BO Bini Orang
Biar lebih jelas silahkan lihat ilustrasinya…..
(×_×)
Selingkuh No! Jajan Yes! Itu prinsip ane. Bukanya sama aja lah Mang? Ya enggak lah. Selingkuh melibatkan hati. Curhat-curhat, PDKT, lama-lama nyaman berujung chek in FOC alias Free of Charge sangat ane hindari. Termasuk FWBan, enggak lah. Takut ujung-ujungnya main hati dan tentunya akan membahayakan rumah tangga ane. Lain halnya dengan “Jajan”. Kita beli jasa. Dan hubungan transaksional terjadi. Alias bisnis to Bisnis.
Lagian kalo kata orang mah mending beli satenya daripada miara kambingnya. Hehehehe.
Pagi itu suasana mood ane lagi kurang baik karena ane sakaw belum nemu memek. Udah tiga hari ane di kota ini dan fokus pada kerjaan. Gak ada salahnya lah kalo hari ini ane sedikit memanjakan diri.
Slurrptt.. aahh..
Nikmat rasanya nyeruput kopi di pagi hari sambil ditemani rokok kretek kesukaan ane. Sambil liat-liat info di Forum Sempr*t yang ternyata hasilnya gak seuai harapan. Gak banyak info tentang kulimek kota ini. Ane pun lalu membuka aplikasi ijo kesukaan ane. Lalu ane search di sekitar ada beberapa memanjakan diri dengan status Open BO. Gak banyak, tempatnya pun agak jauh dari lokasi proyek ane. Tak selang berapa lama, ane melihat sebuah akun anonum tak berfoto tengah memasang sebuah status,
I JAM BEBAS CROTT..
Penasaran ane pun langsung chat dia,
“Betul 1 jam bebas crot?” ujar ane yang langsung ane tanya tanpa basa-basi.
“Berapa?”
“500 Mas.” jawabnya.
Biasa lah buka harga. Tentu ane tawar gak mau segitu.
“Jangan segitu atuh.” ujar ane.
Tak selang berapa lama dia kirim poto ke ane.
Pas ane buka ternyata poto sepasang buah dada mengkal dan mulus. Ukuran kedua buah dada itu terlalu besar, pas genggaman tangan tapi bentuknya terlihat bulat dan padat. Pada puncaknya buah dada tersebut dihiasi oleh puting susu berwarna merah muda yang mungil. Wah paporit ane nih ini mah, dalam hati.
“Gimana Mas?” tanyanya.
“300 aja deh, gimana?”. tawar ane.
Kalo ane liat dari bentuk tokednya tadi sih 500 juga sebenernya ane berani. Tapi kan di poto cuma toked, barangkali mukanya kayak Burisrowo gimana? Lagian itu bener tokednya dia apa bukan kan gak tau. Terus apakah dia ini tipu-tipu kan gak tau juga. Seperti yang suhu-suhu ketahui juga, di aplikasi ijo ini kan tidak sedikit oknum-oknum penipunya.
“Boleh!” jawabnya. Di luar dugaan dia langsung mengiyakan tawaran ane.
“Gak tf DP?” tanya ane.
“Gak usah Mas. Bayar di sini aja.” jawabnya.
Berarti fix bukan penipu. Soalnya dia gak minya transfer DP. Soalnya ane udah pernah kena tipu pas udah transfer DP langsung ngilang dia nya.
“Mau jam berapa Mas?” tanyanya.
“Siang aja. Jam 12an.” jawab ane.
“OK mas. Tak tunggu.” ujarnya.
Yessss, dalam hati ane.
Kebetulan juga hari itu gak begitu banyak kerjaan. Setelah datang barang ane ngebriefing orang kepercayaan ane agar dia lanjut mengawasi kerjaan yanh lainya. Ane pun lalu pamit dengan alasan ada keperluan.
Jarum jam menunjukan angka pukul 11.15 ketika HP ane getar. Rupanya ada pesan masuk ke aplikasi ijo ane.
“Jadi ke sini, Mas?”
“Jadi kok. Ini mau OTW.” jawab ane.
Dia pun mengirimkan shareloc ke HP ane. Sekitar lima menit kemudian ane pun berangkat menuju lokasi. Tidak begitu jauh rupanya dari lokasi proyek ane. Dua puluh menit perjalanan ane sudah sampai di sekitaran lokasi yang di tuju.
Sebuah perumahan type cluster. Ane sebenernya agak sangsi apa bener ini ada yang Open BO di perumahan penduduk gini. Di gerbang juga keliatan ada satpamnya. Ah, ane coba chat aja dia.
“Saya udah sampe di lokasi.” ujar ane lewat chat di Aplikasi Ijo.
“Masuk aja ke perum bilamg ke satpamnya mau ke Pak Gito.” jawabnya.
Gito? Kok Gito sih? Ah mungkin aja yang punya kosan apa kontrakannya namanya Pak Gito.
“Siang Pak.” ujar ane ke Satpam.
“Selamat siang.” jawabnya.
“Saya mau ke rumahnya Pak Gito. Sebelah mana ya Pak?” tanya ane.
“Bapak lurus saja, mentok belok kiri. Nanti di pojokan paling ujung itu rumahnya.” jawabnya.
“Terimakasih Pak.”
“Sama-sama.”
Sesuai arahan Pak Satpam tadi pun ketemulah rumah Pak Gito yang dimaksud. Rumah kluster type 45, tidak tampak seperti kos-kosan apa kontrakan. Bener gak sih? Ah bodo amat! Udah di sini masa ane mundur lagi.
Ane lalu memarkirkan gerobal besi ane di tanah kosong di sebelah rumah itu dan langsung mengetuk pintu rumah itu. Tak seberapa lama, pemilik rumah itu pun membukakan pintunya. Dan munculah sosok pria muda bertubuh tinggi dengan kulit putih dari balik pintu itu.
“Maaf cari siapa ya, Pak?” tanyanya.
“Oh, iya Mas. Saya.. mau.. em..” jawab ane terbata-bata.
“Maaf, njenengan yang di aplikasi Mich*t ya?” tanya pria itu lagi.
“Monggo silahlan masuk Pak.” ujar dria itu mempersilahkan ane masuk dengan logat Jawa nya yang kental.
Ane pun dipersilahkan duduk. Rumahnya tertata dengan rapi. Ruang tamunya juga terlihat sangat rapi. Tak ada kesan seperti tempat maksiat yang selama ini ane kunjungi. Pun laki-laki itu, dia tak terlihat seperti germo atau orang yang suka menjajakan wanita.
“Nama saya Gito, Pak. Tadi itu Bapak chat dengan saya di aplikasi.” ujarnya membuka percakapan.
Oalah jadi dari tadi itu ane chat ma cowok ini ternyata. Gebleg. Dongkol juga ane berasa dikibulin. Namun ame cuma ngangguk-ngangguk aja sambil senyum-senyum menyembunyikan perasaan dongkol ane.
“Bapak tak perlu khawatir. Kita enggak tipu-tipu kok. Kebetulan yang Open BO itu istri saya.” ujarnya menjelaskan ke ane.
Dan aseli itu membuat ane kaget. Masa iya nih cowok tega bininya Open BO.
“Ah yang bener Mas? Jangan becanda gitu. Masa Mas biarin istri Mas sendiri ditumpaki laki-laki lain?” tanya ane.
“Bener kok Pak. Saya serius. Untuk alasanya cukup kami yang tau. Bapak cukup tau nya puas dan membayar sesuai dengan kesepakatan kita.” jawabnya tegas.
Kalo dari jawabannya laki-laki ini kayaknya serius. Ada juga suami yang tega bininya dientod laki-laki lain. Apakah karena himpitan ekonomi? Apa dia punya fantasy aneh-aneh? Ah jangan-jangan entar ane direkam terus disebarin. Banyak pikiran berkecambuk di otak ane.
“Kenapa Pak?” ujarnya. Dia rupanya bisa menangkap rasa kekhawatiran ane.
“Sekali lagi Bapak tak perlu khawatir. Sama sekali kami tidak ada niatan jahat kok. Ini murni bisnis to bisnis. Percayalah kami profesional. Rahasia dan Privasi Klien kami jaga.” ujarnya meyakinkan ane.
“Kami beroperasi di perumahan seperti ini untuk menghindari kecurigaan. Bapak mau sampai menginap di sini pun orang tak akan curiga karena saya ada di sini. Dari luar akan tampak orang yang sedang berkunjung ke rumah saudara atau kerabat.” imbuhnya.
Ane pun cuma bisa mengangguk-angguk saja mendengar penjelasanya. Walau sedikit terdengar tidak masuk akal. Tapi ya seperti yang dia bilang tadi ‘bapak cukup taunya puas dan membyara sesuai kesepakatan’.
“Maaaaahhh… ini tamunya udah dateng lhoo..” ujar Mas Gito memanggil istrinya.
Ane jadi penasaran kayak apa sih istrinya.
“Sek to Pah. Mama kan lagi bikin minuman.” jawab istrinya dari dalam.
Tak selang seberapa lama munculah istri Mas Gito itu membawakan minuman.
Istri Mas Gito adalah sosok perempuan dengan wajah yang cantik dengan kulit kuning langsat khas orang jawa. Rambutnya panjang lurus dan ukup tinggi untuk seorang wanita, kira-kira 170 cm. Kakinya jenjang dan mulus tentunya. Dipadukan dengan ukuran payudara 34B dan bongkah pantat yang montok, serta perut rata, maka dengan penampilan seperti itu istri Mas Gito terlihat sangat menawan dan menggoda setiap mata pria yang memandangnya.
Ia sungguh tampak menawan dengan balutan kaos ketat berwarna putih dengan dipadukan celana hotpants berbahan spandeks ala-ala korea. Putingnya terlihat menerawang mancung dari balik kaosnya yang tipis pertanda ia tidak memakai bra. Sungguh luar biasa, kedua payudaranya tampak bulat sempurna walau tanpa penyangga. Dan saat ia menyimpan minuman di meja otomatis saat dia membungkuk bongkahan payudaranya terkspose lewat celah leher kaosnya yang rendah.
Aseli mulus Hu. Gila juga membayangkan kalo ini cewek bakal ane entot. Gimana rasanya Mas Gito ini kalo nanti dari balik kamar terdengar bininya yang jerit-jerit sedang ane gagahi di rumahnya sendiri. Mambayangkan kegilaan itu, otomatis dedek kecil ane pun langsung bangun berdiri.
Berdirinya burung ane diketahui oleh istrinya Mas Gito. Melihat hal tersebut dia senyum-senyum penuh arti.
“Hihihi… burungnya sudah bangun tuh Pak.” ujar istri Mas Gito.
“Waduh maaf Mbak. Maaf.”
“Ndak apa-apa Pak. Normal kok. Oya perkenalkan nama saya Laras.” ujar istri Mas Gito itu memperkenalkan diri menjulurkan tangannya.
Saat ane menyalaminya terasa lembut tangan Mbak Laras istri Mas Gito ini. Hal tersebut tentu membuat ane nyaman berlama-lama menggenggam tanganya. Apalagi ane terpesona oleh paras cantik Mbak Laras dan kedua gunung kembarnya yang tamoak indah.
“Sudah sih Mas megang tangan sayanya. Kan nanti juga mau megang yang lain. Hihihihi.” ujar Mbak Laras.
Muka ane memerah tersipu malu saat ane melepas tangannya. Mbak Laras pun lalu duduk di sebelah Mas Gito suaminya itu sambil bergelendotan mesra. Seolah-olah dia emang lagi memancing-mancing ane.
“Gimana Pak? Cantik kan istri saya?” ujar Mas Gito.
“Iya cantik sekali Mas. Seperti bidadari.” jawab ane.
“Hmmm… gombal nih Bapak.” ujar istrinya Mas Gito.
“Beneran Mbak. Aseli. Lagian gak usah panggil Bapak gitu. Saya kan belum tua.” balas ane.
“Ya wis. Ngomong-ngomong kita belum kenalan nih Mas.” kata Mbak Laras.
“Oh iya. Nama saya Aceng, Mbak.” jawab ane.
“Kalo saya liat sepertinya Mas Aceng ini bukam aseli daerah sini ya?” tanya Mas Gito.
“Iya memang Mas. Saya kebetulan lagi ada proyek di kota ini.” jawab ane.
“Oalah.. orang proyek toh.” ujar Mas Gito.
Kami pun larut dalam obrolan. Mas Gito dan Mbak Laras orangnya asyik kalo diajak ngobrol. Dan tak terasa jarum jam sudah menunjukan pukul 12.10.
“Oh iya. Mas Aceng gak buru-buru kan? Kita makan siang dulu.” ajak Mas Gito.
“Waduh Mas, gak usah. Malah ngerepotin nih saya.” jawab ane.
“Enggak kok Mas. Santai aja. Kebetulan aku udah masak. Cobain masakanku dulu.” kata Mbak Laras sambil langsung menggandemg tangan ane mengajak ane ke ruang makan.
Sementara suaminya mengikuti kami dari belakang.
Dan ini bener-bener pengalaman baru buat ane selama terjun di dunia perlendiran. Baru kali ini ane BO Bini Orang, atas persetujuan suaminya, eksekusi di rumahnya. Eeeh, diajak makan pula. Apa di sini ada yang pernah mengalaminya? Monggo ditunggu komen dan masukannya. Kita rehad dulu sejedag.
Bersambung…