatikannya terus.

“Iya kang, abis dari kamar Dede, biasa nyusuin..” Jawabnya.

Aku mengamati payudaranya terus menerus dari tempat tidurku yang berjarak amat dekat dengan tempat istriku sedang menyisir rambutnya. Aku segera berpakaian karena sepertinya aku mulai kedinginan. Setelah berpakaian, aku kembali tiduran di tempat tidurku. Disusul istriku yang juga berbaring disampingku.

“Dik, Akang haus mau nyusu..” Pintaku padanya.

“Sini akang, mumpung susunya udah penuh lagi nih, si dede juga belum kebangun..” Jawabnya seraya memiringkan badan kanan dan mengeluarkan susunya yang sebelah kanan.

Ampun, nafsuku bergejolak dengan hebatnya melihat payudara yang begitu montok dan besar dengan puting coklat yang tidak begitu besar itu sungguh menantang! Aku remas payudara kanannya itu dengan agak kuat, susunya muncrat, segera aku buka mulutku agar air susunya mengarah tepat ke lidahku.

“Aaaaahhhhhh, dik, akang suka banget ngenyot susu kamu dik..” Kataku seraya membenamkan wajahku ke belahan payudaranya sembari terus meremas payudarannya yang kanan dan yang kiri.

“Iya akang, aku juga suka akang.. Ahh.. Ahh.. Kenyot terus kang, puas-puasin kang.. Aku keenakan dikenyotin gini..” Kata Istriku.

Terdengar lenguhan dan desahan dari mulutnya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa karena hisapanku yang begitu brutal di belahan payudaranya, belum saja aku menyentuh putingnya, nampanya dia sudah merasa keenakan setengah mati. Ku cupangi seluruh bagian atas-bawah, kanan-kiri putingnya dengan kuat hingga meninggalkan bekas bekas berwarna ungu kebiruan.

“Hmmmmmm, dik enak banget dik, ngenyot susu gini dik, sambil remes, keluar semua dik susunya ke pipi dan dada akang..” Kataku sembari terus menyupangi setiap sudut payudaranya sambil meremas-remas dengan kencangnya.

“Ahhhh kang. Ahhhhhhh enak kang.. Pentilnya kang emut kang… Kenyot pentilnya kang.. Kenyot kang..” Istriku meracau tak jelas, badannya menggelinjang, wajahnya memerah menikmati cupangan dan remasanku di payudaranya.

Kini dadaku, pipiku, perutku, dada istriku, punggungku, leherku, tangankusudah tersiram air susunya yang tak henti-henti keluar dari payudaranya saat ku remas.

Akupun kian gemas melihat istriku menggelinjang tak karuan sambil terus mendesah-desah. Aku membuka celana dalamku, aku meminta dia untuk menungging.

“dik, akang pengen adik nungging ..” Pintaku manja.

“Iya kang..” Jawabnya seraya menungging dan mengangkat jariknya keatas hingga pantatnya yang besar, kencang, dan bulat itu terpampang sangat jelas dihadapanku. Kubiarkan celana dalamnya yang tipis itu, tak ku copot agar pemandangan sangat seksi itu bisa aku nikmati terus.

Aku segera membuka celana seluruh pakaianku, penisku yang berukuran 20cm dengan diameter 4cm ini sudah tegang dan mengeluarkan cairan bening pelumasnya sedari tadi. Kupeluk dia dari belakang, akupun menungging mengikuti posisinya, aku gesekan kontolku ke belahan pantatnya. Kepalaku menyusup ke ketiaknya yang sebelah kiri, aku angkat badannya sedikit, kini dia merangkulku.

“Aaaaaaaaahhhh kang, enaaaaaak kang enaaaaaaaak, aku nungguin dari tadi mas dikenyot pentilnya.. Ahhh kang, terus kang terus kang, habisin aja kang susunya.. Sedot yang keras kang!!!!” Istriku meracau tak jelas, tangan kananku pun meremas-remas terus payudaranya yang sebelah kanan.

“Oh sayang.. Ohhhhhhhh sayang.. Aku suka sayang.. Ooooohhhhh” Aku pun mendesah, goyangan pinggulku sudah tidak karuan untuk menggesek-gesek kontolku ke belahan pantatnya. Kadang cepat kadang lambat, karena fokusku hanya menikmati payudaranya yang besar dan montok ini.

Kurasakan celana dalam istriku sudah kian basah, kusudahi mengenyot puting payudaranya. Dalam posisi yang masih menungging, aku copot celana dalam istriku. Aku melihat memeknya yang berbulu tebal sudah basah dan berlendir, aku pegang kontolku yang sedari tadi sudah tegang, aku gesek-gesekan kontolku ke lubang memeknya yang masih rapet itu.

“Ahhhh!!!!!! Diiiiikkkk enak banget dik..” Kataku sambil kembali memeluknya yang sedang menungging

“Hhhhhmmmmm kang, goyang kang goyang kang, kontol akang udah ngaceng !” Katanya sambil sedikit menggoyangnya pantatnya.

Nafsuku sudah diubun-ubun, nafasku tak terbendung menderu-deru. Segera ku pompa memeknya dengan kecepatan sangat tinggi. Istriku merapatkan kakinya, aku membuka kakiku sangat lebar, kontolku serasa sangat terjepit. Oooooh nikmatnya! Kedua tanganku memeluknya dari belakang, Istriku memegang tanganku dan mengarahkan tanganku ke payudaranya untuk diremas-remas.

Kini posisi kami menungging namun agak sedikit duduk, aku dapat merasakan betapa nikmat mengentotnya dalam posisi seperti ini. Aku dan dia tak henti-hentinya berciuman, berpagutan, kadang aku mencupang lehernya. Remasanku juga tak karuan pada payudaranya hingga payudaranya kini sangatlah merah, penuh cupangan dan basah.

Istriku nampaknya akan mengalami orgasme pertamanya, aku segera mempercepat goyanganku..

“Ah kannggg, aku mau keluar kang aku mau keluar!!! Terus kang terussssss!!!!” Kemudian aku remas payudaranya dengan kuat, aku cupang lehernya, dan aku tekan kontolku sampai badan istriku sedikit tegap dan.. “Aaaaakkkkhhhh Kang! Aku keluar kang, aku keluar..” Istriku berteriak dan badanya menggelinjang lagi.

Puas dalam posisi ini, kami berganti posisi yang lain. Yakni missionaris, Istriku tiduran dan aku segera menindihnya. Aku pegang kedua payudaranya, aku membenamkan dalam-dalam lagi wajahku di belahannya. Sungguh nikmat payudara ini. Istrikupun melenguh “Oooooooh kang, nikmat kang..”

Dalam rasa keenakanya, kuarahkan kembali kontolku ke lubang memeknya dengan cepat, bleeeeessssss!!!! Masuk lagi. Istriku menjerit “Awwwwwww kang, enak kang, goyang kang..”

Segera ku goyang dengan kecepatan tinggi lagi, tanganku tak lepas dari payudaranya, terus ku remas, ku remas terus.. Hingga aku kembali mengenyot pentilnya lagi “Hmmmmm dik, enak banget dik..”.

Wajah istriku memerah, badanya tegang sekali, hingga seperti kaku, lehernya mendongkak ke atas. Aku masih saja menggoyang sembari mengenyot sambil mengemut pentil dan daging payudaranya.

“Aaaaaaah aaaaah kang, aku mau keluar lagi kang, aku mau keluar!!!! Kang Ampun kangggg!!” Pekiknya sembari mengelus2 kepalaku yang masih mengenyot payudaranya itu

Goyanganku makin cepat dan liar, isapanku pada payudaranya makin kuat, aku merasa akupun sudah mau keluar.. Istriku sudah tak karuan mendesah begitupun aku.

“Aaaaaah dik ahhhhhhh, aku juga mau keluar dik. Aku juga mau keluar!!!” Jeritku.

Disambut jerit istriku “Ah kaaaaaannngggggg, aaaah aku keluar!!!!!”

Segera ku tekan kontolku, kuremas payudaranya dengan keras, kuemut pentilnya kuat dan aku pun orgasme..

“Aaaaah sayang.. Ahhhh..” Aku menjerit dan menggelinjang sembari mengenyot-ngenyot terus puting istriku itu.

Spermaku keluar banyak sekali dan sangat kental. Kucium kening istriku dengan mesra, kucabut kontolku pelan-pelan. Istriku tersenyum dengan puas.. “Makasih ya kang, akang memang suami hebat ..”.

“Iya dik, sama-sama.. Kamu juga enak banget!” Jawabku sambil mencubit manja hidungnya yang mancung.

Karena hari sudah malam, kamipun beranjak tidur. Tak lupa sebelum tidur aku kembali minta ngenyot payudaranya sampai aku terlelap, kebiasaan ini sudah berangsur dari awal kami menikah. Karena aku sangat menyukai payudaranya!