Kisah Kelam Chua dan Tantri KOTAK

KOTAK sedang menjalani tur di salah satu kota, Chua dan Tantri sedang berjalan2 untuk mengusir kejenuhan setelah beberapa minggu harus bergelut dengan ketatnya jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen maupun penyelenggara . Mereka memang sering kali berjalan2 berdua saja, bahkan tak jarang pula di sela² konser mereka diam2 keluar dari hotel dan bersenang2. Hari itu mereka benar2 menghabiskan waktu untuk bersantai, mulai dari makan2 dan window shopping, hingga melayani permintaan anda tangan dan foto dari para penggemar yagn kebetulan bertemu dengan mereka.

Tanpa mereka sadari ada beberapa pasang mata yang mengawasi mereka terus dari tadi yang membaur dengan para penggemar mereka, sehingga tidak memunculkan kesan mencurigakan. Tak terasa hari sudah mulai gelap, sudah menunjukkan pukul setengah 11 malam. Mereka bersiap kembali ke hotel untuk segera berisirahat guna mempersiapkan check sound besok pagi dan konser malam harinya. Maka mereka berdua memutuskan untuk kembali ke hotel. Dengan alasan ingin menikmati suasana malam kota itu, mereka memutuskan untuk berjalan menyusuri jalan kecil sepi yang berada di balik pusat perbelanjaan tersebut yang tidak begitu jauh dari hotel tempat mereka menginap.

Tiba2 mereka disergap dari belakang. Tangan mereka dikunci ke punggung dan mulut mereka dibungkam agar tidak teriak. Tenaga penyergap mereka sangat kuat. Dua orang lelaki yang menyergap mereka hanya butuh waktu sebentar untuk menunggu mobil teman mereka melewati jalan itu. Tantri dan Chua pun diangkut kedalam mobil. Di dalam mobil itu sudah menunggu 2 orang lainnya. Penyergap mereka dan satu temannya berusaha mengikat tangan dan kaki Tantri dan Chua. Sedangkan yang menyetir mobil dengan cepat memacu mobil tersebut ke arah *****. Setelah Tantri dan Chua terikat, ketiga lelaki itu dengan penuh nafsu membuka baju mereka.
Dilepas jaket kulit dan kaos hitam Tantri yang kemudian disusul dengan memelorotkan rok jeans ketat yang dipakai oleh Tantri, dengan tak sabar mereka menarik bra Tantri yang berwarna putih yang kontras dengan kulit Tantri yang hitam manis, yang kontan saja menyembulkan sepasang bukit payudara indah dengan puting yang sudah galak menantang, dengan segera para lelaki itu meraba2 dan meremas buah dada Tantri. Tantri mengerang tertahan. Pandangan mereka lalu beralih ke memek Tantri yang tampak penuh, dan gemuk, yang masih tertutup celana dalam berwarna putih pula, dan mereka segera menarik lepas celana dalam Tantri. Mereka terpana dengan keindahan vagina Tantri, yang nampak gemuk tembem ditumbuhi jembut lebat namun rapi. Nasib Chua tak beda jauh dengan Tantri.
Mereka mulai melucuti jaket jeans dan kaos Chua. Sehingga nampak bra Chua yang berwarna pink berenda. Mereka tertawa karena tak menyangka ternyata sebagai seorang rocker Chua masih mempunyai sisi feminim dengan menyukai pakaian dalam warna pink yang berenda. Tak menunggu lama, mereka segera memelorotkan celana panjang warna hitam milik Chua, dan tampaklah celana dalam warna pink yang di penuhi bunga². Tak dapat menahan gemas melihat vagina Chua yang nampak mungil namun menggembung di balik celana dalam Chua, mereka pun meremasnya dengan gemas. Namun tak lama mereka segera menarik paksa celana dalam Chua, sehingga nampaklah vagina Chua yang ditumbuhi jembut halus dan rapi tersebut.
Ketiga lelaki itu meraba2 dan meremas buah dada serta vagina Tantri dan Chua. Sesampainya di villa terpencil tempat mereka biasa melakukan aksi biadab mereka itu, Tantri dan Chua digotong masuk. Rupanya ke 6 lelaki lainnya sedang mempersiapkan dua buah kursi dan tali untuk mengikat Tantri dan Chua. Tantri dan Chua menjerit dan berontak, tapi para lelaki itu hanya tertawa, mereka meraba2 dengan gemas dan menggesekkan jari mereka secara kasar ke vagina yang ditumbuhi jembut halus dan rapi tersebut. Ternyata walaupun mereka lady rocker tapi mereka rajin merawat vagina dan merapikan jembut mereka. Mereka memandangi vagina Tantri dan Chua yang nampak merah merekah. Tekstur vagina mereka masih rapat dengan hiasan bulu jembut di atasnya.
Mereka dengan sedemikian rupa mengikat kaki dan tangan Tantri dan Chua pada kursi tersebut, agar kaki mereka berdua tetap mengangkang, untuk mempermudah proses pemerkosaan. Bagi kedua artis itu, hari ini merupakan mimpi buruk bagi mereka. Sebagai Public Figure yang menjadi idola bagi ribuan fans, akan kehilangan keperawanannya kepada lelaki2 yang tidak dikenal dan dengan cara yang menyakitkan. Mereka tidak pernah membayangkan akan diperkosa secara bergilir, disaat2 mereka mengadakan tour konser.
Tantri dan Chua menangis sesenggukan dan memohon2 untuk dilepaskan. Tetapi kesepuluh lelaki tersebut lebih tertarik untuk memperkosa, menyiksa dan melecehkan dua orang artis tersebut. Salah seorang dari pemerkosa tersebut menunjukkan sebuah album foto sambil tertawa2 kepada Tantri dan Chua. Tantri dan Chua bergidik ketakutan melihat foto2 di dalam album tersebut. Mereka melihat para lelaki itu tampak ramai2 memperkosa beberapa wanita, terutama pada foto yang menunjukkan vagina seseorang wanita yang berbadan mungil dimasuki dua batang penis sekaligus. wanita itu tampak menangis menahan sakit… Tiba2 Chua mendengar Tantri mengerang2 tidak nyaman. Rupanya salah seorang pemerkosa sedang menjilati vagina Tantri.
Chua kaget ketika dua orang pemerkosa menggesekkan penis mereka ke badannya. Chua menangis berteriak2 minta dilepaskan. Chua berhenti berteriak setelah dia melihat nasib Tantri. Seseorang sedang memperkosa Tantri, dengan ukuran penis yang lumayan besar, sedang menjebol vagina Tantri yang tampak gemuk,”tebal” namun sempit itu. Laki-laki tersebut memasukkan penisnya yang lumayan besar ke vagina Tantri.

“Jaa..ngaa..nn..” “Aaa..rrgghh…” “Aaa..rrgghhhhh…”
“Aaaaaaaaaaaa..rrrrgghhhhh…” jerit Tantri menahan rasa sakit ketika tiba-tiba lelaki itu menekan keras penisnya dengan menghentak-hentak ke dalam vagina Tantri yang masih perawan. Mata Tantri mendelik ke atas, menunjukkan rasa sakit yang dia rasakan di vaginanya. Tantri mengerang dan berteriak2 tidak jelas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Chua melihat penis tersebut berlumuran darah, darah keperawanan Tantri. Sedangkan seorang lagi sedang meremas buah dada Tantri yang besar dari balik kursi.
Sementara Chua merasakan ada benda tumpul yang berusaha menembus vaginanya. Seseorang mencoba memperkosa Chua. Chua berteriak2 memohon ampun, karena badannya tidak dapat digerakkan karena terikat dengan erat di kursi. “Jaa..ngaa.. aaawww” “J.. jangan. Aduh.., tto.. loooooonggg.., “Aaa..rrgghh…” …“Aaa..rrgghhhhh…” teriak Chua menahan rasa sakit di yang luar biasa pangkal pahanya. “Aakkh.. aahh.. aaa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh..,” begitulah erangan dan teriakan Chua merasakan sakitnya. Dan…. “Aaaaa..aaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrghhh!!” lolongan keras membahana menyertai proses penetrasi yang berakhir sukses dengan termakannya seluruh penis lelaki itu oleh vagina Chua. Penis lelaki tersebut berlumuran darah keperawanan Chua. Rupanya teriakan dan erangan Chua menambah nafsu dan semangat lelaki untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Chua pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Chua memejamkan mata rapat², mengerang keras, dan airmatanya mengucur deras dari sudut-sudut matanya dan menjerit histeris demi merasakan rasa sakit yang dia rasakan di vaginanya pangkal pahanya yang serasa terbelah karena penis yang lumayan besar menyodok masuk dengan paksa ke dalam vagina perawan Chua. Laki-laki itupun terkekeh sambil merem melek menikmati celah bibir lipatan vagina Chua yang begitu legit. 15 menit kemudian lelaki itu pun hendak berejakulasi di rahim Chua. Lelaki itu segera meningkatkan ritme kocokan, dan goyangannya, sehingga tak ayal lagi, lonjoran kontol yang besar dan berurat itu menggesek dan merojok semakin dalam. Bahkan, ketika lelaki itu menekan keras penisnya dengan menghentak-hentak ke dalam, kulit dan tonjolan otot dibatang bagian atasnya ikut menekan clitoris Chua. Dan dengan hentakan penisnya dalam…. “Ooouuuugghh!! AAAAAAGHHH!! SSHHH!” Lolongan keluar dari mulut lelaki itu disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak ke dalam vagina Chua hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Chua. Chua pun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Chua pun lemas karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga. Dengan perasaan puas lelaki itu pun merebahkan badannya di samping Chua yang tergeletak tidak bergerak. “Gak Nyangka, gue perawanin Chua sang artis ternama yang jadi idola ribuan orang…!!!” ujarnya sambil menghela napas dan menatap Chua. Bersamaan dengan itu, lelaki yang sedang memperkosa Tantri pun mengalami orgasme. Dan disusul cairan sperma yang hangat dan kental menyembur berkali-kali untuk memenuhi rahim Tantri. Lelaki itu melenguh panjang, batang penisnya masih dia pompakan kuat di saat sperma itu keluar deras, otomatis dia pun juga merasakan betapa ketat empotan dan kedutan otot vagina mangsa cantik yang digagahinya itu. Ketika penisnya dia tekan sampai mentok, cairan sperma yang di semburkannya sebagian meleleh keluar melalui sela-sela pertautan kedua alat kelamin mereka dan membasahi selangkangan Tantri. Sambil menunggu giliran memperkosa Tantri dan Chua, mereka ada yang meraba2 tubuh Tantri dan beberapa dari mereka ada yang mengabadikan momen perkosaan itu dengan kamera digital dan handycam. Tantri dan Chua masing2 diperkosa oleh 5 orang berturut2. Beberapa orang yang belum mendapat giliran memperkosa Chua dan Tantri di awal tampak mempersiapkan kasur tipis yang digelar diatas karpet.
Tantri dan Chua berteriak2 dan mengerang tidak jelas. Mereka tampak kepayahan walaupun masing2 dari mereka baru digarap oleh satu orang. Sangat sulit tampaknya bagi mereka mengingat keperawanan mereka direnggut oleh orang2 yang tidak mereka kenal, dengan cara diperkosa. Tantri sudah lemas ketika orang pertama yang memperkosanya mengeluarkan sperma di lubang vaginanya. Sementara Chua masih menangis dengan keras dan berusaha berontak walaupun tampaknya usahanya sia2.

Setengah jam sudah berlalu dan masing-masing 5 orang telah menyemprotkan sperma mereka kedalam vagina Tantri dan Chua. Beberapa dari mereka ada yang meremas-remas buah dada Tantri dan Chua ketika memperkosa, bahkan ada yang dengan kejamnya mencekik leher dan menampar muka Tantri dan Chua ketika mereka menikmati lubang vagina Tantri dan Chua. Tantri dan Chua tampak lemas, dengan nafas yang berat serta air mata yang terus mengalir. Orang2 tersebut melepas ikatan Chua, sementara kursi tempat Tantri diikat dipindahkan posisinya menghadap kasur tipis yang sudah disediakan di lantai. Chua yang lemas dipapah untuk tiduran dalam posisi tengkurap di atas kasur. Sekitar tiga orang yang tenaganya sudah kembali tampak meraba2 badan mungil Chua. Seseorang dari mereka duduk di hadapan muka Chua, untuk meraih kepala Chua dan memaksa Chua mengoral penisnya. Kepala Chua yang terkulai lemas dengan rambut acak2an dipaksa untuk maju mundur mengoral penis tersebut. Sementara dua orang lagi mengoleskan lotion ke lubang pantat Chua. Seseorang mendekati Tantri yang masih terikat di kursi dan menyuruh Tantri untuk memperhatikan Chua diperkosa habis2an malam itu. Dia juga mengatakan giliran Tantri akan tiba setelah mereka beristirahat, sehabis menggarap Chua. Salah seorang yang mengoleskan lotion ke lubang anus Chua tampak mencoba memasukkan penisnya ke dalam lubang anus Chua. Chua meracau tidak jelas ketika penis tersebut berhasil masuk, karena mulutnya sedang mengoral penis milik pemerkosa lainnya. Chua terbatuk ketika penis yang sedang dioralnya memuncratkan sperma di dalam mulutnya. Lelaki berikutnya menggantikan posisi penis yang tadi dioral Chua. Beberapa saat kemudian kedua penis yang sedang menikmati tubuh Chua muncrat bersamaan di mulut dan anus Chua. Dua lelaki berikutnya melakukan hal yang lebih ekstrim. Mereka menikmati lubang vagina dan lubang anus Chua secara bersamaan. Chua yang kepayahan hanya bisa meracau lemah dan meneteskan air mata. Tantri yang dari tadi ketakutan melihat Chua diperkosa sedemikian rupa, ternyata sudah disibukkan dengan vibrator yang dipaksa masuk kedalam vaginanya. Tantri menangis tertahan ketika vibrator tersebut digerakkan maju mundur di dalam vaginanya. Dan tak dapat dia pungkiri kalau getaran vibrator pada memeknya itu membuatnya menggelinjangkan tubuh, antara geli dan terangsang, sehingga tubuhnya bergetar berkelojotan.

Setelah adegan double penetration ke vagina dan anus Chua, sekarang vaginanya mengalami double vaginal alias dua orang dengan paksa memasukkan penis mereka secara bersamaan ke vagina Chua. “Jaa..ngaa.. aaawww” “Aaaaaaaaaaaaaa..rrgghh…” teriak Chua menahan rasa sakit di vaginanya. “aampuuuun.. ohh..,” Chua menjerit sangat keras ketika penis kedua mulai memasuki vaginanya dengan kasar.
Kedua kakinya pun mengejat dan bergetar hebat merasakan sakit yang luar biasa pada lubang vaginanya yang serasa robek. Tubuh telanjang Chua pun akhirnya melemas dan serasa telah dilolosi semua tulang-tulangnya. Kedua matanya mendelik merasakan sakit yang luar biasa pada lubang vaginanya. Chua merasa lubang vaginanya yang memang mungil, sempit, dan rapat seolah hancur, dengus nafasnya terengah-engah seperti ayam yang disembelih.

Chua tak bisa bersuara lagi ketika orang ketiga memasukkan penis ke mulut Chua. Sementara orang yang lain dengan kasar meremasi buah dada Chua. Chua tampak lemas dan kepayahan, tetapi kesepuluh orang tersebut tidak berhenti menggilir mulut, vagina, dan anus Chua. Sekitar satu jam kemudian kesepuluh orang tersebut sudah kecapaian menggilir Chua. Tantri tampaknya sedikit beruntung karena dia belum mengalami apa yang Chua alami, walaupun cepat atau lambat dirinya akan segera disiksa secara seksual oleh kesepuluh orang tersebut. Chua tampak mengenaskan. Muka dan mulutnya penuh sperma, dan sperma juga mengalir keluar dari lubang vagina dan anusnya. Badannya basah oleh keringat, juga memerah dibeberapa bagian akibat tamparan dan pukulan para pemerkosanya. Chua yang sudah pingsan, digotong masuk ke sebuah kamar dan ditidurkan disana. Dari luar kamar tersebut dikunci. Kesepuluh orang itu memakai pakaian mereka kembali dan tampak bersantai dengan merokok dan makan makanan kecil.
Dua jam kemudian, Tantri yang tertidur terbangun karena ikatannya dibuka. Tantri yang tampak sudah tidak bertenaga lagi pasrah menghadapi nasibnya. Dia akan diperkosa secara brutal oleh sepuluh orang. Tantri hanya bisa menangis ketika seseorang mengoleskan lotion ke lubang anusnya. Bagi artis bersuara serak ini, melihat temannya diperkosa dengan brutal oleh orang2 yang tidak dikenal, dan juga dirinya yang tengah mengalami perkosaan tersebut, merupakan pengalaman buruk yang tidak terbayangkan.
Rupanya vagina Tantri yang terlebih dahulu dipakai. Dengan posisi woman on top, tubuh Tantri terguncang2 diatas tubuh pemerkosanya. Pria kedua mengambil posisi untuk memasukkan penisnya kedalam anus Tantri. Pemerkosa yang lainnya ada yang meminta Tantri memintanya mengoral penisnya ataupun memasturbasikan mereka. Jadilah selain di double penetration pada anus dan vaginanya, Tantri yang sudah kehabisan tenaga dengan terpaksa sibuk melayani penis2 yang memintanya oral seks maupun dimasturbasikan. Kesepuluh orang itu terus2an bertukar posisi. Dengan semena2 mereka mengeluarkan sperma mereka di lubang anus, vagina, mulut ataupun menyemprotkannya ke badan Tantri. Setelah mereka semua puas adegan double penetration ke vagina dan anus Tantri, sekarang vaginanya mengalami double vaginal alias dua orang dengan paksa memasukkan penis mereka secara bersamaan ke vagina Tantri. Orang yang sedang berada di belakang Tantri duduk berselonjor, kemudian memaksa Tantri untuk duduk dipangkuannya, dan mendorong pantat Tantri kebawah, Orang itu memasukkan penisnya di vagina Tantri, kemudian merangkul leher Tantri dan menarik badan Tantri agar tiduran diatas tubuhnya… Tantri panik dan berusaha meronta kembali ketika ada orang yang mau memasukkan penisnya juga ke dalam vagina Tantri. Tantri membayangkan sakitnya jika vaginanya dimasuki oleh dua batang penis secara bersamaan. Tetapi badan Tantri dipegangi dan lehernya dicekik sehingga rontaannya sia-sia belaka. Tantri berteriak sangat keras ketika penis kedua memasuki vaginanya. “Aaaaa..rrgghh…” “Aaaaa..rrgghhhhh…” “Aaaaa..rrgghhhhh…” jerit Tantri menahan rasa sakit. Suara Tantri yang memang serak, menjadi semakin parau karena kerasnya jeritan Tantri menahan rasa sakit. Dia merasakan sakit yang luar biasa pada lubang vaginanya. Tantri merasa lubang vaginanya robek. Dia berteriak minta ampun dan menangis sejadi-jadinya ketika kedua penis itu digerakkan maju mundur di lubang vaginanya. Namun para pemerkosa itu malah tertawa-tawa dan mengucapkan kata2 kasar yang melecehkan Tantri sambil meraba2 dan meremas buah dada Tantri keras-keras. Perasaan Tantri campur aduk, vaginanya terasa lebih perih karena sedang dimasuki dua penis sekaligus. Tentu saja, serbuan ganas ini membuat tubuh Tantri bergetar berkelojotan dan deru nafasnya pun semakin tidak teratur. Dia sudah tak tahan lagi, namun posisi dirinya yang dipegangi dan tenaganya yang sudah melemah, membuat Tantri hanya bisa menceracau pelan. Tubuh telanjang Tantri bergetar dan menggelepar “Aaa..rrgghh…” “Aaa..rrgghhhhh…” racau Tantri pelan menahan rasa sakit. Bagi Tantri, dimana ketiga lubangnya dimasuki oleh penis secara bersamaan adalah siksaan yang tak akan dilupakannya seumur hidup.
Akhirnya kesepuluh orang tersebut mengakhiri perkosaan mereka terhadap Tantri. Tantri tampak lemas dan badannya basah oleh sperma dan keringat. Tanpa banyak bicara lagi kesepuluh orang itu membopong Tantri ke arah mobil. Disana Tantri dan Chua diangkut kembali untuk diturunkan di suatu tempat. Dua tubuh artis yang telanjang itu tetap dikerjai di dalam mobil. Beberapa orang yang membawa mereka masih memaksa mereka untuk melakukan oral seks maupun kembali menikmati lubang vagina kedua artis itu. Suatu saat dengan bermodalkan foto dan video yang mereka rekam, mereka akan “memeras” kedua artis itu lagi.