Rani terjebak situasi
=================================
DIPERKOSA DI MIKROLET
Sebut saja nama ku Rani, aku bekerja sebagai seorang honorer di sebuah instansi pemerintahan. Usia ku 25 tahun, saat itu aku pulang kantor dan naik sebuah Mikrolet. Awalnya hanya aku sendiri, namun tak lama kemudian, naik satu orang pria dan di susul dua orang pria berikutnya. Hari itu hari jum’at sore, seharusnya aku pulang tadi siang di jemput pacar ku, namun sengaja ku batalkan pacar ku menjemput ku, karena diajak teman ku jalan2 dan baru kembali ke kantor sore, untuk absensi kemudian mengerjakan sedikit pembukuan dan baru pulang saat matahari terbenam.
Awalnya, para penumpang mikrolet ini mereka diam seperti tidak saling kenal, namun begitu mobil di mikrolet dibelokkan ke sebuah jalan gelap dan sepi, mereka langsung menyergap ku. Bersama2, sehingga aku tahu mereka komplotan. Hanya pintu masuk Mikrot yang sedikit terbuka, sehingga teriakkan saat orang lewat dengan sepeda motor tidak terdengar, ditambah tamparan di pipi, membuat aku kesakitan. Salah seorang dari mereka berkata, tidak usah membekap mulut ku, saat aku teriak mereka akan menampar ku. Benar saja, setiap aku teriak mereka terus menampar ku, sampai kedua pipi ku terasa tebal.
Pakaian bawah ku sudah terlepas baju, atas terbuka kesamping dan BH-nya telah mereka Robek, dan putus, hanya sisa talinya yang ada di lengan dan bagian belakang tubuh ku. Buah dada ku di remas mereka bergantian, kemaluan ku di obok2 dua pria, yang satu memasukkan jarinya dan yang satu mengusap Klitoris ku. Satu Tangan merka masing membuka kaki ku. Saat aku ingin teriak lagi saat ada sepeda motor lewat, di tampar mereka lagi, kali ini Lima tamparan sehingga aku lemes tak bertenaga.
Dua pria yang menahan tangan dan tubuh bagian atas, ini salah seorang membuka mulut ku dengan kedua tangannya di masukkan penisnya yang bau ke mulut ku, sambil mengancam kalau ku gigit atau tidak mengoralnya, ia akan membunuh ku. Yang satunya melepas Jilbab ku dan mengikat kedua tangan ku jadi satu ke depan tubuh ku.
Salah satu dari Pria yang paling belakang, telah berada di sela kaki ku dan kini bersiap2 memasuki diri ku, saat celanannya di turunkan sebatas pangkal Paha. Kemudian dengan kasar, penisnya dihentakkan keras setelah ia menemukan lobang yang tepat. Aku memang tidak perawan lagi, namun di masukkan penis yang lebih besar dari pacar ku yang memerawani aku satu bulan lalu jelas sangat menyakitkan, perih di kemalun ku. Dengan kasar ia menggenjot kemaluan ku dan menumpahkan maninya didalam sana. Satu pria lagi duduk di kursi penumpang, mereka kemudian mengangkat tubuh ku membuka kaki ku menduduki pria tersebut, tenaga ku telah terkuras habis. Kemaluan pria itu masuk sampai menyundul peranakkan ku, ternyata kemaluan pacar ku terlalu kecil, ku kira hanya itu, namun satu pria lagi, yang memaksa ku mengoral penisnya tadi, memasuki tubuh ku dari tempat keluar e’e ku, tai ku.
Rasanya perih, panas dan sakit bukan main mereka kemudian menggenjot bersamaan, sedangkan aku makin tambah lemes, karena pria yang memasuki dari lubang tai ku adalah pria yang memiliki penis terbesar. Ia berkata; jika ia memasukkan setengah saja batangnya masuk maka aku akan pingsan. Pria yang ku ingat namanya dan hanya satu2nya yang ku ingat dari nama2 mereka yang memperkosa ku ini dipanggil Lilo oleh teman-temannya. Ia ku ingat karena ia yang menganal ku pertama kali, sekaligus kemaluan terbesar yang pernah memasuki diri ku sampai sekarang.
Pria yang pertama kali menggahi ku, kini keluar karena ia berkata, ia akan berjaga2 di luar, dan si sopir Mikrolet sialan ini, datang menarik tubuh yang lemah ke samping untuk memasukkan penis kecilnya yang hitam dan bau kedalam mulut ku, sambil dua pria tadi, Lilo dan temannya tetap menggagahi tubuh ku. Si sopir menampar mulut ku, meminta aku menghisap burungnya, terpaksa ku isap pelan dan ia langsung mengeluarkan maninya di dalam mulut ku.
Kemudian si sopir edan itu keluar, teman Lilo di bawah ku yang menduduki, kemudian menyusul dengan sperma masuk ke rahim ku kembali. Ia kemudian beralih dari bawah Tubuh ku dan Lilo menggenjot lubang pantat ku dengan keras, katanya ia ingin membuat ku pingsan. Benar saja, saat ia memasukkan penisnya makin dalam dan menggenjot ku dengan kuat, mata ku berkunang2 dan mulai gelap, aku akhirnya tidak sadarkan diri.
Saat terbangun, mereka telah memakaikan pakaian ku, Kecuali jilbab ku, karena melihat aku telah sadar, mereka kemudian mendorong ku keluar Mikrolet dan langsung tancap gas meninggalkan ku. Aku terdiam namun menitikkan air mata kemudian terisak tangis pelan dan berjalan ke jalan raya, dan menumpang ojek ke kost ku. Ingin melapor ke Polisi namun aku merasa akan tambah malu. Akhirnya aku hanya terdiam menangis didalam kamar dan meratapi nasib ku. Sampai esok hari, sabtu pagi, pacar ku datang dan berkata HP ku tidak aktif, ternyata HP ku pun mereka ambil dari dalam tas ku, berikut uang ku. Hanya perhiasan yang selamat karena tidak ku kenakkan hari itu.
Aku kemudian beralasan Hilang dan terdiam, dalam hati; aku juga tidak ingin memberitahukan pacar ku karena takut ia akan meninggalkan ku. Mas Pandu, pacar ku kemudian bertanya kenapa aku termenung dan mata berkaca2 dan juga menitikkan air mata dengan perasaan gusar. Aku beralasan karena sudah sebulan sejak di perawaninya, aku belum juga di lamarnya, Namun lebih marah lagi karena ia tidak menjemput ku pulang dari kantor kemaren. Namun Mas pandu berkata dan mengingatkan ku bahwa aku yang membatalkannya, agar menjemput diri ku kemaren, karena keluar sama teman2 ku. Mas pandu sempat bertanya tentang Pipi ku yangsedikit bengkak ku katakan arena semalaman nangis, ga di lamar2 juga sama mas pandu.
Aku terdiam dan meratap dalam hati karena memang kesalahan ku sendiri, seandainya tidak ku batalkan, aku mungkin tidak diperkosa bajingan2 dalam Mikrolet kemaren. Mas Pandu berjanji melamar ku, dan benar, lelaki yang ku cintai ini melamar ku dua hari kemudian dan kami akan menikah 2 bulan kemudian.
Ku lihat bentuk tubuh ku Di depan Cermin kamar, sempurna, badan putih Khas wanita cantik dari Ibu ku yang sunda serta darah Solo dari Ayah ku, Dada ukuran 32 B dan Bokong ku yang bulat, montok dan masih kencang. Akan ku persembahkan untuk suami ku seutuhnya, dan mencoba melupakan Perkosaan yang ku alami di Mikrolet.
Pagi hari itu, Satu hari sebelum melangsungkan pernikahan, hanya satu adik laki-lakinya, yang lain bapak tapi satu Ibu yang belum ku kenal bernama SUSILO, Pandu terlihat marah2 sama adiknya Di telpon, yang ku ketahui bekerja sebagai seorang security, Satpam disebuah Bank Swasta. Saat pagi hari itu juga, SUSILO ini datang ke rumah Mas Pandu, saat aku juga di ajak mas pandu ke rumah orang tuanya pagi itu, Rumah Orang tuanya, saat Mas Pandu di depan sedang Nonton Berita Pagi di Tv, SUSILO masuk dari samping rumahnya melewati samping Garasi mobil, ia kemudian membekap ku dari belakang dan berkata:
“aku Lilo (SUSILO) yang ikut memperkosa mu di Mikrolet, saat ku lepas mulut mu jangan teriak dan bersikap seperti biasa saja, jika setuju mengangguk, sebab kau akan menjadi kakak ipar ku”. Kata Lilo, aku terdiam sebentar kemudian mengangguk. Susilo, Lilo kemudian melepaskan bekapannya dari mulut ku, Lilo masih mengenakan seragam securitynya dan berkata ia akan ke depan tumah dan akan diperkenalkan kakaknya, Pandu Pada ku, dan kita harus berkenalan seperti biasa. Lilo kemudian menghilang lewat Pintu belakang dapur lagi.
Aku kemudian termenung, karena merasa terjebak akan situasi ini, ingin memarahi, melapornya namun akan makin heboh. Mungkin juga pernikahan ku batal besok, padahal ayah ibu ku sudah datang dan sedang beristirahat di Kost ku. Aku kemudian berpikir, karena akan jadi Kakak iparnya, mungkin Lilo tidak berani. Aku di perawani Kakaknya, namun lubang Pantat ku di perawani Lilo, adik Mass Pandu, yang esok hari akan duduk dipelaminan bersama ku. Meski berbeda situasi, Dimana kakaknya merengut keparawanan ku, karena aku iklas sedangkan adiknya memerawani lubang pantat ku dengan memaksa, alias diperkosa bersama teman2nya. Aku semakin kalut dan bingung namun Suara Mas Pandu, membuyarkan lamunan akan kegelisahan ku.
“Dekkkk ! Sini dekkkk!” teriak Mas Pandu, aku berjalan ke depan dengan sedikit merinding dan diperkenalkan pada Lilo, seperti orang baru bertemu, berjabat tangan seperti biasa. Kemudian berbicara, Lilo memuji kecantikkan ku didepan kakaknya, mas Pandu terlihat bangga namun dalam hati, aku merasa jijik akan pujiannya.
“Ibu, mbak Tari ama Seno kemana ?” Tanya Lilo sama kakaknya, dan di jawab Pandu bahwa; Ibu ke pasar, Mbak Tari keluar sama Tunangannya dan Seno adik Bungsu Mas Pandu ke kampus” (“masa ga tau adiknya kuliah, pake nanya lagi” pikir ku dalam hati). Kata mas pandu menjelaskan pada Lilo. Ibu mereka menjual sayur dipasar, meski sudah dilarang sama2 anaknya, toch mereka mampu membiayai ekonomi keluarga, namun karena kebiasaan dari masa muda nya yang menjual sayur, sulit dilepaskan. Kata ibu, hasil sayur ini yang menyekolah Pandu sampai kuliah, sedangkan Lilo, emang bandel hanya lulus SMA.
Pandu anak Pertama satu bapak dengan mbak Tari Anak Kedua (sdh meninggal kemudian ibunya kawin lagi), sedangkan Lilo dan Seno adalah anak dari Suami kedua Ibu Aminah, Ibu Lilo dan Pandu. Suami kedua ibu aminah juga sudah meninggal. Ternyata karena berbeda bapaknya, suami pertama Chines dan suami kedua Jawa, Makanya mas Pandu ganteng, namun si Lilo coklat khas Orang jawa, namun bertubuh tinggi seperti sekuriti Bank pada umumnya. Namun yang aku heran adalah, kemaluan mereka bisa berbeda jauh, Mas Pandu meski ganteng, kemaluannya sangat kecil. Sedangkan Lilo, saat memperkosa ku, ia membuat ku pingsan dengan penis raksasanya.
Lilo beralasan sama Mas Pandu, ia selalu berjaga, shift malam sepanjang bulan ini sehingga tidak bisa datang, ia kini Kost didekat tempat kerjanya, karena belum memiliki kendaraan untuk pulang pergi ketempat kerja.
Mas Pandu kemudian pamit akan mandi di kamar mandi belakang rumah, meninggalkan aku dan Lilo, karena risih akan tatapannya. Aku kemudian kebelakang, ke dapur menunggu Mas Pandu yang ku lihat masuk kamar mandi di bagian luar dapur, dari balik kaca Nako hitam dapur.
Dasar bajingan, Lilo sudah datang dan mendekap ku dari belakang, kembali membekap mulut ku, dan berkata; “saat ku lepas tangan ku, jangan teriak”. Ku balas dengan anggukkan.
“apa lagi mau mu bangsat !”kata ku. Lilo tidak menjawab, namun meletakkan tangannya di didepan bibirnya menyuruh ku diam, ia membalikkan tubuh ku menghadap kaca Nako, dan dengan cepat menggerayangi selangkangan ku, Aku bingung dan gusar harus bagaimana, namun tetap diam, ia menurunkan celana dalam ku di balik Rok ku, sambil mendekap ku dari belakang, tangan ku bersandar pada kaca nako hitam didepan, melihat pintu kamar mandi yang tertutup, sayup2 terdengar mas Pandu sedang bernyanyi sambil mandi, saat Jari adiknya, Lilo juga bernyanyi di kemaluan ku. Jantung ku berdegup kencang seakan dada ku mau meledak, saking gugupnya.
Lilo kemudian mengocok kemaluan ku dengan jarinya, membuat kemaluan ku semakin basah, makin lama nafsu ku justru meningkat, tidak seperti diperkosa dulu. Aku kemudian merintih, kali ini Lilo membekap mulut ku kembali dengan tangan kirinya menahan suara rintihan ku dan tangan kanannya tetap bergerilya di dalam gua kenikmatan ku, makin cepat.
“mmhhhhh…mhhhhh..mhhhhh!” tiga kali rintihan keras ku tertahan tangannya, saat mani ku meluap, aku Orgasme, denga pria lain di hari terakhir aku lajang dengan calon suami ku, yang saat itu berada didalam kamar mandi, yang hanya beberapa langkah dari ku.
Kemudian terdengar seperti pintu kamar mandi akan di buka, Lilo kemudian menurunkan Rok ku, setelah dilap cairan mani ku dengan celana dalam ku, dan memasukkan celana dalam ku ke sakunya. Aku terlihat gusar, namun Lilo berkata dari luar tidak bisa melihat masuk menembus kaca Nako, kemudian ia berjalan pergi. Aku kemudian, menuju kamar mandi saat mas Pandu keluar, sambil berkata nahan pipis dari tadi, langsung jongkok pura2 pipis tetapi membersihkan kemaluan ku dengan menyiram air. Mas Pandu ternyata tidak pergi, tetapi memperhatikan ku dan bertanya di mana celana dalam ku, karena tidak ku pakai, ku katakan didalam tas.
“kelamaan nunggu Mas, aku hampir pipis di luar” kata ku.
Saat aku selesai mencuci kemaluan ku, mas pandu masuk lagi kedalam kamar mandi menutup pintunya, aku tahu ia minta jatah karena seminggu ini sibuk mengurusi pernikahan, ia tidak sempat ku beri. Kembali aku nungging setelah tadi adiknya, kini kakaknya, cuman kali ini dengan kemaluan kakaknya, menerobos masuk kedalam kemaluan ku. Hanya sebentar, mas pandu telah menumpahkan maninya didalam rahim ku, aku kembali berjongkok mencuci kemaluan ku.
Karena habis Orgasme, dengan tangan lilo, kemudian di sodok pandu, aku hanya merasa nanggung, seharusnya mas pandu menyodok ku lebih lama supaya aku pun Orgasme lagi, namun Toh aku juga sudah dapat tadi dari Lilo meski dengan jarinya, tidak mengapa pikir ku.
Karena aku sudah ijin menikah sehingga dapat Libur, begitu juga Mas Pandu namun oa masih beberapa kali kembali ke kantornya, Ia kemudian berkata, akan ke kantor sebentar kemudian mengecek gedung pernikahan, untuk besok malam. Mas pandu kemudian keluar dari kamarnya, yang nantinya menjadi kamar kami, Sambil bertanya pada Lilo, sepeda motor siapa yang dipakainya, Lilo menjawab punya teman.
Mas pandu meminta ku menunggu dirumah bersama Lilo, tanpa mengindahkan alasan ku, ia berkata, rumah kosong sebentar lagi Lilo pergi. Lilo bajingan dan licik ini pun mengiyakan. Mas Pandu kemudian berjalan menuju pagar, membuka pintu pagar, saat mas pandu tunduk menarik kaitan pagar, aku yang sedang berdiri di depan pintu, ditarik masuk sama Lilo. Kembali, dengan liciknya membekap mulut ku dan berkata, bahwa dari luar pun sama seperti tadi didapur tidak bisa melihat kita, jangan teriak dan disuruh tetap berbicara kepada kakaknya.
Kembali aku gemetaran, jantung berdegup kencang, saat calon suami ku, masih di garasi setelah membuka pagar. Kini Lilo mendudukkan ku di Sofa dan membuka kaki ku lebar2, terpampang kemaluan ku karena tidak mengenakan celana dalam (didalam saku celanannya) dengan hanya menyibakkan rok ku, bahkan Lilo makin nekad karena penis panjangnya hanya keluar dari resleting celana dan sudah menggesek dinding kemaluan ku.
“mati aku.. anjing kau lilo… kalau sampe ketahuan mas pandu” kata ku sama lilo, namun dijawab; “ga bakalan ntar lagi dia naik mobil, saat mas didalam mobil, baru ku sodok kau manis !” kata Lilo. Benar saja saat bunyi pintu mobil di tutup tanda mas pandu sudah masuk mobil didalam garasi. Penis Lilo pun membelah masuk ke dalam garasi kemaluan ku.
“Lo jangan lupa tutup pagarnya” kata mas Pandu pada Lilo, aku kemudian di minta Lilo teriak agar basa basi supaya mas pandu hati2 di jalan, setelah Lilo membalas ucapan Mas Pandu. Begitu mobil keluar, Lilo menggenjot ku, namun berhenti dan mencabut penisnya dari kemaluan ku, karena mobil mas pandu juga berhenti, ia kemudian memasukkan burungnya dan dengan cepat menuju pagar. Ku dengar mas pandu meminta Lilo untuk mengantar ku pulang, dalam hati; “aduh mas pandu… kok percaya sama adik mu yang bajingan ini”.
aku kemudian keluar berdiri didepan teras rumahnya mas pandu kemudian berkata, bahwa ia sudah meminta adiknya mengantar ku pulang saat ibunya nanti pulang dari belanja pasar. Aku baru tahu kemudian bahwa jarak Kost Lilo dengan Kost ku cukup dekat, sehingga alasan Lilo sangat masuk akal terhadap Mas Pandu.
Mas pandu masuk ke mobil kemudian pergi. Lilo kemudian mengunci pagar rumahnya dan menarik ku masuk.
“sekarang tidak ada yang mengganggu kita” kata Lilo, menurunkan celananya diatas pangkal pahanya, seperti dihipnotis, aku mengikuti saja ketika di balikan tubuh ku menungging menghadap kaca gelap, melihat ke teras dan pagar rumahnya. Dan ku rasakan burungnya sudah menggesek-gesek bibir kemaluan ku kembali. Begitu terasa berbeda dengan punya mas pandu yang kecil, karena punya Lilo lebih besar dan panjang sehingga terasa mantap, penuh dan mengisi semua rongga kemaluan ku. Aku akhirnya Orgasme hanya dalam waktu singkat digenjot Lilo, kemudian Orgasme lagi kembali juga dalam waktu singkat, setelah itu Lilo menunggu Orgasme ku, dan menggenjot ku kembali.
Sampai akhirnya Lilo pun Orgasme dan memuntahkan maninya didalam kemaluan ku, bersama dengan Orgasme ke empat kalinya ku raih dari Lilo di pagi itu. Meski di genjot dua lelaki kakak beradik, Pandu dan Lilo, namun keempat Orgasme ku dari Lilo yang adalah adi ipar ku.
Lilo bahkan mencium ku, anehnya ku balas juga ciumannya dengan mesra dan duduk dalam pangkuannya sambil berciuman, menonton Tv. Lilo kemudian bercerita ke tiga temannya yang ikut memperkosa ku, mengulangi lagi beberapa minggu kemudian dan ketahuan setelah korbannya mengingat nomor Mikrolet, dan melapor ke polisi. Mereka kini di penjara dengan rata2 hukuman 10 sampai 15 Tahun.
Sesekali kami berciuman lagi, aku telah lupa, dan dibutakan kenikmatan karena laki2 ini ikut memperkosa ku beberapa bulan lalu.
Kemudian mertua ku, Ibu Lilo dan Pandu datang dari pasar, aku bangkit ke kamar mandi, Lilo bangkit untuk membuka pagar. Lilo kemudian tertidur di kursi, karena habis jaga malam, sekaligus kelelahan menggenjot calon kakak iparnya. Sedangkan aku, meski kelelahan dengan empat kali orgasme, harus membantu mertua di dapur. Aku tidak sempat meminta celana dalam ku dari Lilo.
Selesai masak, aku diajak mertua ku makan kemudian tertidur 2 jam, saat lilo datang membangunkan ku, ia telah makan dan mandi kemudian berkata akan mengantar ku pulang, aku pun bangun hanya cuci muka. Pamit sama mertua dan seno, adik bungsunya yang telah pulang kuliah.
Arahnya memang benar ke Kost ku namun ternyata berhenti di suatu tempat, yang juga masih satu lokasi dengan kost ku, yaitu kostnya. Aku tahu akan di gagahi lilo kembali, namun tak kuasa menolaknya, bagai kerbau yang sudah dicucuk hidungnya, aku mengikuti saja ketika digandeng Lilo ke dalam kamar kostnya. Kemaluan gedenya telah tegang, langsung membaringkan aku di kasur kamar kostnya, menyingkapkan Rok ku tanpa celana dalam karena masih berada di saku celana Lilo, aku masih mengenakan pakaian lengkap lainnya, hanya minus CD, Yang lainnya masih lengkap, mulai dari Jilbab sampai Rok ku, kaos kaki dan sepatu ku pun belum dilepas, sudah siap digenjot Lilo, yang hanya mengenakan singlet warna putih, kaos dalamnya, setelah melepas celana dan bajunya.
Burungnya di basahi dengan ludahnya dan mengangkat kaki ku mengganjal pada lengannya dan; Blessss…. ! melesak masuk burung gedenya kembali, namun kali ini tidak buru2, sambil membenamkan kemaluannya dalam2 ia membuka baju ku satu persatu, saat aku menahan geli nan nikmat kemaluannya, yang tertancap dalam ke dinding rahim ku. Semua pakaian ku dilewatkan kebagian atas kepala ku, kemudian menggenjot ku kembali ketika aku telah bugil.
Badan kekarnya membuat aku terangsang meski tidak seganteng kakaknya, namun penisnya dua tiga kali lebih enak dan mantap, aku akhir Orgasme lagi, di kamar kosnya, dua kali, atau yang keenam hari itu, hari terakhir, sebelum besok pagi aku sudah harus melangsungkan akad nikah di sebuah Masjid didekat Rumah Mas Pandu, setelah kemaren acara siraman, dan besok malam akan duduk di pelaminan saat resepsi dengan mas pandu suami ku. Namun kini aku Orgasme enam kali dengan adiknya yang perkasa.
Setelah Orgasme ke enam, siang itu di kamar kostnya, Lilo memang perkasa namun bajingannya ga’k ketulungan. Ia kembali membalikkan tubuh ku teletang dan mengobrak abrik lubang pantat ku kembali seperti diperkosa dulu dengan teman-temannya. Aku menjerit, rasa perih itu muncul lagi, namun lama2 berubah menjadi geli dan nikmat. Aku kembali pingsan, namun kali ini pingsan karena tidak kuat menahan luapan Orgasme ke tujuh, yang nikmat dari Tongkat Perkasa pak Satpam, adik ipar Ku Lilo. Sehingga tidak sadarkan diri…..
Aku terbangun karena Di bangunkan Lilo, sebab Mas Pandu menelpon, Lilo tidak menjawabnya tetapi meminta ku yang berbicara. Setelah tipu daya ke Mas pandu selesai, Lilo kemudian mengatar ku pulang setelah mengenakan pakaian ku.
Besok paginya saat akad nikah di Masjid, aku kesulitan duduk karena lubang pantat ku masih kesakitan di sodok tongkat gede Pak Satpam, adik ipar ku, Lilo kemaren siang. Begitu juga saat duduk di pelaminan, masih terasa sakit, namun aku tambah jengkel, ketika lilo melihat ku dan tersenyum nakal. Kemudian acara resepsi selesai, kami pulang dan Sampai ke rumah keluarga Mas Pandu, banyak sanak keluarga, yang sudah mulai pulang dengan Mobil sewaan mereka malam itu juga. Lilo kemudian di minta suami ku menyetir mobilnya, mengambil Tas pakaian orang tua ku, karena mereka akan bermalam disini, dirumah Keluarga Mas Pandu.
Karena Ibu kecapaian, ayah asam uratnya sedikit kambuh karena makan tidak di awasi saat resepsi tadi, aku di minta mas pandu menemani Lilo ke kost ku, sebab ia tidak bisa pergi sendiri, entar dikira maling. Ingin ku tolak tapi banjingan ini, Lilo seperti mendapat angin segar. Ia berhasil meyakinkan mas pandu dan aku terpaksa berangkat bersamanya. Baru beberapa menit dari rumah, mobil sudah ditepikan dan aku digenjot dimalam pengantin ku, di mobil suami ku, di hari pertama pernikahan ku, di hari pertama aku resmi menjadi seorang istri, oleh adik ipar ku sendiri, dan bukan oleh suami ku.
“ini adalah malam pernikahan mu, tapi ini malam pengantin kita” kata Lilo.
“Diam mas.. ayo cepetan nanti curiga org rumah” kata ku, setelah kami orgasme bersama di mobil suami ku, kakaknya Lilo. Sampai di kost ku, Lilo mengangkat barang2 dan tas Ortu ku naik ke mobil sampai selesai, bukannya langsung pulang, Lilo kembali menunggangi ku lagi di dalam kamar Kost ku, dengan dua kali Orgasme ku raih bersamanya di malam pengantin ku. Bajingan ini menyodok kemaluan ku dan pantat ku bergantian, sampai ia akhirnya tepar juga. Kemudian kami baru pulang, Mas Pandu menggenjot ku malam itu juga, namun ia tidak sadar, malam pengantin yang harusnya sakral, suci, telah dinodai oleh adik kandungnya dan tak kuasa untuk ditolak istrinya.
Aku kemudian pindah ke rumah Mas Pandu, Lilo jarang mendapat kesempatan untuk menggenjot ku. Mungkin juga perselingkuhan ku dengannya sudah berakhir.
Sampai dua bulan kemudian, Mbak Tari, Adi Mas Pandu menikah dan harus ikut suaminya, Kamarnya Kosong kembali ditempati Lilo, yang sudah memiliki kendaraan roda dua sendiri, Sedangkan Mas pandu masih mengumpulkan Duit untuk kredit rumah. Jadilah kami tinggal satu atap lagi, aku sudah mengira akan terjadi lagi. Bahkan aku memuluskan perselingkuhan dengan adik Ipar, karena setiap pagi aku selalu berangkat agak siang, saat mertua ke pasar utk jualan dan seno ke kampus, Mas Pandu berangkat kerja, hampir setiap hari Lilo menumpahkan maninya di kedua lubang di selangkangan ku dan sesekali ku telan juga maninya.
Aku dan Mas pandu sengaja belum memiliki momongan selama satu atau dua tahun, ingin menikmati masa2 awal pernikaahn, begitu kata mas pandu, namun akhirnya disesali mas pandu, karena ibunya sudah meminta momongan namun di minta bersabar. Namun umur seseorang tidak bisa bersabar, jika sudah selesai masa hidupnya. Dua bulan setelah Adik Mas Pandu, mbak Tari menikah, Mertua meninggal sehingga kini kami tinggal berempat.
Meskipun begitu, Mertua sempat bahagia kerena Mbak Tari sedang hamil muda dan Mertua juga sempat menghadiri Wisuda si Bungsu, Seno. Selama masa berkabung, Lilo tidak pernah menyentuh ku selama 6 bulan. Ku kira ia telah terpukul akan kehilangan orang tua atau telah bosan dengan ku.
Lilo yang paling terpukul dengan kehilangan ibunya, karena ia yang paling dekat dibanding saudara-saudara yang lain. Teman-teman Lilo, sesama security diantaranya Wanto dan Yadi paling sering datang menemaninya di rumah, sampai Seno, Si bungsu kemudian bekerja di luar Kota, jadilah Rumah tinggal kami bertiga. Kemudian burung Lilo kembali menyambangi kemaluan ku setelah lama tidak mampir. Ketiga lobang ku menjadi sasarannya, ia menjadi lebih buas, seakan melampiakan nafsunya yang telah terpendam lama.
Aku pun semain liar, saat suami ku tidak ada, aku tidak malu2 meminta Lilo menggagahi ku, bahkan aku lebih sering bercinta dengan Lilo dari pada suami ku, aku bahkan tidak orgasme lagi dengan suami ku dalam waktu yang lama. Saat suami ku, kakak lilo meminta ML, aku tinggal membuka paha ku, di kosek2 sebentar kemaluan kecilnya, di dalam liang ku dan Klimaks dengan cepat. Hanya satu ronde dan Cuma seminggu sekali, aku tidak pernah protes dan suami tidak pernah tanya. Karena burung adiknya sudah memberi kepuasan pada ku. Aku bahkan membayangkan ada 2 penis lagi sehingga ke tiga Lobang ku terisi penuh, kata ku bercanda pada Lilo.
Suatu malam, suami ku tugas dua hari ke Luar Pulau, akhir2 ini sering dapat tugas seperti ini. Aku senang karena penghasilan suami bertambah, sekaligus waktu luang dengan Lilo lebih banyak. Namun malam itu dua temannya datang ke rumah, sehingga aku masuk dan tidur lebih awal di kamar. Kamar Tidur ku kunci, karena tidak ingin Lilo kumat saat ada teman2nya.
Mereka masih teriak Gol saat nonton bola, aku bangkit dan menuju kamar mandi, setelah buang air kecil dan masuk dapur Lilo telah menunggu ku. Dan didekap saling melumat sebentar, ku tolak karena ada teman2nya. Namun akhirnya aku jongkok juga di selangkangannya, celananya terlepas hanya mengenakkan baju atasnya, dan aku mengoral penisnya, burung kesayang ku ini, burung lilo bangun dengan cepat dan menyodok kemaluan ku, sambil aku dibaringkan telentang diatas meja dapur, saat Wanto temannya datang dan kaget melihat Lilo menyetubuhi kakak iparnya.
Aku ingin menyudahi karena malu, namun Lilo tetap menyodok ku sambil di komentari Wanto, lama2 aku sudah tidak peduli dan membiarkan saja, rasa malu justru membangkitkan nafsu ku dengan cepat sehingga saat di balikkan tubuh ku oleh Lilo, aku tahu bahwa yang menyodok ku adalah Penis lain karena lebih pendek namun besarnya sama, karena pangkal pahanya yang bertemu dengan ku masih memakai celana, sedangkan Lilo sudah bugil bagian bawahnya tadi. Namun karena terasa nikmat, dan tahu bahwa ini lelaki lain yang menggenjot, aku makin terbakar birahi, sisi liar dan binal ku keluar.
Ku toleh kebelakang ternyata benar, Wanto yang menggenjot ku, lilo mengarahkan kemaluannya ke mulut ku. Namun aku keburu Orgasme pertama malam itu, kami kemudian bugil bertiga dan menuju ruang tengah, Yudi kaget, namun dengan cepat bugil pula, kemaluannya juga lebih kecil dari burung kesayangan ku Lilo. Namun tubuh ketiganya tegap kekar khas security. Burung Yudi berkepala Bulat dan besar, namun masih loyo, kali ini tanpa paksaan, aku menduduki kemaluan wanto, aku belum sempat bergerak diatas tubuhnya, karena ia gemes akan buah dada ku dan mencium bibir ku. Yang langsung di cegah Yudi yang berkata:”gantian bro.. aku pingin di emut ipar Lilo”, sambil memiringkan kepala ku sedikit ke arah burung Yudi yang berdiri diatas Sofa, yang diduduki Wanto dan aku. Lilo sudah meludahi lubang pantat ku, dan mendorong masuk penisnya diiringi lenguhan ku.
“kamu yang minta mbak… pengen ketiga lobang mu diisi, ingat mbak !” Kata Lilo, memang aku pernah berkata begitu, namun ku kira hanya guyon, namun direalisasikan Lilo. BTW, aku tidak peduli untuk menjawab, karena kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh ku. Para Pria itu menggenjot ku dengan keras namun tidak kasar, tongkat-tongkat Pak satpam ini membuat aku tepar, Orgasme berkali-kali. Peraturan di buat Lilo hanya satu, hanya dia yang boleh menumpahkan Maninya di dalam Rahim ku, yang lain wajib di mulut ku, pantat atau diluar.
Aku tidak tersinggung atau marah, karena Lilo berbicara tanpa meminta persetujuan ku, karena aku sepenuhnya pasrah dan takluk padanya. Para satpam ini menggagahi ku sampai tengah malam dan aku terkulai lemas entah berapa kali aku orgasme, di angkat ke kasur ku, aku tidur diantara Lilo dan Yudi. Pagi harinya, Lilo masih tidur saat kedua temannya bangun mengangkat ku dari pelukkan Lilo diam2, aku terbangun dalam gendongan Yudi, dengan kemaluannya sudah bersarang dalam liang ku, kini aku di bawa ke kursi Sofa Ruang tamu, dan Wanto menyodok pantat ku. Aku sarapan peju mereka di mulut ku, kemudian mandi bertiga.
Mereka kemudian ke tempat Kerja, Satu bank, namun lain cabang, sehingga sama2 tugas pagi, malamnya mereka sudah berkumpul lagi dirumah. Namun tidak langsung bertempur, mereka memperlakukan ku sebagai mainan mereka, mengenakan blus tanpa celana dalam dan BH. Kami kemudian makan di luar, sepanjang jalan pulang dan pergi ke sebuah warung makan, mereka bergantian menyetir mobil suami ku, dan aku bergantian menunggangi mereka, sampai kami kembali dirumah lagi.
Sampai rumah, mereka nonton bola sambil menjebol gawang ku bergantian lagi, kadang ketiga lobang ku diisi sekaligus, atau berpindah dari satu pangkuan kepangkuan lain. Kemudian memandikan ku tengah malam, Wanto dan Yudi kemudian pulang. Aku di tidurkan Di kasur kamar ku oleh Lilo. Paginya aku terbangun karena pemilik sah kemaluan ku, burung suami ku, masuk dan bersarang ke dalam kemaluan ku.
“Yang punya mu kok terasa tebal ya..! tapi tambah enak !” kata Mas pandu, dan langsung menembak maninya didalam kemaluan ku. Saat hari minggu sore, suami ku tugas keluar kota lagi sampai rabu pagi baru tiba, aku kembali jadi mainan Lilo CS, satpam-satpam perkasa. Sampai aku akhirnya hamil anak pertama sebulan kemudian, Wanto dan Yudi tidak pernah datang lagi. Karena wanto pindah ke lain kota 4 bulan kemudian, sedangkan Yudi Resent dua bulan setelah Wanto pindah, dan bekerja dilain kota. Aku tinggal bersama Lilo dan Pandu membesarkan anak ku sampai berusia satu tahun dan kini tinggal dirumah kami yang dibeli mas Pandu, namun tetap kemaluan ku rajin di sambangi burung adiknya Lilo sampai sekarang, aku telah memiliki tiga anak kini……
Tamat