MENANTU KU YANG SEXY MONTOK

 

Gairah kelelakian Pak Suryo yang terpendam kepada Adinda memang semakin menuntut nafsu birahi nya, karena sang menantu makin di pandang makin menggiurkan saja, Di tahan makin lama makin meluap dan ketika dicoba mengutarakan nya dengan memancing-mancing sambil mengobral banyak pemberian nampak nya tidak ada penolakan dari Adinda, dengan sendiri nya kelanjutan ke arah hubungan terlarang ini menjadi semakin mulus,

Tidak bisa di salahkan, Adinda yang latar belakang nya wanita binal kalau sudah terlalu dekat apalagi sudah terlalu banyak di banjiri hadiah sang mertua, maka kesadaran nya pun cepat saja jadi buntu ketika itu,

Jelas, karena sebenar nya bukan baru di mulai saat itu saja tapi dari awal nya Adinda memang sudah di incar oleh Pak Suryo dan Adinda sendiri juga sudah menaruh perasaan tertarik kepada bpk mertua nya yang simpatik ini, Cuma saja karena keburu takut ketahuan Mas Indra suami,

Perasaan hati kedua nya sempat tersendat dan sekarang mulai terungkit kembali, Menggelegak semakin hari semakin matang sampai kemudian di suatu sore yang merupakan penentuan ketika Pak Suryo mencoba sedikit nekat untuk menangkap menantu cantik ini dalam pelukan nya tapi kali ini di sertai dengan menyosor bibir Adinda…..

“Hffmmm.. Ahghh..”

‘Adinda’ mengejang tersumbat mulut nya oleh lumatan nafsu Pak Suryo tapi begitupun dia tidak berontak, Ada beberapa saat dia ikut terhanyut dalam asyik nya berciuman bergelut lidah dan ketika cukup untuk saling melepas, terlihat air muka nya merah merona…..

“Bapak nekatt ih…..” komentar nya malu-malu geli….

“Abis nya kamu ngegemesin Bapak sih…..”

Itu awal pertama percobaan rayuan Pak Suryo, Tentu saja melihat ada lampu hijau seperti ini jelas membuat nya lebih berani lagi, Dia sudah mulai mencari simpati dengan cerita tentang Bu Suryo yang mulai kurang memberi nya kebutuhan penyaluran seks…. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi dari mimik wajah Adinda tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini mulai terpengaruh prihatin kepada nya,

Terbukti ketika pada kesempatan hari berikut nya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi kali ini sambil sebelah tangan nya menggerayangi bagian-bagian kewanitaan Adinda, mulai dari kedua susu nya sampai kemudian menyusup ke selangkangan, meremas gemas bukit vagina nya, lagi-lagi tidak ada penolakan dari sang menantu cantik ini, Seperti yang pertama Adinda juga membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan segera dia minta melepas ciuman…..

“Pak jangan sekarang Aghh…. Adinda takut kalo ketauan…” bisik nya cemas karena sudah terasa jari nakal Pak Suryo menyusup mengorek-ngorek di celah kemaluan di bagian klitoris itiel nya, Mendapat peringatan ini Pak Suryo pun seperti tersadar dan melepaskan Adinda,

“Heehh… nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamar mu, ya..?” kata nya masih sempat memesan,

Adinda hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Suryo yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hati nya lega karena yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat meniduri menantu cantik nya ini,

Suatu hari Mas Indra akan dinas keluar kota, pagi-pagi buta itu Adinda sudah kembali naik tidur setelah mengantar Mas Indra suami nya cuma sampai di pintu kamar untuk berangkat ke airport,

Lalu ia Membanting tubuh nya lemas karena Mas Indra masih sempat mengajak nya bermain cinta sesaat sebelum berangkat, Ketika setengah layap-layap itulah dia di hampiri Pak Suryo yang masuk ke kamar nya tanpa sepengetahuan nya,

Begitu datang Pak Suryo yang rupanya sudah lama menunggu kesempatan baik ini langsung ikut naik berbaring dan mulai menggerayangi tubuh Adinda yang masih bertelanjang bulat dan hanya menutupi tubuh atas nya dengan sehelai kain, Adinda sempat mengira bahwa itu Mas Indra lagi tapi segera tersadar karena perbedaan yang nyata di antara kedua lelaki itu, Mas Indra agak kecil sedang Pak Suryo yang pendek itu besar gempal tubuh nya, Adinda jadi kaget….

“Ehh Bapakk….?! kaget aku Paak…. kirain siapa…”

“Ah… masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan….”

“Abis nggak kedengaran tadi masuk nya, tapi Ibu lg dimana Pak…?” kata Adinda yang karena merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksud nya akan mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra…..

“Ibu masih pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini…” tukas Pak Suryo yang rupa nya sudah tidak sabaran lagi langsung menahan Adinda bangun…..

Tanpa memberi kesempatan bicara bagi Adinda, dia sudah menyerbu perempuan yg jg mantu nya itu dengan bernafsu,

Mencium langsung melumat bibir nya sambil di barengi remasan-remasan gemas di mana pun bagian tubuh sang menantu yang mulus cantik menggiurkan ini terpegang tangan nya, Adinda gelagapan sesaat, tapi lagi-lagi dia mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah umur yang menurut pengakuan kepada nya sudah jarang di beri penyaluran seks oleh istri nya,

Pasrah saja dia membiarkan Pak Suryo dan malah ikut mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsu nya meskipun kelanjutan nya agak membuat risih juga karena serbuan-serbuan Pak Suryo benar-benar kelewat rakus, Dari saling bertemu bibir ciuman Pak Suryo menurun melanda kedua susu nya, di sini hanya berhenti beberapa saat untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu dan sebentar menjilati puting nya lalu kemudian di teruskan lebih ke bawah melewati perut Adinda yang datar itu sampai kemudian mendarat di vagina nya,

Ini yang agak terasa kurang sreg bagi Adinda karena Pak Suryo seperti pura-pura lupa bahwa lubang itu masih belum sempat di cuci nya, tapi dia enak saja mengerjai bagian itu dengan jilatan-
jilatan nya bahkan juga disedot-sedot nya,