Semua Karena LDR

“aahh sayang, aaahhh, udah basah sayang memek, uuuhhhh, mau nyampe sayang, aaah enak banget dildonya”

Tiba-tiba pacarku meneleponku, jam 21.30 biasa dia baru sampai kosannya dari kerja di kota J.

Diawal percakapan dia langsung mendesah tak karuan, kalua ku dengar dari nafasnya yang berat, aku pikir dia mau orgasme, aku sudah hafal betul bagaimana perangainya bila sudah mencapai puncak kenikmatan.

Hanya beberapa kali aku pernah phone sex dengannya, kebanyakan adalah chat sex. Itu pun sudah terlalu lama. Semenjak dia mendapatkan perkerjaan di kota baru itu. Aku tak pernah lagi melakukannya. Mungkin karena dia yang jarang mempunyai waktu luang. Dia bekerja senin-jumat. Biasa pulang jam 21.00. Bahkan kalua dia lembur, bisa sampai jam 24.00 atau jam 01.00 dini hari. Selama ini aku percaya dengannya. Karena aku sudah mengatahui beberapa temannya di kantor. Kalau pun ada yang mengantarnya pulang, itu ada si El. Dia mempunyai rumah dekat dengan kos pacarku tapi berbeda divisi. Tapi pacarku tidak mau setiap hari nebeng El. “Dia badannya bau banget, kalau ga terpaksa, aku gam au nebeng dia”. Begitu kata pacarku.

“Sayang kok tumben mansturbasi pake dildo sih? Emang dildo siapa sayang?”. Karena setahuku puacarku tidak mempunyau dildo. Dia hanya mau bersanggama (buka bersenggama ya, ini bahasa bakunya) dengan penisku saja. Memang aku yang merenggut keperawanannya, dan selama itu kami sering ML tanpa pernah mencoba lawan ML lain.

“Iya yang uuhh, aku dapet dari temenku yang kemaren, geli yang, dildonya masih nempel, uuuhh, aku dikasih pas ulang tahun kemarin yang”.

“Emang siapa sayang? Kok berani ngasih dildo?”

“Temenku sekantor yang. Hihihi. Mungkin dia kasihan sama aku yang kalo aku lagi LDR sama sayang. Kan aku sering curhat sama dia. AAAHHH. Baru aku lepas yang ini dildonya. Banyak banget lendir aku yang, sayang gam au jilatin vaginaku?”.

“Hayo, kok vagina sih yang!”

“Eh iya sayang, PEJUH MEMEKKU BANYAK BANGET NIH, SAYANG GA MAU JILATIN MEMEKKU?”

Dia dengan sengaja memperjelas kata-katanya. Aku memang mengajarkan pacarku buat berkata jorok ketika sedang ML, aku pikir, hal itu membuatku lebih bergairah. Dibalik sikapnya yang polos, dan juga wajahnya yang mirip dengan anak SMA, dia mempunyai nafsu yang tinggi.

Aku memang paling suka dengan payudaranya, karena dia begitu sensitif apabila dirangsang di payudaranya. Payudaranya memang tergolong besar bila dibandingkan dengan tubuhnya yang mungil. Paling tidak, payudaranya tidak cukup apabila dipegang dengan satu tangan.

“Sini yang, memekmu aku sedot yang. Pejuhnya pasti gurih banget”.

“Iya sayang, ini dildonya aku jilatin lagi, aku bayangin kontol kamu sayang, udah lama memekku nganggur yang.”

“iya sayang, bulan depan aku samperin kamu. Aku juga kangen ngentot sama kamu yang”

“jangan lama-lama sayang. Aku mau sayang buruan lulus. Ntar kalo udah cari kerjaan disini.”

“ eh iya sayang. Secepatnya aku usahain buat lulus”

“Emang sayang mau, kalo aku udah gatel, ntar ada cowok lain yang ngentot memek aku?”

DUUUUAR. Bagai disamber petir, bagaimana dia bisa mempunyai pemikiran seperti itu?. Pacarku yang ku kenal. Ah, mungkin dia terlalu horny setelah mansturbasinya.

“Jangan sayang, aku ga rela memek kamu dientot cowok lain”.

“emang sayang mau kalo toketku diemut sama cowok lain? Putingku dijilat sama cowok lain? Dibuat jepit kontol cowok lain? Terus entar pejuhnya di semprotin ke belahan toketku?”

“Jangan sayang, itu toket Cuma buat aku. Ga rela toketnya sayang dipegang sama cowok lain”.

“Ya udah kalo gitu, buruan lulus yang. Jangan lama-lama”

Dan seketika telepon kami putus. “lanjut chat aja ya yang, bateraiku mau abis”. Begitu pesan yang ku terima setelahnya.

Aku memang belum menyelesaikan studiku. Aku masih terhambat dengan dosen pembimbingku, dan juga, rasa malasku. Tapi setelah telepon tadi, aku juga merasa horny. Aku memang tak rela berbagi pasanganku ke ornag lain. tapi mendadak, aku benar-benar menikmati membayangkan apabila pacarku dilecehkan, bahkan disetubuhi oleh cowok lain.