BELIAU

Haloooo warga cerpan sex
Assalamu’alaikum
Salam sejahtera
Om Swastiastu
Namo budhaya
Salam Kebajikan
Salam
Rahayu Rahayu Rahayu
Titah Sagung Dumadi

Newbie adalah silent reader, sesekali komen yang mencoba membuang unek unek dari pikiran
Maaf kan jika cerita ini ga jelas, Newbie masih belajar menulis, dan tentu saja ini tulisan pertama Newbie
Maaf atas segala typo, penggunaan tanda baca yang kurang tepat, dan tidak sesuai EYD
Silahkan beri kritik dan saran nya bagi newbie ini, besar harapan newbie untuk menulis lebih baik lagi
Btw ini hanya oneshoot, tidak ada kelanjutan apapun dari cerita ini

Silahkaan

Sore menjelang malam, aku merenung didepan teras lantai dua rumah, bukan, bukan rumahku, rumah dengan gaya mediterania ini adalah rumah seorang saudagar kaya, pengusaha kayu dari Kota Cuminmut, Pak Geri Namanya, pria dengan pencapaian luar biasa sepanjang hidupnya

“aahh, kehidupan” bisikku, memecah keheningan ku sendiri

Dari dalam aku merasa ada yang perlahan berjalan keluar

“Kenapa mas? Jelek amat muka, ntar kesambet” suara merdu ini tak pernah lekang membuat bosan telinga ku

“Hehe, enggak papa Mbak vani, cuman lagi merenung aja” Sahutku terpana dengan kehadirannya untuk kesekian juta kali kita bertemu

Ya gimana ngga kesekian juta, tiap hari ketemu, dia istri Pak Geri, orang nomer 1 dirumah ini, otomatis dia nomer 2 dong, iya kan.

Pak Geri dan Mbak Vani, sepasang suami istri dengan perbedaan umur yang lumayan tertaut jauh, Pak Geri dengan tubuh gempal, kulit yang sudah keriput, berikut rambut yang sudah full uban seperti gan…

Sangat memperlihatkan usianya yang sudah menginjak 60an tahun

Sementara Mbak Vani, bahkan beliau dengan ku masih tuaan aku, mbak vani lebih cocok menjadi cucu Pak Geri, dengan umur yang masih 24 tahun, serta kemolekan tubuhnya, aahh, payudara 34C itu, pinggul yang kecil, pantat yang emm ngga besar2 amat sih, pas lah, disodok dari belakang enak lah pokoknya

Mbak vani adalah istri ke empat Pak geri, iya, istri ke empat, selain mengumpulkan pundi pundi rupiah, Pak Geri pun juga mengumpulkan Pundi-Pundi Istri

Uang memang bukan segalanya, tetapi merenung di Private Villa dengan 5 kamar tidur yang semuanya seperti Presidential Suite, lebih enak ketimbang merenung di rumah kontrakan 300rebu perbulan

“halah gapapa tapi mukanya ditekuk gitu, ga suka ah, ga dikasih cium nanti!” beliau menyahut dengan intonasi remeh

“Ga mau dong kalau cuman cium, nyoblos lahhh” sahutku tak gentar

“mau dong dicoblos, emmm memek dah gatel nih” tantangan balik dari beliau, yang mau ga mau bikin jantung memacu lebih cepat darah ke bagian selangkangan

Iya, kita memang sudah sejauh itu berhubungan, Pak Geri walaupun mempunyai istri 4 tetapi beliau jarang, bahkan bisa dibilang tidak pernah menyentuh mereka sama sekali, enggak, beliau enggak gay, normal, Cuma ga bisa ngaceng, eh itu ga normal ya ehehehe, Beliau mengalami Disfungsi di alamat kelaminnya

Bisa dibilang menikahnya beliau hanya sebagai wujud simbolis dari ketenaran, kekuasaan, dan kekayaan beliau, dengan kehidupan yang moncer abis kayak gitu, ngapain punya istri 1, ya ga sih?

Semua istrinya diberikan fasilitas asisten pribadi, semuanya cewek, dan sigoblok pak Geri ini, beri asisten pribadi ke istri keempatnya laki-laki, yaitu aku

Michael Anang, namaku, nama yang diberikan kedua orang tuaku semasa melahirkan ku, aku sudah menikah, istriku cantik, anakku 1 perempuan, cantik lah, papa mama nya aja ganteng nan cantik, kalah kaya aja sama si Geri, dan yang pasti kontolku masih on fire di usia 30 th ini

“pada dimana para art mbak?” Tanyaku sambil celingak celinguk ke dalam

“ada dibawah semua, kenapa?” beliau jawab dengan suara agak di serak-serakin

Tanpa babibu, aku Tarik tangannya, membawa tubuhnya kepangkuanku, pakaian dia yang Cuma kaos pendek ketat, dengan bawahan hotpants, baju dinas sehari-harinya dirumah, dan ya, tanpa bra

Aku lumat bibir tipisnya, sembari tanganku bergerilya meremas payudara kencangnya, dari kiri kekanan, tak lupa aku mainin puting kecilnya, yang kalau dibuka kaosnya, pastilah berwarna pink

Tangan beliau pun mulai aktif, dengan pasrah menerima ciumanku dan remasanku, tangannya mulai masuk merogoh sukmaku, ngga deng, merogoh pusaka Kyai jhonny tralala, si sakti mandraguna yang sudah menaklukkan wanita dalam dekapanku ini

Dia beranjak untuk lebih bebas mengeksplor kontol ku, dikeluarkannya kontolku dari sarang nya

“tau ga seharian aku tu nyari kamu!” hardiknya pada jhonny kecilku yang malang, sambil sesekali mukul mukul kecil nan nikmat ke kontolku

“eh gataunya pemilikmu nongkrong disini” terusnya, monolog ke kontolku, sedikit lagi kayaknya dia jatuh cinta deh sama si jhonny, tinggal janjian aja mau ngedate kapan

“lheeep” dimasukkannya kontolku kemulutnya, sepongannya sungguh nikmat tiada tara, dia sedot sembari lidahnya menjilat setiap bagian si jhonny

“aaah Mbak, enak banget” lututku sampe gemeter ga kuat nahan geli geli ngilu dari rangsangan yang beliau berikan ke si jhonny

Clek clek clek

Keluar masuk mulutnya menyedot si jhonny, membuatku tidak tahan akan kenikmatan yang beliau berikan, kurang dari 3 menit, si jhonny sudah menunjukkan tanda tanda mengangkat bendera putih

Tanpa aba-aba, aku lepaskan kulumannya di jhonny ku, ku buka semua pakaian yang menempel dibadannya, ku gendong menuju kamar yang berada di sebelah kiri dari pintu keluar teras

Aku ambrukkan beliau ke Kasur, langsung ku seruput Nyai MekMbem nya

“AAAaaahhh massh Anaaang”

Tak kupedulikan desahannya, ku mulai dari bibir meki nya kiri kekanan, aku jilat dari bawah ke atas, begitu sebaliknya, memeknya yang udah banjir, terasa asin dilidah, tapi entah kenapa ini lah rasa yang membuat ku ingin terus dan terus menjilat memek setiap wanita, yg masuk kriteriaku dong tentunya

“AAAaahh ssshhh” beliau masih mendesah dengan nikmat

Kumulai menyibak bibir mekinya, kujilat bagian dalamnya, menyolok2 mekinya, menjilati setiap relung lubang luar mekinya, tubuhnya blingsatan menerima rangsangan yang sangat kuat ini

Ketika melihat kondisinya yang menunjukkan akan segera orgasme, kupindah bibirku langsung menyedot klitorisnya yang sengaja tidak aku sentuh dari tadi

Ku sedot klitorisnya, jariku yang nganggur langsung masuk kedalam memeknya. Mengebor lubang jalan keluar bayi tersebut

“AAAAaaaakkkhhhhh massshhh anhaang, memhekkuuh diaphaainnn”

“AAAnjjjiinggg enak bahngetttttt”

Beliau mengejang, pinggulnya terangkat setinggi cita-citaku, dari kemaluaannya, menyemprot keluar cairan bening dengan begitu deras, layaknya air yang keluar dari selang dan di tutup pakai ibu jari

“AAAAAAaaaaakkkkhhhhhhhhhhhhh AAANNjjjjiiiiiinggggggg EEEnnhhhaaaakkkkk”

Kubiarkan dia sebentar dalam masa orgasme yang dibarengin squirt, melihat tubuhnya sudah sedikit melemah, ku colokkan lagi jari ku ke memeknya, langsung ku kocok dengan cepat

“aah anjing, lu anjing mas, anjing anjing anjing ngilu bangsaaaatttthhhhhh aaakhhhh enhhaaaakkkkhhhhh”

Gelombang kedua orgasme serta squirtnya melanda, mengantar sang empu keawang awang langit ke 73476236

Ku hentikan semua aktifitasku ke tubuhnya, kulihat tubuh indah nan gemulai tersebut terengah-engah mengentaskan kemiskinan, eh mengentaskan rasa nikmat yang melanda

Mbak Vani, dari awal menikah bisa dikatakan merasakan nikmat seks dariku, di malam pertamanya, jari tangan Pak Geri lah yang mengambil perawannya, diteruskan dengan dimainkan hanya dengan menggunakan dildo

Pak geri memang tidak bisa ngaceng, tapi dia mempunyai kebiasaan membuat tubuh wanita menjadi objek mainan dia, psikopat memang

4 bulan lalu, sudah hampir 3 bulan mbak Vani tidak dikunjungi oleh Pak Geri, dengan kondisi sange setengah tipsy, pulang dugem sama teman-temannya, aku menjemput beliau dari club dengan keadaan yang yah bisa dibilang cukup membuat jhonny berkedut, aku memapahnya menuju lantai 2 rumah besar ini, masuk ke kemar, dan ihik ihik terjadi secara alamiah

Mulai dari situ lah, hampir setiap hari beliau meminta jatah kepadaku, aku yang sudah ber anak istri ini mau ga mau menurut dong, kalau ngga nurut nanti dipecat kan, bagaimana aku mau menghidupi keluargaku kalau tidak kuterima permintaan beliau yang berat ini, lembur pun kulakukan yang penting majikan senang, aahhh

Melihat tubuhnya yang sudah menunjukkan tanda-tanda pulih, kuarahkan jhonny ku kedepan mekinya, palkonku dengan gagahnya menggesek pintu liang surgawi beliau

“Eh? Bentar bentar mas, ini masih ngilu” rengek beliau dengan wajah memelas

Tanpa peduli dengan keadaan tubuh beliau, ku masukkan perlahan kyai Jhonny tralala ku kedalam liang Nyai MekMbem meilik beliau

“aaah mas anhaang, kamu jahat ih, tapi kok enak huhuhu”

Perlahan, aku keluar masukkan kontolku kedalam memeknya, maju mundur pinggulku, membuat penetrasi lebih dalam di lubang nikmatnya, semakin lama kupercepat genjotanku

Nafsu beliau yang tadi sudah mau turun, langsung fulltank, menggeliat manja mencoba menggoyang pantatnya, mencoba menggali kenikmatan yang lebih

“aah Mbak Vani, memekmu emang juaraaaa” desah ku, merasakan sempitnya lubang memiawnya, terasa licin, tapi peret, peret tapi licin, hangat, geli, nikmat bercampur jadi satu

“aaahhh iyaahhh mash, disitu, sodok yang keras mash, memekku enhhaaakk aaahhh anjjinngg” beliau melolong, merasakan bagaimana kontolku terus mencoba mencari celah yang lebih dalam dari setiap senti memeknya

Semakin lama, kurasakan jhonny sudah akan memuntahkan lendir suci dikarenakan rangsangan dari memek dahsyat ini

“aah Mbak Vani aku mau keluar, didalam apa luar?”

“aah dalem ajahhh mash, aku pengen punya anak” jawabnya

Memang, beliau walaupun masih muda, tapi berkali kali dalam setiap waktu senggangnya ngobrol denganku, mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai seorang anak, yah bagaimana pun, beliau seorang perempuan, tentunya punya naluri dan keinginan untuk menjadi seorang ibu

Yah, walaupun Pak Geri bisa memberi apapun yang dipintanya, tapi untuk anak, mungkin adalah satu satunya yang tidak bisa beliau berikan.

PLOK PLOK PLOK PLOK

Kupercepat sodokanku kedalam liang memeknya, dalam hitungan tak sampai 1 menit, jhonnyku memuntahkan lendir sucinya, dibarengi dengan teriakan dia untuk kesekian kalinya sore menjelang mala mini

“haaah enak mas, dari pagi aku nahan sange, sengaja ngga colmek cuman buat kayak gini, hah hah hah” manja beliau

Beliau pernah ngomong sama aku, menyadari kalau sex drive nya sangat besar, tetapi beliau takut untuk berpetualang diluar, selain karena dia tidak mau memek eksklusifnya terkena penyakit, Pak Geri adalah orang yang sangat beliau hormati, ada rasa bersalah Ketika beliau melakukan hal seperti dibelakang Pak Geri, tapi kenapa dia bebas saja dengan ku, bahkan kalau diluar ada yang menyangka kalau kita pacarana, itu bisa diwajarkan

Mbak Vani merasa kalau aku adalah orang kepercayaan Pak Geri, diterima kerja dengan Pak Geri adalah suatu kehormatan, banyak orang berlomba-lomba hanya untuk bisa masuk dibawah naungan Geri Iskandar, bahkan orang akan bersyukur bila hanya diterima sebagai OfficeBoy saja

Apalagi sepertiku, yang sudah menjadi asisten pribadi salah satu istrinya, tentu tidak mudah mencapai posisi ini, aku yang hanya aspri ini, gaji ku, well hanya 3juta rupiah, tetapi uang makan harianku, uang transport, beserta tunjangan tunjangan, bisa mencapai 20jutaan dalam sebulan, hanya seorang aspri loh ini

“Aaaahhhh ssttt”

“iyaaahhh teruuussshhh”

“sodok terus memek aku massshhh”

“Buat aku hamiiilll”

PLOK PLOK PLOK

Tanpa terasa sudah menjelang malam, tusukan demi tusukan, sodokan demi sodokan aku berikan kepada Majikanku ini

Entah apa yang terjadi dengan tubuhku, rasanya energiku tak pernah habis

Hentakan pinggulku terus kupacu demi memberi kenikmatan duniawi kepada lawan main diatas tubuh ku ini.

Beliau, orang yang sudah membantu ekonomi keluargaku, juga orang yang tadinya aku hormati, yang bahkan bersalaman dengannya adalah suatu kehormatan bagiku, kini tengah memacu birahi, menuntaskan segala Hasrat tabu, merengkuh surga dunia Bersama ku, membiarkan tongkat sakti Kyai Jhoni Tralala ku menembus kedalaman pusaka Nyai Mek Mbem miliknya.

Posisi wot yang kini kita mainkan, menjadi favorit beliau, katanya batangku benar benar masuk ke dalam, mentok sampai ujung kemaluannya

Kulihat dia sudah merasakan sedikit capek diatas, kupegang pinggulnya, kemudian aku angkat letakkan tubuhnya diatas Kasur.

“ayo masukin lagi mas, aku baru aja mau keluar malah stop mainnya” Protesnya Ketika tiba tiba ku hentikan permainan kita dan mengganti posisi.

“sebentar Mbak Vani, apa Mbak Vani ngga capek daritadi diatas terus?” Sahutku sambal cengar cengir iseng

“Ya capek, yauda cepetan, memekku udah gatelll bangeett ini pengen disodok” balasnya merengek.

Tanpa aba-aba, langsung aku masukkan Kyai Jhoni Tralala ku kedalam Nyai Mek Mbem nya, keras, sampe mentok

“AAAaaaahhhhhhhhh ANNNJJJIiiiiinggggg!

Mbak vani Kaget dengan gerakanku yang tiba-tiba, kaget sekaligus keenakan, membuatnya sedikit shock.

Dengan cepat aku kocok kemaluannya menggunakan penisku

PLOK PLOK PLOK

“AAaah terusshh mash”

“ini enaaak bangeeettt”

“aku mau keluar”

Dengan cepat aku terus menyodok liang rahimnya,bertujuan untuk membuka pintu suci peranakan beliau

“bareng ya mbak, aku juga mau keluaarrhh”

“iyahhh, ayook, biar jadi, biar aku hamil anak kamu mash anaaang”

PLOK PLOK PLOK PLOK PLOK

Tanpa menunggu waktu lama, aku langsung menembakkan cairan kental ku kedalam memeknya, bebarengan dengan beliau mencapai klimaks untuk kesekian kalinya mala mini

“aah ahhh aaahhh iyaahhhh massshhh aku keluaaarrrhhhhh”

CRAT CRAT CRAT CRAT CRAT

Lima kali aku tembakkan pejuh suci ku kedalam vaginanya, dibarengi dengan tubuhnya yang kelojotan didera kenikmatan level maksimal, menerbangkan jiwanya

“hah hah hah, kamu gila mas hah hah hah”

Dengan nada terengah-engah, dia protes akan kenikmatan yang baru saja aku berikan

“apakah malam akan berakhir sekarang Mbak? Ataukah malam ini akan menjadi malam yang Panjang?” aku mencoba menggodanya sambil tersenyum tengil

“hhaaaah, cukup dulu ya untuk malam ini, lanjut besok lagi ya, badanku semua remuk ga berbentuk kalau kamu lanjutkan” masih dengan terengah-engah dia menolak godaanku.

“heheheh, yauda sini Mbak, makasih ya” aku merengkuh badannya, menyandarkan kepalanya didadaku, memberinya rasa nyaman dan tentram

“Btw, Bapak udah tau hubungan kita mas” dengan polos dan tanpa tedeng aling-aling, dia bicara dengan lancarnya

“Hah?! Gimana?!”

~~~TAMAT~~~