Petualangan Ijul Noviastro, Si manis dari Surabaya

BAGIAN 1 : All Begin Here Pagi begitu sejuk, aku yang baru bangun segera membuka jendela kamar. ku melihat diriku dari kaca, tinggiku sekranag 155cm dan umurku masih 15 tahun. Hmm biar kalian melihat fotoku saja ya. aku lekas menuju dapur untuk sarapan, ibuku sudah memasak nasi goreng. aku melihat ada yang aneh pagi itu. hari minggu papi selalu joging dan rumahku lagi di cet sama tukang – tukang muda yang kekar kekar. salah satunya adalah Paijo, well…. aku malas mendeskripsikan mas Paijo, kalian lihat fotonya saja ya. aku perlahan mengendap – endap bagai ninja menuruni tangga, aku melihat di dapur mas paijo tengah berada di belakang ibuku, aku mulai mendengar desahan ibu…. well siapa sih yang enggak napsu lihat ibuku, walau udah tua tapi dia rajin berenang dan aerobik jadi ya tetap sekal. beda kayak ibu – ibu lain yang udah nikah mulai ga merawat tubuh dan makan banyak badan tak gerak, cuma mulut doang yang banyak bacot ngerumpi sama ibu – ibu lain…eherm…here my mom Nama ibuku apa ya? sebut aja perek….ah jangan ah, durhaka aku nanti. Sebut saja Mawar ya. si paijo tinggal mengenakan celana boxer saja, aku melihat kaos oblongnya tergeletak di depan pintu belakang, sementara jilbab ibuku berada di atasnya. si Mawar tua mengenakan apron dan dia tengah memasak nasi goreng, aku melihat Paijo tengah asik memeluknya dari belakang sambil menciumi tengkuk mawar, mesra sekali mereka berdua, well….paijo ganteng siapa sih yang ga napsu, apalagi badannya, tadi malam aja aku menjadikannya bahan sambil main dildo…. Mawar menoleh ke belakang dan dengan tangan kirinya dia mengelus pipi Paijo, “Jo kamu ganteng banget,” lalu dia menciumnya mesra. “Bu Mawar juga cantik kok, mana sekal gini susunya kayak masih perawan aja. padahal udah punya anak gadis,” tangan Paijo masuk ke dalam apron ibuku dan meremas puting susu ibuku, kaos ibuku agak basah karena air susu yang keluar dari susunya, “Wah masih ada susunya ya bu,” Paijo kembali meremasi susu Mawar dengan napsu. “Shhh Paijo, nakal kamu ahhh….” mawar berbalik dan mencium Paijo kembali, dia lingkarkan tangannya ke leher Paijo, dia mematikan kompor dan mendorong Paijo hingga menempel pada dinding dapur, Mawar sangat bernapsu terus menciumi Paijo. “Paijo, yuk kekamar aja…nanti si Joko lihat atau Suamiku datang gak enak loh,” ajak Mawar. “Yaudah yuk sayang,” Paijo menggendong Mawar. “aaarhhh…kamu kuat banget sih Paijo,” Mawar memeluk leher Paijo dan Paijo membopongnya ke kamar Mama….tempat dimana Mama biasa tidur bersama Papa. Aku segera kembali kekamar, takut jika terlihat. Paijo melirik ke arahku namun dia hanya tersenyum aneh, akupun gelagapan dan menutup kamarku berlahan. “Duh mama ternyata….dasar perek! kasian papa kan…” batinku, namun hatiku tak tenang, entah kenapa napsuku naik…. aku membereanikan diri keluar dan perlahan aku mengendap menuju kamar keluarga. di sana aku mendengar desahan mama…. “Argh.. Phaijooh….Anjing kamuh ah ahhh!” aku terkejut, Paijo menggenjot vagina Mama dengan gaya dogie style, sementara botol handbody Menancap di bokong mama, Paijo memaju mundurkan botol itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegangi pinggang mama… Kontol Paijo besar penuh urat terlihat menerobos Vagina mama….panjang kontol itu sehingga tidak semua dapat masuk ke dalam Vagina mama. “Diem aja deh, lu suka kan di giniin…buktinya nih belum belum udah klimaks aja lu…” seru Paijo sekranag meremasi kedua dada ibuku, tangannya masuk ke dalam Apron dan menaikan kaos ibuku, sehingga susu ibu bergelantungan, dia memerah bagai memerah susu sapi…. air susu muncrat membasahi seprei kasur dan Paijo menciumi punggung ibuku… semakin liar gerakan titinya, semakin basah vagin ibu, semakin penuh peluh keringat tubuh mereka berdua….”Phaijo Anjing arghhh aku keluar!” ibuku klimaks…namun Paijo tidak berhenti, dia terus menggenjot Vagina ibuku, “Arrgh BErhenti aku capek!” “Berhenti? Eh lonte gua belum sekalipun klimaks! enak aja lu nyuruh gua berhenti!” Paijo membalikan tubuh ibuku menjadi terlentang, lalu dia membuka paha ibuku menjadi huruf “M’ dan kembali memompa kontol besar berurat itu, “SRP SRRP SRP SRRRP SRP SRRRP” suara kontol itu, menimbulkan busa putih di vagina mama yang entah sejak kapan menjadi tak berbulu, tangan mama terus saja mengelus dada dan perut Paijo, tangan Paijo mengangkat kaki mama dan sekarang mama membentuk huruf “L”…. kepalanya di kasur namun kakinya berada menjepit kepala PAijo…”Paijo argh arg enak cok enak cok!” mamaku yang alim meracau, misuh kata orang jawa…. “Paijo memegang pinggang mama dan menanamkan kontolnya dalam sekali,tangan kanannya mendorong pinggangnya untuk maju…”Urrrghhhhh Arghh Arghh…” Cairan kental putih bagai susu bendera kental cair keluar dari vagina mama. “BAjingan Jancuk! Kalau aku hamil gimana dasar Anjing!” “Bagus dong kalau kamu hamil? bisa punya anak dari gue,” bagai tak punya capek Paijo kembali memompa Mama…. “Arh arh arh” mama pasrah, dia lemas dan tak berdaya… dia hanya meremasi seprey kasurnya, Paijo sekarang memainkan susu mama, bagai anak bayi dia mengedot susu itu, “Sruputsrrrrp srrrp srrprp ahhh..enak susumu COk!” “isep yang dalam isep yang kencang Njing…aarghhh” bagai lonte mama menjambak, mendorong kepala Paijo, dia juga mencakari pundak Paijo engan napsu, dia juga menggigit telinga Paijo. Jantungku berdeguk kencnag, “Kalau mama sebinal ini, jangan – jangan aku bukan anak mama…” batinku, mulai menangis…. aku kebawah dan mendapati mas Joko sedang menyantap nasi goreng menggunakan wajan, rakus sekali dia… ok ini mas Joko…. “Eh neng udah bangun, makan neng…” tawarnya senyum senyum sendiri. “Eh..iya bang, silahkan habiskan enggak papa…” jawabku. “Gimana bu bunga udah belum ngentotnya? suaminya bentar lagi pulang loh..” AKu kaget mendengar ,mulutnya berbicara…apakah dia juga sudah… “Udah neng biasa aja, tuh ibunya neng sexy sekali loh…. kami berdua udah bolak balik ngentotin dia…kalau ga percaya lihat aja nih, cuma si Paijo curang…dia ga mau berbagi lagi ama aku…” Joko mengeluarkan androidnya… aku ingat android itu adalah android lama mama…tak sangka mama memberikannya untuk Joko… “Sini neng lihat sini, nonton bareng akang aja…” (BERSAMBUNG)

BAGIAN 2 : Rangsangan nikmat “sini neng enggak usah malu deh udah besar kok,” Joko menarik tanganku, lalu dia mendudukanku di kursinya sementara dia bergeser agak kebelakang. “nih neng lihat aja nih, tuh Mamanya neng tua – tua tetap hot loh neng.” Aku melihat adegan dimana mama meronta, dimana mama mencoba berteriak, dimana dengan kasarnya Joko memegangi tangan mama dan mama berteriak ‘jangan direkam! jangan direkam! cuih – cuih!’ dan ludah membasahi kamera android yang dipegang Joko. desiran aneh muncul di dadaku, napsu membara bangkit, “apa aku gila? aku napsu melihat mama di perkosa? ya tuhan.” batinku. aku merasa Kontol Joko membesar, kontol itu menusuk – nusuk bokongku dari balik celana, aku masih fokus menonton adegan demi adegan di android. terdengar tawa Joko di dalam video, “bu, susunya berapa sebotol?” ledeknya sambil meremasi payu dara mama. “jangan! tolong jangan ah ah ahhhh!” aku melihat kontol Paijo masuk membelah vagina mama yang nampak tak muat menampung kontol itu, “gila lu bu, vagina lu seret banget cok! titit suamimu kecil yo cok? hahaha” “bajingan kalian! aku laporkan polis…hmpp!” joko menyumpal mulut mama dengan kontolnya, “perek belagu, aslinya pengen dientot aja lu njing hahaha” celoteh Joko. “La iya, salahnya siapa coba. orang lagi kencing dilihat, kalau mau jadi toilet untuk titit gua bilang aja yang baik, mas paijo pipis dalam vaginaku!, gitu kan enak cok!” Joko tertawa lalu merapatkan susu maama dan dia menduduki wajah mama, kontolnya dia taruh ditengah susu mama bagai hotdog, “eh pekcun! jilatin dubur ku yo cok!” perintanya, lalu dia memaju mundurkan kontolnya sambil sesekali memeras susu mama, membaut air susu mama membasahi kontolnya bagai saos mayonais pada hot dog. “neng kamu pegang sendiri nih androidnya,” Joko membimbing kedua tanganku ke atas meja makan dan memegangkan anroidnya. dia melanjutkan memakan nasi goreng dari penggorengan, “neng belum sarapan kan? ayo buka mulutnya,aaaa” Joko menyuapiku nasi goreng dan anehnya aku menurut. sesekali dia menciumi leherku, menilati kupingku dan tangan kirinya mengusap pahaku yang masih dilapisi celana piyama, “ayo neng aaa aam,” kembali joko menyuapiku, kami makan nasi goreng itu sampai habis, “yah abis neng, neng masih laper?” aku mengangguk dan terus fokus pada video dimana aku melihat adegan mama mulai lupa diri, di video terlihat mama meremas susunya sendiri sambil mengulum kontol Joko dan bajunya telah sobek sobek, aku ingat aku menggunakan baju sobekan itu sebagai lap ketika aku menumpahkan susu kemarin, baju garmis itu telah menjadi lap kotor di dapur. Joko menarik kontolnya, “ah mana…mana kontolnya mana…kok ditarik sih ah ssshh ah ssh ah” mama meracau menikmati vaginanya di obok oleh kontol paijo yang lebih besar dari punya joko. “Nih isep yang enak cok!” perintah Joko. Paijo meremasi dada mama hingga air susu mancur dari pentil hitam besar mama, “wuih delok en cok, susune muncrat akeh!” lalu paijo memutar mama, “Paijo kok diputer seh, la kontolku gimana nih?” “udah Ko lu tiduran aja, biar di serpongin sama nih lonte, yo por ate lonte?” Mama menagnnguk dan kembali menghisap kontol Joko. kembali Paijo menggenjot vagina mama, dia mengambil terong besar dan memasukannya ke dubur mama, “pakek saos tomat yo cok!” dia menyemprotkan saos tomat kedalam dubur mama dan kembali memasukan teerong itu. tangan joko tak bisa tinggal diam, dia meremasi susu maama, “susu ne di jual laku ini bro!” joko dan paijo tertawa terbahak – bahak. “nih neng nasi gorengnya masih di mulut abang, abang suapi ya,” Joko memaksaku membuka mulut dan mengulum bibirku. “Hmmmmp!” aku mengunyah nasi goreng dari mulut Joko, tangan kanan Joko mengelus dada kananku dari balik piyama putihku, tangannya yang kotor meninggalkan noda di sana. sementara tangan kirinya memegangi pipiku, supaya aku mau membuka mulutku, kami berciuman lama sekali, lidahnya bertarung dengan lidahku, air liur mulai menetes dari celah bibir kami, menetes membasahi piyamaku. dengan brutal kedua tangannya menarik piyamaku ke kiri dan kanan bersamaan, membuat kancing piyamaku lepas. aku yang sudah bernapsu hanya menikmatinya saja, tanpa keluh, tanpa ada perlawanan. berlahan Joko menggerakan pinggangnya, dapat kurasakan kontolnya mengesek celah bokongku. “Shhhh ah, shhh ah, hmmp ahh, kang aku haus kang,” kembali joko mengulum bibirku sambil meremasi payu daraku yang baru tumbuh dari balik kaos you can see putihku, “Srrp ah hah hah,” aku memeletkan lidahku karena napsu. aku melepas andrid di tanganku dan memegangi kedua tangan Joko yang meremasi dadaku, “kang, ah sshh ahhh kang,” “apa manis, akang disini kok,” “haus kang, hauuus,” aku menoleh ke arah mukanya dan menjilati wajah Joko, joko membalik badanku masih dalam keadaan duduk di kursi makan, sekarang dia menrik ke atas youcanseeku, “neng akang juga haus, mintak susu ya neng,” Joko mengemut pentilku yang kecil dan pink, lidahnya mengelilingi pentilku lalu bibirnya mengulumnya, pentil kiriku jadi bulan bulannnya, smeentara tangannya mulai nakal mengelus vaginaku,”ssshhh ah…shhh ahh akang ah,” aku meracau kedua tanganku mencengkram pundaknya yang mulai berkeringat itu, vaginaku mulai basah dan aku mulai lemas untung saja tangan kiri joko menahanku dari belakang, tangan kanan nya aku gemas karena mengobrak abrik vaginaku dari luar celana piyamaku. “srrrp srrrrp hop ck ck ck ah srrrp srrrp ah,kecil banget pentimu neng, akang suka hop ck ck ck ah srrrp srrrrp” dia terus saja mempermainkan pentilku, tangan kanan dan kiri joko menarik celanaku ke kiri dan kanan bersamaan, merobeknya hinga menampakan celana dalam hello kitty pinku, lalu dia memasukan tangan kananya kedalam celana dalamku dan mulai memasukan jari tengahnya je vaginaku yang tanpa bulu. “Ahhhhrr kang aah aah ah jangan kang ah ahah please jangan vaginaku kang” rengeku “kenapa neng, ini udah basah loh, enta neng pasti suka kok,” sekarang joko mengangkatku dan membaringkanku di meja makan terlentang. “kang jangan kang, aku masih kecil kang jangan kang,” Joko terdiam, dia memandangiku lalu mengangguk, “digesek aja ya sayang, enggak aku masukin kok, aku masukin kalau eneng udah minta” dia memelorotkan celanaku yang sobek di depan vaginaku lalu jari tengah kananya dia masukan ke vaginaku, mulutnya menyambar dada kiriku, aku menjambak kepala joko dan menggigit bibir bawahku, “hmmmp sshhhh hmmmp!” keingat mulai membasahi sekujur tubuh kami, joko belum melepas celananya atau kaosnya namun aku sudah dibuatnya basah kuyup. Joko mengambil sendok yang dia gunakan untuk makan, lalu dia memasukannya ke dalam vaginaku, “kang! aah ah aah jangan kang jangan!” “iya eneng, ini sendok kok bukan kontol akang,” dia memasukan keapala sendok itu semakin dalam, berlahan, semakin dalam dan semakin nikmat, aku terus menjambak rambutnya, “kang aku mau pipis kang arh arh arrrrrrrh!” semburan air kenikmatan membasahi tangan joko, membasahi baju joko dan membasahi celana joko, “mandi mandi!” serunya lalu menciumku dengan liar, dengan brutal dia menggendongku dan mendudukanku di lantai lalu dia duduk kembali di kursi makan, dia membuka resletingnya dan mnegeluarkan kontol besar berurat nya, “neng isep, lu udah klimaks kan neng, akang juga harus klimaks!” serunya menjambak rambutku, aku jijik dan enggak mau sebenarnya, namun dia menarik kepalaku mendekati kontol berbau pipis itu, tangannya lalu mencubit hidungku hingga aku susah bernafas dan akhirnya terpaksa membuka hidungku, dengan cepat dia memasukan kontolnya ke mulutku, “hmmp! hmp hmp hmmmp!” aku menggelengkan kepalaku sambil mendorong kaki Joko, Joko menjambaku dan menarik kepalaku lalu mendorongnya terus begitu sampai lambat laun aku menikmatinya juga. “Yeah terus neng mantab mulutmu neng ga kalah sama mamamu” tangan kiriku sekarang memainkan bola kontolnya dan tangan kananku mengambil sendok yang terjatuh, memasukannya ke vaginaku berlahan, rasanya dingin tapi nikmat. aku semakin lihat menyerpong titit bau si Joko, tangan joko yang menjambaku lepas dan dia bangkit dari duduknya, sekarang tangan kananya yang mendorong dan menarik kepalaku, sementara tangan kirinya mendorong pinggangnya maju mundur. “terus neng terus, patah kiri neng ya dorong, pake lidah neng ya gitu. terus gitu ah ssshhhh ah,” Joko memandangi langit langit sambil merem melek meracau nikmat. tangan kananku meamsukan jariku ke dubur Joko, “ah jago lu neng, gua suka perek kecil yang napsu gede kayak loe.” tak lama joko menggenggam erat kepalaku dan akhirnay dia klimaks, “Arrghhh aaarghhh yeah ahhhh sshhhh ahhhh aarhhh!” peju memenuhi mulutku, sebagian masuk ke tenggorokan dan sebagian luber keluar saking penuhnya mulut mungilku. joko menggendongku dan mendudukanku di meja makan, dengan rakus dia menciumi mulutku, dan berlahan dia hendak memasukan kontolnya ke dalam vaginaku, aku merasakan kepala kontol itu aasik mengetuk pintu vaginaku, “HMMMP! HMMMP!” aku meronta, mencakar, mendorong, memukul berusaha menolak, aku enggak mau vaginaku bobol. “Mah? Mama? Izul? kemana sih nih kok sepi gini!” seru ayahku hermanto dari teras rumah……… (BERSAMBUNG…….)