Ternyata Mama Tahu

Ternyata Mama Tahu​

Kucoba menyelinap saat masuk rumah.

“Jaka! Sini!”

Sial. Ternyata mama tahu. Sudah sebulan mama selalu marah – marah. Padahal alasannya sepele. Karena gelas abis kopi gak kucuci atau tv lupa kumatikan. Akhirnya kulangkahkan kakikku ke ruang tv. Mama lagi duduk di sofa lalu melihatku.

“Ada apa ma?”
“Kamu lupa memasukan susu ke kulkas. Waktu mama mau minum, udah basi tuh susu.”
“Oke. Jaka minta maaf.”

Aku langsung melangkah pergi. Sedangkan mama masih berteriak marah. Aku ke kamar.

Sudah sebulan ini aku lihat di komputer mama lagi asik main ym sama yang namanya david. Awalnya hanya chatingan biasa. Lama – lama jadi lebih. Bahkan mama pernah jalan bareng sama david. Gak ada salahnya mama cari pacar. Lagian udah setahun ini papa kabur sama wanita lain. Karena mama gaptek, jadi mama tak tahu kalau aku suka buka ym nya.

Seminggu ini obrolan mama dan david makin panas. Memang mama dan david tak selalu chat bareng. Maksudnya, chat dari mama kadang dibalas malam hari atau esoknya. Tiba – tiba kubaca chat dari mama yang mengundang agar david esok datang ke rumah karena aku tidak akan ada.

Lantas terbersitlah sebuah ide. Kuutak – atik akun ym mama hingga kontak david kuhapus dan kuganti dengan kontakku. Di ym mama masih tertera kontak david, namun aslinya nyambung denganku. Langsung saja aku membalasnya.

“Aku akan datang besok siang jangan kunci pintumu. Berbaringlah di ranjang. Matamu harus kau tutupi hingga tidak bisa melihat. Ingat, aku akan datang asal matamu kau tutupi. Setuju?”

Beberapa jam kemudian mama membalas dengan isi setuju. Setelah itu aku dipanggil mama.

“Besok kamu jadi gak renang sama temanmu?”
“Iya dong ma. Oh, ya paling pulangnya malamnya ma.”
“Ya udah. Hati – hati aja.”

Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun terus berganti. Hari ini pun terus berlalu. Jantung ini pun ikut berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang. Esoknya kulihat mama seperti gelisah. Mama terus liat jam. Akhirnya jam sembilanan aku pamit sama mama. Mama terlihat senang. Kuhabiskan waktu jalan – jalan. Siangnya, aku mengendap – endap ke rumah. Kubuka pintu yang ternyata tak dikunci. Kulangkahkan kakiku dan menyimak sebuah suara. Takutnya mama belum siap.

Kucari mama, ternyata tak ketemu. Satu penjelasan yang kudapat, mama telah siap di ranjangnya. Kubuka celanaku hingga hanya memakai cd, kuhela nafas lalu kubuka pelan kamar mama. Kuintip. Mama sedang terbaring di kasur hanya memakai gaun tipis warna hitam sepaha. Dan mama memakai penutup mata.

Akhirnya kudorong pintu. Kulangkahkan kakiku. Mama menggerakkan kepalanya mengetahui ada yang datang.

“Vid? Lama bener sih. Aku udah nunggu dari tadi.”

Kulihat susu mama naik turun. Nafasnya makin cepat. Kuhembuskan nafasku ke kaki mama. Kuremas dan kuelus kaki mama. Mama hanya melenguh. Usapanku terus bermain di betis mama. Kanan dan kiri. Kulanjutkan ke paha mama.

“Mmm, ooh.”

Elusanku makin ke atas. Kini kulihat mama memakai cd hitam. Kuelus pinggul mama. Kuangkat dan kuremas pantat mama.

“Oh… david… dasar gila…”

Kuelus elus cd mama memakai jariku. Pelan saja. Akibatnya mama menggoyang – goyangkan pinggulnya. Kudekatkan mulutku ke memek mama. Lalu kutiup pelan. Mama makin terangsang. Aku berbaring di atas mama, kudekatkan cd ku hingga menempel ke cd mama. Ku gesek pelan sekali.

“Oh… ewe aja langsung… oh….”

Tangan mama mencengkram kasur. Mendengar kata – kata mama kontolku makin keras.

“Sabar…”

Aku terdiam menyadari ketololanku. Bagaimana jika mama mengenal suaraku?

“Jangan buat aku gila… Oh…”

Akhirnya ada ide. Aku bangkit menulu almari. Kuambil dua pakaian mama. Kuikat tangan mama ke sisi ranjang. Kuikat agak kuat agar mama tak bisa melepaskannya.

“Oh… kamu nakal ya…”

Setelah yakin, kupelorotkan susu mama hingga terlihat. Kusentuh puting mama dengan lidahku. Tak tahan akhirnya kuangkat gaun mama hingga sebahu. Terbukalah susu mama yang tumpah. Aku langsung menyususu. Puas menyusu, aku bangkit lalu membuka cd ku. Kududuki mama hingga kontolku menyentuh mulut mama.

“Hm… apa ini yang anget – anget?”

Aku senyum tanpa bicara. Kusentuhkan kontolku ke dagu mama lalu ke bibir mama. Mama tersenyum lalu mulai menjilati kontolku membuatku mengerang nikmat. Karena tangan mama tak bisa gerak, jadi lidah mama menjilat tak karuan.

“Tumben nih kontol makin besar aja.”

Akhirnya kumasukan helm kontolku ke mulut mama. Mama mulai menjilati pelumasku. Kumulai mengocok kontolku di mulut mama. Pelan – pelan kutusukan lebih dalam hingga kontolku terbenam makin dalam. Mulut mama dipenuhi air liurnya. Kurasakan orgasmeku makin dekat. Namun aku belum mau orgasme. Langsung kucabut kontolku. Mama langsung terbatuk dan menghela nafasnya.

“Entot aku sekarang…?”

Aku berbaring di sebelah mama mencoba menenangkan kontolku.

“Dasar gila. Jangan buat aku menunggu… ayo cepat.”

Aku bangkit lalu kupelorotkan cd mama. Mama lalu melebarkan kakinya. Memek mama terlihat basah. Kusentuhkan kontol ke memek mama. Mama mencoba mengankat pinggulnya agar kontolku bisa masuk. Kucabut lagi kontolku. Kuraih cd mama dan masukan ke kepala mama hingga mulutnya ditarik oleh cd.

“Dasar liar mmphhh…”

Kata – kata mama agak tak jelas karena terhalangi cd nya. Kuarahkan lagi kontol ke memek mama. Kutekan sedikit hingga helmku agak masuk.

“Ahh, ahh….!”

Kutekan lagi kontolku hingga masuk seluruhnya.

“Oh… kok gede banget vid.”

Kuangkat kontolku hingga lepas. Kumasukan lagi. Terus begitu dengan tempo lambat. Tak lupa mulutku menyusu pada mama. Mama sangat menikmati aksiku. Memek mama rasanya makin sempit. Akhirnya kucabut penutup mata mama. Sedetik kemudian, mama menyadari siapa yang sedang menikmati dirinya. Aku tersenyum menatap mama. Mama mencoba melihat dirinya yang sedang aku entot. Mama membeku, panik. Namun aku terus memompa kontolku.

Mama mulai meronta – ronta menggerakan kakinya. Mama juga mencoba menjerit sambil menggerakan kepalanya ke kanan ke kiri. Kini mama terlihat takut. Akhirnya kupegang kaki mama hingga kini posisiku seperti gaya misionari.

“Ach… aggrrhh…”

Mama mencoba berkata. Mama merasa tak berdaya melihat aku. Mama kini hanya menatap mataku.

“Memek mama basah bener…”

Mulut mama gemetar mendengarnya. Kini gerakan mama mulai berkurang.

“susu mama juga masih seksi.”

Mama mulai sesegukan. Air matanya jatuh tak tertankan…

“Ayolah mah… kan mama menikmatinya juga… Memek mama aja sampai basah gini…”

Mama menggeleng – gelengkan kepalanya sambil mencoba bicara. Kupelankan ritmeku lalu kuelus itil mama dengan jempolku. Mama hanya menghentakan kakinya.

“Dasar anak durhaka…. “
“Nikmati aja mah…”
“Lepaskan bajingan…!!!”

Namun, kurasakan memek mama kembali berdenyut – denyut. Kupercepat lagi ritmeku. Mama mengejang. Kucabut cd di kepala mama. Kuposisikan kepalaku di sebelah kepala mama.

“Udah… hentikan nak…!!! Jangan keluar… jangan biarkan mama keluar… Kita tidak boleh begini…!!!”

Mama menangis. Namun anehnya memek mama malah semakin mencengkramku. Bahkan pinggul mama terus menggoyang kontolku.

“Oh tuhan… oh….”

Mama berteriak saat orgasme. Tubuhnya mengejang, lagi.

“Sudah nak… hentikan…”
“Lho, barusan kan mama keluar. Dasar pelacur murahan.”

Akhirnya, crot… kusemprotkan sperma di memek mama. Ternyata mama sangat menikmati semburan spermaku.

“Jangan ngomong gitu… Aku ini mamamu nak. Sudah… sudah…”

Perlahan kucabut kontolku lalu berbaring menindih mama.

“Minggir. Pergi…!!! Lepaskan tangan mama…!!! Keluar!!! Dasar anak durhaka!!!”

Keringat kami saling menempel. Aku pun berguling lalu berbaring di sebelah mama. Kuambil cd hitam mama lalu mengusapkannya pada kontol hingga cd hitam pun penuh bercak putih.

“Lepaskan mamamu nak.. Mama mohon…!”
“Diam!!!”

Kubulatkan cd hitam itu lalu kumasukan ke mulut mama. Mama menutup mulut melawan. Kututup hidung mama, saat mama membuka mulut, langsung kumasukan cd nya.

“Umph !! UMPPHH !!!”

Mama hanya berteriak sambil mengumpat gak jelas. Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah laku mama. Kuambil hpku. Lalu kufoto mama. Terus ku letakan hp di posisi tertentu hingga bisa merekam mama dikasur.

“Mama cantik deh kalo di foto. Jadi gini mah, kalau mama pingin terkenal, gampang. Mama tinggal laporin aja perbuatan kita ke orang – orang, jaka jamin esoknya foto dan video mama langsung ada di internet.”
“Mmmppphhh…”

Mama terlihat cemas. Kudekati mama lagi dan kuentot. Mama masih ingin terlihat berontak meski tubuhnya berkata lain. Setelah puas, kulepas ikatan mama lalu keluar dan tidur di kamarku.

$$$

Esoknya kulihat mama sedang duduk di sofa. Aku ikut duduk di sebelahnya. Kubuka celana pendekku. Kubelai rambut mama lalu kudekatkan kepala mama ke dekat kontolku.

“Isap kontol jaka mah.”
“Jaka aku mamamu nak!”

Rambut mama tetap kupegang, sedang tangan yang lain kupakai buat menampar pipi mama.

“Bener nih gak mau isep kontol jaka?”

Kudekatkan lagi kepala mama ke kontolu. Ajaib, kini mama membuka mulutnya. Langsung saja kontolku amblas di mulut mama.

“Tolong bukain juga celana jaka mah!”

Mama lantas memegang celanaku. Kuanggat pinggulku lalu mama menarik celananya. Mama langsung mengisap kontolku lagi. Kini bahkan mama turun dari sofa, berlutut terus menghisap kontolku.

“Mah, jaka pingin liat susu mamah, boleh gak?”

Mama langsung membuka kancing blusnya, lalu mengangkat blus hingga ke bahunya. Kini terpampanglah susu mama. Kuremas dan kumainkan susu mama dengan tanganku. Rupanya mama mengerang.

“Mama suka diginiin ya…?”
“Mmmm Hmmm”
“Udah mah, berhenti dulu. Biar gak kusut, buka dulu baju mama semuanya.”

Mama bangkit lalu membuka blus dan roknya. Aku terkesima melihat mama yang tak memakai cd.

“Coba masukan jari mama, yang dalam ya.”

Mama memasukan jari tengahnya. Kusuruh mama agar mengocoknya. Setalah kurasa cukup, kusuruh mama mencabutnya.

“Kok basah mah? Apa mama terangsang?”
“…”

Karena mama tak menjawab, maka tanganku langsung menampar pipi mama.

“Kalau jaka tanya tolong dijawab ya mah.”
“I…Iya…”
“Iya apa mah? Yang jelas dong!”
“I…ya mama terangsang…”
“Hahahaha… dasar murahan. Mama gak jauh beda sama pelacur ya…”
“I…yyyyaaa…”
“Jilat tuh jari, bersihin mah.”

Mama menurutiku.

“Sekarang mainkan puting mama pake tuh jari!”

Mama menurutiku.

“Sekarang berbaring mah. Buka pahanya lebar – lebar. Jaka pingin liat…”

Saat mama mulai berbaring, aku langsung menelanjangi badanku sendiri. Setelah itu aku langsung menyusu dengan sedikit menggigit. Ternyata mama diam saja.

“Coba mama bimbing kontol jaka balik ke rumahnya.”

Mama meraih kontolku lalu mencoba memasukannya ke memek mama. Setelah kurasa pas, kutusukan kontolku. Mama terlihat menggigit bibirnya. Mungkin karena ukurannya terlalu berlebih, mungkin. Mama lalu melepaskan kontolku. Terus kontolku digesek – gesekkan ke memek mama. Terus mama memasukan lagi kontolku. Kini kuangkat kaki mama hingga ada di bahuku.

“Gimana rasanya kontol jaka mah?”
“Mmmppphh…”
“Jawab dong mah…”
“Enak…”
“Nah… gitu dong…”

Kucabut kontolku lalu kubiarkan.

“Sekarang mama mau gimana?”
“Teruskan nak… jangan berhenti…!”
“Bener mah? Ya udah, jaka teruskan ya…”

Kuteruskan aksiku… tak lupa sambil menyusu dan atau mencium mulut mama. Hingga akhirnya mama mengejang, memeknya mencengkram erat. Akibatnya, kontolku pun menyemburkan sperma di dalam memek mama. Mama hanya meraung seperti binatang. Kudiamkan kontolku di dalam memek mama. Setelah beberapa saat, kucabut kontol dan berbaring di sebelah mama.

“Mah, ambilkan minum buat Jaka dong, haus nih.”

Mama langsung ke dapur ngambil air. Ternyata mama mengambil dua gelas.

“Kok ambil dua gelas mah, buat siapa tuh?”
“Ya buat mama dong sayang.”
“Emang jaka tadi suruh ambil buat mama? Sini gelasnya!”

Kuambil kedua gelas, segelas kuminum segelas lagi kutumpahkan ke kepala mama. Mama terkejut dibuatnya.

“Dasar anjing murahan. Kalau jaka suruh ambil minum buat jaka, ambilnya segelas saja. Sekarang kalau memang mama haus nih hisap kontol jaka sampe mama minum peju jaka.”

Aku berbaring, mama lalu berlutut langsung menghisap kontolku. Hingga kusemburkan kontolku. Dua semburan pertama langsung ke tenggorokan mama. setelah semburanku reda, mama melepaskan kontolku dan menggosokannya ke susu mama.

“Jangan ditelan dulu. Sini jaka liat. Bagus… udah sekarang telan aja semuanya.”

Mama pun menelan spermaku. Juga menjilati sisa yang ada di susunya.

“Mulai sekarang, mama mesti nurut sama jaka. Kalau tidak, mama rasakan saja akibatnya.”

Kupegang kepala mama dan kudekatkan ke kontolku.

“Bersihkan!”

Sementara mama menghisap kontolku aku meminum minumanku. Mama melepaskan mulut dari kontol lalu menatapku. Kupegang rambut mama dan kuarahkan kembali ke kontolku. Kini mama memakai tangannya. Tak pelak pelumasku pun menetes. Mama langsung menjilati semuanya.

“Santai aja mah. Jaka tahu mama haus, tapi tenang aja. Atau gini aja, stop dulu mah… bentar …”

Kugeser mama kepinggir, lalu kuangkat kakiku ke meja kopi dan ke pinggir sofa hingga terbentang.

“Sini, jilatin anus jaka mah. Pake tangan mama buat lebarin pantat jaka.”

Mama terkejut. Namun langsung menuruti perintahku. Mama menyentuhkan lidah di anusku. Ternyata mama menikmati juga aksi ini. Bahkan mama agak memasukan lidah ke anusku. Tangan mama kini menyentuh kontolku. Bahkan meremas dan mengocoknya. Aku langsung bangkit dan menatap mama.

“Eee… siapa suruh pake tangan? Kan jaka cuma nyuruh pake lidah!”
“Eh… iya nak, maaf.”
“Udah, gini aja. Coba mama cari tali tambang, terus bawa sini.”

Mama langsung ke garasi mencari tambang. Terus balik lagi, saat melihat mama langsung tanganku mengarah ke meja makan agar mama ke sana. Lalu kuhadapkan dua kursi di sebelah meja.

“Sini mah berlutut dulu di kursi.”

Kuikat mama hingga tubuhnya berbaring di meja sedangkan kakinya bertumpu pada kursi. Sambil mengikat mama kuajak berbincang.

“Jadi gini mah, kalau jaka nyuruh, mama jangan ngelakuin hal lain. Tapi kalau jaka nyuruh mama mesti ikutin. Paham mah?”
“Iii….iiiyyyyyaaa nahk…”

Mama menjerit saat pantatnya kutampar berkali – kali. Lalu kurenggangkan kursi membuat paha mama kini berjauhan. Kulihat memek mama kini agak basah. Kumasukan telunjuk dan mengoboknya. Ternyata ikut basah.

“Kayaknya mamah terus terangsang ya…”
“Hmmm…”
“Bukankah tiap orang tua harus mementingkan kebahagiaan anaknya. Mulai sekarang dini aja mah. Kalau mama mau keluar, mama mesti mohon dulu sama jaka. Kalau jaka izinin, baru deh mama keluar. Kalau mama keluar tanpa izin jaka, nih akibatnya…”

Kuambil ikat pinggang kulitku. Meski kulitnya imitasi, namun ini bukan tentang asli atau tidaknya sebuah ikat pinggang. Kupecut pantat mama pake ikat pinggangku. Mama menggelepar dibuatnya.

“Udah nak… sakit… ampun…”

Mama merapatkan gigi sambil mencoba bernafas. Setelah sepuluh pecutan, pantat mama memerah. Kuelus kini pantat mama menyebabkan mama meringis. Kuelus juga memek dan anus mama.

“Mama payah. Apa pun yang jaka lakuin, mama pasti menikmatinya.”

Kuelus anus mama dengan kontolku. Lalu kuludahi anus mama hingga penuh ludah. Kudorong pelan – pelan kontolku. Awalnya susah, kuludahi lagi. Akhirnya masuk sedikit, namun mama kini berteriak. Akhirnya kontolku amblas. Mama tak hentinya berteriak… Lama – lama teriakan mama mulai berubah jadi erangan…

“Nah… liat tuh siapa yang lagi menikmati kontol jaka…”
“Mmmphhh….”
“Mulai kini tubuh mama milik jaka. Ngerti mah…”
“Mmmm… iya nak…”

Tiba – tiba aku teringat lusi, kakakku.

“Bahkan, kalau lagi ada kak lusi pun mama mesti nurut.”
“Tapi nak…”

Kutampar lagi pantat mama.

“Iya… iya… mama akan nurut sama kamu…”

Pembicaraan tentang lusi malah membuat anus mama makin mengempot.

“Mama pingin keluar ya…???”
“Iy..aaa..”
“Sok aja kalau mau keluar mah…”

Kucubit puting mama… mama menjerit merasakan orgasmenya. Kontolku seakan diperas. Akhirnya kutusukkan kontolku dalam dalam dan langsung menyemburkan sperma di anus mama. setelah selesai, kudiamkan beberapa saat. Setelah puas, kubuka temali.

“Ambilkan minum dong mah. Tiga gelas ya.”
“Kayaknya anak mama haus bener.” Pikir mama.

$$$

Saat mama kembali, mama terkejut melihatku yang sedang duduk di sebelah kak lusi. Mama terlihat kaku dan malu karena dari anusnya masih berceceran spermaku. Sedangkan lusi, kini menatap mama sambil mendengar penjelasanku.

“Sini mah, bersihin kontol jaka.!”

Mama langsung berlutut di hadapanku. Mulutnya kini membersihkan kontolku. Sedangkan aku, kujelaskan pada lusi apa yang terjadi. Untung lusi gak histeris, namun mendengarkan sambil penasaran.

“Gimana mamah?”
“Mamah hebat. Apa pun yang jaka mau, selalu mama lakuin.”
“Oh, ya? Dulu juga mama suka banget dientot papa. Mungkin kamu masih kecil banget, tapi kaka suka ngintip kalau mama lagi dientot. Bahkan kakak pernah nonton saat papa ngasih tubuh mama ke temen – temennya buat dientot. Mama sadar gak kalau lusi liat semuanya?”
“Jawab mah kalau ada yang bertanya, gak sopan kalau gak dijawab.”
“Gak..”
“Gak apa?”
“Gak mama gak tahu nak, kalau kamu nonton dulu.”
“Ternyata mama memang pelacur dari dulu. Sini berdiri ngehadep lusi mah.”

Mama diam saja. Kulepas kepala mama dari kontolku lalu kutampar pipinya.

“Kalau disuruh mbok ya nurut mah, biar gak sakit pipinya.”
“IIii…iiiyaaa…”

Mama langsung berdiri di depan kak lusi. Kak lusi melihat tubuh mama dengan tempo lambat dan secara seksama.

“Mama kotor sekali sih. Banyak sperma di mana – mana.”

Aku terkejut saat tangan kak lusi mengelus memek mama. lalu memasukan telunjuk dan mengobok memek mama. Mama menggeliat mungkin karena keenakan. Saat dikeluarkan, telunjuk kak lusi basah.

“Ck… ck… memek mama masih basah nih. Coba berbalik mah! Terus nungging”

Mama berbalik hingga nungging membelakangi kak lusi. Tangan kak lusi kini mengelus pantat mama. dua jari kak lusi kini dimasukan ke anus mama membuat mama menggelinjang – gelinjang. Lalu kak lusi mencabut jarinya. Menjambak rambut mama hingga mama berbalik menatapmnya.

“Bersihkan mah”

Kak lusi menyodorkan jemarinya. Lalu mama mulai menghisap dan menjilati jemari kak lusi hingga bersih.

“Berlutut mah, kayak anjing,” lalu kak lusi bangkit dan memegang rambut mama. kak lusi lusi lalu menggiring mama ke kamar mandi.
“Masuk mah. Bersihin tuh tubuh mama. bener – bener kotor. Jangan lama – lama, lima menitan cukuplah…”

Mama mulai membersihkan tubuhnya hingga selesai. Setelah memakai handuk, kak lusi menyuruh mama keluar lalu duduk di wastafel. Mama menurut. Kak lusi mengambil meja kecil. Mama duduk di wastafel sedangkan kakinya menginjak meja kecil. Paha mama dibuka lebar – lebar. Kak lusi bangkit lalu mengambil hp. Kini kak lusi mengabadikan pose mama dengan hpnya. Kak lusi mengambil beberapa gambar mama. setelah puas, kak lusi mengambil alat cukur.

“Daripada mama bengong, mending mama mainin tuh susu mama.”

Mama langsung memainkan susunya sendiri, sedangkan kak lusi asik mencukur jembut mama. Mama menikmati aksi kak lusi. Bahkan agak sedikit terangsang. Aku datang menghampiri sambil membawa hp. Kuabadikan lagi momen berharga ini. Setelah selesai, kak lusi membersihkan memek mama.

“Coba lebarkan memek pake tangan mama..”

Mama melakukannya. Kuambil lagi momen ini. Kak lusi menyuruh mama memainkan memek memakai jarinya. Setelah puas, mama disuruh menjilati jemarinya. Setelah itu mama disuruh berlutut lagi kayak anjing, kak lusi menjambak rambut mama dan membimbingnya ke ruang tv.

“Bukain pakean lusi dong mah. Terus lipet dan taruh di kursi.”

Mama langsung membuka blus kak lusi. Terus melipat dan menyimpannya di kursi. Begitu pun celana jins kak lusi. Kini kak lusi hanya memakai bh dan panty set. Kak lusi lalu menatapku.

“Gimana, kakak seksi gak?”
“Tentu saja.”

Kontolku menegang. Kak lusi tertawa melihatnya. Kini mama membuka bh kak lusi. Susunya sungguh tak melorot kayak mama. saat mama mau melepaskan panty set, kak lusi menghentikannya.

“St… untuk yang ini jangan pake tangan. Pake gigi mama! awas, jangan sampe robek mah.”

Mama terlihat gemetar. Mama mencoba mengait karet dengan lidah, lalu mencoba menurunkan dengan giginya. Setelah beberapa lama akhrinya melorot juga. Kak lusi mengambil cd nya lalu menghirupnya.

“Hmm… ternyata lusi juga ikut basah mah… kayaknya cd lusi mesti dicuci nih… Buka mulutnya mah…”

Mama membuka mulut. Kak lusi lalu menjejalkan cdnya ke mulut mama. Mama terkejut dibuatnya. Tiba – tiba kak lusi mendekatiku dan memegang kontolku…

“Udah gak tahan ya…”

Tangan kak lusi kini membimbing kepalaku ke susunya. Langsung aja kukenyot. Kak lusi mengangkat kepalaku dan menciumku. Setelah itu kak lusi menyuruhku menyusu lagi.

“Sini mah. Berlutut di belakan lusi!”

Mama menurutinya.

“Coba bimbing kontol anak mama agar masuk ke sini!”

Kontolku dibimbing memasuki memek kak lusi oleh tangan mama. sambil berdiri akhirnya kontolku bisa masuk juga. Kuentot kak lusi sambil menyusu dan memainkan susunya. Kadang kucium juga. Tak lama, kak lusi keluar. Lalu kak lusi hanya diam membiarkan tusukanku.

“Sini mah. Coba bantuin jaka tuh jilatin testis jaka. Keluarin dulu cd lusi.”

Mama melepaskan cd dan melipatnya. Kini mama membelakangiku dan mencoba menjilati testisku. Agak susah memang.

“Udah mah. Jilat aja bool lusi. Sekalian mainin testis jaka pake tangan. Lu kalau mau keluar biilang ya.”
“Siap kak.”

Mama menuruti. Aksi mama membuatku makin cepat keluar.

“Udah gak tahan nih… bentar lagi keluar…”

Aku pun keluar berbarengan dengan keluarnya kak lusi sambil menekan kepala mama ke pantatnya. Setelah puas, kucabut kontolku dan menyuruh mama membersihkannya. Mama lalu menjilati dan membersihkan kontolku dengan mulutnya. Setelah bersih, kak lusi menarik rambut mama.

Seperti yang saya merasa keduanya mulai tenang, aku pindah kembali dan beristirahat di tumit saya. Stacy mengangkat diri dari Isaac ayam, yang berkilau dengan jus gabungan mereka. Ishak memberi tanda hatiku dan aku mengambil kemaluannya di mulut saya dan menjilat dia bersih, lezat kombinasi asin dan tajam dari pria dan wanita yang baru saja cum bersama-sama. Ketika ia bersih, saya merasa rambut saya ditarik ke samping.

“Sekalian bersihin yang ini mah.”

Kepala mama ditekankan ke memek kak lusi. Spermaku yang merembes langsung mama bersihkan dengan mulutnya. Mama bahkan menghisap memek kak lusi. Tangan kak lusi kini membimbing tangan mama agar menyentuh susunya. Kini tangan mama memainkan susu kak lusi, sedangkan lidah mama menyapu memek kak lusi.

“Mama kegatelan yah… Jaka, coba lu garuk bool mama pake kontol lu! Gini aja, lu diam aja jak, biar mama yang gerak – gerak.”

Kuludahi dulu bool mama, lalu kumasukan pelan – pelan. Mama terlihat meringis. Setelah masuk seluruhnya, kudiamkan. Mama lalu menggoyangkan pantatnya maju mundur. Hingga akhirnya mama terlihat menikmatinya. Kini lusi mendekatkan memeknya ke kepala mama. mama langsung menjilati memek lusi sambil menggoyang pantatnya. Itil kak lusi mama mainkan. Kini satu tangan mama bahkan memainkan susu kak lusi.

Aku sangat menikmatinya. Kutampar pantat mama membuat mama agak mengerang. Tangan kak lusi mencengkram rambut mama agar tak lepas. Kini tangan mama makin liar. Tak kuat akhirnya kusemburkan spermaku di bool mama. kak lusi pun akhirnya keluar. Mama ikut mengejang. Boolnya mencengkram erat. Mama pun keluar.

Kulepaskan kontolku. Mama dibimbing duduk di sofa oleh kak lusi. Air mata jatuh di pipi mama yang langsung dijilati kak lusi… Kubawa mama ke kamarnya.

“Mama memang pintar. Sekarang mama istirahat saja.”
“Iya nak.”
“Oh iya. Besok ada hukuman buat mama karena keluar tanpa izin jaka.”

Aku pun melangkah keluar kamar mama.

Mama bangun jam tujuh. Dulu papa meninggalkan warisan yang sangat cukup bagi kami. Makanya mama tak bekerja. Mama lalu memakai celana pendek dan t-shirt. Seperti biasa mama mulai bersih – bersih di rumah. Meski kaya, namun rumah kami sederhana. Setelah usai, mama santai menghirup kopi di meja.

Aku bangun hampir bareng dengan kak lusi. Kak lusi lalu mengambil semua kartu mama lalu pamit ke mama untuk belanja. Tak lupa mengajakku. Kami pergi naik mobil. Di pintu kami meninggalkan nota berisi : bersihkan kamar tidur dan kamar mandi. Masukan pakaian yang berserakan ke tas.

Sengaja kami kosongkan lemari karena kami akan beli lagi sekarang. Saat kami datang, kusuruh mama ambil barang di mobil. Mama kembali membawa belanjaan kami. Mama mendapati kak lusi lagi ngerokok sambil duduk. Sedangkan aku bersender di wastafel. Kak lusi bahkan menyemburkan asap ke wajah mama.

“Mah, jaka kayaknya sakit deh mah. Coba mama isep kontolnya biar sembuh.”

Mama langsung berlutut di depanku. Membuka celana dan mengeluarkan kontolku. Mama mulai menikmati kontolku dengan mulutnya, pelan.

“Santai amat mah… Kita sibuk nih. Sini lusi bangkit.”

Mama mengira kak lusi akan ikutan isep kontolku. Ternyata tangan kak lusi memegang rambut mama dan memaju mundurkannya dengan cepat hingga kocokan mulut mama pun makin cepat.

“Kalau lu mau keluar bilang dulu jak!”
“Ehhhgghh… Oke….”

Kepala mama didorong kadang hingga mentok. Hingga hidung mama menempel pada jembutku. Kini air liur mama mulai menetes. Kukasih tahu kak lisa aku mau keluar. Kini tangan kak lusi menekan kepala mama sampai mentok. Akhirnya kucrotkan spermaku di mulut mama. mama mencoba menelan semuanya. Setelah selesai, mama membersihkan kontolku.

“Ganti bajunya mah. Kusut tuh. Pake gaun pendek aja. Abis itu langsung ke mobil ya. Oh ya, gak usah pake cd dan bh mah.”

Setelah berias, mama langsung menunggu kami di mobil. Beberapa saat kemudian aku dan kak lusi datang. Kak lusi menyuruh mama duduk di tengah, sebelahnya. Sedangkan aku belakang kemudi.

“Biar gak jenuh coba mama mainkan memek mama pake jari.”

Mama mulai memainkan jemarinya. Lalu menutup matanya.

“Buka matanya mah.”

Mama membuka matanya. Mama terlihat sangat menikmati aksinya. Bahkan sepertinya mama mau keluar…

“Stop. Jangan sampe keluar tanpa lusi izinin mah. Cabut tangan mama. Apa lusi nyuruh mama keluar tadi?”
“Eeennn enngggak…”
“Tapi mama udah mau keluar kan?”
“ii iiiyyyaaaa…”
“Dasar pelacur murahan….”

Kini kak lusi membelai tangan mama.

“Keluarkan sekarang juga mah.”

Mama kembali memainkan memeknya. Sedangkan tangan yang satu memegang tangan kak lusi. Tangan kak lusi diremas saat mama kejang menikmati orgasmenya. Setelah selesai, tangan mama diambil kak lusi lalu menjilatinya.

****

Kukendarai mobil menuju dealer. Kami berjalan melihat – lihat.

“Selamat pagi. Saya ipul, silakan lihat – lihat.”

Seorang sales mendekati. Kak lusi meminta kartu namanya dan bilang kalau sekarang hanya ingin lihat – lihat saja. Silakan kalau mau kembali, nanti kalau tertarik kak lusi akan menghubunginya. Sales itu berterimakasih lalu mundur pelan – pelan. Kak lusi lalu bertanya padaku mau yang mana. Kutunjuk sebuah mobil. Setelah itu kak lusi kembali memanggil ipul.

“Jadi gini pak, bisa kita ngobrol di ruangan?”
“Iya bu, sebelah sini.”

Setelah di ruangan. Semuanya kak lusi yang tanganin.

“Langsung aja pak, kami ingin mobil ini dan ini.”
“Iya bu. Prosesnya kira – kira beberapa hari lagi.”
“Kami ingin langsung jadi pak. Bahkan kalau perlu, panggil aja sekalian manajernya.”
“Baiklah bu tunggu sebentar.”

…

“Selamat datang. Perkenalkan saya hari.”

Negosiasi berjalan cukup alot. Sepertinya belum akan ada titik terang..

“Baiklah bapak – bapak, kalau bapak setuju, saya kasih bonus buat bapak. Ayo naik ke meja dan angkat roknya!”

Kami semua terkejut mendengarnya. Namun, ternyata mendengar kata – kata kak lusi membuat mama terangsang. Mama naik dan mengangkat gaunnya hingga ke leher. Putingnya mengeras.

“Kasihliat memek lu yang basah”

Mama melebarkan paha dan memberlihatkan betapa basah memeknya. Pak hari dan pak ipul masih diam terkesima.

“Kalau bapak setuju, silakan nikmati pelacur ini.”

Ipul terlihat cemas. Mama lalu mencelupkan jemari ke memek lalu menariknya. Jemari mama langsung mama hisap hingga rok mama jatuh kembali. Mama kini mengelus susunya lalu duduk.

“Ya udah kalau gak setuju. Yuk kita pergi.”
“Tunggu, biar saya urus dulu dokumennya. Saya mohon diri sebentar saja.”

Pak hari mulai menyiapkan syarat – syarat lalu keluar. Sesaat kemudian kembali lagi.

“Jak, coba lu perhatiin tuh biar gak salah.”

Aku pun keluar mengikut petugas pengurus dokumen. Sementara di dalam.

“Sini pak ipul. Duduk aja di meja. Biar mama bisa ngerasain kontol pak ipul.”
“Apa… ibb…ibunya…???”
“Iya. Terus? Kalau gak mau ya ndak apa – apa…”
“TTtuuungguuu…”
“Layani mereka mah!”

Mama menghampiri ipul yang duduk melongo. Mama mencoba melepaskan kontol ipul. Setelah bebas mama langsung memainkan kontolnya. Pintu terbuka, ternyata pak hari datang lagi.

“Gila pak… Wanita ini ibunya mereka!”
“Apa….”
“Kalau mau silakan nikmati aja pak!”

Pak hari mendekati pantat mama. Lalu menurunkan celananya hingga kontolnya terbebas. Kini pak hari berusaha memasukan kontolnya dari belakang. Dorongan kontol pak hari membuat kontol ipul makin mentok di mulut mama. kini pak hari mengentot mama dengan tempo lambat.

“Mimpi apa gw semalem…???”
“Udah pul… nikmatin aja…!!!”

Tangan ipul kini memegang rambut mama dan terus menggerakan kepala mama hingga menekan dan mendiamkan saat ipul menyemburkan sperma di mulut mama. mama berusaha menelan semuanya hingga tangan ipul pun lepas. Melihat ipul orgasme pak hari pun tersenyum.

“Pul, cek tuh dibelakang udah kelar belum. Tapi kamu gak usah banyak bicara!”
“Siap pak!”

Pemandangan yang ada rupanya sungguh menggairahkan. Kini kak lusi duduk di dekat kepala mama. kepala mama diarahkan ke memek kak lusi. Mama kini menjilati dan memainkan memek kak lusi dengan mulutnya. Pak hari makin tercengang dibuatnya. Tak pelak pak hari pun membercepat goyangan tanda akan ejakulasi. Pantat mama pun dicengkram erat dan kontol pak hari ditusukan sedalam mungkin sembari menyemburkan spermanya di memek mama. Sedangkan kak lusi pun mengejang orgasme melihat pak hari keluar.

“Bersihkan tuh kontol pak hari.”

Mama menuruti sementara kak lusi kembali berpakaian. Setelah bersih pak hari keluar sedangkan mama kusuruh duduk. Sepuluh menit kemudian pak hari datang sambil membawa dokumen. Transaksi selesai. Aku membawa mobilku untuk pamer ke teman. Sedangkan mama ikut sama kak lusi.

Ah… betapa indahnya. Dunia terasa. Tiap hari kuentot mama. Alangkah syahdunya seakan terasa bagaikan ku di alam surga.

Sekian.