Budhe tetangga

Namaku aji umurku 20 tahun aku cuma tinggal berdua dengan ibuku, bapakku sudah meninggal waktu aku masih kecil. kerjaanku adalah berkebun, biasanya klo berkebun bisa 5 sampai enam hari,, karena aku berkebun di hutan. aku berlebun dengan tetanggaku pak karto usianya kira2 59 tahun yang biasa kupanggil dgn sebutan pakde.

meski tetangga jarak rumahku dengannya kurang lebih 100 meter, itu karena aku tinggal di lereng gunung. aku juga tak tahu knpa aku bisa hidup di daerah yang sepi dan jarak antar tetangga sangat jauh paling dekat ya rumahku dengan rumah pak de karto, sedangkan dengan yg lainnya cukup jauh mungkin kira2 700 meter,, itu karena rumah ku dan rumah pakde karto berada paling atas.

Pakde karto punya istri namanya Sumini, aku memanggilnya budhe sum. dia seperti wanita desa pada umumnya berkulit sawo matang, bodynya sedang, payudaranya sangat proposional dgn badanya, dan masih kencang, mungkin karena dia belum dikaruniahi anak, usianya mungkin 46 tahun beda cukup jauh dengan pakde karto

Hari itu aku kerumah pakde untuk pergi kebun, sesampai dirumah nya ternyata pakde sudah menunggu diteras rumah, disana juga ada budhe sum yg terlihat cantik, setelah ngobrol2 sebentar kamipun berangkat. Ji jaga pakde ya,, ucap budhe sum… “siap budhe” jawabku. butuh waktu kira2 satu jam berjalan untuk sampai di kebun.

sudah dua hari kami berkebun,, waktu aku tanya obat untuk menyemprot tanaman ke pakde, ternyata dia lupa belum beli, ada sisa obat dirumahnya tp tidak cukup. lalu dia memintaku pulang untuk membeli obat di kota,, tapi waktu kutanya apa tidak apa2 kutinggal sendirian, karena butuh waktu sehari untuk sampai dikota, itupun klo ada bis yg lewat klo gk ada bisa 2/3 hari, dia jawab gk apa2, sekalian nanti klo kembali dia minta bawakan baju karena mungkin kita kembali dari kebun cukup lama bisa sampai 2/3 minggu,, karena ada tanaman yg harus di panen.

Akupun pergi meninggalkan pakde di kebun, aku berangkat ke kota untuk beli obat2 an tanaman. hari ini aku lumayan beruntung, baru sampai di jalan besar aku langsung jumpa bis yang kekota,, biasanya bisa berjam2 nunggu bis, bahkan klo apes kita tdk akan dapat angkutan. setelah selesai beli obat aku kembali pulang, sesampainya dirumah, aku mengambil pakaian untuk dikebun, ibu bilang kok cepat aku pulang, aku menjawab klo aku baru pulang dari kota beli obat dan pupuk.

Aku ingat klo pakde minta ke aku untuk membawa pakaian, lalu aku pergi kerumahnya, ku ketuk pintu rumanya, tapi tak ada jawaban, karena pintunya nggk dikunci, kupanggil budhe sum tp tak ada jawaban,, aku lalu belakang aku mendengar suara air gemericik,, apa budhe sedang mandi,, aku lalu berjalan pelan2 menuju kamar mandi, dan ternyata budhe sedang mandi, aku segera mengintip dari lubang dinding kamar mandinya,, dan seketika kontolku sepanjanh 18 cm tegang melihat tubuh telanjang budhe sum,, aku lalu melepas celana pendekku, lalu mengocok kontolku,, entah setan apa yg merasuki ku aku lalu melepas semua pakaianku dan masuk ke kamar mandi,, dan tentu saja membuat budhe sum kaget,, aku segera menerkam tubuh budhe sum, dia memberontak tapi tenagaku lebih kuat dari tenaganya membuat aku mudah melumpuhkannya,, apalagi sambil mencium bibirnya tanganku mengobok2 vaginanya membuat mendapat orgasmenya dan itu membuatnya semakin tak berdaya

ji apa yang kamu lakukan, tolong hentikan, sambil menangis,, sudah diam sekarang kita akan bersenang senang,, ucapku… aku lalu mengarahkan kontolku ke vaginanya… jangan… jii,, jangaannn,, toloongg… jiii,, aku tidak perduli dengan tangisannya dan segera kuhentankkan kontolku… bleeessshhhhh… kontolku kini tenggelam di vaginanya… aaarrrggghhh,, erangan budhe sum cukup keras, kugenjot vaginanya… dengan cukup keras… aarggh… ooouuhh,, aaarrggghh… sementara budhe sum masih menangis,, kulihat budhe sum akan dapat orgasmenya lagi,, kupercepat sodokan kontolku dan aaaarrrrhhhhhh… seeerrrre… kontolku hangat tersiram air orgasmenya.

Aku lalu mengunci pintu rumahnya dan membopong budhe sum ke kamar… sambil berdiri menungging kusodok vaginanya tak butuh waktu lama tubuh budhe sum ambruk dikasur mendapat klimaks kesekian kalinya… kini budhe sum pasrah,, sementara aku segera mencapai klimaks,, kontolku semakin cepat menghujam vaginanya dan akhirnya aaarrrrghhhhh… oouuhhhhh… croooottt,, serrrrr… crrroooottttt… pejuhku keluar berbarengan dengan orgasme budhe sum.

sudah dua hari aku menyetubuhi budhe sum dan belum kembali ke kebun… budhe sum bilang agar sampai suaminya tahu klo aku menyetubuhinya,, bagiku ini aneh mestinya aku yg takut klo ktahuan pakde karto,, baik klo kamu menolak aku setubuhi bukan hanya suamimu yang tahu tapi orang2 dibawah sana juga akan tahu,, ucapku balik mengancamnya,, aku lalu meminta dia mengambilkan pakaian suaminya… sebelum aku kembali ke kebun aku menggenjot vaginanya lagi sampai aku keluar 2 kali.

sampai di kebun pakde bilang kok cepat aku kembali dari kota,, ia pakde aku dapat bis nya cepat,, jawabku. dalam hati aku tersenyum, padahal dua hari ini aku menggenjot tubuh istri nya. waktu cepat berlalu,, kini hasil panen kebun kami akan dijual ke kota. aku berpamitan ke ibu klo aku akan kekota. tapi sesampainya di tempat pengepul pakdhe bilang klo dia saja yg ikut kekota, kok gak seperti biasanya pakde,, sekarang lebih keras kerjanya,, kan biasanya aku pakdhe???

tanyaku… pakdhe tersenyum lalu berkata… biasa ji demi anak…“apa budhe sum hamil pakde??? dia hanya menjawab lewat anggukkan, dalam hati aku berkata apa budhe sum hamil anakku atau dia hamil anaknya pakde karto,, tapi dgn segera aku tersadar dari lamunan dan kengucapkan selamat ke pakde,, lalu pakde pergi ke kota bersama para petani lainnya.

Aku segera pergi kerumah budhe, lewat jalan pintas,, karena rumah pakdhe dia atas rumahku maka klo aku lewat jalan biasa,, ibu akan tahu klo aku tidak jadi ke kota. aku langsung masuk kerumah budhe sum dan menguncinya,, ternyata budhe sum lagi tiduraan di kamarnya,, aku segera menghampirinya dan melumat bibirnya,, karena aku butuh jawaban tentan anak yg di kandungnya lalu dengan kode aku meraih tangannya dan mengelus perutnya,, dan budhe tahu maksudku… ini anak mu ji… sambil air matanya berlinang,, aku kembali melumat bibirnya dan selama 5 hari aku nginap di rumah budhe sum,, tentunya kontol ku selalu mnyemprotkan pejuh di vaginanya.