CERBUNG BENI
Di suatu tempat hiduplah seorang wanita dan pria yang begitu harmonis dan berkecukupan keduanya saling melengkapi baik dari sifat dan juga akhlak, Sang wanita memiliki paras yang cantik dan berpenampilan tertutup gamis dan jilbab lebar namun tidak menghilangkan keindahan bentuk tubuhnya walaupun selalu di tutupi dengan norma yang ia pegang, ibarat kata sekarang wanita ini memiliki body gemoy, sedangkan si pria sama halnya memiliki wajah yang ganteng dan juga memiliki tinggi di atas rata-rata pria di negeri apalagi di tunjang dengan pribadi yang soleh dan juga budi pekerti yang baik. pasangan ini sudah menjalani bahtera rumah tangga selama lima tahun dan baru di karuniai seorang anak perempuan berusia 5 tahun. Keluarga yang sangat bahagia, tidak kekurangan apapun dari segi materi. si wanita bernama Radila xxx berusia 28 tahun dan si Pria bernama Fauzi xxx berusia 30 tahun, anak semata wayang mereka Fara (Fauzi dan Radila) begitulah ide mereka untuk menamai anaknya diambil dari kata awalan nama kedua orangtuanya, Kita panggil saja si wanita dengan sebutan Dila. Dila merupakan seorang ibu rumah tangga pada umumnya yang kesehariannya hanya menjalankan aktivitas yang biasa-biasa saja, seperti mengurusi anaknya, memasak dan juga membersihkan rumah, kalaupun ada waktu senggang dia akan berangkat melakukan zumba itupun tidak rutin hanya sesekali, maka dari itu tubuhnya aga sedikit berlemak tidak kencang-kencang amat, tapi masih memiliki wajah yang sangat cantik, untuk penampilan dirumah juga masih tergolong tertutup hanya gamis dan jilbab saja. Sedangkan Fauzi adalah seorang pejabat muda di salah satu instansi sosial Tugasnya banyak menghabiskan waktu untuk mengurusi orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem sosial di negara ini, seperti mengurusi anak jalanan, orang-orang yang mengalami disabilitas fisik maupun mental dan lain sebagainya, sangat cocok sekali pekerjaannya dimana dia memang memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi terhadap sesama manusia, tak heran berkat dedikasi yang tinggi dan kerja keras yang ikhlas dalam usia masih tergolong muda dia mendapatkan promosi jabatan yang sangat cepat, secara tidak langsung masalah finansial keluarga mereka juga mengalami peningkatan. Dalam rumah yang begitu luas dan hanya di isi oleh tiga orang saja satunya anak kecil, Fauzi berpikir saatnya ia harus mencari pembantu segera untuk menghandle segala urusan rumah ia tak tega melihat istrinya berjibaku melakukan pekerjaan rumah belum lagi harus mengurus anak yang sedang aktif-aktifnya, akhirnya dalam keputusan yang mantap harus mencari seorang tukang kebun untuk membantu pekerjaan rumah, malam harinya sang suami pulang dari kantor, ia segera mengutarakan maksud dan tujuan kepada Dila. Besoknya paginya Fauzi mencari ke Agensi pembantu tapi semuanya tidak ada yang cocok Fauzi mulai menyerah, setelah beberapa lama mencari keberbagai agensi sekitar jam 12 siang tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba datanglah seorang bapak yang kira-kira umurnya sekitar 60 tahunan, orangnya memiliki postur tubuh yang tidak normal atau yang sering kita sebut cebol tapi mempunyai tubuh padat dan kekar, wajah nya hitam legam khas daerah timur negeri ini, sesaat Fauzi berpikir dan melihat bapak itu, dia bergumam…. “apakah bapak ini tidak terdaftar dalam program kesejahteraan sosial”…pikir Fauzi bapak itu terus menghampiri Fauzi sambil sesekali mulutnya berkomat kamit, kemudian ia langsung bertanya bertanya, “apa ini rumah bapak Fauzi?” … “Iya”…jawab Fauzi, “ada yang busa saya bantu pak?”…
Lanjut Fauzi lagi. “perkenalkan pak, nama saya Beni, saya dengar bapak bekerja di bidang sosial dan ingin mencari seorang tukang kebun, kebetulan pak saya lagi butuh pekerjaan, saya menawarkan diri untuk bekerja bersama bapak”…. ternyata bapak tua itu bernama Beni Sejenak Fauzi mengerucut kan dahinya, heran melihat postur tubuh pak beni ingin mengajukan diri sebagai tukang kebun. “Oh benar saya sedang butuh tukang, tapi apa bapak sanggup bekerja fisik dengan..maaf pak..”…. menghentikan omongannya. Seperti tahu maksud Fauzi memandang fisiknya beni kemudian langsung Menjawabnya dengan tegas “ooh tenang saja pak, biarpun fisik saya seperti ini, saya masih bisa melakukan pekerjaan berat, dijamin saya mampu melakukannya dengan baik”. “syukurlah pak kalo bapak yakin dan mampu”. Jawab Fauzi kemudian “begini saja pak beni, saya akan diskusikan dulu dengan istri saya, jika sudah deal dengan istri saya, saya akan panggil pak beni lagi”. Lanjut Fauzi “oke baiklah kalo begitu saya simpan nomer hp saya, mudah-mudahan saya bisa cepat bekerja dengan bapak”. Harap beni. Sesaat kemudian merekapun berpisah, ketika malam harinya dalam percakapan suami istri. “Mah,…papah udah cari tukang kebun yang bisa bantu beres-beres rumah kita” “Loh kok baru bilang mamah sih pah…lagian mama sendiri juga masih bisa ngerjain pekarangan rumah”. “Ya gapapa mih, ini kan buat mama juga biar mama bisa lebih santai dan fokus ngurus Fara aja, selama ini mama kan Cuma di rumah doang gak bisa kemana-mana, kalo ada tukang kebun kan biar semuanya di handle sama dia aja….oh ya namanya pak Beni mah dia asalnya orang timur tapi dia kena gangguan pertumbuhan”. Terang Fauzi “Maksudnya gimana pah?”. Tanya Dila penasaran “Iya kalo kata kasar nya pak Beni itu orang cebol mah”. “Papa yakin mau mempekerjakan pak Beni itu, apa dia sanggup pah, rumah kita kan lumayan luas”. “yang papa liat sih dia pd sekali, tapi papa yakin ko dia orangnya pekerja keras, lagian papa juga kasian mah dia hidup sendiri disini ga punya sanak saudara”. “ya udah deh kalo itu keputusan papa, mama ngikutin aja deh.” “oke mah nanti besok papa tlp dia langsung saja suruh kerja”. Sejenak Dila aga ragu mendengar penjelasan dari suaminya mengenai fisik Beni, apakah dia bisa bekerja dengan baik, tapi dipikir kembali dia memang butuh tukang secepat mungkin, karena memang yang dikatakan suaminya ada benernya dia kurang memanjakan dirinya sendiri, mungkin ini waktunya untuk Dila bersantai dan fokus mengurus anakanya. Dilain tempat Beni sebenarnya sudah mengetahui tentang keluarga Fauzi dimana dia dulu adalah orang yang pernah di urus oleh kantor nya Fauzi, Beni sekilas melihat background keluarga Fauzi Dari file para pegawai disana, sebenarnya Beni adalah seorang tunawisma dimana dia dulu adalah seorang pemain sirkus keliling, karena suatu kasus pencabulan terhadap sesama pemain sirkus dan dia di anggap memiliki ilmu hitam oleh sebagian kru sirkus yang mengenalnya dia akhirnya dikeluarkan dari rombongan sirkus tersebut dan menjadi seorang gelandangan dijalanan, pada waktu tertentu dia berhasil diamankan oleh kantor sosial dimana Fauzi bekerja, pada saat itulah Beni mengincar keluarga Fauzi. Besoknya Fauzi menelpon Beni mengabarkan bahwa dia diterima bekerja di rumahnya. “ hallo pak Beni, ini saya Fauzi”. “oh iya bagaimana pak? “.
Tanya Beni penasaran “Bapak langsung saja berangkat menuju rumah saya, bapak boleh bekerja di rumah saya hari ini juga”. “Waduuh makasih pak saya senang sekali”. Jawab Beni kegirangan “iya pak sama-sama, bapak nanti bawa aja barang dan keperluan bapak, saya sudah sediakan kamar untuk bapak tinggal”. “Baik pak kalo begitu saya siap-siap dulu”. Begitulah percakapan Fauzi dan Beni dalam sambungan telepon, Fauzi tidak mengetahui kengerian apa yang akan di alami oleh keluarganya terutama sang istri Dila yang menjadi target Beni. Siang itu datanglah Beni dengan tas yang sudah lusuh yang hanya berisi pakaiannya saja, datang dari arah gerebang perumahan elit dia berjalan menuju rumah yang dimaksud serasa lama perjalanan dari gerbang menuju rumah Fauzi ya tentu saja lama karena langkah kaki Beni berbeda dengan orang normal, setelah sampai di depan pintu Beni di sambut oleh kedua suami istri tersebut. “Mah ini pak Beni yang papa ceritakan kemarin dia akan bekerja di rumah kita”. Fauzi memperkenalkan Beni kepada Istrinya Melihat tubuh sang majikan perempuan yang di rasa cocok dengan seleranya Beni menjadi sangat bersemangat untuk segera mungkin melancarkan aksinya, bagaimana tidak walaupun sudah ditutup dengan pakaian gamis dan jilbab lebar Tubuh Dila masih terlihat jelas body gemoy nya dan toket dengan ukuran diatas normal membuat siapapun ingin melahapnya. “Ibu perkenalkan saya Beni saya akan bekerja keras dan bersungguh-sungguh walaupun fisik saya seperti anak kecil, tapi tenang saja bu saya tidak akan mengecewakan bapak ibu”. Ucap Beni dengan penuh keyakinan “oh iya pak Beni saya percaya bapak akan bekerja dengan baik”. Ucap Dila, sambil salaman dengan bersentuhan tangan dengan Beni tiba-tiba Dila merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya dia merasa tubuhnya panas seperti demam, dan sejenak dia sempoyongan untung di langsung di tahan oleh suaminya. “Eh mama kenapa?, Mama sakit?, Duh badan mama panas sekali”. Fauzi khawatir melihat kondisi istrinya tiba-tiba seperti itu. “Gak tau pa, tiba-tiba mama pusing banget, kayaknya kecapean kali pa”.jawab Dila Tanpa ada yang tau ternyata Benj sudah menggunakan ilmu hitam nya dari tadi terhadap Dila, akibatnya Dila sudah masuk perangkap Beni “pak Beni, bapak langsung saja beres-beres ya, saya mau nganter istri saya dulu ke kamar kayaknya dia lagi kurang fit”. Kata Fauzi tanpa curiga sama sekali “Iya pa semoga ibu cepat sembuh ya, ibu istirahat aja yang cukup, sekarang sudah ada saya biar saya aja yang mengerjakan semuanya”. Kata Beni dengan ucapan manisnya. “Makasih ya pak Ben, saya istirahat dulu”. Mendengar perkataan seperti itu dari Beni entah mengapa hati Dila merasa hangat dan nyaman padahal itu hanya ucapan biasa basa basi saja, lanjut kedua suami istri itu langsung menuju kamar mereka untuk Dila beristirahat. Ketika mereka sudah menjauh dari hadapan Beni, terlihat senyum iblis muncul dibibir Beni yang tebal, kengerian apa yang akan terjadi selanjutnya.