cersex Sebuah Keluarga
Bab I. Anna Kenalin nama gua Rei, umur 20 tahun kuliah di jurusan Manajemen salah satu Univeritas Negeri terkemuka di Surabaya, gua asli Jakarta, tapi semenjak kuliah maka Surabaya adalah rumah kedua gua. Di kota ini gua hidup sendiri, kedua orang tua gua tinggal di Jakarta dan hidup bahagia dengan pasangan masing – masing, ya… emang mereka udah bercerai sejak 4 tahun lalu. Ayah saya sudah menikah lagi dengan sekretaris selingkuhannya yang menjadi penyebab utama perceraian kedua orang tua gua, semenjak menikah lagi bisnis ekpor impor ayah berkembang dengan pesat hingga mampu memiliki sebuah kantor representative di Singapore. Sementara ibu setelah bercerai, setahun kemudian juga telah menikah lagi dengan salah satu pengusaha Travel Biro yang cukup mapan. Dengan kondisi tersebut, kedua orang tua gua ternyata masih cukup sayang terhadap gua dan membuat kehidupan gua di Surabaya terakomodasi dengan baik, untuk tempat tinggal mengingat tidak ada sanak family disini, maka ayah telah membelikan sebuah unit Apartement 3 kamar dengan interior yang cukup mewah di bilangan Surabaya Barat “Ngapain beli yang 3 kamar sih yah? Rei kan sendirian…” hal itu pernah gua tanyakan saat berkunjung ke kantornya dan mendapat info atas pembelian unit Apartement tersebut “Satu buat kamu, 2 lainnya buat kedua orang tuamu…. kondisinya dah beda, ngerti kan” sahut ayah pelan sambil tidak melepaskan pandangannya dari tumpukan kertas yang diperiksanya, yang gua respon dengan manggut – manggut sok paham Dan hal itu tidak pernah terjadi…. kedua orang tua gua terlalu sibuk urusannya sendiri – sendiri, jangankan datang berbarengan keduanya, satupun tidak pernah, yang ada justru kebalikannya, gua lah yang setahun sekali saat lebaran mengunjungi mereka berdua dan itu bukan masalah juga sih buat gua. Untuk mobilitas di Surabaya ibu telah menyediakan sebuah Honda Mobilio RS AT Hitam yang langsung dibuat atas nama gua, sedangkan untuk uang saku tidak perlu bingung lagi karena kedua orang tua gua memenuhi tanggung jawab mereka dengan baik. Saking baiknya kadang gua mikir ngapain juga kerja kalo begini, uang saku yang gua dapet sudah jauh diatas UMR. Tapi gua tetep sadar bahwa kuliah itu penting maka untuk urusan kuliah nilai gua pun tidak mengecewakan, justru nilai – nilai gua jauh diatas rata – rata. Selain kuliah, gua juga punya beberapa bisnis kecil – kecilan dengan teman, 2 lokasi pencucian kendaraan yang cukup ramai dan sebuah kedai makan merupakan bisnis kongsi gua dengan 2 orang rekan kuliah di Surabaya. Intinya dari materi gua ga ada masalah, masalahnya justru gua kekurangan kasih sayang…. wkwkwkwk untuk itulah gua sejak 4 bulan kemaren resmi pacaran dengan adik kelas hasil acara malam keakraban di kampus. Anna, nama cewek gua, tinggi 160 cm dengan berat 52 Kg membuatnya terlihat sekal padat berisi, terutama di bagian dada…. 34B tepatnya, dengan rambut hitam di cat sebahu dan didukung dengan wajah oriental (walau bukan keturunan) menjadikan Anna mirip dengan artis – artis Korea saat ini. Hubungan kami berjalan mulus dan hasil dari 2 bulan pacaran ini gua tau kalau Anna ternyata masih perawan, gua pun menyadari itu dan kami selalu menjaga keperawananya dengan mencari kepuasan bersama dengan berbagai cara asal tidak ML. Seperti siang ini……. “Aduuuh… Bosen nih!” gerutu Anna sambil mengaduk milkshake vanilla pesanannya dengan malas “Hah…? oiya lu ga ada kelas sih ya?” kata gua sambil menghisap rokok LA lalu menghembuskan dengan sengaja ke arah leher Anna “iiiihh…. bau nanti rambutku rei” sungut Anna sambil mengibas – ngibaskan rambutnya, mulutnya yang cemberut malah mempertajam bentuk bibirnya yang tipis dibalut lipstick tipis. “Gimana kalo kita jalan – jalan?” tanya gua “Ayuuuk… ngikut kamu aja deh, kosong hari ini” jawabnya sambil menghabiskan minumannya “Oke tunggu gua bayar dulu, trus kita lanjut” sambil mematikan puntung rokok gua pun beranjak dari kursi Setelah itu kami pun berjalan beriringan menuju parkiran mobil, namun karena matahari Surabaya ini luar biasa kejamnya, mendekati mobil Anna pun mempercepat langkahnya, dari belakang gua lihat hari ini Anna memakai kemeja lengan pendek putih tipis ditutup cardigan hitam, kemejanya yang tipis tidak bisa menyembunyikan warna biru muda dari BH yang dikenakan. Bagian bawah Anna mengenakan rok span selutut warna hitam yang menempel ketat di tubuhnya, sedikit nggak nyambung untuk alas kaki Anna mengenakan Nike Cortez hitam yang 2 minggu lalu gua belikan untuk ulang tahunnya. Entah kenapa melihat pergerakan pantat Anna menyebabkan kontol gua berdenyut ringan. Sesampainya di mobil segera gua nyalakan AC untuk mengusir hawa panas “Gila… panas bener” cerocos Anna sambil membuka cardigan yang dikenakan, ternyata terkaan gua salah, kemejanya bukan lengan pendek namun model tanpa lengan sehingga saat Anna mengangkat kedua tangannya untuk mengucir rambutnya tampaklah ketiak putih ditambah leher jenjangnya yang sedikit basah karena berkeringat. “Kemana kita Rei?” tanya Anna sambil mengucir rambut “Ke…. Mike Apartement” jawab gua sambil cengar cengir ngerasain kontol menggeliat dibawah ngeliat rok yang dikenakan Anna tertarik ke atas memperlihatkan sebagian kecil pahanya yang padat dan putih kaya porcelein. Eh… pada tau kan ya Mike apartement? itu guyonan kita berdua kalau mau menuntaskan birahi di Apartement. “Ealaaaah… ta kirain mau ke Mall kah, ato kemana gitu…. taunya ga jauh – jauh dari kontol” geli Anna mendengar jawaban gua. Anna ini emang model cewek yang pengertian, sebulan pacaran dia udah paham kalo gua paling demen n paling horny kalo denger dia dirty talking dan sedikit exhibisionist. Dan Anna pun melakukan hal itu tanpa risih sedikitpun, agak curiga kalo dia sebenernya emang suka juga. “Lagian itu rok nempel banget jadi bikin nafsu” kata gua sambil mengedikkan janggut ke arah paha Anna “Masa sih nafsu? padahal ga pendek – pendek amat lo….” sahut Anna sambil ngeliatin rok nya “Ga tau sih kalo dibikin segini pendeknya ya Rei….” katanya sambil senyum jahil dan menekuk rok yang dikenakan sehingga naik 10 cm dari selangkangannya, pemandangan indah itu tentu ga gua sia – siain, paha putih Anna yang putih bersih tersaji didepan mata. Anna pun menggerak – gerakkan kakinya membuka menutup sehingga pelan – pelan rok yang dia kenakan semakin naik keatas, tangannya perlahan mengelus – elus pahanya sendiri dengan jarinya. “Huuahahahaha… ngehe emang lu… paha ma ga seberapa, itu ketek tadi putih banget jadi pengen gua jilatin” goda gua sambil tanpa sadar kaki menginjak pedal gas lebih dalam “Haaah…? kok aku yang salah beb, ketek mulus gini” gerutu Anna sambil nurunin sandaran kursi hingga posisinya sedikit berbaring, kedua tangannya diangat keatas kepala sementara pahanya masih dalam posisi terbuka, anjiiing… makin berkedut ini kontol ngeliat pose itu. “Mulusan juga tetek lu na” kata gua memprovokasi sambil mengatur letak kaca spion tengah sehingga dapat gua liat face Anna dengan baik “Hhmmmm…. masa sih?” sambil perlahan kedua tangannya turun menuju kancing baju yang dikenakan dan perlahan dibukanya satu persatu kancing baju nya hingga sebatas perut. Tangan kiri gua udah mampir ke paha Anna dan perlahan mengelus – elus paha itu hingga ujung pangkal nya, kudapati sedikit renda disana, tampaknya Anna mengenakan thong Agent Provocateur yang kubelikan kemaren lusa. “Mmmmhhh… enak bener sih tanganmu beb” desah Anna sambil jemarinya membuka kaitan BH dibagian depan dan setelah terlepas, Anna mengangkat sedikit punggungnya untuk meloloskan BH tersebut dan melemparkannya ke belakang mobil. Kedua bulatan payudara Anna kini terpampang bebas, bulatan sempurna dengan puting berwarna coklat muda dikelilingi areola tipis berwarna coklat lebih muda lagi dan sedikit terlihat guratan pembuluh darah disekitarnya, tangan Anna tidak tinggal diam, jemarinya sibuk memilin puting dan meremas gundukan payudara tersebut sembari menikmati elusan tangan gua di paha dan terkadang nyerempet di bibir vaginanya “Aaaahhhkk…. tempik ku basah say” desah Anna saat ujung jari gua menyelinap ke thong yang dia pakai hingga mengelusi bibir vaginanya “Enak ya lu… udah basah bener ni tempik” sahut gua sambil mengarahkan ujung jari menyibak bibir vaginanya hingga mengenai klitoris. “Oooouuuugghhh… beb… geliiii…” Anna menggeliat dan memperbaiki posisi duduknya sekarang dengan mengangkat kaki kirinya bertumpu ke dashboard dan kaki kanannya menjuntai kebawah, ditekuk hingga memudahkan akses tangan gua bermain di area kewanitaannya. “Pentilku ngaceeeeng…” kata Anna sambil memelintir ujung putingnya yang memang saat ini terlihat menegang sempurna. Perlahan – lahan gua mulai menaikan tempo gosokan ke klitoris Anna, sambil tetap fokus ke jalan, jari tengah gua mulai menggesek dan menyentil – nyentil klitoris Anna sementara telunjuk gua mengelus – elus bibir labia hingga lubang vaginanya yang mulai becek “Aaaaahhkkk…. kamu apain tempiiihhkk ku yaaang…” jerit Anna sambil menggeliat – geliat, membuat pakaian yang dikenakan tambah berantakan. Melihat Anna keenakan langsung gua percepat gesekan jari di klitoris Anna “Gilaaaa… gateeel bangeet sayy…. ooouhhh… ssttt…. aaaakhhh” ceracaunya “Ooooouugghhh… geli bangeeeddhh beb…. pengen keluaarrr” desah Anna sambil meliukkan tubuh dan merapatkan kedua kakinya sehingga membuat jari gua susah bergerak, pinggul Anna mulai bergoyang tidak teratur, sementara matanya tampak sayu. Gua yang tau Anna diambang orgasme langsung menarik tangan dari vaginanya “Udah sampe… dilanjutin nanti, beresin dulu itu baju” kata gua sambil cengegesan ngeliat Anna yang kentang “Aaaaahhhhkkk…… Keseeeeellll… udah mau sampeee” jerit Anna sambil menubruk badanku dan tangannya meremas batang kontolku yang udah tegang. “Adduuuuuhh… gile bisa oleng mobil na, ngaco…” geragap gua ga siap ngadepin terkamannya. “Salah sendiri bikin nanggung” sungut Anna sambil merapikan dan langsung mengancingkan kemejanya “Eh, ga pake BH nya? keliatan lo tu ngebayang… mana pentil ngaceng pula” kata gua cukup kaget ngeliat Anna, belum abis kagetnya, tangan Anna masuk ke dalam roknya dan menarik thong yang dikenakan hingga terlepas dan dilempar asal ke belakang mobil. “Biariiiiin…..!!! katanya suka liat aku pamer” kayanya masih kesel ni ama gua “Tar diperkosa lo… ma satpam” kata gua sambil markir mobil “Enak malah… bisa keluar! dah nanggung juga” gua ketawa sambil narik kepala Anna dan langsung gua lumat bibirnya, Anna pun membalas dengan ganas “iya…iya… tar gua bikin lu kencing ga abis – abis biar peyot ni tetek” goda gua sambil ngeremes lembut payudaranya. “Dah yuk… turun” ajak gua, kami pun berjalan menuju lift, Anna berjalan sambil menggelendot di lengan gua sedikit untuk menutupi ketelanjangannya karena cardigan ditinggal dimobil. Sampai di dalam lift kami hanya berdua, sambil bersender di dinding belakang lift, tangan kiri merangkul pinggang Anna dan gua cium perlahan bibirnya, tangan Anna melingkar dipinggang gua dan menyambut bibir gua dengan antusias. Aktfitas tersebut terganggu dengan masuknya seorang cowok yang tampaknya baru saja selesai nge Gym yang memang ada di lantai 4 sementara unit gua ada di lantai 22. Karena ada orang, gua pun melepaskan pelukan dari tubuh Anna, ternyata hal itu menyebabkan posisi Anna kembali menghadap depan, keliling dinding lift yang menggunakan cermin ini menyebabkan si cowok gym tadi dapat melihat bagian dada kemeja putih Anna yang mencetak areola nya dengan sempurna dan terlihat putingnya yang mencuat. Si cowok Gym terlihat salah tingkah antara pengen lihat sama takut ketahuan, dari pantulan kaca terlihat bolak balik bergantian melihat mata gua, dada Anna, sama mata Anna, tapi akhirnya dia menentukan pilihan dengan bolak balik melirik dada Anna. Anna pun terlihat cuek, malah kemudian seperti disengaja, Anna kembali membetulkan kuciran rambutnya dengan tangan yang terbuka ke samping padahal kalau mau bisa aja Anna melakukan itu dengan tangan menutup aga kedepan. Efek dari posenya sungguh menggoda, cowok gym bisa dengan leluasa menikmati mulus dan putihnya area ketiak Anna dan gerakan tangan tersebut membuat kedua bongkahan daging payudara Anna mencuat dan bergoyang ringan, efeknya membuat cowok Gym semakin melotot dan merubah posisi tas kebagian depan. Tak berapa lama, cowok gym pun sampai dilantai unitnya dan keluar dengan tergesa, begitu pintu lift menutup langsung gua sambar pinggang Anna sehingga posisi kami berhadapan dan langsung gua lumat bibirnya dengan penuh nafsu yang diladeni Anna dengan menjulurkan lidahnya minta dihisap, tangan Anna merayap di belakang kepala gua dan kedua tangan gua meraih pantat Anna dan menarik rapat hingga menekan tonjolan kontol gua yang sudah kembali menegang. “Nafsu amat sih sayang ku ini…” kata Anna sambil tersenyum genit menatap gua “Horny gua liat elu” sambil tangan gua merayap ke paha belakangnya dan naik melalui bagian dalam rok Anna, terus naik keatas hingga kurasakan bantalan empuk pantat Anna tercengkeram dikedua tangan gua. Dari pantulan pintu lift bisa gua lihat pantat bulat Anna yang terbuka perlahan – lahan gua remas dan gua sibak ke samping hingga terlihat lubang anusnya. “Hhhhhh…..ssshhh…. dasarrrr….” desah Anna sambil melirik arah pandangan mataku “Suka ya mesumin aku di tempat umum gini” tangan Anna perlahan turun meraih sebelah tangan kanan gua dan diarahkan ke belahan vaginanya “mmmmhh… basah bener sih tempik lu, doyan ya dimesumin gini” sahut gua sambil kembali melumat bibir Anna sementara tangan kanan gua menstimulus bibir vagina Anna dan tangan kiri gua menekan belahan pantat Anna, saat ini posisi rok yang dikenakan Anna sudah semakin tersingkap hingga memperlihatkan bagian perut kebawah, kedua kaki Anna merenggang dan sedikit terangkat menjinjit, sedangkan pinggulnya digoyangkan dengan hentakan – hentakan ke depan dan belakang membuat vaginanya tertekan oleh jemari gua. “Hhhhhhgggghh…. ooouuggghh….. ssshhhh…. sayang cepethhhiinnn” Anna semakin mendesah, kedua tangannya meraih kepala gua dan menekankan hingga bibir kami semakin menyatu, lidah Anna sudah semakin liar keluar masuk mulut gua, hisapan lidah dan gigitan dibibir bawah gua semakin intens Anna lakukan. “Tempik ku gatel bangedddhhh…. aaaarrgghhh… nnnggghhhhh” tampaknya Anna sudah semakin dekat dengan orgasme yang sempat tertunda sebelumnya, gerakan patah pinggulnya semakin kasar “Aaaahhkkk… sshhhh… remeeeessshh reeei… remesssh tempik nyaah” pinta Anna yang langsung gua turutin, jari tengah gua meluncur menyibak bibir vagina Anna, punggung jempol gua masih berkutat diklitoris Anna dan jari lainnya mengelana di pinggiran bibir vagina Anna yang bersih dan tembeb tanpa bulu sedikitpun, tangan kiri gua masih bermain di area belakang, jari tengah kiri gua kadang melesak hingga ke depan menyentuh area lubang vagina Anna sehingga membuat pantat Anna otomatis terangkat – angkat. Gosokan dan remasan tangan gua semakin cepat, Anna pun semakin liar menggoyangkan pinggulnya menghentak ke depan belakang hingga bergoyang ke kanan kiri mencari kenikmatannya sendiri, tangan kanan Anna masih dikepala gua tapi tangan kirinya sudah pindah ke bagian dadanya dan memilin putingnya dari luar kemeja, hingga akhirnya gua kaget ngeliat lift sudah mencapai lantai 21. “Udah sampee… ” bisik gua sambil langsung menarik tangan dari tubuh Anna “Aaaaarrrrgggghhhhhhh…..biaaarrr!!!” jerit Anna geregetan, belum sempat gua tarik tangan gua di vaginanya, tubuh Anna menubruk erat tubuh gua sehingga tangan gua terjepit diantara selangkangan kami dan semakin menempel erat vagina Anna, kedua tangan Anna dikalungkan di kepala gua dan kedua kakinya meregang lebar tertekuk dan berjinjit, pinggul Anna maju kedepan dan terus bergerak naik turun menggesekan keseluruhan vaginanya ke tanganku yang sekarang sudah basah kuyup oleh cairan vagina. “Ooooooggghhhhh…. aku keluarrrrr… Aaaaahhhkkk… aaaarggghhhh” ceracau Anna, terasa badannya menegang dan terkejat – kejat, kepalanya ditengadahkan dengan bibir terbuka dan matanya yang sayu menutup pelan. Sempat terpana dengan kecantikan ekspresi Anna saat orgasme gua jadi lupa liat kondisi, bunyi “ting” penanda pintu lift akan terbuka sedikit terlambat gua antisipasi, ketika perlahan pintu terbuka tangan kiri gua refleks langsung menarik turun bagian belakang rok Anna hingga menutupi bongkahan pantatnya yang terpampang telanjang. Ketika pintu terbuka setengah kulihat ada seorang om – om yang sedang asyik main HP ditemani gadis belia yang berpenampilan casual namun sexy, gadis itu sedikit ternganga melihat posisi Anna yang masih nemplok dibadan gua dengan kaki yang masih jinjit dan merenggang, ketika pandangannya turun ke arah tangan gua yang masih diujung rok Anna diapun tersenyum geli. Anna yang tersadar dari orgasmenya dan menyadari situasi tersebut langung melepas pelukannya dan sedikit memundurkan tubuhnya, tangan kanan gua yang masih menempel di vaginanya langsung menarik ujung rok bagian depannya kebawah. Dan bersamaan dengan itu om tadi melepas pandangan dari HPnya dan mulai melangkah kedalam lift sambil menatap kami dengan heran. “Udah… ga apa – apa… ikhlasin aja, berat emang…” omongan ngelantur gua buat mengalihkan perhatian sambil melangkah keluar dibarengi dengan Anna yang menggelendot di lengan gua menutupi area kemeja depannya. Saat berpapasan gua lihat si gadis belia tersenyum sambil melirik ke arah gua, gua pun mengedipkan mata sambil tersenyum kecil, ternyata gadis itu membalas kedipan mata gua…. waah, boljug nih. “04 say… kiri” kata gua sedikit keras, padahal nggak perlu juga karena Anna sudah tau mana unitku, gua lirik gadis tadi dan ternyata dia menjawab akting gua dengan sedikit senyum dan anggukan kepala, dewa memang berbaik hati. “Aaaaaww… gila… kok dicubit sih beb!” gua meringis saat Anna mencubit lenganku kecil, jangan – jangan ketahuan gua ngelirik cewek td “Gilaaa… gilaa… kamu tu yang gila, kalo ketahuan gimana coba” cerocosnya sambil meremas – remas tangan gua dan menggigit – gigit pundak gua gemes “Wkwkwkwk… orang lu yang keenakan kok gua yang disalahin siih” kata gua sambil noyor kepalanya “Napa malu ya lu… ga usah malu… tadi aja ampe begini – begini” lanjut gua sambil mengangkangkan kaki gua sambil jalan dan sesekali mengejang menirukan gerakan Anna tadi. “Reeeeeiiiii….. iiiih!!!! Enggak gituuuu juga kaliiii….” jerit Anna sambil ketawa dan memukul – mukul bahu, wajahnya yang tersipu malu namun cerah setelah orgasme membuat Anna terlihat cantik sekali. — to be continued —