Sang penjaga gudang Mall (NO SARA)
cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada nama tokoh, nama daerah yang tertulis disini hanya kebetulan belaka. Dan yang pasti hanya hayalan penulis belaka. Untuk pembukaan saya sadur dari tulisan pengalaman seorang security di suatu situs.
Hendro sang penjaga gudang Mall Bekerja sebagai security sudah dilakoni pak Hendro sejak tahun 2001. Sejak umurnya masih sangat belia yakni 23 tahun. Hingga kini, saat umurnya sudah 40 tahun, ia masih setia dengan profesinya tersebut. Sebuah profesi yang telah memberinya banyak pengalaman hidup dan penghidupan. “Setelah lulus STM saya pengen sekali bekerja waktu itu. Pengeeen sekali. Sekalinya dapat perkejaan sebagai tukang bangunan di daerah . Dapat sebulan saya berhenti. Lalu saya bekerja pada seorang bandar pisang di Pasar . Tugas saya ngangkat-ngangkatin pisang. Saya bekerja selama setahun juga di bandar pisang tersebut,” tuturnya saat memulai cerita tentang kisah hidupnya. “Lalu saya pindah kerja ke toko kelontong sebagai kuli angkut beras. Sekali angkut satu karung goni beras beratnya seratus kilogram lebih,” lanjutnya sambil tertawa renyah. “Saat bekerja di toko kelontong itu saya di tes sama pemiliknya. Memindahkan satu truk karung beras ke dalam rumahnya. Saya pindahin tuh semua karung beras berdua dengan teman saya. Setelah semua saya pindahin, lalu bos saya bilang ‘kamu lulus’,” tawa renyahnya kembali terdengar lebih keras. Matanya bersinar-sinar mengenang masa-masa mudanya. Saat tubuhnya masih tegap dan otot-otot tubuhnya masih kuat. Iapun terus bekerja dengan penuh semangat meski upah yang diterimanya hanya dua ribu rupiah saja dalam sehari.
Mulai Berkarir sebagai Security
Menurutnya, tahun 2001 merupakan tahun keberuntungannya. Tahun dimana sebuah kesempatan datang menghampiri. Melalui kesempatan tersebut rejeki dalam hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak sengaja seorang teman menawarinya untuk mendaftar sebagai security. Iapun mendaftar dan mulai mengikuti serangkaian tes fisik. Ia pun berhasil lolos dan diterima bekerja sebagai security di daerah Slipi Jakarta Barat. “Gaji pertama saya sebagai security 550 ribu rupiah. Wuiiihhh seneng, aduuuh… senengnya. Waktu itu UMR saja masih 500 ribu rupiah. Alhamdulillah ada perubahan, ” tergambar jelas kebahagian masa-masa itu di matanya. Namun dalam perjalanannya tidak semua berjalan dengan mulus. Kenaikan gaji setiap tahun yang diterima berkisar antara lima ribu sampai sepuluh ribu saja. Bahkan status sebagai karyawan tetap atau kontrak pun dirasa tidak jelas. Ia pun mulai berfikir, jika kondisinya tetap seperti itu maka hidupnya akan sulit mengalami kemajuan. Pada tahun 2006, tepat tahun ke-enam ia bekerja di jakarta. Kesempatan kembali hadir kepada dirinya tanpa disengaja. Seorang loper koran kenalannya memberikan koran Pos Kota kepadanya. Dari koran tersebut iapun mendapatkan informasi lowongan kerja sebagai security di sebuah bank swasta. Ia pun tidak melewatkan kesempatan tersebut. Ia segera mengirimkan surat lamaran. “Alhamdulillah ada panggilan. Tapi pas saya datang, luar biasa. Yang datang begitu banyak. Begiiituuu… banyak. Badannya gede-gede, keker-keker, rapi-rapi. Lah, sementara badan saya kecil begini. Tapi saya mah yakin, kalau Tuhan nempatin saya di sini maka siapapun tidak bakal bisa nyingkirin. Walaupun saya kecil tapi saya yakin Tuhan itu Maha Baik. Saya pengen merubah nasib. Begitu saja berfikirnya waktu itu.” Ia pun kembali melewati serangkaian tes berupa Psikotes dan tes fisik. Berhasil melewati Psikotes ia mengkuti tes fisik yang sangat berat. Ia dan peserta lainnya diharuskan berlari memutari gedung lapangan bola sebanyak tujuh putaran. Meski tubuhnya lebih kecil dibandingkan yang lain namun ia berhasil berada di urutan pertama. Setelah tes fisik ia pun dipanggil wawancara. Dan dari sekian banyak pendaftar ia akhirnya terpilih sebagai salah satu dari lima orang yang lolos diterima bekerja. Rezekinya kembali mengalami peningkatan. Gaji yang diterima pun meningkat terus menerus. Mulai dari 750 ribu rupiah saat menjadi karyawan kontrak sampai 1juta 500 ribu rupiah setelah menjadi karyawan tetap. Pada tahun 2012 bank tempat ia bekerja mengalami proses merger dengan lima bank swasta lainnya. Gaji yang diterimapun langsung naik drastis dari 1.500.000 rupiah menjadi 2.750.000 rupiah. Dan di Tahun 2016 dia di tawarkan untuk bekerja sebagai kepala penjaga gudang di sebuah Mall yg besar di jakarta. Tentu saja dengan gaji yg jauh lebih dari cukup. Dengan gaji hampir 5 juta yg belum termasuk uang tambahan lainnya dari perusahaan dia bekerja. Tentu membuat hidupnya jauh terasa lebih baik dari yg dia perkirakan dulunya. Dengan gaji yg bisa dibilang cukup di kota besar, hidup pak hendro tentu sejahtera. Dengan istri yg cantik dan 2 anak kesayangannya yg selalu mengobati lelahnya bekerja yg terkadang menuntutnya untuk pulang larut malam. Semua kebutuhan yg tercukupi,biaya anak sekolah yg selalu ada membuat dirinya benar2 merasa bahagia menjadi seorang suami dan seorang ayah. Tetapi semua kebahagiannya sebagai seorag pekerja keras ,sebagai seorang suami dan ayah yang baik untuk anak2nya berobah pada tahun 2018. Dimana dia memergoki istrinya selingkuh dengan laki2 lain. Alasan istrinya tidak lain karena dia merasa kurang perhatian dan selalu jarang dirumah. Tidak ada marah sama sekali bagi pak Hendro. Baginya, dengan ketahuan istrinya selingkuh sudah cukup membuktikan kalau istrinya ternyata bukan orang yang setia. Dan dia tidak pantas lagi hidup dengan seorang istri yang tidak setia. Dengan cara yang baik, pak Hendro menceraikan istrinya. Dia menyuruh isrinya utk hidup dengam selingkuhannya. Walau istrinya sempat meminta maaf dan memohon untuk tidak diceraikan, tapi bagi pak hendro semua penghianatan itu masih bisa dimaafkan. Tapi untuk melanjutkan hidup berdampingan dengan seorang penghianat itu tidak mungkin baginya. Dengan proses perceraian yg bisa di bilang baik2 saja, pak Hendro tidak lantas meminta hak asuh anak2nya. Istrinya disuruh pulang kekampungnya membawa anak2. Dan soal biaya anak2, sampai mereka selesai kuliah dia akan tetap membiayainya. Pak Hendro yang dulunya selalu mudah tersenyum, berubah jadi pemurung. Digudangnya kalau dulu para karyawan lain bebas masuk untuk numpang istirahat atau tidur sejenak. Sekarang dia memakai aturan yg seharusnya. Tidak boleh ada yang masuk selain yg berkepentingan saja. Didalam gudang Mall yg besar tersebut terdapat satu ruangan yg bisa dibilang seperti kantornya. Disanalah dia sekarang lebih fokus bekerja.,tidak,lebih bisa di bilang menenangkan dirinya dari semua permasalahan yg hadir di hidupnya akhir2 ini. Selain untuk mendata semua barang di mall, disana juga jadi tempat mengintrogasi para pengutil barang yg tertangkap. Jika security yang bertugas dilapangan menangkap para pengutil barang. Maka diruangannya lah mereka di bawa. Mereka di data dan difoto.,dan jika mereka tidak bisa menyerahkan kembali barang curian mereka. Maka pak Hendro akan meneruskan masalah tersebut ke pihak yang berwajib. Permulaan untuk yg kesepian
Introgasi nikmat 1 Ah, tidak terasa sudah dua tahun aku bekerja disini. Dan sudah dua tahun pula aku hidup membujang. Tapi untunglah di kantor yg kecil ini aku dicukupi fasilitasnya. Komputer yg tentunya terhubung dengan internet cukup membuat diriku tidak pernah bosan berada dalam ruangan ini. Jika suntuk menyerang, aku tinggal putar lagu2 yang ada di yutup. Bahkan akhir2 ini, karena kesendirianku. Tak jarang aku suka browsing film bokep jika nafsuku sudah minta untuk pelepasan. Dengan pintu yang selalu tertutup, dan ada headset, tak jarang aku masturbasi di balik mejaku. Jika itu sudah terjadi maka akan ada tisu2 yg terbuang di dalam tempat sampah. Mencari istri.? Rasanya hatiku belum terbuka sejak penghianatan istriku terbongkar. Walau terkadang rasanya ada salah satu SPG yg umurnya sudah 30an sering mencuri perhatianku. Tapi aku lebih memilih hidup sendiri saat ini ,aku lagi menikmati masa2 kesendirianku. Dan kalau soal keinginan mencari wanita yang Open BO juga bukan pilihan bagiku. Selain karena takut resiko penyakit, aku dari dulu bukanlah laki2 yg suka mencari kesenangan dengan pelacur.. Barusan istriku nelpon, katanya dia butuh uang, anak2ku mau masuk sekolah. Dan biayanya tentu tidak sedikit. Sedangkan bulan ini adikku dikampung juga butuh uang karena sakit. Hm..,besar sudah pengeluaranku bulan ini. Kepalaku sakit, disaat suasana sepi di dalam gudang tidak ada lilihan selain mendengar musik. Tapi setelah 1jam mendengar musik, rasanya sakit di kepalaku juga belum mereda. Ah, tidak ada pilihan… gw nonton bokep aja lah… Disaat hidup tanpa istri begini, kalau lagi pusing karena masalah keuangan atau masalah lainnya ya masturbasi menurutku cukup lumayan mengendorkan otak yg stres. Kubuka link bokep kesukaanku, maka aku mulai berselancar. Pilihanku selalu gadis asia atau film2 karya anak bangsa sendiri. Kalau aku nonton, dan disaat rasanya kontol ini sudah mau pecah. Aku segera mengeluarkan kontolku dan masturbasi sambil menonton. Ah..berasa akulah yg jadi pemainnya. Apalagi jika ada adegan wanita menyepong kontol sambil direkam,itu sangat membuatku terasa seakan akan sedang di sepong. Ah, tanganku turun naik mengocok kontolku sambil memandangi layar komputer. Disaat spermaku akan meledak,tiba2 pintu gudang diketuk. Tok tok tok… Satpam mall : “Permisi pak”… Hendro : “Ah, sialan. Lagi enak2 masturbasi ada aja yg ganggu..aku membatin”. Masuk ! Aku menyuruh satpam tersebut masuk kedalam ruanganku. Satpam kalau masuk ke kantorku yg di bagian gudang biasanya hanya untuk mengantarkan laporan, atau meminta laporan barang2. Dan selain itu biasanya pasti membawa bocah2 kecil yang kedapatan mencuri. Satpam tersebut masuk… Ah, lagi kentang begini malah bawa bocah2 maling..pikirku dalam hati. Sang satpampun membuka pintu. Sebelumnyabtentu aku sudah menutup browsingan bokepku dan memasukkan kontolku yang sudah mau muntah. Tapi kali ini si satpam tidak membawa bocah. Malah seorang wanita cantik dengan jilbab hitam dan memakai kemeja putih yg dia bawa masuk ke dalam ruanganku. Kalau kulihat dia sepertinya seorang mahasiswa. Hendro :”Silahkan duduk”! Aku menyuruh wanita tersebut duduk di depan mejaku.
Maling??aku berpikir dalam hati. Apakah dia maling ? Gak mungkin rasanya kalau melihat dari penampilannya. Wanita tersebut duduk dengan menunduk. Wajahnya pucat pasi seperti orang yang sangat ketakutan. Hendro :”Kenapa ini pak satpam”? Pak hendro menanyakan kepada satpam perihal kedatangannya membawa seorang wanita keruangan pak hendro Satpam :” Gini pak. Ibuk ini kedapatan mengambil jilbab . Dia akali dengan langsung memakainya supaya nanti tidak masuk bill pembayaran pak.” Hendro :” Jilbab hitam yg dia pakai sekarang”? Satpam :” Bener pak “ . Lina :” Saya bisa jelaskan pak.” Semua itu murni hanya ketidak sengajaan saja pak. Saya mencoba memekainya di ruang ganti. Tapi karena buru2 saya lupa membukanya pak”. Satpam :” Ah, kalian memang selalu banyak modus.” Asal kamu tau ya buk, kami sudah sering mendapat alasan seperti yang ibuk sampaikan”. Lina :”Sumpah demi Tuhan pak”…Saya ttt.. Hendro :” Ibuk bisa diam dulu gak..saya mau data ibuk dulu”.. Dan ingat ya buk, saya tidak suka melihat maling seperti ibuk pakai2 nama Tuhan disini. Wanita tersebut sedikit terkejut mendengar suara pak Hendro yang sedikit keras.. Wajahnya tertunduk lesu,pucat dan penuh ketakutan. Hendro :” Ya sudah pak, bapak bisa lanjutkan pekerjaan. Biar saya data dulu ibuk ini. Pak Hendro menyuruh satpam tersebut melanjutkan pekerjaannya. Setelah pintu ditutup akupun mencoba mengintrogasi wanita tersebut. Aku masih merasa kurang percaya dia maling. Tampilannya cukup untuk meyakinkanku bahwa dia wanita baik2. Pak Hendro memandangi dia yg tertunduk dihadapanku. Dipandanginya dari atas sampai ke bawah penampilan wanita tersebut. Ah sial…tiba2 saja pandangan pak Hendro berhenti di dada wanita tersebut. Ya, satu kancing bajunya ternyata terlepas. Mau tidak mau pak Hendro dapat melihat sedikit penampakan dada wanita tersebut di balut bra warna hitam dibalik bajunya yang putih. Cukup besar juga kelihatannya.,pikiran pak Hendro jadi terganggu gara2 kenikmatannya yg terputus tadi. Hendro :” Ibuk bawa tanda pengenal”? Lina :” Aa’ada pak.. Wanita tersebut mengambil KTP di dalam tasnya. Namanya Alfialina , umur 19 tahun. Status masih mahasiswa. Hendro :” Masih muda kamu ternyata.. Kamu sudah kerja apa kuliah”?… Lina :” Aku baru kuliah pak, baru semester 4. Hendro :” Kuliah dimana”? Lina :” Di Universitas ************** pak. Dia menyebutkan kuliah di salah stau perguruan tinggi islam di jakarta. Sambil menanyai wanita tersebut pak Hendro berdiri sambil memegang selembar kertas. Dia menanyakan banyak hal kepada wanita tersebut. Sebenarnya pertanyaan2 tersebut tidak penting. Tapi rasa penasaran pak Hendro ingin melihat lebih dekat gundukan didada wanita tersebut. Otak mesumnya memberontak
Biasanya kalau orang yg ketahuan maling cuma di data sama pak hendro. Biasanya semua barang yg telah diambil akan dikembalikan karena memang belum sempat dibawa keluar mall. Dan pak Hendro hanya membuat mereka2 yang maling untuk membuat surst pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama. Dan kalau ketahuan mengulangi lagi perbuatan tersebut menerima akibatnya akan dilaporkan ke pihak yang berwajib. Ya,biasanya cuma seperti itu. Tapi hari ini karena otaknya sedang di penuh birahi setelah menonton film bokep, pak Hendro mencoba memulai perbuatan nakalnya. Hendro :” Kenapa kamu sampai harus mencuri jilbab”? Lina :” Saya tidak mencuri pak. Demi Tuhan tidak. Tadi saya hanya terburu2 pak. Sampai saya lupa bayarnya. Hendro :” Ah, alasan kalian kalau sudah tertangkap tangan memang begitu”. Lina :” Buat apa saya bohong pak. Jilbab saya aja masih tertinggal diruang ganti pak. Dan saya akan juga punya uang kok pak untuk membayarnya
. Sebenarnya masuk akal alasannya. Saya lihat jilbabnya memang tertinggal di ruang ganti. Dan saya juga melihat, sepertinya uangnya juga cukup untuk membeli jilbab hitam tersebut. Hendro :” Ya memang begitu kalau sudah hobby mencuri, walau ada uang sekalipun didompet. Tapi kalian tetap akan mencuri.”… Lina :” Beneran pak..saya berani sumpah”… Hendro :” Kamu sumpahnya di pengadilan aja nanti”…tiba2 saja pak hendro mencoba menakuti wanita tersebut. Lina :” Saya mohon jangan laporkan saya ke polisi pak, saya tidak mau di penjara pak..”… Tiba2 dia turun dari bangku dan memegang kaki pak Hendro yang sedang berdiri didekatnya. Dengan menangis wanita tersebut memohon2 untuk tidak melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwajib. Lina :” Saya akan bayar dua kali lipat, atau tiga kali lipat dari harganya pak.” Saya mohon maaf pak.. Dia menangis.. Hendro :” Ah sudah , kamu kembali duduk…jangan seperti ini.! Ini namanya kamu membuat keributan di ruangan ini… pak Hendro sedikit membentak.. Wanita tersebut terkejut..dia bergegas kembali duduk di bangkunya. Pak Hendro kembali duduk.. dia mengarahkan camera yang ada di depannya. Hendro :” Kamu saya foto dulu ya. Tolong lihat ke kamera, dan wajahnya jangan nunduk gitu”!. Wanita tersebut memperbaiki duduknya. Pak Hendro mengambil beberapa foto. Ah, dadanya sungguh menggoda..kembali pikiran mesum pak Hendro bangkit. Hendro :” Apa alasan kamu agar saya tidak melaporkan kasus ini ke yang berwajib..”? Lina :” Sssayyya masih kuliah pak. Sssayaa juga satu2nya anak perempuan dirumah saya pak. Lagian bapak saya juga seorang kepala desa dan juga seorang ustad dikampung pak.. Hendro:” Anak seorang kepala desa, seorang ustadz. Pasti sangat memalukan sekali jika kasus ini sampai kekampungmu. Wanita tersebut hanya seperti terkaget mendengar ucapan pak Hendro. Air matanya menetes lagi. Tapi dia berusaha menahannya. Hendro :” Saya sungguh kasihan melihat kamu. Hati saya tidak tega untuk melporkan ini ke pihak yang berwajib. Tapi ini tugas saya. Kalau saya tidak melaporkan kamu , pekerjaan saya yang jadi taruhannya. Saya bisa dipecat. Lina:” Saya mohon pak.. saya akan bayar berapapun. Dan saya akan lakukan apapun pak”!. Mendengar kelimat terakhir wanita tsrsebut, pak Hendro seperti menemukan jalannya..