Cerita Dewasa Artis: Bercumbu Dengan Tyas Mirasih

Ngentot Dengan Tyas Mirasih . Siang bolong di sebuah pantai di suatu pulau, Tyas tengah berjemur di batas pantai, hanya beberapa centi dari air laut. Kulitnya ter-ekspos jelas; ia hanya mengenakan bikini hitam, khususnya di bagian dadanya yang terlihat begitu ketat menahan payudaranya. Rambut hitamnya terurai ke kanan. Dengan mengenakan sebuah kaca mata hitam, ia terbaring pasrah di atas handuk yang dibentangkannya di atas pasir, di bawah sengat matahari siang.

“hai, Tyas” pria bertinggi 175 cm menyapa gadis itu.
Tyas membuka kacamatanya.
“oh, si Dumbu. Ada apa Mbu?” sapanya.
“enggak apa – apa kok, Cuma mau ngobrol aja” Dumbu menyengir.

“yaudin, duduk dong. Sini samping gue” Tyas pun bangkit duduk, dan Dumbu duduk di sampingnya.
“panas banget ya” Dumbu membuka pembicaraan.
“iya nih, untung udah pake sun block.”
“kamu ngapain sendirian tiduran di sini? Galau ya?” goda Dumbu.

“enak aja” Tyas tersenyum kecil.

Mereka berdua mulai meracau, membicarakan ini dan itu. Tyas datang ke pulau ini untuk menghilangkan penat dari pekerjaannya, dunia entertainment. Dumba dan teman – temannya yang kebetulan hendak berlibur, mengajak Tyas untuk ikut serta.
Mengapa ia mengajak Tyas? Itu dia pertanyaannya. Dumbu memang sejak lama sudah kepincut dcengan Tyas. Kebetulan ia sedikit kenal dengan Tyas ketika ia bekerja sambilan di suatu perusahaan majalah.

Sudah sekitar 20 menit mereka mengobrol dan curhat. Tyas juga enjoy menanggapi Dumbu, begitu juga sebaliknya. Dumbu pun semakin terpincut dengan Tyas.

Sejak ia mulai ngobrol dengan Tyas, ia tak henti – hentinya memandangi tubuh Tyas yang molek nan porposional; bra atasnya yang begitu ketat menahan payudaranya membuat Dumbu semakin tertegun; kulitnya yang berlapis keringat dan disinari oleh sinar panas matahari membuat kulit Tyas terlihat semakin eksotis.

“kyaa!” jerit kecil Tyas ketika air laut menyentuh kakinya tiba – tiba.

Sesaat itu, payudara Tyas yang berukuran cukup besar itu terguncang naik dan turun. Dumbu semakin terangsang. Tanpa sadar penisnya mulai menegang. Ia berusaha menahannya dengan tangannya.
Tiba – tiba suasana menjadi hening, Tyas sepertinya kehabisan bahan untuk jadi bahan omongan. Sedangkan Dumbu sudah tak bisa berpikir sejernih tadi setelah melihat toket milik Tyas tadi.

“hei, Dumbu! Kok diem sih?”
“enggak apa – apa kok, Tyas” Dumbu masih menahan penisnya.
“ayo donk buka topik, mulai boring nih.”
“apa ya, aku juga bingung.”
Tyas diam, ia mencari bahan.
“ng…. mbu~”
“ya?” Dumbu sedikit merintih menahan penisnya yang semakin menegang karena membayangkan yang tidak – tidak.
“kamu sudah pernah ML belum?” tanya Tyas tanpa ragu.
“hah?!” Dumbu terbelalak, penisnya semakin menegang, ia makin tak kuat menahan birahinya yang mulai muncul.
“iya… ML… SEX.”
“ng… pernah sih” jawab Dumbu.
“oh ya? udah berapa kali?”
“lumayan lah.”

“wah berarti kamu udah mahir donk” Dumbu hanya manggut pelan sambil menahan keras penisnya.
“lah, kamu?” Dumbu kembali bertanya.
“ya, kalau aku sih, udah berkali – kali, lumayan banyak sih.”

“kamu juga udah jago donk, wah diem – diem nafsu loe besar juga ya.”

“apanya yang nafsu. Selama ini gue ML tuh karena tuntutan profesi, ga pernah karena keinginan sendiri. Gue bisa jadi model karena gue tidur sama ketua direksinya; gue bisa jadi model FTV karena si sutradara ngembat memek gue 2 hari 2 malam; gue bisa main film karena gue rela produsernya sodomi gue” Tyas bercerita dengan serunya.

“wah, jadi sekarang lu udah biasa donk.”
“iya sih, tapi yang gue layanin tuh om – om semua, mana jelek pula. Gimana gue bisa nafsu” Dumbu sedikit tertawa.

“dan loe tau Mbu, pengalaman yang enggak bisa gue lupain?”
“apa?”

“ketika gue digarap sama sutradara FTV pertama gue. Badanya tuh gede gemuk, apalagi perutnya itu loh yang buncit.

Dia maksa gue ngelayanin dia kalau mau masuk FTV-nya.”

“trus? Loe turutin?”

“iyalah, jarang banget gue bisa masuk di FTV. Jadi pas ML, badan dia yang gede itu nindih gue. Alamak, berat banget, sumpah, mana penisnya mungil lagi. Pas masuk yang kerasa Cuma geli – geli.

Jadi, gue ditidurin sama dia siang malem selama 2 hari, dirumahnya. Yang bikin gue tersiksa itu badannya yang berat ngegencet gue, bikin gue ngap – ngapan tau gak saking beratnya.”

Dumbu tertawa mendengar pengalaman seks Tyas. Mereka mulai berbicara hal – hal berbau seks, dan mereka klop satu sama lain. Tyas pun semakin akrab dengan Dumbu.

“Dumbu, coba loe ngedeket, trus menghadap ke gue.” Kata Tyas.

Dumbu menurut, ia duduk bersila menghadap Tyas.
Tangan Tyas bergerak perlahan ke selangkangan Dumbu dan meremas batang penis Dumbu yang masih di dalam celananya yang sudah tegang berat dari tadi.

“T-T-T-Tyas… Tyas” Dumbu seketika kaget sambil mendesah.

Tyas memijat – mijat batang penis Dumbu, dari pangkal ke ujungnya dengan tangannya yang bermandikan keringat. Ia menjadi bernafsu setelah semua pembicaraan tadi.

Dumbu hanya merem melem menikmati tiap pijatan tangan Tyas, walau awalnya kaget. Namun ia yang sedari awal sudah kepincut dengan Tyas tak bisa menolaknya.

“gue tau, dari tadi kontol loe udah kongat” Dumbu diam saja, masih terangsang berat.
“aah…aakh…aakh… Tyas.. gue..gue….gue mau keluat nih… aaakh!” Tyas makin mempercapat pompa tangannya.

“AAA…T-Tyas…AAAKKH” Dumbu menjerit pelan.
‘crot’ ia ejakulasi di dalam celananya.
“dih, loe ini, jorok” goda Tyas, genit.

Dumbu sudah tak tahan lagi. Ia melepas celana pendek dan celana dalam yang bertaburan sperma miliknya. Batang penisnya mencuat ke atas begitu celana dalamnya dilepas, kekar dan bergairah, bertaburan sperma miliknya di bagian kepalanya.
Dumbu membersihkannya dengan celana dalamnya dan segera bergerak. Ia datang di hadapan kaki indah Tyas, berdiri di atas air laut; Tyas masih di tempat semula, terbaring duduk.

Dumbu duduk, menggenggam kedua betis Tyas dengan kedua tangannya dan menariknya.
“kyaa!!” Tyas menjerit kaget, tubuhnya ditarik paksa oleh Dumbu.

Kini kaki laras barada di bagian laut, sedangkan tubuhnya masih di daerah berpasir.

Selangkangan Dumbu maju, mencium selangkangan Tyas. Penisnya yang besar tertekan di mulut vagina Tyas yang masih tertutup celana dalam bikini hitamnya.

“ahh~” Tyas sedikit mendesah ketika penis Dumbu menekan selangkangannya. Penis besar itu semakin menggoda Tyas.

Dumbu menjilat payudara kiri Tyas. Kemudian tangannya mulai melepas cup bikini Tyas dengan cepat, payudara Tyas menyembul.

Kedua tangan Dumbu mengangkap payudara Tyas dan meremasnya sekeras yang ia bisa.

“AAAKKHH!!” Tyas menjerit kesakitan.
“sakit Mbu.”
“ini balasan yang tadi” ejek Dumbu.
Dumbu meregangkan genggamannya dan meremas payudara Tyas sekali lagi.
“A-AKHH!!” sekali lagi Tyas menejrit.

Dumbu melakukannya berkali – kali, dan Tyas juga merintih berkali – kali. Saking sakitnya ia menjambak rambut Dumbu yang lebat sebagai pegangan.
“AAAKKH~ AKH~ AAKH… TRUS MBU~ AH~”
Namun semakin lama, sakitnya terasa seperti nikmat baginya. Tenaga Tyas terkuras karena menjerit kesakitan.

Dengan susah payah ia dapat menegakkan badannya menggunakan tangannya yang menjambak rambut Dumbu sebagai tumpuan dan melepas genggaman tangan Dumbu.

Ia menggigit bibir bawah Dumbu dan menariknya untuk berbaring.

“aw” rintih Dumbu.
Kini Dumbu menindih tubuh Tyas. Penisnya semakin menekan vagina di dalam celana dalamnya.
“ng…” ia menahan desahnya; ia masih menggigit bibir Dumbu.
Mulut Dumbu tak bisa bergerak untuk melumat bibir Tyas.
Sebagai gantinya ia kini mencumbui ujung hidung Tyas.
“ng~nng~~” Tyas mendesah besar, tubuhnya semakin panas.
Tyas kesulitan bernafas karena mulut Dumbu tengah mencumbui hidungnya. Nafas berat Dumbu terirup pekat di mulut hidung Tyas, membuatnya semakin mabuk kepayang.

Akhirnya Tyas melepas gigitannya.

Segera mulut Dumbu menjamah milik Tyas. Mereka saling menekan dengan bibir mereka. Keduanya mulai kesulitan bernafas.

Dengan jambakannya, Tyas menarik kepada Dumbu keluar dan melepas mulut mereka.
Nafas Tyas tersengah, ia kesulitan bernafas.
Tyas memalingkan wajahnya ke kiri; tangan kanannya menunjuk telinga kanannya. Dumbu tahu kalau kuping Tyas sedang gatal, dan tak bisa menggaruknya.

Ia segera mengulum telinga kanan Tyas dan menggaruknya dengan lidah miliknya.
“Ahh~ ah~” makasih Mbu.

Dijilatinya telinga Tyas dengan lidahnya, membuat Tyas semakin bergidik. Tangannya tak lupa meremas buah dada Tyas.

“Mbu~ masukin Mbu~” tangan Tyas meremas penis Dumbu, mengarahkannya ke vagina yang basah di dalam CD-nya.

Dumbu turun ke selangkangan Tyas. Ia menjilati garis selangkangannya sebelum akhirnya ia melepas tali celana dalam Tyas dan membuannya ke arah laut.
“ayo Mbu~” Tyas mengarahkan kepala penis Dumbu ke mulut Vaginanya.

Tyas terus meraba di mana lubang vaginanya, dan akhirnya ia menemukannya. Dimasukkannya ujung kepala penis Dumbu di liang peranakannya itu.

“ayo Mbu~ sodok” Tyas memejamkan matanya bersiap menerima pompaan Dumbu.
Dumbu melingkari kedua paha Tyas yang penuh keringat dengan kedua tangannya. Ditariknya tubuh Tyas ke bawah perlahan.

Penis Dumbu pun menusuk vagina Tyas perlahan.
Tyas sedikit kaget, justru ia yang ditarik. Membiarkan vaginanya yang menusuk penis Dumbu terlebih dahulu.

“a~a~ahh~” Tyas mendesah saat penis besar Dumbu me-penetrasi vaginanya perlahan. Ditambah panasnya matahari dan gesekan pasir pantai di punggungnya makin membuatnya terangsang.
Karena penisnya yang besar, Dumbu kesulitan menarik tubuh Tyas. Penisnya masih berusaha menusuk liang Tyas yang sangat rapat, baru sepertiga penisnya yang masuk. Ditambah dengan air laut yang melumuri penis Dumbu membuat tusukannya menjadi keset; membuatnya semakin sulit menusuk vagina Tyas; dan membuat Tyas semakin kesakitan semakin penis Dumbu masuk.

“mbu~akh~akh~” Tyas menahan kesakitannya. Ia mencengkram pasir di sekitarnya.

“punya loe be~sar banget~AKH!!” akhirnya penis Dumbu telah mencapai setengah perjalanan.
Dumbu menarik tubuh Tyas sekuat tenaga.
“Ahh~” Tyas merasa nikmat ketika penis Dumbu amblas di liang peranakannya.

Tubuh Tyas kini setengahnya berada di daerah laut. Terasa di vagina-nya, air laut yang hangat memasukinya.

Dumbu mulai memompa penisnya dalam vagina dengan cepat di air. Bunyi air yang terbawa hentakan pinggulnya bersuara tak beraturan.

“ahh~ ahh~ terus mbu~ terus~ ahh~AKHHH!! Terus~” Tyas mulai menikmati tiap genjotan Dumbu. Tubuhnya melompat – lompat dan meronta ke kiri dan ke kanan.

“mbu~ ahh~ mulutmu mbu~ kemarikan.”
Dumbu membungkuk, ia mengkulum bibir atas Tyas dan menggigitnya pelan.

Tyas hanya terpejam nikmat, tangannya meraba – raba punggung Dumbu.

Dumbu turun menjilati kerongkongan Tyas, dan Tyas menjilati keringat di kening Dumbu.
Sudah 10 menit Dumbu memompa vagina Tyas di dalam air, dia sudah mencapai batasnya.
“ah~ah” Dumbu mulai kehabisan nafas, Tyas tahu ia akan segera ejakulasi.

“keluarin di dalam aja Mbu” bisik Tyas dengan nafasnya semakin habis.
“AHH!!” pinggul Dumbu mengejang mengeluarkan cairan putih di dalam vagina Tyas.
“NNG~~” Tyas merintih nakal. Selangkangannya terasa sangat panas.

Tubuhnya memelintir ke kanan menahan nikmat.
Dumbu terbaring di atas tubuh Tyas, menekan payudara Tyas. Mereka berdua mengatur nafas mereka berdua.

Tak lama, pinggul Dumbu bergerak lagi menyodok vagina Tyas yang penuh dengan sperma miliknya.
“ah~ lo masih kuat Mbu?”
“iya donk.”

“apa ga sebaiknya kita lanjutin di kamar aja? Sakit nih memek gue loe sodok di air. Mana pinggang gue kegesek – gesek pasir” Tyas merengek manja.
“Tapi… celana dalam dan kutang loe udah gue lempar ke laut. Gimana donk?”

“ya ampun Dumbu. Gue balik ke kapal gimana nih, masa gue harus telanjang. Lagian kenapa juga loe lempar.”

“hehe, ya mau gimana lagi, gue udah keburu buas gara – gara loe rangsang tadi.
Tenang aja, kalau malam dermaga sepi kok.”
“terus? Gue harus ngapain donk sampai malam?”
“kan ada gue” Dumbu tersenyum nakal.
“ah, loe ini” Tyas pun membalas senyumannya.

Dumbu melanjutkan genjotannya. Setelah 3 ronde, Tyas telah terlalu lelah dan lemas hingga dia tertidur sedang Dumbu masih saja menusuk – nusuk penisnya dengan semangat. Tyas hanya bisa mendesah di dalam tidurnya.Mereka terus bermain hingga waktu telah malam. Dumbu pun sudah sangat lemas setelah berkali – kali ejakulasi di dalam vagina Tyas.

Tyas yang tidur pun merasa tak nyaman karena penisnya begitu panas karena penuh dengan sperma Dumbu. Mereka pun tertidur di pantai itu tanpa pakaian, dengan tubuh Tyas yang menindih tubuh Dumbu dengan penis yang masih berada di dalam vagina Tyas