Oh Bude Omey Yang Hot
Oh Bude Omey Yang Hot
|
Ini adalah postingan asli dariku dan aku tidak mengcopy paste dari hasil karya orang lain.
Sebut saja nama panggilanku Riko. Usiaku 20 tahun. Aku masih kuliah dan tinggal di ibu kota negara ini. Aku sangat menyukai wanita paruh baya atau wanita yang lebih tua dariku. Namanya Siti Komariyah dan aku memanggilnya bude Omey. Bude Omey asli betawi tapi dari kakeknya masih ada keturunan negeri Tiongkok. Pakdeku adalah seorang pensiunan PNS, usianya 72 tahun, kakak dari ibuku. Usia bude Omey 50 tahun, berat badannya 80 kg, tingginya sekitar 163 cm, kulitnya putih mulus, punya tahi lalat besar di bawah matanya, biarpun teteknya sudah turun tapi bentuknya besar menggoda, pantatnya besar menantang, serta ada tahi lalat di beberapa bagian tubuhnya yang besar dan seksi (seperti di pundak dan teteknya sebelah kiri) sehingga membuatku semakin bernafsu. Bude Omey punya 5 orang anak dan 7 orang cucu yang tinggal di luar kota. Sedangkan anaknya yang paling bungsu masih SMA. Sehingga di rumahnya bude Omey hanya tinggal bertiga saja. Suatu hari ada acara arisan keluarga di rumahku. Bude Omey bertugas membantu ibuku memasak di dapur. Sebelum ikutan memasak, bude Omey ganti baju dulu di kamarku. Entah kenapa bude Omey memilih berganti baju di kamarku. Kemudian, aku ingin mengambil sesuatu di dalam kamar. Ketika dibuka… Jreeenngg… Ternyata bude Omey hanya memakai BH berwarna hitam dan celana dalam warna hitam. Aku tertegun dan bengong sesaat tapi bude tidak marah kepadaku. “Eeiitttss… apa kabar ganteng…???” kata bude Omey Lalu kututup kembali pintu kamarku. Sejak kejadian itu, walaupun bude Omey hanya memakai BH dan celana dalam, tapi selalu terbayang–bayang di pikiranku. Karena kontolku sudah tegang banget dan minta dilemesin maka aku cepat–cepat menuju ke kamar mandi. Setelah sampai kamar mandi aku langsung mengocok kontolku, sambil membayangkan bude Omey yang sedang memakai BH dan celana dalam yang kulihat di kamarku tadi. Tak berapa lama… Croooooottt… croooooottt… croooooooooottt… aaaaaaahhhh… Akhirnya lega juga. Nikmat sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi, aku melihat bude Omey sedang memotong-motong sayuran di dapur. Waktu aku lewat sengaja kusenggol tanganku ke pantatnya bude Omey. “Budeee… pakde kalau lagi sendirian begini ngapain aja di rumah…???” tanyaku Kulihat dengan seksama, bude Omey memakai baju kaos yang ukurannya ketat sehingga terlihat cetakan teteknya yang besar itu. Kupandangi dari belakang sambil kuajak mengobrol. Dari belakang hanya terlihat belahan tetek bude Omey yang besar dan beberapa tahi lalat dipundaknya yang cukup besar dan seksi. Kontolku tiba-tiba tegang kembali. Lalu tiba-tiba, tangannya bude Omey tak sengaja menyenggol kontolku yang lagi tegang itu. Kemudian bude Omey bertanya kepadaku. “Riko… Riko udah punya pacar belum…???” tanya bude Omey Ketika aku sedang asyik mengintip teteknya bude Omey yang besar itu sambil mengobrol, tiba–tiba aku disuruh ibuku membeli bumbu ke warung. Dan, sampai acara arisan selesai, tidak ada kejadian yang dapat menegangkan kontolku kembali. Di lain kesempatan, aku menginap di rumahnya bude Omey. Ketika berada di dalam kamar saudara sepupuku (anaknya bude Omey yang paling bungsu), bude Omey membawakanku segelas teh manis sambil bertanya kepadaku. “Riko… Riko sudah mandi belum…???” tanya bude Omey Bude Omey keluar sambil tersenyum kecil kepadaku. Kemudian bude Omey menawariku makan siang. Ketika aku selesai makan dan menaruh piring di tempat cucian piring, kulihat bude Omey sedang mencuci piring. Dan ternyata bude Omey memakai daster. Waktu aku ada dibelakangnya, tak sengaja tangannya bude Omey menyenggol kontolku. Sambil bicara aku membalas menyenggolkan tanganku ke pantatnya bude yang besar itu. “Eeeeh… kirain bude nggak ada orang… ternyata ada Riko… udah selesai yaaa makannya…??? nambah dong biar cepat gede…” Lalu seperti biasanya, setelah mencuci piring, bude Omey mandi. Pakde sedang tidur di kamarnya. Sedangkan mas Iwan (anak bungsu bude Omey) sedang main ke rumah temannya. Wah, aku bisa ngintipin bude nih. Kemudian aku mencari tempat yang aman dan nyaman untuk mengintip. Setelah dapat lokasi mengintip yang cocok, aku hanya diam dan sabar menunggu. Tak berapa lama, bude Omey masuk ke kamar mandi. Menaruh handuk, menggosok gigi, dan ini dia yang kutunggu–tunggu, bude Omey mulai melepaskan pakaiannya satu persatu. Setelah telanjang bulat, bude Omey pun mandi. Aku segera buka celanaku, kontolku yang dari tadi sudah ngaceng sempurna kukocok–kocok dengan tanganku. Tak berapa lama, air maniku muncrat membasahi lantai… Crooooooott… crooooottt… croooooottt… aaaaaaaaahhhhhh… Aku mendesah pelan tapi celakanya aku menyenggol sesuatu sehingga menimbulkan suara gaduh tapi tidak keras, namun terdengar di kamar mandi. Lalu ada suara dari kamar mandi… “Hayooooooo… siapa tuh yang lagi ngintip…” Wah, ternyata suara bude Omey. Gawat. Aku segera buru-buru pergi menuju ke ruang tv. Ketika bude lewat dengan handuk putih yang melilit di tubuhnya, aku pura–pura menonton tv. Tapi tetap saja kulihat tubuhnya bude Omey yang dibalut handuk putih itu. Kulitnya putih mulus, teteknya besar sehingga ingin keluar dari handuk yang bude Omey pakai. Kontolku pun kembali tegak berdiri sambil melihat bude Omey masuk ke dalam kamarnya. Suatu hari, orangtuaku sedang ada acara, berangkat pagi dan pulang malam hari. Aku ditugaskan untuk menjaga rumah. Daripada iseng lebih baik aku telepon bude Omey saja untuk menemaniku, siapa tahu bude Omey mau menemaniku atau bahkan bisa lebih dari menemaniku. Oh iya, rumahnya bude Omey beda kota denganku, jaraknya sekitar 1 jam perjalanan jika lancar dan 2 jam perjalanan jika macet. Maka 1 jam kemudian bude Omey pun sudah tiba di rumahku. Kita pun mengobrol ngalor ngidul nggak jelas gitu. Bahkan hal yang bersifat pribadi pun kita bicarakan. “Bude…” kataku Lalu bude menuju kamar mandi. Aku pun ikut dibelakangnya menuju kamar mandi. Gilaaa… Pintu kamar mandi sengaja dibuka sama bude. Aku mengintip bude Omey mandi. “Ngapain diri di situuuu… siniiii… masuk aja… kita mandi bareng aja yuk…” ajak bude Omey Betapa senangnya hatiku disuruh mandi bareng sama bude Omey. Kemudian, aku buka seluruh pakaianku dan masuk ke kamar mandi dengan telanjang bulat. Tubuh telanjang bude omey membuat penisku makin tegang. Lalu, kami saling menggosokkan sabun ke tubuh masing-masing secara bergantian. Penisku tegang naik turun ketika disentuh dan disenggol oleh bude. Aku sabuni teteknya bude Omey yang gede itu sambil kuremas–remas. Bude Omey pun mendesah. Lalu kuturunkan tanganku menuju memeknya. Dengan busa yang banyak ditangan, kugosokkan tanganku di memeknya bude Omey. Setelah bersih gantian bude Omey menggosokkan dan mengocok penisku yang tegak berdiri dengan busa sabun yang sangat banyak. Dan tak berapa lama air maniku muncrat keluar… Croooooottt… crooooooooootttt… crooooooooooooottt… “Yaaaahhh… keluar duluan deh…” kataku Kami berdua membilas tubuh kami dengan air secara bergantian. Setelah itu kami keluar menggunakan handuk. Bude Omey langsung kupeluk dari belakang. Kucium bibir, pipi, pundak, dan lehernya. Ku remas – remas teteknya. “Awwww… sabar dong Riko sayang… uuuffhhhhh… aaaaahhhh… uuuuuuhhhh… aaaaahhhhhh…” kata bude Omey sambil mendesah Lalu aku perlihatkan kontolku yang sudah berdiri tegak. “Nih budeee… tititku udah ngaceng…” kataku Bude Omey pun tersenyum dan kami berdua masuk ke dalam kamar. Kami berdua berpelukan dan berciuman. Bibir dan lidah kami berpagutan menjadi satu. Kemudian aku kebelakang tubuh bude yang montok itu. Kupeluk tubuhnya dari belakang. Kembali kucium lehernya, pundaknya, pipinya, dan bibirnya. Kuremas–remas teteknya yang besar hingga handuknya melorot jatuh ke bawah tanpa disuruh. Remasanku pun semakin bertambah hebat. Sedangkan tanganku yang sebelah kiri segera masuk ke dalam memeknya. Desahan bude semakin kuat dan hebat saja. Bude Omey pun mencapai puncak orgasmenya. Tanganku penuh cairan orgasme bude Omey. Bude Omey menuju ke tempat tidurku dengan penuh gairah dan genit. Kemudian, tubuh telanjangnya tiduran terlentang dengan gerakan–gerakan liukan yang cukup binal dan merangsang. Sedangkan aku diri mematung melihat aksi binal dan genitnya itu sambil memperlihatkan kepada bude Omey jika kontolku sedang ngaceng tegak naik turun tidak sabran ingin masuk ke lubang kenikmatan bude Omey. “Ayooo… Riko sayang… tititmu udah ngaceng berat tuh… siniiii… kemariii dong sayang…” kata bude Omey Aku menghampiri dan menindih tubuh bude. Kami kembali berciuman. Kuciumi pipi, leher, tetek, perut, dan pahanya. Puting susunya yang besar berwarna cokelat kehitaman kuhisap dan kusedot dengan kuatnya. Gantian tetek yang kanan maupun tetek yang kiri silih berganti kusedot dan kuhisap. Nikmat rasanya. “Aaaahhhh… uuuhhhhhh… aaaaaahhhhh… ooooohhhhh… aaaahhhhh…” suara desahan bude Omey Kuciumi kembali tetek, perut, dan pahanya. “Aaaahhhh… uuuuhhhhhh… aaaaaahhhh… uuuuuuhhhhh… oooooohhhh… aaaaaaahhhh…” suara desahan bude Omey Tanganku mulai bergerilya ke memeknya yang sudah basah. Tangan kananku menggosok itilnya sedangkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiriku masuk ke dalam memeknya. “Aaarrrgghhhhh… uuuuuuuuhhhhh… Riko sayaaaang… uuuuuuhhhh… puasin bude yaaa sayang… uuuuuuhhhhh…” kata bude Omey dengan desahan yang menggoda dengan penuh kenikmatan Kulihat bude orgasme kembali dengan cairan yang keluar dari memeknya. Lalu segera kumasukkan kontolku ke memeknya bude yang sudah licin oleh cairan orgasmenya. Blesssss… Kubalikkan tubuh bude Omey dengan kontolku yang masih tetap menancap di memeknya. Kuciumi punggung dan pantatnya dengan lembut. Kembali kupompa dengan gerakan maju mundur. Kemudian bude Omey mengangkat pantatnya dan menopang kakinya dengan dengkulnya. Begitu pula denganku. Posisi kami biasa disebut dengan doggy style. “Aaahhhh… uuuuuhhhhh… Yeeaahhhh… terus dorong sayaang… enaaaakkk… enaaaakkk banget sayang… teruuuuusss… aaaaahhhh… uuuuuuhhhhhh… aaaaaaahhhh…” celoteh bude Omey dengan suara mendesah Di dalam memeknya bude terasa hangat dan menjepit kontolku dengan hebatnya. Dan, akhirnya, aku mencapai klimaksnya. “Budeeee… Rikoooo mau keluar nih…” kataku “Kamuuu hebat Rikooo… hebat banget… pakdemu aja ketika masih pertama kali kayak kamu, paling cuman sampai 3 ronde doang… tapi kamu bisa sampai 5 ronde begini… Sungguh kamu luar biasa…” Jarum jam sudah menunjukkan tepat pukul 5 sore. Bude Omey mandi dan pamit untuk pulang. Ia berpesan kepadaku. “Rikooo… kalau kamu terasa mau begituan… telepon bude yaaaa… kalau bude tidak bisa datang… kamu bisa kok datang dan main ke rumah bude…” pesan bude Omey Setelah beberapa hari, aku pengen sekali ngeseks. Rasanya mau onani saja namun tiba–tiba aku teringat pesan bude Omey. Lalu aku telepon bude Omey. “Hallo bude Omey…” kataku di telepon Setelah menutup telepon, aku segera berangkat ke rumah bude Omey. Setelah 1 jam diperjalanan, aku pun telah sampai di rumah bude Omey. Bude Omey sedang berada di dapur sedangkan pakde sedang menonton tv. Sebagai langkah pertama, kuajak pakde mengobrol dahulu, sekedar basa – basi. Bude Omey dengan membawa air putih hangat dan gorengan menghampiri kita berdua yang sedang menonton tv sambil mengobrol. Wah, kulihat bude Omey memakai daster. Aku bisa menebak pasti tanpa BH dan celana dalam. Aku memberikan kode dengan mengelus-elus selangkanganku dan mengedipkan mata, menandakan kalau aku sedang ngaceng berat nggak sabaran. Bude Omey membalasku dengan kedipan mata dan senyuman kecil, sambil berjalan kembali ke dapur. Dapurnya bersebelahan dengan ruang makan dan tv. Setelah beberapa menit kemudian, pakde sudah tertidur di kursi. Aku segera menuju dapur. Di dapur bude sudah menungguku. Tanpa basa–basi aku langsung menciumi bibir bude. Dengan posisi menunggingkan pantatnya bude memperhatikan pintu keluar dapur, takut-takut kalau ada yang datang ke dapur. “Ayooo Rikooo… ayoooo masukin…” perintah bude Omey Bude mengangkat daster bagian bawah. Dan kubuka celana jinsku, lalu kumasukkan kontolku yang sudah ngaceng gede. Bleessss… Seperti biasanya dengan gerakan memompa, gerakan maju mundur, rasanya sungguh nikmat. Kuremas-remas teteknya dari belakang. Kali ini bude tidak ada suara desahan karena ada pakde berada diruangan sebelah. Tak berapa lama aku pun keluar. Criiiitt… criiiiiittt… criiiiiiittt… seeeerrrr… Setelah itu bude Omey membalikkan badannya. Ia mengeluarkan teteknya yang besar itu. Tanpa disuruh akupun langsung mengenyot puting susunya yang sudah mengeras itu. Sedangkan jari tanganku sibuk masuk ke dalam memeknya dan mengelus-elus itilnya. Hingga pada akhirnya bude Omey mencapai puncak orgasmenya. Kami berciuman kembali dan bude Omey memasukkan teteknya ke dalam dasternya. Lalu ia masuk ke kamarnya untuk mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi. Bude Omey pun mandi. Sedangkan aku kembali ke ruang tv dan pakde terbangun ketika aku duduk sambil menonton tv di sebelahnya. Pakde tidak menyadari bahwa tadi aku habis bertempur singkat dengan bude. Kurang lebih sekitar 30 menitan. Begitulah. Semua itu tergantung situasi dan kondisi saja. Kami tidak pernah melakukannya di hotel atau di sembarang tempat, karena takut ada orang yang mengganggu atau iseng atau penggerebekan petugas pemda. Ketika situasi dan kondisinya tepat maka kami berdua bisa melakukannya lebih dari 5 ronde. Tetapi jika situasi dan kondisinya kurang tepat maka kami bisa melakukannya selama 30 menit bahkan 15 menit juga tidak masalah bagiku dan bude Omey. Sampai saat ini pun hubungan seks masih tetap berjalan dengan aman dan lancar. Tamat |