The Dark of Religion ( No SARA )

Update tergantung mood !!! POV ARDHI GUNAWAN. Cinta ? Apa itu cinta. Aku sudah membuang makna dari cinta itu sendiri. Bagiku saat ini, wanita tak ubahnya hanyalah sebagai alat pemuas nafsuku yang tak terbendung ini lagi. Lagian, siapa suruh mereka menonjolkan lekuk tubuh mereka. Bukankah mereka sendiri yang memancing syahwat para kaum adam ? Benarkan, kalian setuju pendapatku kan ? *** Ah sialan, ini batang yang terakhir. Gumamku saat melihat kotak putih itu hanya menyisakan satu batang rokok lagi. Mana cukup untuk sampai nanti malam. Lalu aku menghela nafas. Melirik sedikit ke arah wanita itu. Sepertinya bisa nih. ” Kak, ardhi ambil uang dalam laci ya buat beli rokok.” Ucapku sambil merogoh uang sepuluh ribuan dalam laci. ” Iya, ambil aja Ardhi ” Jawabnya sambil menggeser sedikit pantatnya agar memudahkan aku membuka laci meja itu. Setelah mendapatkan apa yang ku butuhkan, aku beranjak keluar untuk segera membeli sebungkus rokok favoritku. ” Hai tante… Dah mau tutup nte ? ” Ucapku kepada salah seorang tetangga kedai abangku. Sebetulnya hanya sekedar basa-basi aja sih. Ia menjawab sekedarnya saja sambil di iringi sedikit senyuman. Aku berbalas senyum juga kepadanya tanpa disadari mataku mengarah ke pantatnya. Jam menunjukkan pukul 17:45 WIB. Suara ngaji di mushalla dekat kedai abangku mulai terdengar. Aku melirik ke meja kasir, kakak ku juga sudah siap – siap untuk pulang. Aku menghela nafas panjang, kini giliran aku yang sendirian hingga malam. Melanjutkan hari – hari yang, sebetulnya cukup membosankan. ” Ardhi, kak pulang dulu ya. ” Ucapnya sambil tergesa – gesa, karena memang diluar awan mulai mendung disertai angin cukup kencang. Aku hanya mengangguk saja, fokus membuka media sosial yang memang ku fokuskan untuk kegiatan perburuan malamku. Dan seperti yang ku bilang tadi, rintik kecil mulai berjatuhan. Dari yang awalnya satu persatu, pelan namun pasti mulai berderai lebat tak terbendung. Untungnya, kakak ku sudah lebih dulu melangkah pergi dengan motor matic kesayangannya. Kan kasihan juga apabila ia terjebak disini hingga malam. Suasana hening, namun berisik. Maksudnya, keadaan sekelilingku terasa sepi, hanya di isi oleh suara derasnya hujan diluar. Kali ini, giliranku yang duduk di balik meja kasir. Mataku mengelilingi barang – barang yang ada di atas meja, membosankan. Tapi tunggu dulu, dompet kakak ku ketinggalan ! Ah cerobohnya dia. Aku mencoba untuk menyingkirkannya ke tepi, tapi ada yang aneh. Dompet ini terlalu ringan, terasa kosong. Ketika aku coba untuk membuka isinya, ah benar saja. Isinya hanya ada kartu SIM, jarum peniti dan beberapa sedikit kotoran debu. Entah ide darimana, dan bisikan siapa, reflek aku menghirup aroma dompet miliknya. Ah wangi. Sialan, kenapa aku malah bergairah hanya karna dompet kotor dan jelek ini ? Dan lagi, entah bisikan dari siapa, muncul ide gila aku untuk menaruh spermaku ke dalam dompet ini. Ah, suasananya pas, cuaca mendukung. Bermodalkan koleksi foto di media sosial miliknya, aku mulai onani dengan membayangkannya. Sialan, sensasi ini luar biasa. Berada dilevel yang berbeda. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, ternyata rasanya senikmat ini. Bahkan tidak butuh waktu lama untuk aku ejakulasi dan memuntahkan banyak sekali cairan sperma ke dalam dompet milik kakakku ini. Ya benar, kakak sepupuku sendiri !!

 

POV Erika Putri Chaniago Aku tersentak dari tidurku ! Sambil mengumpulkan nyawa, ku lirik HP yang sedari tadi bergetar. One message from My Love. Deg !!! Apa – apaan ini ??? Kenapa, bagaimana bisa, semua tanda tanya yang ada dikepalaku hanya berputar-putar layaknya animasi pada kartun zaman aku kecil dulu. Ya. Hanya sebatas itu. Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Kejadian ini sudah tidak terhitung lagi menghampiri hidupku. Aku hampir putus asa. Di umurku yang tidak lagi bisa dibilang muda, apakah aku salah jika putus asa bahwa sepertinya aku tidak memiliki jodoh di dunia ini ? Apakah fisik ku jelek sehingga mereka yang katanya akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius denganku, tiba – tiba berubah fikiran, seperti malam ini ? Ya tuhan.. Aku sudah tidak tahan lagi… *** Pagi ini, aku mengawali hariku dengan sedikit lemas. Dan ya tentu saja, perkara pria pengecut yang semalam hilang tanpa jejak. Aku tidak menyalahkannya. Lagian, apa sih yang diharapkan dari wanita sepertiku ini ? Kolot, kulit berwarna gelap, tubuhku yang cenderung kurus alih – alih berisi bak pekerja kantoran. Masa depanku ?? Haha, apa yang mau di harapkan dari kerja bersama saudara kandung. Ya, abangku sendiri. Jangan tanya seberapa keras usahaku untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, percayalah aku sudah mencobanya. Namun sepertinya dengan penampilanku yang seperti ini siapa yang mau? Walau dengan title-ku sebagai seorang sarjana. Ah… Masih saja seperti biasanya. Ardhi, adik sepupuku yang selalu saja masih tidur jam segini. Lagi dan lagi, rutinitasku hanya begini. Membuka kedai, membangunkan adik ku, lalu menunggu pembeli. Bertahun – tahun lamanya. ” Ardhi… Ardhi… Bangun.. ” Teriak ku dari kejauhan. Sementara aku membereskan sisa abu rokok yang berserakan di atas meja kasir. Ah ya. Aku baru ingat. Dompetku semalam ketinggalan disini. Tapi ini apa ya? Apakah adik ku menumpahkan sesuatu ke dompetku semalam ? Entah reflek atau bagaimana, aku mencoba mencium area yang ku lihat seperti ingus yang sudah mengering itu. Uueeekk Apa ini, aromanya sangat aneh.