Menikmati BINOR
jepitan nikmat lela
jam menunjuk 11 malam saat kupastikan istriku sudah terlelap, perlahan aku beranjak dari kasur tanpa suara melangkah keluar kamar. aku menuju kamar mandi dan tepat di depan kamar mandi setelah kupastikan aman, aku berbelok ke pintu kamar lela yang perlahan ku buka dan aku menyelinap masuk. aku terhenyak saat lampu kamar ku nyalakan, kudapati lela yang tertidur dengan rok yang tersingkap dan aku tersenyum melihatnya yang tersenyum kepadaku.
“nakal kamu ya lel…”, ujarku sambil duduk di bibir ranjang memandangi selangkangannya yang tak terbungkus celana dalam. lela masih tersenyum-senyum saat aku mengecup bibirnya, tanganku langsung menjamah memeknya yang kudapati memeknya sudah benar-benar berlendir.
aku tak mau bermain lama-lama, aku membuka celanaku dan dengan kontolku yang sudah menegang sejak tadi ku arahkan ke memekknya.
“eehhhhh….”, lenguh lela dengan wajah cantiknya memandanku yang menjejalkan kontolku ke memeknya. saat seluruh batang kontolku terbenam, kurengkuhkan tubuhku diatas tubuhnya, bibirnya menyambut bibirku yang melumatnya dan pinggulku mulai mengayun naik turun membuatnya melenguh dengan mulut ku sumbat semakin kulumat bibirnya. memeknya yang hangat terasa masih begitu sempit mencengkeram nikmat kontolku,
“enak lel…?”, bisiiku. kulihat wajah cantiknya yang sayup mengangguk. setelah kuperawani beberapa hari yang lalu, lela sudah mulai menikmati nikmatnya dientot. ku kecup pipinya sambil tanganku meremas-remas teteknya yang menyembul dari bajunya yang tak terbungkus BH.
hujaman demi hujaman kontolku semakin cepat diiringi lenguhan dan desahan lela yang tertahan agar tak membangunkan istriku.
“eeeghhhh….”, kudapati lela mengejang dan sesaat kemudian tubuhnya bergetar hebat mencapai orgasmenya dan aku terus menggenjot memeknya.
“enak lel…?!”, ucapku seraya kupandangi wajahnya yang mendongak dengan mata terpejam.
“cantik banget kamu lel…”, bisikku sambil ku ciumi pipinya lehernya dan semakin kencang ku hujamkan kontolku dalam-dalam, aku tak mau menahan orgasmeku.
“uugh…”, geramku seraya ku tanamkan dalam-dalam kontolku di dalam liang memeknya dan kubiarkan spermaku tumpah membanjiri rahimnya. sambil ku dekap tubuhnya. ku tumpahkan seluruh rasaku kepadanya. hingga kedutan terakhir semburan spermaku aku terdiam beberapa saat kubiarkan kontolku masih terbenam sambil memandanginya. ku kecup bibirnya yang menyambut pasrah.
perlahan aku mencabut kontolku sambil kunikmati pemandangan indah bibir memeknya yang basah kemerahan mengeluarkan lendir putih spermaku. semoga tidak hamil, pikirku seraya kuingatkan lela untuk meminum pil kontrasepsi yang ku berikan.
aku beranjak dari ranjang seraya memakai kembali celana pendekku, kurangkul lela seraya ku ciumi pipinya dan ku pagut lembut bibirnya sebelum akhirnya aku menyelinap keluar dari kamar lela dengan aman.
Kejadian yang terlewat.
ini kejadian yang terlewat diceritakan disini,
menikmati keindahan milik lela yang masih perawan
aku menyimpan photo dan video lela dengan rapi dan tersembunyi salah satunya di HP ku dengan menggunakan aplikasi private folder sehingga hanya dapat dibuka dengan cara memasukan password agar lebih aman dari siapapun termasuk istriku.
setiap keadaan nyaman di tempat yang aman aku suka melihat photo-photo ini,
photo-photo lela dengan pose yang menantang mulai dari pose normal, seksi hingga telanjang bulat memperlihatkan tubuh ABG nya yang masih mulus dan kencang. sambil aku mengagumi kemulsannya dan lekukan tubuhnya yang indah layaknya tubuh ABG-ABG.
“emh… cantik dan mulus…”, gumamku memandangi photonya, wajahnya yang cantik terlihat masih polos sedang berpose mengangkang memperlihatkan memeknya yang masih perawan dan indah, atau lela yang sedang berdiri menyingsingkan rok nya dengan bulu jembut tipisnya yang menghias indah di pangkal selangkangan, atau lela yang sedang berdiri telanjang memperlihatkan kedua buah dadanya dan bulu jembut tipis nya menghias indah di bawah perutnya dengan lekukan tubuhnya yang terlihat indah dan membangkitkan birahiku.
“ibu lagi ke indomart, pak…”, sahut lela, sore itu terlihat cantik dengan baju kurung putih seperti daster bermotif bunga-bunga merah yang menutup pundak hingga kebawah di lututnya.
“mau ngocok lel, tolong ya lel…?!”, pintaku seraya aku membuka handukku karena memang sudah sore dan waktunya mandi sore, handuk yang melilit menutupi kontolku yang sudah menegang kubuka di hadapan lela.
“takut ada ibu nanti pak…”, ujar lela dengan wajah khawatir melihat ke arah pintu depan.
“sebentar kok lel… kalo ada ibu, bapak nanti ngocok sendiri di kamar mandi…”, ujarku sedikit memaksa, tanganku sudah meraih pinggulnya sehingga tubuhnya merapat di tubuhku. lela menyambut bibirku yang mencium bibirnya dengan membiarkan aku melumat bibirnya yang lembut dan hangat, sementara satu tanganku meremas-remas bokongnya satu tanganku lagi mengelus pangkal selangkangannya seraya gaun nya ku angkat dan kudapati celana dalamnya yang membungkus selangkangannya.
“celana dalemnya dilepas lel…”, pintaku sambil tanganku meraih celana dalamnya dan melorotkannya melepaskannya dari kakinya. lela menyimpannya di kantong. kusingsingkan gaunnya keatas lagi dan kuminta kedua buah dadanya di keluarkan dari magkuk BH nya dari bawah.
kedua putingnya terlihat indah kemerahan meyembul keluar dari bawah BH nya terlihat montok dan kencang. kedua tanganku mencengkeramnya dan kulumat putingnya bergantian.
“ooohh…”, lenguh lela sambil menyingsingkan gaun dan BH nya menikmati remasan tanganku dan gelitik nikmat putingnya yang ku hisap.
tak berlama-lama aku beralih ke selangkangannya.
“duduk lel…”, pintaku agar ia duduk di kursi di meja makan. kedua kakinya kubuka lebar-lebar mengangkang, aku bersimpuh di lantai melihat memeknya terlihat merekah indah. saat bibirnya kusibak sudah terlihat basah berlendir dengan itilnya yang kemerahan. jika aku tak ingat janjiku, aku sudah menjejalkan kontolku untuk merenggut keperawanannya.
“ooohh…”, lenguh lela saat aku mengecup itilnya, apalagi saat lidahku menjilatinya membuatnya menggelinjang nikmat sambil tangannya mengcengkeram kepalaku. aroma harum memek perawan ku hirup sambil lidahku membalurinya hingga lubang memeknya yang sudah terbuka berkilat sudah siap jika aku menjejalkan kontolku ke dalam.
“paaaakkk…. oooohhh…”, lenguh lela, aku tak mau memberinya orgasme, aku menyudahinya juga karena tak ingin istriku keburu pulang. aku berdiri.
“enak lel…”, ujarku sambil mengocok kontolku yang ku sodorkan ke mulutnya dan ku jejalkan ke mulutnya, lela pasrah menerima kontolku dengan mulut terbuka menganga melumat batang kontolku yang ku benamkan kemulutnya.
“uugh…”, geramku sambil ku ayun pinggulku maju mundur, sambil membelai kepalanya yang sesekali kutarik dan ku tekan agar kontolku terbenam seluruhnya memubuat lela tersedak menahan kepalanya.
ku lepas kepalanya dan kubiarkan kepalanya maju mundur sendiri dengan tangan lentiknya yang ikut mengocok batang kontolku.
“ugh… terus lel…”, geramku sambil betolak pinggang dengan tubuh melengkung kedepan. nikmat sekali tangan nya mengocok dan rasa hangat mulutnya dan kelembutan lidahnya membaluri kepala kontolku yang semakin terasa akan meledakan spermaku.
“ugh.. lel..”, geramku, aku tak mau menahan orgasmeku lagi, akhirnya kubiarkan spermaku menyembur di dalam mulut lela yang menampungnya hingga penuh.
“ugh… “, geramku lagi mencabut kotolku dari mulutnya usai kedutan terakhir spermaku yang muncrat, lela beranjak ke wastafel dan meludahkan spermaku dan membersihkan mulutnya. aku meraih HP ku yang sejak tadi ku letakan di meja untuk merekamnya.
“menghadap kesini lel…”, pintaku usai lela membersihkan mulutnya, agar ia memamerkan tubuhnya sambil kurekam lela menyingsingkan gaunnya seperti permintaaanku untuk menyingsingkan gaunnya dan memperlihatkan keindahan selangkangannya yang mulus di hiasi bulu jembut tipisnya.
“makasih lel…”, ujarku menutup HP ku dan dengan tubuhku yang masih telanjang aku memeluknya dan melumat bibirnya dengan lembut sambil ku remas-remas teteknya yang masih mrojol menyembul dari bawah BH nya.
tepat sebelum istriku kembali dari indomart aku meraih handukku dan melenggang ke kamar mandi dengan rasa puas.
usai mandi aku keluar dari kamar mandi saat ku lihat istriku sedang mengobrol dengan tetangga di depan rumahku dan kulihat lela yang sedang melipati baju-baju kering dari jemuran.
“ada ibu pak…”, ucap lela melihatku mendekatinya.
“iya lel…”, jawabku memandang wajah cantiknya yang pasrah saat tanganku menyeruak masuk ke dalam rok gaunnya, membelai bulu jembutnya dan meraba belahan memeknya yang masih basah. lela masih belum memakai kembali celana dalamnya.
“belum…”, jawabnya sambil tersipu-sipu dengan kedua kaki mengangkang memperlihatkan memeknya. dengan bebas aku menjamah tubuhnya dan sebelum mengakhirinya aku mencium bibirnya kemudian berlalu ke kamarku.
meminjam Uang
“loh anak mu mana lel…?”, tanyaku setelah kupersilahkan masuk, kupandangi wajah cantiknya yanng mengenakan kerudung abu-abu dan gaun gamis panjang yang menutupi seluru tubuhnya terlihat begitu anggun.
“ibu ada pak ?”, tanyanya setelah duduk mengahadapku dengan wajahnya merunduk dan pandangan mata nya yang terlihat sungkan kepadaku.
“ibu lagi gak ada lel…, lagi ada arisan, mungkin nanti siang sore baru pulang… ada perlu apa ?”, balik bertanya kepadanya.
“anu pak… saya mau minjem uang…”, jawab lela, dengan wajahnya yang kembali merunduk seraya menceritakan kalau sudah semingggu ini suaminya sedang sakit sementara ia dikejar pinjaman online., lela menyebutkan nilai yang dubutuhkannya, tak banyak hanya 5 juta, 2 juta ia akan melunasi untuk pinjaman online dan 3 juta untuk kebutuhan sehari hingga bulan depan.
“nanti bapak transfer aja ya lel, dan jangan bilang ibu, ini bapak ngasih aja…”, jelasku setelah ku ambil HP di kamar. seraya aku meminta nomor rekeningnya dan lela menyebutkannya. wajah cantiknya terlihat sumringah. aku tersenyum melihatnya. kupastikan uang sudah ku transfer dan memperlihatkan HP ku kepadanya dan lela berkali-kali mengucapkan terima kasih kepadaku.
“gimana anakku lel ? anak kita ?”, tanyaku seraya menyebutkan namanya.
“baik pak… sehat… udah bisa duduk dan merangkak…”, jelas lela.
“kalo boleh, bapak minta sebentar saja, boleh lel ?”, tanyaku saat lela sudah siap akan berpamitan kepadaku.
“ah pak… jangan pak, gak boleh pak…”, jelas lela.
“ah lel… sebentar saja…”, bujukku sambil ku tatap lela yang kembali merunduk.
“saya udah gak mau…”, ucap lela seakan berbisik dengan wajah merunduk.
“ayolah lel, sebentar saja…”, bujukku lagi, sesaat tangannya hendak menipis tanganku yang memegang tangannya, namun aku menggenggamnya dengan erat.
“jangan pak… saya permisi dulu pak… “, ujar lela seraya melepaskan tanganku dan beranjak berdiri dan aku hanya terdiam membiarkan lela melangkah ke pintu dan keluar dari rumah.
aku menutup pintu dan kembali ke ruang tengah untuk menonton TV, baru saja aku mendudukan bokongku di sofa terdengar ketukan pintu depan.
“masuk lel…”, ujarku mempersilahkan masuk saat aku membuka pintu depan dan kulihat lela berdiri di hadapanku.
“kenapa lel..”, tanyaku melihat wajahnya yang seakan kemerahan merunduk.
“boleh pak…”, ucapnya perlahan nyaris tak terdengar olehku.
“kamu mau melayani bapak ?”, tanyaku lagi dan kulihat kepala lela yang berkerudung itu megangguk membuat kejantananku seakan bersorak, sudah 2 tahun lebih mungkin aku tak bersetubuh dengannya setelah ia tak lagi bekerja dirumahku karena melahirkan.
“kamu tambah cantik lel… sudah matang…”, pujiku seraya aku duduk di sampingnya, kuraih dagunya agar wajahnya menatapku, kupandangi kecantikannya dengan berkerudung semakin terlihat kecantikannya. lela terpejam saat aku mengecup bibirnya, ku lumat lembut dan perlahan sampai akhirnya lidahnya menjulur keluar ku yang kusambut dengan melumatnya. nafasnya mulai menderu dengan bibir mengikuti lumatanku sambil kuraba dadanya, kuremas sembulan gunungnya dibalik gaun gamisnya.
“kamu gak kangen lel… kayak dulu..?”, ucapku sambil tanganku menyingsingkan gaun gamisnya dengan mengelus pahanya yang halus putih mulus. celana dalam putih terlihat membungkus pangkal selangkanganya. lela hanya pasrah membiarkan tanganku saat aku meraih celana dalamnya dan melorotkannya hingga kulepas dari kedua kakinya jenjangnya yang indah. terlihat bulu jembutnya yang hitam begitu kontras dengan kulit selangkangannya yang putih begitu menggairahkan dan menyulut napsu birahiku, pemandangan indah yang dulu sering ku nikmati. belahan bibir memeknya masih terlihat kemerahan walau tak seperti dulu saat masih ABG, kusingsingkan lebih tinggi gaun gamisnya hingga terbuka dan terlihat kedua buah dadanya yang terbungkus BH putih. kusingsingkan BH itu ke atas mengeluarkan isinya, 2 gunung indah menyembul keluar dengan puting yang menghias kemerahan dia atasnya.
sesaat kupandangi lela yang bersandar di kursi panjang dengan gaun gamis yang tersingkap dengan keindahan tubuhnya terpampang jelas di depanku.
“emmmhhh….”, lenguhnya saat kedua tanganku meremas buah dadanya dan aku merunduk untuk melumat putingnya.
“ooohh…”, lenguhnya sementara aku menghisap dan melumat dengan gemas sambil kuremas-remas penuh napsu. membuat lela menggelinjang, menggeliat nikmat. kurasakan ada sedikit cairan susu yang kurasakan di mulutku setiap kali aku menghisapnya. mungkin sudah lewat masa menyusui, pikirku serhingga tak banyak air susu yang keluar.
puas dengan buah dadanya, tanganku beralih membelai bulu jembutnya seraya aku beringsut, kedua kakinya mengangkang dan aku bersimpuh di hadapannya, terlihat belahan memeknya yang merekah indah mulus dan terawat, bibir memeknya yang mulus sama seperti dulu.
“ooooooohhh…”, lolongnya saat aku membenamkan kepalaku dan mulutku mulai berciuman dengan memeknya, lidahku menjulur keluar menjilati setiap sudut belahan bibirnya hingga terhenti pada itilnya yang tak hanya ku jilati namun ku lumat dan ku hisap membuat lela menggeliat sambil merintih nikmat mencengkeram kepalaku. aroma memek yang harum membuatku semakin bernapsu sambil tanganku yang tak bosan mengelus kedua pahanya.
“oooh…”, lolongnya lagi saat ku colokan kedua jariku ke lubang memeknya yang sudah basah berlendir, terasa hangat dan sempit. kulihat wajah cantiknya yang terpejam-pejam, menggeleng sekan menggelepar membuat kerudungnya bergerak kian kemari.
“enak lel…?’, tanyaku sambil terus ku colok-colokan membuatnya semakin menggelinjang.
“oooh… geli banget…”, ujarnya mencoba menahan tanganku,
“terakhir kapan sama suamimu…?”, tanyaku sambil tersenyum melihatnya terengah saat ku cabut jariku dari lubangnya.
“eenghh… lupa udah lama… 2 bulan yg lalu…”, jawabnya polos yang berarti hasrat nya tak terpenuhi. mungkin karena suaminya yang sakit sehingga tak dapat memberikan nafkah biologiskepada lela, pikirku. kali ini biar aku yang akan memberikan nafkah biologisnya.
“isep lel…”, pintaku setelah aku melorotkan celana pendekku dan menyembulkan kontolku di hadapannya.
“ughh… “, gumamku saat lela menggenggam dan memasukannya ke mulutnya dengan rasa hangat yang membaluri kepala kontolku. aku membelai kerudungnya dan menggerakannya maju mundur sehingga aku bisa menikmat kulumannya.
“uugh… lel…”, gumamku lagi begitu terasa enak, namun aku tak mau menyemburkan spermaku di mulutnya. aku ingin meerasakan memeknya seperti dulu.
“ugh…”, ku cabut kontolku dari mulut mungilnya. kuraih dagunya dan ku lumat bibirnya dengan penuh napsu.
“2 bulan kamu gak dientot suamimu… sini lel masukin…”, ujarku seraya aku duduk di kursi panjang dan kuminta lela mengangkangi kontolku. tangan lentiknya membimbing kepala kontolku ke lubang memeknya.
“oooohhh….”, lenguhnya menyertai tubuhnya yang diturunkannya sehingga terbenam seluruh kontolku di dalam memek hangatnya yang terasa masih sempit seperti dulu. hanya terlihat bulu jembutku yang menyatu dengan bulu jembutnya.
“bilang kontool lel… ngomong jorok lel… “, pintaku seraya kuremas-remas buah dadanya.
“oohh.. iya paak… kontool bapak enak banget… oohh kontol gede…. “, ucap lela sambil pinggulnya mengayun nikmat membuat kontolku seakan di pelintir di dalam memeknya, di jepit, di sedot dengan nikmatnya.
“aaaah… kontol… enak dientot kontol gede…”, ucap lela sambil matanya terpejam-pejam, mulutnya menganga.
“enak mana sama kontol suamimu lel…?”, pancingku.
“enak kntol bapak… ooh…”. ucapnya.
“kenapa enak lel…?”, kejarku.
“kontolnya gede panjang… bikin ketagihan… “, ucap lela hingga merancau mengiringi ayunan pinggulnya.
“ooohh… geli banget… gak kuat…”, ucapnya seperti kesetanan pinggulnya mengayun cepat hingga tubuhnya sesaat kemudian mengejang dan bergetar hebat mencapai orgasmenya. lela terkulai ku peluk dengan wajahku yang terbenam di antara kedua buah dadanya. nafasnya tersengal. aku menggulirkan tubhnya ke samping duduk bersandar dengan kedua kaki terjulur di lantai merentang lebar. aku beringsut, bersimpuh di hadapan kedua kakinya yang kurentangkan lebih legar, ku bimbing kepala kontolku kembali ke lubang memeknya.
“oooohhh…”, lenguhnya saat ku benamkan dan sesaat kemudian ku ayun kan pinggulku dengan kontol yang menghujam-hujam lubang memek hangat dan sempitnya.
“ugh… lel.. kamu cantik banget…”, pujiku dengan tangan mencengkeram buah dadanya.
“cium lel…”,, pitaku saeraya sesaat kulumat bibirnya sambil terus ku ayun pinggulku menggenjot memeknya.
“oooh… kontol…”, ucap lela saat mulutnya ku lepaskan membuat nbirahiku semakin bergelora melihatnya mengucap kata-kata kotor dengan penampilangnya yang berkerudung dan sedang ku enjot.
“nungging lel…”, pintaku dengan nafas menderu seraya ku cabut kontolku dan lela menunggingkan bokongnya bersandar kursi panjang di depannnya, gamisnya kusibak hingga lehernya, kujejalkan kontolku lagi dari belahan bokongnya, kepalanya yang terbungkus kerudung mendongak indah saat kontolku menyeruak masuk dengan derasnya.
“plook… ploook…”, suara hentakan bokongnya terdengar nyaring dengan hentakan pinggulku yang ku hujam dengan deras, menyetubuhinya dengan liar, ku tumpahkan segala rasaku membuat lela menjerit nikmat, kerudungnya bergerak liat menggelepar. sesekali kuraih buah dadanya yang menggantung ku remas-remas sambil terus memacunya.
“ooohhh…..”, pekik lela dan kurasakan pinggulnya mengejang dan tubuhnya bergetar yang berarti kembali ia mencapai orgasmenya lagi. ku tahan bokongnya agar kontolku tak lepas dari memeknya sambil terus ku genjot membuat lela menggelepar semakin liar.
nafasnya terengah, kulepas cenngkeraman tanganku membiarkan lela terkulai di kursi panjang. ku balikan tubuhnya kembali seperti tadi, terduduk di kursi panjang dengan kedua kaki menjulur ke lantai mengangkang. aku mengecup bibir nya sesaat sebelum akhirnya aku kembali menjejalkan kontolku ke memeknya. kata-kata kotor di sela lenguhan dan lolongan menyertai setiap hujaman kontolku. tanganku meremas-remas buah dadanya dengan ayunan semakin berpacu. kulihat batang kontolku yang keluar masuk memeknya berlumuran lendir putih cairan orgasme lela seperti pelumas.
“ughh… leel… memek kamuu enak banget…”, pujiku sambil ku tatap wajah cantiknya yang sayup. aku tak mau lagi menahan ledakan birahiku, akan ku tuangkan seprmaku di dalam rahimnya lagi seperti dulu.
“uugh… lel…”, geramku semakin ku percepat hingga akhirnya terasa semakin mendesak keluar spermaku.
“oohh… kontol… kon…emmmhhh…”, ucap lela yang ku sumbat bibirnya, kulumat dedengan penuh birahi dan seketika pinggulku mengejang dan ku semburkan spermaku di dalam memeknya.
“uugghh…”, geramku mereguk kenikmatan orgasmeku, dengan setiap kedutan kontolku yang memancarkan spermanya berkali-kali.
aku terduduk di lantai degan wajahku yang tepat di hadapan memek lela dengan lubang yang menganga mengeluarkan lelehan spermaku. kedua buah dadanya bergerak-gerak dengan nafasnya terengah-engah. bukit jembutnya terlihat begitu indah kubelai, menatap lelehan spermaku seperti dulu sering kulakukan hingga lela hamil dari benihku.
“mau ke belakang pak…”, ujarnya seraya tubuhnya berdiri dan gaun gamisnya menutupi tubuh telanjangnya melangkah ke belakang menuju kamar mandi. aku mengikutinya.
“pak…?”, ujar lela melihatku ikut masuk ke kamar mandi.
“gpp lel…”, ujarku kubiarkan pintu kamar mandi tetap terbuka, lela menyingsingkan gaun gamisnya dan duduk di toliet melepas air seninya. aku mendekat seraya menyodorkan kontolku yang berlumuran lendir ke mulut. ku ayun perlahan agar lela membersihkan lendirnya dari batang kontolku hingga terlihat bersih aku merunduk dan melumat bibirya dengan lembut, aroma memek berbaur dengan aroma sperma dari mulut mungilnya.
aku menyodorkan handuk kepadanya saat usai cebok membersihkan memeknya, tanganku menyingsingkan gaun gamisnya sehingga terlihat seksi saat tangannya mengelap selangkanganya yang terlihat jelas. mengeluarkan celana dalamnya yang tadi di kantonginya, dengan cekatan memasukannya ke dua kakinya dan membungkus pangkal selangkangannya. gaun gamisnya kembali di turunkannya menutup rapat, merapihkan kerudungnya sehingga terlihat begitu anggun di hadapanku.
aku merangkulnya keluar dari kamar mandi, wajah cantiknya tersipu begitu cantiknya. saat aku mengecup bibirnya ku remas bokongnya dengan gemas dan kembali membawanya ke ruang tamu. sebelum akhirnya lela berpamitan dengan wajah cantiknya yang tersenyum ku kecup dengan lembut dan melepasnya hingga keluar dari pagar.