Malam Terakhir Vina
Kalau ada kritik, saran atau rekues monggo tulis aja..
Villa Besari
Jumat
11.13 PM
Vina sedang sendirian di kamar, dia tampak gelisah menunggu seseorang. Gadis itu duduk di tepi kasur dengan hanya mengenakan kimono mini dengan bahan sutra tipis berwarna hitam. Tubuhnya yang putih terlihat berbayang karena bahan kainnya yang tembus pandang.
Tubuhnya yang montok tampak sempit di balik kimono itu, payudaranya yang sebesar buah melon tampak hendak meloncat keluar, puting pinknya yang tegak terlihat mencuat karena suhu ruangan yang dingin. Memeknya yang berbulu lebat tampak terekspos seluruhnya karena kimono mini itu hanya menggantung hingga ke pinggangnya saja. Wajahnya tampak gelisah. Gadis cantik itu berkali-kali melihat ke arah jam dinding.
Besok dia akan menikah. Namun kini dia sedang menunggu kehadiran Usman, mantan kekasihnya yang dahulu tak disetujui oleh keluarganya. Dia sebenarnya tak mau lagi bertemu, namun Usman mengancam akan mengacaukan pernikahannya dan akan menyebarkan video mesum mereka jika tak diizinkan bertemu untuk terakhir kalinya. Vina mengiyakan, namun dengan 1 syarat, mereka tak boleh bertemu kembali.
Tak diketahui Vina, Usman sebenarnya memiliki rencana lain. Pria itu tak rela menyerahkan mantan kekasihnya pada pria lain.
Tak lama terdengar suara ketukan dari pintu, Usman telah sampai. Vina kemudian membukakan pintu dan segera menyuruhnya masuk dengan buru-buru.
Usman masuk lalu menutup pintu kamar di belakangnya. Pria keturunan Arab itu tinggi besar dan berotot. Wajahnya ditumbuhi jenggot tebal. Banyak wanita yang menyukainya, namun tak banyak yang tahu bahwa Usman adalah seorang pria yang kasar dan hiperseks. Dia kerap bermain wanita walaupun Vina selalu memuaskannya di ranjang. Itulah salah satu Alasan akhirnya gadis itu meninggalkan Usman.
“Nggak gua sangka lu beneran pakai kimono itu.” Usman setengah tertawa.
“Anjing lu, gua udah turutin mau lu, sekarang kasih ke gua barangnya!” Vina setengah berteriak.
Dengan santai Usman mendekati Vina dan mengeluarkan sebuah hard disk dari saku celananya.
“Semua video mesum lu ada di dalam sini.” ujarnya.
Vina kemudian mengulurkan tangannya untuk mengambil hard disk itu namun Usman dengan cepat memasukkan hard disk itu kembali ke dalam kantongnya.
“Nggak semudah itu dong, lu harus muasin gua dulu, baru nanti gua kasih hard disknya. Tapi lu tau kan? Gua ngga segampang itu dipuasin?” Usman terkekeh.
“Jangan bercanda, nggak lucu!” Vina berteriak ke arah pria itu.
“Gua ngga becanda, liat, sekarang udah jam 11 lebih dan kalo lo rajin, 2 jam lagi lu udah jalan balik ke hotel buat resepsi.. Gimana?”
Usman mengelus elus penisnya dari balik celana. Tampak bagian depan celana pria itu menggembung besar.
Vina menelan ludah, teringat saat-saat dia menghamba pada Usman demi merasakan penis pria itu mengaduk-aduk memeknya. Vina buru-buru membuang bayangan tersebut, dia menimbang-nimbang sesaat sebelum kemudian berbalik badan ke arah kamar mandi.
“Gua ambil kondom dulu.” ujar gadis itu sebelum membanting pintu.
Usman tersenyum lalu duduk di kasur menunggu Vina. Terdengar suara shower menyala, kemudian pria itu merogoh kantong celananya. Dia mengeluarkan satu botol kaca kecil yang berisi beberapa pil biru. Usman sengaja membeli obat perangsang dosis tinggi secara online karena dia ingin mencicipi tubuh Vina untuk terakhir kalinya dengan maksimal.
Pria itu lalu berjalan menuju ke arah kulkas kecil di sudut ruangan kemudian menuang segelas anggur dan mencampurnya dengan pil yang dia bawa. Dia menghabiskan seluruh isi botol itu ke dalam gelas agar efeknya cepat bereaksi kemudian kembali duduk di tepi kasur dan melepas bajunya.
***
Vina berjalan keluar dari kamar mandi. Masih mengenakan kimono sambil membawa kotak kondom. Dia tertegun melihat Usman telah berdiri telanjang bulat di pinggir kasur. Tampak penisnya yang berotot dan berwarna kemerahan berdiri tegak. Besar dan panjang hampir sebesar lengan Vina dan tampak berkedut. Gadis itu tampak menelan ludah, wajahnya merona kemerahan.
Usman kemudian mengambil 2 gelas anggur dan memberikan gelas yang berisi obat perangsang itu kepada Vina.
“Untuk hidup baru…”, ujar Usman sambil tersenyum.
Vina menenggak habis anggur di gelasnya. Kemudian Usman mengarahkan tangan Vina untuk mengocok penisnya. Lelaki itu lalu melepas tali kimono Vina dan melorotkannya ke lantai hingga gadis itu telanjang bulat.
Tampak tubuh seksi Vina terpampang jelas di depan Usman. Vina bertubuh semampai setinggi 170cm, payudaranya bulat menggantung dengan pantat besar. Tubuhnya juga kencang karena rajin berolahraga.
“Emut kontol gua.” perintah Usman.
Vina sebenarnya sudah tak tahan, dia merasa tubuhnya panas. Vina lalu berjongkok dan mulai menjilati penis Usman.
“Uhhmmm….”
Vina mendesah merasakan penis yang telah lama tidak mampir ke vaginanya itu. Jilatannya makin cepat dan tidak sampai 30 detik wanita itu sudah menaikturunkan kepalanya menyepong batang kejantanan pria itu.
“Lu masih lonte ya ternyata, hahahaha.” Usman terbahak sembari terus memajumundurkan pinggangnya.
Vina sebenarnya merasa terhina, namun aroma penis Usman membuat nafsunya naik hingga memeknya mulai basah. Dia merasakan gatal teramat sangat di lubang kencingnya itu, seluruh badannya panas dan kepalanya mulai berputar. Dia tidak mempedulikan rasa pusingnya dan berkonsentrasi untuk merasakan penis Usman di dalam memeknya lagi.
Vina berdiri kemudian mendorong tubuh Usman ke tempat tidur.
“Peduli setan! Siniin kontol lo bangsat!”
Vina kemudian memanjat tubuh Usman yang tertawa-tawa lalu menempelkan bibir memeknya yang telah becek di ujung penis Usman.
“Uuuuurrrghh!!!”
Usman meraih pinggang Vina lalu mendorong penisnya secara mendadak ke dalam memek Vina.
“AAAAAAAUUUURGHHH!!! PAKE KONDOM BANGSAAT!!”
Vina keenakan merasakan penis Usman memenuhi memeknya. Lubang kencingnya terasa sesak dan dipenuhi kenikmatan yang lama tak dia rasakan. Tubuhnya berkelojotan dahsyat, matanya merem melek merasakan nafsunya yang makin naik. Mereka bersenggama dalam posisi WOT, Vina duduk di atas penis Usman dan menaikturunkan pinggangnya dengan cepat.
Usman tanpa basa-basi segera saja menggenjot memek gadis itu dengan mantap untuk mengimbangi goyangan mantan pacarnya itu. Interval sodokan pinggangnya makin lama makin cepat hingga tubuh Vina bergoyang-goyang seperti cacing kepanasan di atas tubuhnya. Usman merasakan penisnya tertanam mantap di memek legit Vina yang penuh jembut.
“Gimana? Enakan kontol gua kemana-mana kan?”
Usman meledek Vina yang keenakan.
Vina tidak menjawab, tubuhnya terasa terbakar hingga dia mulai berkeringat meskipun AC ruangan itu sangat dingin.
“Iyaaahh! Kontol lo paling juara!! Puas lo!?”
Vina menaikturunkan pinggangnya dengan cepat lalu menjatuhkan tubuhnya ke arah Usman. Dia mencium pria itu lalu segera saja mereka berdua saling bertukar liur. Usman meremas kedua bongkahan buah dada Vina yang tumpah memenuhi kedua tangannya dan memainkan putingnya dengan gemas. Vina menggelinjang merasakan sensasi nikmat di memek dan putingnya.
“Urgghh!! Uaarghh!! Aduhh!! Enak banget ngentot!!”
Vina meracau keenakan. Tubuhnya jelas merasakan kenikmatan yang teramat sangat, namun dia merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya. Gadis itu basah kuyup seperti sedang mandi dan merasa sangat haus.
“Urggh!! Stop dulu!! Gua mau minum dulu!”
Usman yang kepalang tanggung kemudian malah duduk dan menahan pundak Vina. Dia menggenjot memek gadis itu dengan interval lebih cepat dari sebelumnya.
“Ntar aja minum peju gua!” perintah Usman.
“AAHHHH!!!! ANJING LO!!”
Vina kembali menggenjot penis Usman. Dia merasakan orgasmenya akan segera datang.
“Man! Gua hampir sampe!! Urghh!!”
Usman menggenjot memek Vina lebih cepat. Tiba-tiba tubuh gadis itu membusur ke belakang.
“AAAAUUUUURRGHHHHHH!!!
Gadis itu berkelojotan keenakan menyemburkan air mani ke penis Usman. Tubuhnya bergetar-getar lalu jatuh lemas ke pelukan pria itu. Namun Usman belum puas, dengan mantap dia tetap menggenjot memek wanita itu.
Vina kembali merasakan tubuhnya yang terasa makin panas tak terkendali, pandangannya mulai kabur dan dia mulai mual. Gadis itu merasa ada yang salah dengan tubuhnya, namun merasakan penis Usman masih tetap mengaduk memeknya hingga dia tidak memikirkannya lebih jauh. Vina merem-melek keenakan, dia memainkan payudaranya sendiri lalu mengemut putingnya sendiri.
“Man! Arrghh!! Lu masukin apa ke minuman gua?!!”
Pria itu hanya tersenyum jahat. Dia tak menjawab dam malah mempercepat sodokan pinggangnya. Kepala Vina makin pusing dan matanya berkunang-kunang. Dia sudah merasa ada yang tidak beres.
Keringat gadis itu makin deras, sekujur tubuhnya basah. Peluh menetes-netes jatuh dari tubuhnya ke dada Usman.
Vina berusaha mencabut memeknya dari penis pria itu. Namun belum sempat dia berdiri, Usman keburu membalik tubuh gadis itu hingga menungging di atas tempat tidur.
Belum sempat bereaksi, Usman sudah terlebih dahulu menyodokkan penisnya ke memek Vina dari belakang. Gadis itu tidak siap, memeknya perih karena penis pria itu menusuk dalam ke lubang kencingnya.
“AAARGHHHH!! NGENTOTT!! NANTI DULU BANGSAT!!!”
Vina berteriak kesakitan karena di-doggy secara mendadak oleh Usman. Pria itu kemudian malah merengkuh tubuh Vina ke arahnya lalu memainkan payudara Vina dengan kasar. Dia juga menjilati leher gadis itu seperti orang kehausan hingga Vina kembali merasakan kenikmatan.
“Aaahh!!! Anjing lu!!!”
Memek Vina makin membasah dan membuat penis Usman maju mundur dengan lancar. Pandangan Vina mulai gelap namun kenikmatan kembali menyelimuti tubuh gadis itu. Tubuhnya basah kuyup. Orgasmenya kembali datang.
“Anjing! Anjing! Anjing! Anjing!”
Vina meracau merasakan sodokan penis Usman yang jauh lebih besar dari calon suaminya itu. Tak dia rasakan tenggorokannya yang mulai mengering ataupun rasa panas yang menjalari tubuhnya. Yang dia rasakan hanyalah batang kejantanan Usman yang mengaduk-aduk memeknya hingga mentok ke rahimnya.
Mereka berdua saling beradu kelamin selama 5 menit hingga tiba-tiba Vina berteriak keras.
“AAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!!!!!!!”
Tubuh gadis itu lalu bergoyang dahsyat lalu roboh ke tempat tidur. Tersengal-sengal keenakan.
“Anjing enak banget kontol lo…”
Vina meremas bantal lalu terus mendesah-desah keenakan karena tusukan pinggang Usman yang masih mantap mengobok-obok memeknya. Saat orgasmenya perlahan mulai hilang, baru di semakin merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya.
“Bentar Man, istirahat dulu…”
“Enak aja, gua belum sampai nih!” ujar Usman memotong ucapan Vina.
Penis Usman yang masih menancap di memek Vina malah bergerak makin cepat. Gadis itu tidak siap untuk menerima sodokan penis pria itu lagi. Tubuhnya terasa terbakar dan dadanya terasa sesak.
“Uhuk!! Man!! Nanti dulu Man!! Sakit!!”
Usman tidak memperdulikan teriakan Vina dan terus menggenjot memek gadis itu. Dia meremas bongkahan pantat Vina dan menancapkan penisnya makin dalam ke memeknya.
“Aarghh!! Sakit!! Man!! Berhenti dulu!!”
Usman tetap saja menggenjot memeknya dari belakang sementara Vina mulai terbatuk. Tenggorokannya kering sementara paru-parunya perih tidak bisa menarik udara. Gadis itu mengalami gagal jantung karena overdosis obat perangsang.
“Man! Lo kasih apa gua!! Bajingan!! Uhurgh!! Hoeergh!!”
Tubuh gadis itu kembali berkelojotan. Bukan karena orgasme, tubuhnya bergetar-getar karena jantungnya berhenti memompa darah, paru-parunya tidak bisa lagi menarik oksigen. Gadis itu lalu meremas payudaranya sendiri karena rasa sakit teramat sangat di dadanya. Badannya terasa terbakar.
“Makan nih kontol gua!” Usman berteriak.
Usman tidak sadar bahwa Vina sedang sekarat, dia makin bersemangat mengejar orgasmenya sendiri dan terus memompa pinggangnya dengan liar. Vina makin kepayahan, matanya melotot sementara lidahnya terjulur panjang dari mulutnya yang banjir liur.
“Ahhh!! Eckhh!! Heergh!! Stoopp!!”
Tangan gadis itu menggapai-gapai udara kosong sementara tubuhnya kejang-kejang. Dia menghadap ke arah Usman, berharap dia menyadari keadaannya.
“Ushh!! Heckh!! Man!! Stokhpp!! Eckh!!”
Pandangan mata gadis itu menggelap sementara matanya terbalik ke atas hingga memperlihatkan putihnya saja. Tubuhnya bergetar-getar, dia tersedak dan memuntahkan liurnya ke atas bantal.
Usman makin cepat menggenjot memek Vina sementara gadis itu terbatuk-batuk kesakitan di bawahnya. Gadis montok itu sudah tak bisa bernafas, dia mencengkeram sprei di bawahnya karena menahan sakit. Gadis itu basah kuyup seperti habis mandi.
Orgasmenya kembali datang namun Vina sudah mulai kehilangan kesadaran. Yang dia rasakan hanya rasa sakit dan kenikmatan yang bergantian datang.
2 menit kemudian, bersamaan dengan orgasmenya, tubuh gadis itu tiba-tiba membusur ke atas, Vina melolong panjang.
“……AAAAAUUUUUUHHHHHHHHHHHHH!!!!”
Tubuh wanita itu bergetar-getar dahsyat merasakan orgasme untuk terakhir kalinya. Pandangan matanya menggelap lalu roboh ke tempat tidur dan tidak bergerak lagi.
Pantat bulat Vina terlihat masih bergoyang-goyang mengikuti sodokan pinggang Usman sementara tubuhnya yang basah kuyup telah meregang nyawa. Wajah cantiknya itu menempel miring di bantal, liur tumpah dari mulutnya yang terbuka lebar dengan lidah terjulur panjang. Matanya mendelik dan terbalik ke atas.
“Gua! Hampir! Keluar!” ujar Usman.
Tubuh Usman bergetar-getar menyambut orgasme, dia mencabut penisnya dari memek Vina kemudian membalik tubuh wanita itu hingga telentang lalu menyemburkan sperma dalam jumlah banyak ke wajah dan payudara mantan pacarnya itu.
“Uaaargghh!! Memek lonte emang juara!!
Belum puas, dia lalu menyodokkan penisnya ke dalam mulut Vina lalu menyemprotkan semburan sperma terakhirnya ke dalam tenggorokannya sembari menahan kepala Vina di selangkangannya.
Pria itu ngos-ngosan sembari mengangkang di atas tubuh Vina. Wajah gadis itu masih tertanam di penisnya. Dia menahan posisi itu sebentar lalu mencabut penisnya dan berdiri mundur sambil mendorong tubuh Vina. Kepala gadis terbanting ke atas bantal lalu mengalirkan sperma Usman keluar dari mulutnya.
Usman kemudian mengatur nafas lalu berbaring di sebelah Vina, tampak puas.
“Siap-siap ronde 2 ya!!”
Usman ngos-ngosan, tidak ada jawaban dari Vina.
“Jawab lonte!”
Usman berbalik ke arah Vina yang diam tak bergerak.
“Vin?”
Vina tidak bereaksi, gadis itu telentang diam mandi keringat. Matanya putih sementara mulutnya menganga banjir sperma. Sadar apa yang terjadi, Usman lalu berdiri dari tempat tidur dengan kaget.
“Vin, jangan bercanda lo..”
Namun Vina tetap tak bereaksi. Dia sudah mati.
“Ah bangsat!”
Usman mendekati mayat Vina lalu menempelkan telinga di buah dadanya, berharap mendengar detak jantung. Namun dia tak mendengar apapun. Usman kemudian berdiri lalu mengumpulkan pakaiannya dan berniat kabur, namun melihat mayat Vina yang basah kuyup dan telentang mengangkang, penis Usman malah kembali berdiri.
Dia terdiam sebentar.
“Ah persetan!”
Dia naik kembali ke tempat tidur lalu memandangi tubuh Vina yang masih tampak menggoda. Dia mengelus wajah gadis itu lalu menyusuri tubuh Vina dengan jemarinya. Dari wajah, leher, buah dada, hingga memeknya. Namun jemari Usman tidak berhenti, jemarinya turun makin ke bawah dan mulai mengorek anus Vina.
“Sekarang lu ga bakal bisa protes kan kalau gua make pantat lo?”
Usman tersenyum jahat.
Pria itu membalik tubuh Vina hingga telungkup lalu menyeret pinggangnya ke sisi kasur, menurunkan kedua kaki jenjangnya ke lantai. Dia lalu menaruh bantal di bawah perut Vina dan memposisikan lubang pantatnya itu ke depan penisnya.
“Paling enggak gua bakal jadi yang pertama dan terakhir make bool lo!”