Tono dan para wanitanya… Arc 2 : Intan

Salam buat suhu suhu semuanya. sebut saja nama saya Tono (samaran). kali ini saya coba create thread baru karena kasus yang sebelumnya ada PK dan lapor ke modelnya maka atas saran moderator @willdickmaka saya post di tempat baru. Prolog profil saya saat ini usia 30th, seorang pria biasa biasa saja yang telah memiliki istri 1 yang berusia 25th (nanti ada story tentang wife juga). cerita ini akan bermula pada th 2007 (18th) dimana saya baru pertama kuliah dan mengenal bagaimana pacaran dan “service” yang bisa didapatkan dari seorang pacar. so lets get started. tapi sabar ya suhu kalau mungkin pengembangan ceritanya lambat karena berusaha menceritakan kejadian nyata yang pernah saya alami se real mungkin. untuk sebagian cerita repost dari yang sebelumnya dan akan saya lanjutkan.
untuk suhu suhu pembaca lama check poin sebelumnya ada di chapter 49. disclaimer : tidak bermaksud SARA, maupun menjelek2an suatu institusi. hanya pengalaman pribadi saja dan sebagian improvisasi cerita. bila ada kesamaan nama tokoh di tempat kejadian tertentu itu semua tidak ada unsur kesengajaan karena nama tokoh dan beberapa tempat sudah saya ganti dengan tempat lain. dan bila ada yang merasa kenal dengan “Tono”, PM aja ya. berikut para character yang terkait dengan story ini.

 

–POV Tono– “ah sudah tidak terasa skarang sudah lulus SMA, dan masuk kampus” batin Tono dalam hati. seorang pria yang kelamaan jomblo karena ngejar-ngejar 1 cewe doang dari jaman SMP sampe skarang dan tidak berbalas. sebut saja Rasti. Rasti juga sudah kuliah luar kota di malang dan aku tetap di surabaya. biasanya ada yang menemani walau bukan pacaran, sekarang udah gak ada lagi (maklum bucin). tiba-tiba ada sms masuk (2007 masih jaman hape n*kia). Rency : “Tono…pinjem dong cd yg kmrn km ceritain” Tono : “waduh yang mana ya?” (pura-pura bloon karena sebelumnya keceplosan punya CD hentai) Rency : “ituh yg di tempat les sempet km ceritain…yg HENTAI” Tono : “oh ok tar sore yak ku anter kerumah” Rency : “ok kutunggu y…CU” sedikit back story, Rency ini teman saat les mendekati ujian kelulusan SMA di suatu tempat les yg cukup punya nama di surabaya. -sore harinya aku beneran datang kerumahnya Rency- Rency : “eh Tono akhirnya datang juga….sini-sini masuk” rency dengan pakaian ala rumahnya yang hanya mengenakan tanktop hitam dan hotpants yang tidak bisa menutupi belahannya. Tono yang masih remaja dan selama ini hanya pernah melihat aurat cewe dari internet pun mulai tergoda. “wah gimana ya kalau Rency aku deketin aja? tapi…dia jomblo gak ya?tapi…kan aku sudah punya Rasti…tapi…Rasti kan gak membalas perasaanku….duh gimana ya?” pikiran Tono pun galau. antara akal sehat dan nafsu yang makin menggelora. “ah masa bodo ah deketin aja” Tono : “Ren kok sepi ya? pada kemana semua?” Rency : “iya lah No jam berapa ini masih jam 1 siang, pada kerja papa mama ku. dirumah juga sama si gukguk tuh. eh kenalin dulu namanya Cleo” Rency ngenalin anjing peliharaannya yang berjenis mini pinscher. Tono : “eh kan aku gak boleh pegang anjing Ren….tar harus cari pasir lagi” Rency : “haha..***k apalah sesekali…Cleo kenalan dulu cleo sama om Tono” Tono : “dih dipanggil om, emang muka ku tua amat yak? kita juga seumuran kali Ren” Rency : “yee…kan Cleo tuh udah kayak anak asuh aku kali…teman mamanya di panggil om dong” Tono : “haha kamu nih cakep-cakep tapi rada ya” Rency : “rada apa?rada seksi?” (sambil mendekat ke Tono dan agak menunduk jadi belahannya makin kelihatan) Tono : “iya dah iya…(duh gak nahan)…etapi aku pulang dulu aja ya…udah tar kalau selesai copy atau baca hentai nya kabarin aja tar aku ambil” Tono yang udah mupeng parah terpaksa ijin pulang karena keluguannya yang belum pernah kontak sedekat ini sebelumnya sama cewe. Rency : “makasi ya No. tar ku hub.” sambil mengecup pipi Tono Tono yang kikuk pun pulang dengan muka merah dan mupeng parah. dalam hati sudah membulatkan tekad. “OK coba aku deketin dulu si Rency…kalau jadi pacar kan asik kali ya…” “Tapi gimana ya kalau Rency salah faham, di CD itukan genrenya random, ada beastiality, incest, gangbang, exibitionis….duh…” Tono baru sadar kalau hentainya yang dia punya agak “kurang normal” karena cuma copas pemberian teman. dan kemudian pendekatan Tono ke Rency pun berlangsung selama 1 bulan…. –POV Rency setelah Tono pulang– “duh si Tono ini polos amat sih. makin bikin penasaran aja. coba ah aku buka CD yang tadi Tono pinjamin” setelah CD hentai itu di masukkan ke laptop dan dibaca 1 – 1 judulnya, Rency menemukan beberapa story yang manarik. “ternyata Tono sukanya yang beginian ya? unik juga sih. aku juga gak pernah kepikiran ada cerita manusia bisa ML sama hewan. lucu dan seru sih kayaknya….hmmm….” Rency sambil melirik ke arah Cleo. “Cleo juga lagi masa kawin nih akhir-akhir ini. masa, kaki ku , kaki mama ku, tangan budhe ku jadi korban sering di gesek-gesek. apa aku carikan betina aja ya buat Cleo. kasihan. tapi….apa aku coba sendiri ya?” “ah aku kan masih virgin, masa iya pertama kali sama anjing piaraan sendiri..***k ah” Rency yang selama ini pacaran cuma maximal peting doang sama mantan-mantannya, meski nafsunya cukup tinggi tapi dari SMP pertama kali kissing berujung peting gak pernah sampe kebobolan having sex.

 

The EX 01 – Chapter 02
Timeline : 2007 akhir —sebulan setelah jadian— setelah sebulan PDKT akhirnya Tono berani untuk “nembak” si Rency dan tanpa diduga oleh Tono yang sebelumnya selalu ditolak sama cewe (Rasti), Tono diterima oleh Rency. meski dengan segala perbedaan yang ada mereka tetap menjalin cinta bersama. —ruang tamu rumah Rency Rency : “yank….kamu sebelumnya blom pernah ciuman ya?” Tono : (dengan sok sok an biar gak di anggap cupu) “pernah kok yank….dulu pas SMP sama TTM aku tuh.” (padahal bohong) Rency : “ah masa?aku aja yang udah jadian ama kamu blom pernah kamu apa-apain yank” Tono: “yee…malah minta..***k enak ah suasananya…ada budhemu tuh d ruang sebelah…masa minta aku cium disini sekarang?” Rency : “bilang aja gak berani…week” Tono dengan segala kecupuannya saat itu merasa tertantang oleh Rency. langsung mendekap Rency dan langsung menciumnya dengan kasar (sebelumnya belum pernah ciuman). Rency yang gelagapan saat itu langsung reflek mencoba mendorong badan Tono. karena Rency kaget dan gak bisa nafas. untung saja Rency tidak reflek untuk teriak, karena saat itu dirumah ada budhe (kakak dari ibu Rency) yang memang tinggal bersama mereka 1 rumah. bisa bahaya bila ketahuan. Rency : “Duh…pelan pelan dong yank…kan kaget akutuh” Tono : “Ya abisnya kamu sih nantangin.” Rency : “iya deh aku yang salah…sini lagi…” Rency pun kemudian yang memulai mencium Tono dan suasana mulai menjadi panas. dengan berbekal pengetahuan di film film biru yang pernah Tono tonton, tangan Tono mulai meraba Dada Rency. dan saat itu Tono baru sadar kalau Rency tidak mengenakan bra. Tono pun baru kali ini merasakan payudara seorang wanita setelah selama ini jones bucin diperbudak oleh perasaan cintanya pada 1 orang yang tidak pernah membalasnya. Rency : “aahh…yank…” Rency pun mulai mendesah setelah Tono mulai meremas payudaranya. Tono : “Ren…sakit kah?” Tono dengan segala kepolosannya bertanya. Rency : (menggeleng dan menggigit bibirnya sendiri) dan kemudian mereka kembali berciuman Tono yang sudah sangat bernafsu pun akhirnya memberanikan diri membuka tanktop Rency dan kemudian ciumannya pun turun ke leher Rency. dan mulai meremas dada Rency yang tidak terhalang lagi oleh tanktop. semakin lama semakin keras remasan Tono pada dada Rency. dan Tono kemudian menjepit puting Rency yang sudah menegang dengan sangat keras sampai Rency akhirnya teriak. Rency : “AAAAHHHHH….” Budhe : “Rency, Tono…ada apa d depan?” Tono dan Rency pun yang mendengar suara budhenya dari ruang sebelah mulai panik. Rency segera membetulkan posisi tanktopnya kembali dan menjawab. Rency : “Gak kenapa kenapa kok budhe…cuma ini filmnya serem…aku kaget” (saat itu memang Rency dan Tono suka sekali nonton film di ruang tamu bersama) Budhe : “oh ya udah kalau gitu…Tono, Rency jaga rumah dulu ya. Budhe mau tidur siang dulu. jagain Cleo sekalian ya biar gak keluar rumah” Tono : “Siap budhe…” Dan kemudian situasi kembali aman. Tono : “eh yank maaf ya…tadi kekencengan…” Rency : “gak apa apa kali yank…aku nya aja yang kaget. terbukti sudah.” Tono : “terbukti apa?” Rency : “iya…kamu tuh masih belom pernah kissing kan…” Tono : “iya deh iya…kan kamu pacar pertama ku Ren. kamu tuh yang udah ahli banget percaya deh.” Rency : “hihihi” Tono : “oh ya yank…hmm…kamu dulu sejauh apa sih sama mantan-mantan mu?aku kok jadi penasaran” Rency : “penasaran apa horny?” Tono : “penasaran doang…lagian kan sekarang kamu sudah sama aku. dan gak seharusnya kan ada rahasia masa lalu. kasih tau dong.” Rency : “hmm…jangan kaget ya…aku paling jauh tuh cuma sampe peting kok. nih masih virgin. aku gak berani berbuat lebih dari itu. karena….” Tono : “karena apa?” Rency : “karena masa lalu ibu bapak aku…mama papa aku yang ini bukan ortu kandungku tapi kakak dari ibu kandungku yg asli.” Tono : “hah? gimana gimana?” Rency : “iya…ibu ku tuh adik dari mama aku…jadi aku ini statusnya anak angkat karena mama aku belum punya anak sampai sekarang dan mengangkat aku sebagai anaknya…karena adiknya (ibu aku) itu dulu hamil diluar nikah sama bapak aku…coba deh liat ini foto ibu aku. mirip aku kan..dibanding sama mama aku.” Tono : “lalu?” Rency : “iya maka dari itu aku tuh gak mau ML sebelum resmi menikah gitu sayang….tar kejadian lagi kayak ibu aku yang hamil diluar nikah…masih SMA pula…ah sudah sudah jangan bahas masa lalu ibu aku” (tar kena pasal underage kalau cerita) Tono : “lalu?” (masih speechless) Rency : “lalu lalu mulu…udah gitu aja” Tono : “bukan yank maksud aku tuh…kamu udah peting itu sama mantan yang mana dan kapan?” Rency : “oh kirain…” Rency : “mantan aku yang terakhir putus pas SMA yank. ya kebawa nafsu aja tapi aku masih bisa jaga diri kok…sering sih tapi….”dan Rency pun terdiam. Tono : “masa sih?” kemudian Tono kembali mencium Rency dengan lebih mesra. dan kali ini Tono langsung melucuti tanktop dari Rency dan kembali meremas dengan gemas buah dadanya yang superbesar itu. kemudian Tono mulai merebahkan Rency di kursi dan ciumannya pun berubah menjadi hisapan pada payudara kiri Rency dan payudara kanan Rency tetap menjadi bulan-bulanan jari jemari Tono. tangan Rency pun menutup mulutnya agar tidak mendesah. Tono pun yang merasa mendapat lampu hijau mulai mengarahkan tangan kirinya ke arah bawah. kearah missV Rency. dan Tono tetap menggigit gigit kecil payudara kiri Rency. Rency: “yank…stop…ahh…stop…jangan…jangan…ahh…” dan Rency kembali menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tono pun tak menghiraukannya dan tetap menelusupkan tangannya di dalam hotpants Rency. mulai meraba missV Rency. dan kemudian menyelipkan jari-jemarinya nya kedalam. dan Tono pun merasakan sesuatu. suatu lapisan yang sangat lembut dan Tono pun kemudian percaya kalau Rency masih Virgin. tetapi tangan Tono pun tetap bermain disekitaran selaput itu dan sesekali menekannya lembut. Rency : “yank…udah….aaahhhhhhhh” Rency pun orgasme dan tangan Rency menekan kepala Tono yang sedang menghisap payudara kiri Rency. Tono yang susah bernafas pun reflek menggigit puting Rency…untung saja tidak berdarah. dan pergumulan itu pun berakhir dengan celana dan kursi ruang tamu Rency yang basah. tanpa disadari juga. Cleo sedari tadi mengamati dari pojok ruangan. —bersambung ke chapter 3—

The EX 01 – Chapter 03
Timeline : 2008 awal Tono dan Rency yang sudah cukup lama pacaran dan sering bergumul pun memulai babak barunya di tahun ini. Dengan perbedaan yang semakin jelas nyata, cinta mereka masih saja sangat dalam. Meski mulai ada pertentangan dari kedua belah keluarga karena “perbedaan” tersebut. Tono yang sudah dimabuk cinta pun mulai lepas kendali dan sedikit demi sedikit mulai melupakan bayang-bayang cinta pertamanya yang dikejar-kejar sedari SMP. ya…memang disini Tono tidak jujur dengan Rency kalau Tono masih ada perasaan sedikit terhadap Rasti, dan masih saling contact walau cuma telephone. Tetapi Tono pun dilain sisi sudah mulai sangat “needy” dengan Rency. Tono : “yank…kerumah yuk…biasa nge game…kemarin abis install Dynasty Warior lho di PC…mau?” Rency : ”ayo ayo aku mau yank…aku juga penasaran pengen main” Tono : “yuk dah ku jemput sekarang ke kampusmu…kamu pulang jam berapa?” (kampus Rency dan Tono beda) Rency : “hmm jam 10 siang udah kelar kelas tapi 3 sore sih udah kelar magang di perpus yank” Tono: “ok yank aku jemput nanti” –jam 2:30 siang pun Tono sudah sampai di kampus Rency– Tono : “hmm jam segini kemana dulu ya?kampusnya luas banget dah apa langsung ke perpus ya?ok dah ke perpus aja” –sesampainya di perpus– Tono : “Rency dimana ya kok d counter nya gak ada??coba keliling dl ah” Kemudian Tono melihat Rency di salah satu lorong buku sedang membantu para senior angkatan yang sedang mencari referensi untuk skripsinya. Dan seniornya cowo semua. Tono pun mengamati dari jauh tanpa mengganggu kerja Rency karena memang masih jam nya untuk magang. Dan sekelebat fikiran mesum pun melintas di otak Tono. Tono : “hmmm…Rency seksi amat ya kalau dilihat-lihat…ah aku kan sudah menjelajahi seluruh jengkal sisi tubuhnya…kenapa baru terpikir sekarang….sayang banget kalau cuma aku yang bisa menikmatimu Ren…apa mereka gak mupeng ya melihat tonjolan dada Rency yang nampak jelas begitu…” Tak lama kemudian Rency menyadari keberadaan Tono di kejauhan. Rency : “SAYAANKKKK….” teriaknya dari kejauhan..dan Tono pun cuma melambaikan tangannya…dan kemudian Rency pun menghampiri. Rency : “udah lama sampainya?kok gak kabar-kabar sih…” Tono : “oh iya lama banget dah aku disini tadi perhatiin kamu” Rency : “ah kamu…yuk dah jam 3 aku absen dulu ya” Tono : “ok aku tunggu di sebelah ya? Aku keluarin motor dulu” Rency : “iya ok…aku gak lama kok cuma absen bentaran aja.” Tono pun kemudian pergi ke parkir motor untuk mengambil motor dan menunggu di sebelah kampus Rency tempat biasanya kalau antar jemput mahasiswa kampus tersebut. Dan tak lama kemudian Rency menghampiri Tono yang sudah menunggu sedari tadi…tetapi Rency tidak sendiri. Rency keluar dari kampus bersama teman-teman magangnya (Dony dan Freddy). Freddy : “cyeh yang udah dijemput mau pacaran ya?” Rency : “hus…masih bocah jangan julid…weeek…” Rency : “yuk yank cap cus” Tono : “yuk” kemudian Tono dan Rency pun menuju rumah Tono Dalam perjalanan Tono tetap memikirkan bagaimana keseruan bila terjadi hal-hal yang tidak-tidak di kampusnya…dan nampaknya seru….dan itu membuat nafsu Tono semakin naik.. —sesampai dirumah Tono jam 4 sore— Rency : “sepi ya yank…ibu kemana?” Tono : “belum balik dari pasar yank…yuk masuk” kemudian Tono pun menutup pagar dan pintu rumah. Sesampainya di ruang tamu rumah Tono, Tono langsung memeluk Rency dan Rency pun menyadari sesuatu. Rency : “yank…apa tuh kok udah nonjol banget…kerasa tauk di pantat aku kalau kamu peluk dari belakang gitu…belum aku emut juga kok udah tegang sih?” Tono : “iya nih…aku gak tau kenapa kok lagi sange berat gini…” sambil Tono tetap memeluk Rency dari belakang dan mulai meremas payudara Rency dan mulai menciumi tengkuk lehernya. Rency : “ah yank…jangan disini…nanti ibu pulang tiba-tiba ketauan” Tono pun kemudian mengajak Rency ke kamarnya dan Rency dihempaskannya di kasur. Tono : “aku dah gak tahan nih yank” sambil melucuti celana Rency pun kemudian membantu Tono melepas celananya dan langsung mengulum mrP Tono yang sudah menegang sedari tadi… Rency : “duh yank kamu mikir apa sih kok lebih gede dari biasanya?” Tono pun yang sudah kesetanan tidak menjawab Rency dan tangan Tono pun memegang kepala Rency untuk di tekan keluar masuk secara cepat sampai Rency tersedak karena mrP Tono masuk terlalu dalam ke tenggorokan Rency. Yang terdengar selanjutnya hanya suara “glok glok glok….uhuk…glok glok” Rency kemudian mendorong Tono karena mulai sesak tidak bisa bernafas Rency : “duh yank apaan sih…sabar dong aku kan jadi…..”belum sempat melanjutkan kata-katanya Tono pun menerkam tubuh Rency. Dan mulai melucuti pakaian Rency 1 demi 1. Rency : “yank yannk….stooooppp…bisa sobek baju aku nanti aku gimana pulangnya? Stoooppp” Tono yang sudah tak sabar pun tetap melucuti pakaian Rency…dan kemudian mereka berdua pun telah bugil dikamar…tetapi Tono kali ini tidak hanya ingin sekedar blowjob maupun peting…Tono ingin lebih…dengan posisi misionaris, Tono sudah menimpa tubuh Rency dan siap2 untuk melakukan penetrasi tanpa melakukan rangsangan seperti biasa. Rency pun mulai panik dan berusaha mencegah Tono.. Rency : “sayang stop noo…jangan…”sambil menggelengkan kepalanya Rency : “jangan disitu ya sayang…jangan please…” Tono : “maaf sayang aku sudah gak tahan” dengan berusaha menahan agar tidak melakukan penetrasi di missV Rency Tono : “kalau begitu aku minta yang belakang ya…”sembari merapa lubang anus Rency Rency : “sayang jangan…aku belum pernah….” kemudian Rency sekuat tenaga mendorong Tono dan berhasil menyingkirkan Tono dari atas tubuhnya. Rency yang berhasil terbebas dari tindihan tubuh Tono kemudian berguling ke samping maksud hati ingin merubah posisi jadi duduk untuk menghilangkan shock yang tadi dia alami Tetapi Tono yang sudah kesetanan pun kembali memeluk Rency dari belakang Tono : “Maaf Ren…”kemudian Tono mendorong Rency dari posisi duduk di kasur sehingga terjungkal ke lantai. Dan tanpa menunggu lama Tono pun kemudian mengangkat pinggang Rency yang sedang terjungkal di lantai sehingga posisinya pas untuk penetrasi ala doggy style. Rency : “Yank…stoppp…AAAHHH….” Kemudian Tono pun melakukan penetrasi ke lubang anus Rency sampai mentok. Anehnya penetrasi tersebut tidak terlalu susah. Bukan karena ukuran mrP Tono yang kekecilan, tetapi lubang anus Rency yang sudah agak longgar. Tono pun terus melakukan penetrasi ke anus Rency. Rency : “yank,,,ooohh,,,aahhh,,,stoopp yank…ooooohhh….ooohh….” Rency yang masih di lantai pun mencoba menegakkan tubuhnya sehingga penetrasi Tono pun lebih bisa leluasa. Rency juga tidak memungkiri kalau dia juga sedang bernafsu. Tono yang melihat kesempatan ini tidak ambil diam. Tangan Tono yang sebelumnya berada di pinggang Rency pun berpindah ke arah payudara Rency dan mulai meremasnya kencang-kencang…. Rency : “aahh…pelan-pelan yank…aaahhhh…aaaaaahhhh…AAAHHHH…” Tono : “sudah nikmati aja yank…niiih….” Tono tetap menghujamkan mrP nya dan meremas payudara Rency dengan keras… Rency : “aahh…aahhhh…sayang sudah aku mau keluaaa…AAAAHHH” Lantai kamar Tono pun banjir dengan cairan Rency membuat paha Tono dan Rency menjadi lebih licin… Tono : “aku jugaa yank…aku keluarin yaaa…aaaaahh….” Rency yang masih lemas hanya bisa terkulai dilantai menerima semburan sperma Tono yang menyembur didalam lubang pantat Rency….kemudian Tono pun membiarkan semburan spermanya sampai selesai dan mrP nya mulai mengecil perlahan didalam lubang anus Rency. Dan setelah itu mereka terkulai lemas di lantai. Rency : ”makasih ya sayang buat tidak penetrasi di V aku” Rency dengan sisa-sisa tenaganya pun mencium lembut Tono yang tergeletak disisinya. Tono : “sama-sama sayang..i love u…” Dan mereka terkulai lemas berpelukan di lantai kamar… —-bersambung ke chapter 4—

 

The EX 01 – Chapter 04
Timeline : 2008 Tidak dapat dipungkiri bahwa Rency lah yang berpengaruh besar terhadap Tono untuk lebih meng-eksplore keinginan, fetish, bahkan imajinasi Tono untuk urusan Sex. dan Tono pun mulai menyadari untuk melakukan hal-hal lebih lagi terhadap Rency. Dengan membayangkan hal-hal yang tidak terjadi saja nafsu Tono sudah naik, apalagi bila terjadi…. —kantin kampus Rency jam 12 siang— Tono : “yank…aku lihat si Fredy kaya jealous gitu ya sama kamu kalau aku lagi disini” Rency : “iiih apaan sih yank…emang gitu si Fredy sih…biarin aja…haha…yang cemburu tuh si Donny” Tono : “hah kok bisa Dony…kan Dony gak pernah ada respon aneh-aneh kan ya? Diem anaknya tuh…hahaha” Rency : “beneran sayank….katanya dulu pas masih jaman-jaman awal ospek sempet naksir aku…cuma gara-gara dia jatuh dan aku kasih obat merah kakinya” Tono : “oh gitu…kok kamu baru cerita sih yank?” Rency : “yeeee kamu tuh yang gak nanya…weeek…tapi kamu juga belum cerita sesuatu ke aku yank” Tono : “apa?” Rency : “kamu kemarin nafsu banget kenapa?sakit tauk pantat aku…” Tono : “huss jangan bahas d tempat umum napa? Tar aja yank aku ceritain.” Rency : “halah yank gak apa-apa…toh juga rame ini orang-orang sibuk masing-masing gak dengerin kita juga…pelan-pelan aja ceritanya gak apa-apa” Tono : “bener nih?sini ku bisikin deh…aku tuh kemarin bayangin kamu buat show off di kampus. Tampil lebih seksi gitu di tempat umum.” Rency : “apa aku kurang seksi yah yank?” sambil membusungkan dadanya dan membuka 1 kancing paling atas bajunya. Tono : “duh kamu nih bikin aku mupeng aja yank.” Rency : “eh iya kok tegang…hihihi…lucu deh…”sambil tangannya meremas mrP Tono di bawah meja kantin Tono : “emang kamu berani gak tampil lebih?palingan juga gak berani” Rency : “eh siapa bilang…nanti aku buktiin ya…” Tono : “coba skarang, kamu lepas bra kamu aja deh…tuh kancing 1 jangan dikancingin lagi..jadi kamu juga masih pake outer cardigan ini…tipis-tipis aja..” Rency : “ok sayank…sebentar ya aku ke toilet buat lepasin…nanti kamu bawa aja bra aku…” dan Rency pun pergi ke toilet kampusnya yang berada didekat kantin. Rency : “nih yank mana tas kamu aku masukin” sambil membuka tasnya dan memindahkan bra Yang ada didalam tas nya ke tas Tono. Tono pun hanya tersenyum pacarnya mencoba eksib tipis-tipis di kampus. Tono : “oh iya yank…nanti mau aku jemput jam berapa nih?” Rency : “hmmm…jam 7 malem gimana?aku ada tugas ni mau kerjain bareng-bareng yang lain..” Tono : “Fredy sama Dony ikutan?” Rency : “iya sama Felice , Gea, sama Nada juga” Tono : “Ok yank…eh tapi beneran kamu berani kayak gini sampe ntar malem?” Tono mulai ragu untuk meneruskan fetish nya. Rency : “memang kenapa?khawatir ya aku di apa-apain? Hihi” Tono : “iya sih…ya udah kalau ada apa-apa kamu update ke aku ya?” Rency : “siap sayangkuh…” Dan sampai jam 7 malam tidak terjadi apa-apa…dan itu yang membuat Tono makin penasaran dengan fetish nya…untuk lebih dan lebih lagi mengeksploitasi Rency. Setiap Rency mau ke kampus selalu di tanya oleh Tono. “pakai baju apa yank hari ini?yuk aku anterin”. Dan Rency pun merasa Tono akhir-akhir ini semakin care sama dia. Sampai suatu ketika kejadian yang “diinginkan” Tono pun terjadi. Kurang lebih 1 bulan setelah Rency disuruh untuk memakai pakaian yang lebih seksi dan menggoda di kampus. Ada sms masuk ke hape Tono dari nomor tidak dikenal dan ternyata itu dari Fredy pukul 10 pagi. Fredy : “Tono…ini Fredy…” Tono : “oh Fred…ada apa Fred?” Fredy : “eh lu jahat banget sih sama Rency…sejak pacaran sama elu makin kayak pecun aja tuh anak” Tono : “eh…wait wait kenapa?ada apa emanganya?” Fredy : “Gua tau lu yang nyuruh Rency biar pakaian lebih seksi di kampus…dia jadi bacolan anak sekelas tuh yang gua tau…pada ngomongin Rency belahannya keliatan…lu gak sayang sama cewe lu hah?” Tono : (bersorak dalam hati “nice”)”gini ya fred…Rency bukannya udah seksi ya mau ketutupan atau kagak…sebagai sesama lelaki lu sadar kan kalau aset (payudara) nya Rency itu gak bisa di tutupin?” Fredy : “jujur bener kata lu tapi apa lu gak sayang?” Tono : “lu mau join gua kagak? Gua tau lu juga sering mengamati Rency…walau Rency bilang nggak tapi gua sebagai sesama lelaki faham lah ama gerak gerik lu” Fredy : “wait sebentar, Rency itu sahabat gua, emang join apaan?” Tono : “join buat mengekploitasi Rency, gua yakin lu juga demen kan?” Fredy tidak menjawab sampai 3 jam kemudian Fredy : “maksud lu gimana sih tadi?” Tono : “gini ya fred…gua sadar bahayanya Rency gua suruh exib tipis-tipis di kampus kayak gitu. Dan gua gak bisa mengawasi Rency tiap saat disana…kampus beda…jadi kalau lu mau join gua. Lu bisa mengawasi Rency biar Rency juga aman” Fredy : “ok gua setuju sama permainan lu…apa yang bisa gua bantu?” Fredy setelah berfikir malah tertarik untuk mengekploitasi sahabatnya sendiri. Tono : “udah lu awasin aja dulu. Gua minta bantuan lu itu doang sementara. Btw gimana sih Rency disana kalau gak ada gua?” Fredy : “Rency ada atau gak ada lu juga seperti biasanya, gampang akrab sama orang, terutama cowo…” Tono : “masa?” Fredy : “iya…lu tau blom kalau ada yang nembak Rency minggu lalu di perpus” Tono : “hah?siapa?kok Rency gak ngomong sih” Fredy : “ada anak beda jurusan, Ray namanya. Anak teknik” Tono : “oh terus?” Fredy : “ya ditolak sih sama Rency” Kemudian ada sms masuk lagi dari Rency Rency : “yank…jemput aku dong nanti jam 5 abisnya aku magang” Tono : “ok yank di tempat biasa ya?” Rency : “jangan yank…jemput aku di dalam ya…kan jam 5 perpus tutup…baru dibuka lagi jam 6 malem istirahat 1 jam…aku takut jalan sendiri” Tono : “ok yank jam 5 aku kesana” Tono pun mulai berfikir ada sesuatu, dan Tono kemudian membalas sms Fredy. Tono : “Fred cari tau dong tolong?ada yang aneh kagak di sekitaran Rency?” Fredy : “duh gak bisa gua….gua lagi gak di kampus…” Tono : “oh ok…thanks.” Dan Tono pun berfikir…bagaimana kalau dia telat menjemput Rency dan baru sampai 1 jam setelahnya. Tono rasa itu masuk akal karena kemacetan Surabaya yang cukup parah pada jam pulang kantoran untuk cari alasan. Kira-kira Rency kenapa ya?apakah Rency akan baik-baik saja?atau tidak? Wait me on next chapter…. —bersambung ke Chapter 5—

 

–POV Rency– Hari ini seperti biasanya aku (Rency) dan pacar ku (Tono) pacaran seperti biasanya. Berduaan di kampus ku yang terkenal agak bebas dengan orang luar kampus. Tapi ada sebuah keseruan yang entah mengapa aku juga “mungkin” menikmati hal itu. Tono : “sini ku bisikin deh…aku tuh kemarin bayangin kamu buat show off di kampus. Tampil lebih seksi gitu di tempat umum.” Rency : “apa aku kurang seksi yah yank?” sambil membusungkan dadanya dan membuka 1 kancing paling atas bajunya. Percakapan kecil yang membuatku excited apa yang akan terjadi bila aku bisa lebih dari yang dibayangkan pacarku (Tono). Ini membuat ku juga penasaran. Aku iyakan saja permintaannya untuk tampil lebih “terbuka”. Yah sebenarnya akupun kurang pede dengan body aku yang cenderung overweight. Dan di kampusku sudah biasa bila ada cewe-cewe yang hanya menggunakan mini casual clothes, bahkan ada yang hanya menggunakan tanktop doang. Kalau aku sih juga terkadang mengenakan tanktop tapi buat daleman aja, luarnya masih pakai cardigan, atau kemeja. Tapi aku coba deh ikutin permintaan cowo aku. Tono : “pakai baju apa yank hari ini?” Rency : “ini aku rencana mau pake kemeja aja yank hari ini agak dingin” Tono : “ya udah kalau gitu tapi kamu gak usah pake bra ya” Rency : “hmm nanti kalau gak pakai bra gak kelihatan gede lho yank.” Tono : ”hmmm gitu ya? Ya udah deh tapi kancingnya dilepas 2 ya. Hehe” Rency : “dasar nakal, kamu kan juga gak liat terus, gak 1 kampus juga” Tono : “gak apa-apa kan aku bisa bayangin kamu dari jauh. Pagi ini juga aku antar kan. Hehe” Rency : “nanti kalau aku di tegur dosen gimana hayo? Hari ini juga ada jadwal magang yank” Tono : “palingan dosen mu gak bakal negur yank…yang ada malah ngeliatin terus…terus……” Rency : “terus apa? Bayangin aku di apa-apain ya sama dosen ku?” Tono : “hehe..ya udah aku meluncur sekarang ya anter kamu ke kampus…aku juga mau ke kampus nih” Rency : “Ok sayang” Hampir tiap hari Tono menanyakan aku ngapain, pakai baju apa hari ini, kemana aja, dst setelah hari itu. Mungkin dia khawatir juga pacarnya show off tanpa dia dampingi. Atau cuma pengen berimajinasi saja? Tapi…ah sudahlah yang penting dia lebih care sama aku di masa-masa sekarang ini yang mulai sulit d hubungan kami yang berbeda. Tono : “yank dah sampai d kampus nih. Peluk mulu di motor sampe gak sadar.” Rency : “hihi ini titit nya kenapa yank?aku mainin dari tadi kok gak turun-turun tegangnya?” Tono : “iya nih, bayangin kamu yank” Rency : “bayangin apa?” Tono : ”ya itu tuh” Rency : “haha….ya udah nanti jemput yah yank.” Tono : “siap.kabarin aja kapan…tapi…kok belum dibuka kancingnya” Rency : “disini? 1 aja yah…” Tono : “gak mau. 2 aja…” Rency : “keliatan banget nanti belahannya….” Tono : “enggak enggak coba deh” Rency : “ya udah nih aku buka” Tono : “Nah gitu dong” Akhirnya akupun mengikuti permintaan pacar ku satu ini. Awalnya pun aku rada risih, kelihatan gak ya? Kok jadi banyak yang memandangku? Ah sudahlah pikiran itu pun ku tepis. Dan lama-lama akupun terbiasa. Sering aku sendiri sekarang yang memancing gairah pacar aku. Aku kreasikan sendiri pakaian ku ke kampus. Terkadang memakai tanktop yang bra nya jadi 1 kemudian outer dengan cardigan, terkadang hanya kemben tanpa bra dengan outer jaket jumpsuit, walau seringnya sih kemeja karena lebih casual saja. Dan untuk bawahan, aku selalu mengenakan celana jeans, karena aku kurang enak kalau masih di antar jemput naik motor tapi pakai rok. “Rency gede ya, makin dikeliatin”, “duh itu kancing mending gak usah d kancingin semua deh”,”kembennya pengen gw tarik aja”. Ya itu yang sering samar-samar ku dengar dari anak-anak sekelas. Dan kurasakan sekarang makin banyak yang “sok akrab” terutama dari kalangan 1 angkatan. Entah kenapa banyak cowo yang sering menyapa ku baik d kelas/kantin/ tempat ku magang di perpus. Hingga suatu saat aku di komplain oleh atasan kerja magang ku di perpustakaan. Sebut saja bu Dewi. Bu Dewi : “Rency…akhir-akhir ini aku lihat ada yang gak beres sama kamu.” Rency : “kenapa ya bu?” (aku pura-pura saja tidak tau, dan saat itu aku mengenakan setelan kemben dengan outer cardigan, memang sih aku posisikan agak turun sehingga belahan payudara nampak jelas dan hanya menutupi pas sedikit di atas areola ku yang tidak begitu lebar) Bu Dewi : “baju mu itu lho, benerin dulu. Masa kamu mau dilihatin sama cowo-cowo kayak gitu?” Rency : “Oh iya bu maaf, saya tidak sadar tadi habis bantu ambil buku di rak yang lumayan tinggi, saya betulkan dulu ya bu” Tapi sebelum aku ke membenarkan bajuku (yang memang aku sengaja atas permintaan pacar aku). Ada 3 orang senior angkatan 1 jurusan yang datang dan menanyakan referensi buku yang ia cari ada dimana, sehingga aku pergi membantu mereka. Sebut saja ko Joni, ko Randi, ko Iwan. Ko Iwan : “Ce…buku ini ada dimana ya ce?” Rency : “oh itu saya antarkan saja ko, letaknya d lantai 2” Ko Iwan : “ok ce makasi ya tolong tunjukin” Aku sadar mata mereka bertiga tidak memandang mata ku saat bicara…tetapi agak kebawah. Dan kubiarkan saja. Karena aku yakin mereka tidak berani berbuat lebih dari hanya “memandang” karena perpustakaan sedang ramai Rency : “buku nya yang ini ya ko?” Ko Iwan : “iya ce bener, ini boleh di pinjam kan?kok gak ada tag nya ce?” Rency : “jangan panggil cece ko…saya kan adik angkatannya.” Ko Iwan : “oh kalau gitu namanya siapa?” Rency : “Rency ko anak baru angkatan 2007” Ko Iwan : “salam kenal ya Ren, ini teman-teman ku namanya Joni sama Iwan” Ko Joni : “eh iya Ren, kan sebentar lagi ada ospek angkatan baru. Kamu minat buat jadi panitia?kalau minat, besok dateng ke senat ya?” Rency : “yang bener ko?boleh-boleh” (dan akupun senang mendapat kesempatan baru buat lebih berkarya di kampus ku ini. Walau aku tak bakal menyangka, menjadi senior ospek akan merubah hidupku kedepannya.) —sekitar jam 3— Ada sms dari Tono masuk ke hp nya Rency Tono : “yank…lagi apa?” Rency : “masih di perpus nih, udah sore gini masih ramai aja” Tono : “wah seru tuh” Rency : “hayo seru apa?” Tono : “eh tadi kan aku gak anter kamu ke kampus, pakai baju apa hari ini?” Rency : “kemben hitam yg bahannya kaos itu, luarnya aku kasi outer cardigan yank” Tono : “wah bagus nih…banyak yang curi-curi pandang nggak?” Rency : “hmmm…ada sih…tapi yang paling kelihatan itu senior-senior ku tadi yang tanya buku…lucu deh ekspresi mereka” Tono : “coba gih kamu godain mereka…berani?” Rency : “hmm…kalau mereka bertiga godainnya gimana coba? Tapi kalau 1 aku sih berani.” Tono : ”yakin?coba deh yank…nanti ceritain ya kalau berhasil.hehehe” Rency : “iya deh…tapi nanti jemput aku ya…kayak biasanya” Aku godain gimana ya?tapi kalau mereka bertiga lagi susah juga. Kalau terlalu extreme nanti dikira gila akunya. Haha. ada ada aja permintaan pacarku ini. –sekitar jam 5 waktu istirahat perpus– Ko Iwan : “Rency…mau balikin buku yang tadi nih…makasih ya…sory banget mepet waktu tutup perpus. Kamu udah mau balik ya?” Rency : “eh ko iwan. Iya nih udah mau balik. Ya udah sini bukunya aku balikin ke tempat asal ya. Mau ikut? Barangkali besok2 kalau mau pinjem literatur bisa tau dimana aja” Ko Iwan : “boleh-boleh yuk” Wah kebetulan nih cuma Ko Iwan aja yang balikin buku. Lumayan ganteng juga sih. Aku kerjain aja kali ya. Rency : “Ko iwan bantu balikin buku-buku ini juga dong bantu angkatin ya” Ko Iwan : “ok Rency…kesebelah mana?” Rency : “ke bagian lantai 2 sebelah pojok sana” (sengaja aku ajakin ke tempat yang agak sepi, reaksinya gimana ya?) Rency : “aaaaaaa….” aku pura-pura terjatuh saat masukin buku ke raknya di deretan atas dan tubuhku menimpa Ko Iwan. tanpa sengaja juga aku mencium ko Iwan. Rency : “maaf yah ko…kepeleset tadi…” (sambil bangun dari atas tubuh ko iwan) Ko Iwan : “Iya Ren.” (Ko Iwan pun kembali berusaha berdiri. Rency : “ko Iwan gak apa-apa? Tadi kan ketimpa aku…maaf yah ko…” aku pun kembali meminta maaf ke ko iwan sambil membantunya kembali berdiri tapi kemudian…. Rency : “hmmmmmfmfffh….ko kok tiba-tiba cium?” Ko Iwan : “maaf Ren, kamu menggoda banget aku jadi gak tahan” Dan kami pun lanjut berciuman di lorong perpustakaan. Memang saat itu sedang sepi karena jam istirahat dan juga lorongnya terletak di paling ujung. Cuma mahasiswa yang butuh referensi lama saja yang ke area tersebut. Dengan reflek tanganku mulai meraba depan celana nya dan mulai mengelus pelan mrP ko Iwan. ko Iwan pun semakin lama semakin tidak dapat mengontrol nafsunya. Dan kemudian mulai menarik kemben dalam yang aku pakai saat itu. Sehingga terbebaslah dua payudara ku dan diremasnya dengan kasar. Akupun hanya bisa memejamkan mata dan tetap menikmati deep kiss itu. Tapi kemudian ko Iwan mendorong kepalaku kebawah. Aku sadar itu pertanda dia ingin di blowjob. Tanpa pikir panjang akupun kemudian mengeluarkan mrP nya dari celananya. Dan mulai untuk “menservice nya” dengan mulut ku. Tangannya pun tak tinggal diam, dia mulai menjambak rambutku dan memaju-mundurkan kepalaku di selangkangannya. Rency : “mmmffmmfmhhh…” Ko Iwan : “Rency….ohh….enak Ren….oh…” Sekitar 10 menit kemudian ko Iwan menarik rambutku keatas dan menyuruhku kembali berdiri. Dan dia berusaha untuk melepas kancing celana jeans ku. Aku tau dia meminta untuk melakukan penetrasi…tapi… Rency : “Ko…sudah ya…aku masih perawan….tapi bila kamu memang ingin…anal aja yah koh…please” Ko Iwan pun tidak menjawab, dia hanya kembali menciumku dan kemudian membalikkan badanku kearah dinding lorong. Akupun kemudian hanya bisa pasrah. Aku juga yang memulai ini. Dan juga celana jeans ku berhasil diturunkannya sehingga bongkahan pantatku ter ekspos dengan jelas. Tanggannya dengan gemas menampar-nampar pantatku, akupun kesakitan sebenarnya tapi aku tak ingin teriak dan akan mengundang orang-orang yang mungkin masih ada disekitar. Rency : “ah…ko…sudah ko…sakit…janggg……aaahhhh” akhirnya penetrasi pun terjadi. Penisnya yang masih basah dengan air liurku pun berhasil masuk ke dalam lubang pantatku. “Cplak cplak cplak….” hanya bunyi dua paha yang saling beradu yang terdengar sekarang. Akupun tidak bisa mendesah dengan bebas. Aku masih ingat sekarang aku bukan sedang di tempat yang tertutup. Bisa saja ada orang lewat yang melihatku. Hanya desahan kecil yang terkadang tidak bisa aku tahan lagi. Sekitar 5 menit kemudian tangan ko Iwan yang sebelumnya memaju-mundurkan pinggang ku mulai berpindah ke pundak ku dan ditekannya kuat-kuat kearahnya agar penetrasinya semakin dalam. Akupun yang sadar dia akan segera orgasme pun mempercepat goyangan maju mundurku. Dan tak lama kemudian…..”creettt….crettt….ceetttttt” spermanya keluar didalam anusku. Akupun yang tak ingin mengotori lantai perpus berusaha menahannya agar tidak tumpah di lantai. Aku tidak ingin nanti ada yang curiga kalau ada noda di karpet lantai perpus ini. Rency : “ko…tolong rahasiakan ya apa yang kita lakukan barusan” sambil mengatur nafas ku yang masih memburu aku minta ko iwan untuk menyudahi dan merahasiakan ini Ko Iwan : “iya Ren…aku juga gak mau kalau nanti pacar aku tau…aku habis berbuat dengan kamu disini” Deg…jantung ku pun seakan berhenti mendengar pengakuan ko Iwan barusan. Akupun juga sekilas melupakan Tono pacarku. Walaupun dia juga ingin aku untuk menggodanya. Tapi apakah ini juga yang dia inginkan? Pertanyaan itupun melintas dikepalaku. Rency : “sudah ya ko…”cuma kata itu yang terakhir aku sampaikan kepadanya sambil kembali membetulkan pakaian ku sendiri. Ko Iwan : “Tapi Ren….tawaran ku tadi masih berlaku ya…kamu besok ke ruang senat buat bantu ospek tahun ini“ Rency : “iya ko…”aku hanya bisa menjawab sepatah-sepatah saja karena memang nafasku masih ngos-ngosan… Dan kemudian aku dan ko Iwan pun pergi dari lorong yang penuh nafsu tadinya. Bekas pergumulan ku yang tak ku duga sebelumnya. Aku hanya bisa berharap tak ada yang tau kejadian barusan. —di sisi lain— Ternyata ada 2 pasang mata yang mengetahui kejadian itu. 1 sahabat ku sendiri Freddy yang memang saat itu magang bersamaku. 1 lagi mas pram, OB yang biasa bersih-bersih kalau perpus mulai sepi..

 

The EX 01 – Chapter 06
Timeline : 2008 Masih di sore yang sama setelah kejadian di perpustakaan chapter 5. –POV Rency– Setelah kejadian itu aku langsung meng sms pacarku (Tono) untuk menjemput ku. Tak terasa sudah jam 6 dan itu berarti sudah kurang lebih 1 jam aku bergumul di lorong perpus tadi. Ko Iwan juga sudah pergi begitu saja dari perpus dan perpus mulai kembali ramai pengunjung para senior-senior yang sedang tugas akhir. Rency : “yank jemput dong udah jam 6 nih aku sudah kelar.” Tono : “ok yank on my way, tapi kok tumben gak pas jam istirahat baliknya?” Rency : “iya gara-gara kamu tadi” Tono : “aku?kenapa?oh…jangan-jangan berhasil ya?tadi ngapain aja?hehe” Rency : “dasar gak peka. Nanti aja aku ceritain yank dijalan.” Tono : “ok meluncur” Rency : “aduh…rasanya ganjel banget sekarang di blakang. Mana td spermanya ko iwan aku tahan lagi di pantat. Rasanya mulai ngeganjel pas udah mau kering gini. Masa aku keluarin dulu di toilet sih. Nanti kelamaan, marah si Tono. ah sudah lah ke loker dulu berberes” Dan aku pun berberes untuk siap-siap pulang. Sesampainya di loker, tak seperti biasanya. Mas Pram menyapa. Pram : “tumben belom pulang ce…” Rency : “eh mas pram…iya nih masih ada yang diberesin tadi” Pram : “lain kali panggil saya aja ce kalau mau dibantuin” Rency : “eh iya mas pram” aku agak risih dengan tatapan mas pram yang tidak seperti biasanya. Dan baunya itu. Keringatnya menyengat sekali. Dan dia juga gak pergi-pergi dari ruang loker itu entah apa aja yang dia beresin. Rency : “udah dulu ya mas pram. Jemputan udah datang. Mari…” Aku pun segera keluar ke tempat biasanya aku dijemput. Tono : “hai yank…tumben lama…gimana tadi?” Rency : “udah capcus yuk pulang” Rency : “hmm..yank maaf ya…aku kebablasan tadi” Tono : “kebablasan gimana yank” Tono dengan tetap menyetir motornya dan dipeluk oleh Rency Rency : “tadi…seniorku tergoda dan….” Tono : “dan apa?” Rency : “aku tadi berbuat mesum di perpus…T,T” Tono : “terus diapain aja tadi?” Dan akupun mulai cerita detail kepada Tono sesuai dengan chapter sebelumnya. Tono : “duh seru ya yank…jadi horny nih..” Rency : “cewenya di nodai orang kok malah suka, gak marah” Tono : “yah bukan gitu sayang…soalnya menurutku cinta dan nafsu itu beda…” Rency : “maksudnya?” Tono : “iya, selama kamu gak main hati sih aku bebas kok orangnya asik-asik aja. Malah seneng kalau kamu bisa explore sisi liarmu” Rency : “jadi..***k marah?” Tono : “ya enggak lah. Seneng malah. Berarti pacar aku ini menarik. Buktinya ada yang kecantol kan. Hehe” Rency : “ya udah yank, ngebut dong. Badan aku rasanya gak enak nih.” Tono : “duh gak mau puasin aku dulu nih?nepi bentar yuk di tempat sepi. Emutin aja deh.” Rency : “beneran yank badan aku lagi gak enak nih. Besok-besok kamu minta apa deh aku turutin. Asal jangan hari ini ya.” Tono : “iya udah deh yang lagi kecapekan habis ML di kampus” Aku pun malu dan cuma bisa mencubit pinggangnya dan memeluknya di atas motor. –sesampainya dirumah– Rency : “dah ya yank…aku mau bobok dulu ya. Eh ya besok jemput aku pagi ya. Ada urusan ke senat. Ditawarin nih buat urusin ospek 2008” Tono : “wah jadi dibayarnya pake gituan nih?” Rency : “huh dasar ya udah sampai besok ya. Jangan lupa pagi lho. Aku mau mandi dulu. Dah gerah nih” Tono : “iya iya yang abis keringetan. Aku pulang dulu ya. Dadaah..” Setelah itu aku langsung ke kamar. Lelah rasanya. Habis ganti baju dengan tanktop dan hotpants seperti biasa buat dirumah, aku duduk dulu di kamar sambil merenungi kejadian barusan. Antara ingin menangis dan entah kenapa aku sendiri malah jadi horny lagi. “Guk..guk…” Rency : “eh cleo…sini sini…duh kangen ya sama mami…sini” sambil ku gendong cleo yang tiba-tiba masuk kamar. Anjing kecil ku yang imut-imut dan menggemaskan ini datang dan menghiburku. Dijilat-jilatnya muka ku, akupun tak jadi menangis karenanya. Rency : “sudah sudah cleo” aku pun menurunkannya ke lantai dan aku kembali duduk di kasur sambil mengelap muka ku yang basah karena liurnya si cleo. Kemudian cleo, seperti biasa ketika dia horny. Mulai memeluk kaki ku. Kaki kanan ku sudah dinaiki nya. Dan kemudian mulai lah di gesek-geseknya. Karena si cleo memang tidak punya betina di daerah sini dan selalu keluarga ku kurung dirumah. Maka jadilah kaki atau tangan ku yang jadi pelampiasannya. “Apa cleo tiba-tiba horny karena aku masih bau hawa-hawa habis bersetubuh tadi ya?” tiba-tiba pikiran ku yang aneh itu muncul. “Itu penisnya, rasanya gimana ya? Enggak enggak Rency…sadar…itu hewan bukan manusia”. Duh pikiran ku mulai aneh-aneh. Apa karena aku tadi masih belum puas ya? Cleo yang saat itu masih saja menggenjot kaki kanan ku, aku angkat dan kelihatan penisnya sungguh-sungguh menjijikkan, pink dan berurat seperti tabung. Baunya juga menyengat. Tapi entah kenapa sekali itu aku pengen mencobanya. Penis dan sperma pria aku sudah tau rasa nya, tapi kalau hewan…bagaimana ya? Deg deg an rasanya ingin ku coba, tapi melihat bentuknya cukup menjijikkan. Aku pun kemudian mulai memeluk cleo dan tiduran terlentang. Cleo aku peluk sehingga dia terjepit di payudaraku. Aku kemudian hanya memejamkan mata dan memposisikan badan cleo di atas muka ku, dan kemudian aku rasakan benda panas itu menggesek-gesek di mukaku sekitaran mulut dan hidung. Bau tidak enak itu mulai menyerebak. Dan entah kenapa aku sedikit membuka mulutku untuk bernafas. Dan itu malah membuat penis Cleo masuk kemulutku. “Heghhh…………..mmmmmmmmfffff…….” cleo pun mulai menghujamkan penisnya ke mulutku. Aku yang mulai mual dengan baunya pun mau tak mau harus tetap bernafas melalui mulut meski susah karena cleo menggenjot mulutku dengan sangat cepat. Aku tak mau mengangkatnya dari atas muka ku karena aku takut tercakar olehnya yang sudah bernafsu tinggi. Dan aku hanya bisa memejamkan mata dan memikirkan kenapa ini kulakukan. Tak lama kemudian penisnya mulai membesar dan semakin menekan ke tenggorokanku. Aku sadar cleo sebentar lagi akan orgasme dan memuntahkan spermanya di mulutku. Akupun entah kenapa mulai mencoba merangsang diriku sendiri untuk menghilangkan pikiran yang sedang menggenjot mulutku ini adalah peliharaanku sendiri. Ku keluarkan payudaraku dari dalam tanktopku dan kuremas sendiri. Cleopun akhirnya sedikit mencakar pipi kiri ku dengan kaki blakang kanannya. Dia mencari posisi yang paling pas dan paling dalam untuk penetrasi di mulutku. Dan akhirnya………. “Sreeet…sreettettttt….mmmffp”cleo pun mengeluarkan sperma panasnya di dalam mulutku. Dan mau tak mau aku mulai bernafas dengan hidungku. Penis cleo pun membesar dan tonjolan yang ada di penis anjing setelah having sex itu pun muncul dan menyumbat mulutku. Akupun kemudian mengangkat cleo yang sudah tidak seberingas tadi dan memuntahkan isi mulutku. Rasanya pahit dan bau. Akupun segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semuanya di wastafel… “Hooekk…”duh aku mikir apa sih tadi. Apa aku harusnya tadi memang menuntaskannya dengan ko Iwan atau menuruti pacar aku biar gak horny nanggung gini. Dan saat itupun aku sekalian mandi, membersihkan badan ku dari semua kekotoranku hari ini. Tak ku duga juga sperma dari ko iwan mengering di celana dalam yang aku pakai tadi. –keesokan paginya– Tono : “yank…ayo berangkat.aku udah di depan nih. Katanya mau berangkat pagi?” Rency : “yuk yank” Tono : “eh kok hari ini pakai rada tertutup lagi?kaos T-neck sama cardigan sih?“ Rency : “iya kan hari ini mau ke senat ada urusan buat ospek maba 2008. Masa iya aku pakai yang terbuka? Jaga image dulu dong sayang.hehe” Tono : “yeeee…katanya mau turutin apa mau ku.” Rency : “nanti aja deh pas aku jam magang lagi aku lepas bra nya.” Tono : “bener ya?” Rency : “iya sayang ku yang bawel.” Tono : “haha sip dah. Nanti kalau ada kejadian apa-apa lagi kabarin lho” Rency : “dih maunya….iya deh aku kabarin. Yuk berangkat.” Dan hari itu rapat untuk ospek maba 2008 berlangsung dan aku kebagian pegang 10 orang maba jurusanku. 2 orang cewe dan 8 orang cowo. –bersambung ke chapter 07–

The EX 01 – Chapter 07
Timeline : 2008 Siang hari masih di hari yang sama dengan chapter 6 –POV Rency– “Huff….kelar juga rapat tadi. Tanggung jawab nambah lagi nih. Tapi gak apa-apa. Tambah pengalaman. Hari ini gak ada kelas jadi bisa langsung magang.” aku pun kemudian ke perpustakaan untuk magang siang itu. Lalu ada sms masuk dari pacarku (Tono). Tono : “sayang. Meetingnya udah kelar belom?” Rency : “udah nih, sekarang mau ke perpus.” Tono : “oh ya udah…pesen ku jangan lupa ya hehe” Rency : “hmm…mau apa nih?” Tono : “kamu di perpus tanpa bra…hehe” Rency : “ya udah deh” Aku pun kemudian ke toilet untuk membuka bra ku dan menaruh tas di loker sebelum aku kerja magang. Dan kembali berpapasan dengan mas pram. Rency : “duh bau banget sih itu mas pram. Gak pernah mandi apa gak pernah pake deodoran sih.” ucapku pelan sambil pergi dari ruang loker Pram : “kenapa ce?” Tanpa kusangka mas pram pun dengar Rency : “oh gak apa-apa mas pram. Ya udah saya ke perpus dulu ya” Akupun berlalu dan kerja seperti biasanya di perpus. Cuma ada yang aneh aku rasakan hari ini. Seperti ada yang memantau ku dari jauh. Mungkin perasaanku saja tapi memang aku agak parno hari ini. Ku sms saja pacar ku untuk menjemputku tepat jam 5 nanti. –sambungan chapter4– Rency : “yank…jemput aku dong nanti jam 5 abisnya aku magang” Tono : “ok yank di tempat biasa ya?” Rency : “jangan yank…jemput aku di dalam ya…kan jam 5 perpus tutup…baru dibuka lagi jam 6 malem istirahat 1 jam…aku takut jalan sendiri” Tono : “ok yank jam 5 aku kesana” Aku berharap hari ini bisa berlalu dengan cepat dan ingin aku cepat pulang saja. Perasaan ku hari ini di perpus gak enak. Gak seperti biasanya. –jam 5 sore– Rency : “duh mana sih ini Tono. biasanya juga setengah jam sebelumnya kalau aku minta jemput udah datang. Ini jam 5 udah mau tutup. Apa aku berberes aja ya trus kedepan tunggu dia. Ya udah deh kalau gitu daripada sendirian di perpus juga udah pada istirahat.” Aku pun kemudian ke loker dan membereskan tas ku. Tapi tiba-tiba… Rency : “mmmmmmmmmmmmmm” mulutku di bekap dari belakang dan payudaraku di remas dengan keras oleh seseorang. Aku tau bau ini… ya… ini mas pram.. Pram : “duh cece nakal ya gak pakai bra. Jangan teriak ya ce. Aku tau apa yang kamu lakuin kemarin.” Mas pram membekap mulutku, jadi aku hanya bisa teriak tertahan karena itu. Dan juga tangan kirinya membetot dan meremas kencang-kencang payudara kiri ku, sakit rasanya seperti mau pecah sangking kerasnya dia remas. Karena tak tahan lagi aku pun mencoba mendorongnya. Dan akupun berhasil lepas darinya. Aku coba lari keluar dari ruang loker itu. Tapi kemudian mas pram menjambak rambut ku dari belakang. Akupun teriak dan akhirnya terlempar tersungkur. Rency : “mas pram sudah ya. Jangan lakukan ini. Bahaya buat kamu juga nanti kamu bisa dipecat gara-gara ini” Pram : “sudahlah ce. Aku tau kamu bisa dipakai kan” Ceplak….tamparan mas pram yang mendarat di pipi ku pun membuat ku bergidik takut. Kemudian mas pram mendorong ku ke atas meja di loker room itu. Dan mulai kembali menggerayangi ku. Payudara ku kembali menjadi bulan-bulanannya. Gak hanya diremasnya dengan kasar. Tapi ditamparnya juga. Dan akupun hanya bisa menangis mengalami hal ini. Kemudian baju ku pun mulai disingkapnya keatas sehingga payudaraku terpampang bebas sudah. Karena remasan dan tamparan yang payudaraku terima sedari tadi, memerahlah sudah. Tapi siksaan itu belum juga berhenti. Dengan gemasnya kembali di remas dan dihisap oleh mas pram. Aku pun masih berusaha untuk melepaskan diri. Mas pram yang sudah bernafsu sekarang mencoba membuka celana jeans ku. Dan ini kesempatan ku karena dia sudah tidak lagi menahan badan ku. Aku ambil inisiatif untuk menendangnya dan berhasi membuatnya terjungkal. Dan akupun bisa lari keluar ruangan. Segera ku tinggalkan ruangan itu dan berlari ke arah kantin. Terduduk ku disana sambil masih ter isak-isak. Aku beruntung selama ini tidak pernah memakai rok untuk ke kampus. Andaikan aku memakai rok, mungkin jebol sudah keperawananku. Tiba-tiba ada yang datang di belakangku menepuk pundak ku. Ko Iwan : “Rency…kenapa kamu?lusuh amat…baik-baik aja kan?” Rency : “gak apa apa ko” aku jawab sekena nya dengan masih sesenggukan. Ko Iwan : “beneran? Mau aku antar pulang? Kayaknya kamu sedang ada masalah” Rency : “aku nunggu jemputan ko. Tapi…koko bisa temani ambil aku buat ambil tas?” tas ku masih tertinggal di loker dan gak mungkin juga aku cerita kalau aku hampir diperkosa. Ko Iwan : “oh ok ayo aku temani” Dan ko iwan pun menemaniku mengambil tas di loker. Dan saat aku kesana, mas pram sudah tidak ada. Aku memutuskan untuk menutup rapat-rapat kejadian barusan karena akupun gak mau jadi bahan perbincangan 1 kampus. Terlebih lagi masih 3 tahun lagi aku baru lulus. Masalah mas pram aku sudahi saja, dan mas pram juga sudah kabur entah kemana sore ini. Dan aku pun kembali ke kantin bersama ko iwan menunggu pacarku yang tak kunjung datang ini –jam 7 malam– Tono : “yank…kamu dimana? Maaf kena macet tadi” Rency : “aku di kantin yank” Tono : “ok aku udah di tempat biasa jemput kamu, kamu disana sama siapa?” Rency : “ini di temenin ko iwan yank. Sebentar aku kesana” Tono : “hayo habis ngapain lagi?” Aku pun tak membalas smsnya lagi karena mungkin sudah cukup lelah hari ini. Lelah dengan yang barusan menimpaku. Walaupun mas pram tidak berhasil. Tapi psikis ku cukup lelah untuk itu. Rency : “ko…aku balik dulu ya. Sudah di jemput” Ko Iwan : “aku antar ya?” Rency : “gak usah ko udah gak apa-apa” Ko Iwan : “beneran? Ya udah kalau begitu. Besok sabtu minggu depan jangan lupa ya ada meeting lagi persiapan ospek maba 2008” Rency : “ok ko…” Aku pun kemudian menemui pacarku di tempat penjemputan seperti biasa dan di jalan dia bertanya. Tono : “yank…kamu kok baunya beda sih…rada asem-asem gimana gitu. Trus mata mu juga sembab…ada apa sih?” Rency : “jangan tanya sekarang yank. Aku belum bisa cerita.” Tono : “enggak…aku tetap tanya kamu kenapa…aku khawatir sama kamu” sambil Tono menepikan motornya di pinggir jalan. Dan tanggannya mengelus tangan ku. Rency : “hmmm…kamu tau kan OB perpusku? Aku tadi hampir saja diperkosa sama dia yank” Dan aku mulai menceritakan kejadian tadi ke Tono sambil menangis. Dan dia kembali mengusap tanganku untuk menenangkan ku. –bersambung ke chapter 08–

–POV Rency– Masih terasa sakit semua badanku setelah kejadian kemarin. Akupun memutuskan untuk beristirahat dulu dirumah dan ijin tidak kuliah dulu 3 hari ini. Untungnya absensi ku masih aman, dan juga menjelang akhir semester tinggal persiapan untuk ujian akhir semester (UAS) saja. Dirumah sekarang sedang ada papa ku, aku, cleo, dan bude ku. Mama ku sedang kerja dan papa saat itu sedang ambil cuti. Untung saja mereka tidak bertanya kenapa aku 3 hari ini bolos kuliah.
Saat ini aku tinggal dengan papa dan mama ku (bukan ortu kandungku) yang seharusnya aku memanggil papa dan mama ku ini paman dan bude. Tapi karena sedari kecil aku sudah di asuh mereka maka aku memanggil mereka papa dan mama. Sudah seharusnya aku tahu diri karena aku bukan anak kandung mereka. Orang tua kandung ku belum siap untuk memiliki momongan pada saat itu. Tetapi mereka (ortu kandung ku) masih sering mengunjungiku di rumah papa dan mama ku ini. Orang tua kandungku pun aku panggil dengan bapak dan ibu agar membedakan dengan papa dan mama ku. Mama ku memang belum bisa punya anak. Entah kenapa padahal sudah cek ke dokter bahwa papa dan mamaku tidak ada masalah di kesuburan. Mungkin sudah takdir mereka punya anak dari adiknya. Yaitu aku yang merupakan anak asuh mereka. Walau demikian aku anggap sebagai orang tua kandungku sendiri. Walau begitu sebagai manusia normal yang punya hawa nafsu pasti ada terbersit sedikit tentang itu. Ya… ada yang aku belum ceritakan ke Tono. orang yang pertama kali menjamah tubuhku adalah papa ku. Papa asuh ku yang seharusnya aku panggil paman. Saat itu terjadi pertama kali saat aku kelas 3 SMA (mohon maaf tidak diceritakan daripada kena pasal underage walau sudah berumur 18tahun saat itu tahun 2006 karena aku kelahiran 1988). Yang jelas saat awal-awal aku ingin melanjutkan kuliah. Dan mau tak mau aku harus membayarnya dengan sesuatu. Tidak sering sih. Hanya saat aku meminta sesuatu saja, aku sadar harus membayarnya dengan sesuatu pula. Bude : “Rency…hari ini Tono kesini?” Rency : “enggak bude. Kan Tono kuliah” Bude : “ngomong-ngomong nih tentang hubungan kalian. Bude udah khawatir bakalan terjadi semakin jauh. Paham kan maksud bude.” Rency : “iya bude, biar gak kejadian kayak bapak dan ibu kan.” Bude : “iya itu. Bude khawatir aja. Kapan Tono mulai mau ikut ibadah kita?” Rency : “belum tau bude. Rency masih usahakan untuk hal itu” aku pun kembali berfikir tentang perbedaan ku dengan Tono. Bude : “ya udah yang penting kamu jaga diri ya nduk. Biar gak terulang lagi. Bude mau pergi dulu” Rency : “iya bude. Hati-hati” Hari ini tinggalah aku, cleo, dan papa ku dirumah. Tiba-tiba ada sms masuk. Tono : “yank…gimana kabarnya?masih nyeri-nyeri badannya?” Rency : “masih nih yank. Tapi sabtu besok aku ke kampus ya. Ada urusan buat ospek 2008. Anter jemput yaaaa…pleeeaasee” ucapku manja di sms itu Tono : “iya deh aku anter jemput besok, tapi aku juga ada urusan ya siangnya ke kampus dulu. Jadi gak bisa temenin disana buat jagain kamu. Gak apa-apa kan?” Rency : “yaaah….iya deh gak apa. Tapi kalau aku call segera datang ya…” Tono : “Siap deh. Eh udah dulu ya mau lanjut makul selanjutnya nih” Rency : “ok sayank…belajar yang rajin ya…abis itu cepet lulus trus nikahin aku” Tono : “haha siap” Saat ini pun aku masih belum mengutarakan niat ku agar Tono ikut ke agamaku secara tersurat (terang-terangan). Aku masih memikirkan gimana perasaan orang tua Tono. semakin aku memikirkannya, air mata ku pun mulai tidak bisa kubendung lagi. Tapi lamunan ku pun seketika buyar karena ketokan pintu kamar ku. “Tok tok tok…Rency…papa boleh masuk?” terdengar suara di depan pintu. Rency : “masuk pa, gak dikunci kok” dan kemudian papa ku masuk ke kamar ku. Papa : “kamu kok keliatannya sedih kenapa nduk?” Rency : “eh gak apa-apa kok pa. Cuma kebanyakan ngelamun aja.” Papa : “anak gadis kok ngelamun. Nanti kemasukan lho. Kemasukan Tono sudah belum”sambil tangannya mencubit pinggangku. Rency : “iih papa apaan sih…” aku pun mulai tersenyum Papa : “yah masa papa gak tau anak sekarang kalau pacaran kayak apa, papa juga pernah muda kali nduk.” Rency : “ya itu kan papa, bukan Tono.” Papa : “kamu udah bayar uang semester belum?” Rency : “belum pa…uang magang cuma cukup buat bayar ¼ nya aja” aku mulai berfikir jangan-jangan ada maunya nih papa. Papa : “papa bayarin sini” Aku pun mulai menyadari sedari tadi papa tidak melepaskan pandangannya dari belahan payudaraku dan di balik sarungnya pun sudah mulai menonjol mrP nya. Aku yang masih lelah dan rasa memar di payudaraku yang belum hilang akibat kejadian kemarin dengan mas pram pun berusaha untuk menolak dan mengalihkan pembicaraan. Rency : “hmm papa lagi pingin ya? Jangan sekarang ya pah. Aku lagi gak enak badan” Papa : “ayolah nduk. Papa sudah gak menjamah mama mu 1 bulan nih.” Rency : “tumben pa?biasanya 1 minggu aja udah gak tahan terus aku yang di apa-apain” Papa : “iya nih biar bisa beberapa ronde sama kamu nduk. Ayolah” Rency : “jangan sekarang ya pa..please…” Rency : “sebentar ya pa…aku mau ke toilet dulu perutku agak sakit nih.” aku berharap dengan pura-pura mules dan sakit perut, maka nafsu papa untuk menjamahku jadi hilang. “Duh aku harus gimana ini ya?” didalam toilet akupun berfikir. Bukannya aku mau kurang ajar atau gak tau balas budi sama papa. Cuma badanku masih sakit semua. Gimana juga nanti kalau papa sadar ada lebam di payudaraku. Dan akupun mencoba meng sms Tono. Rency : “yank keluar yuk jalan-jalan”…..tapi lama tidak ada balasan dan aku pun mencoba meng call nya….tapi juga tidak di angkat. “Duh gimana ini masa iya aku harus d toilet seharian. Sudah 30 menit nih.” akupun masih bingung di dalam kamar mandi. Papa : “nduk, kamu kenapa disana lama amat? Gantian dong” Rency : “sebentar pa, aku mau mandi sekalian. Tolong dong pa ambilin handuk ku dibelakang” Tak lama kemudian…“tok tok tok…ini nduk handukmu udah papa ambilin” Dan akupun membuka pintu kamar mandi Rency : “makasih pa” Tapi kemudian pintu kamar mandinya pun di tahan oleh papa. Dan papa berhasil masuk ke kamar mandi. Papa : “nduk papa udah gak tahan nih” Rency : “jangan pa…aku masih bau juga belum mandi” Papa : “ayolah…kamu gak kasihan sama papa?” Kemudian pintu kamar mandi pun dikunci oleh papa dari dalam. Aku yang sudah tidak bisa mengelakpun masih berusaha untuk menolak. Walaupun itu sia-sia juga pada akhirnya. Papa pun kembali memeluk ku. Rency : “pa sudah dong pa jangan dulu ya.” Aku pun sudah merasakan mrP nya yang mengeras menggesek-gesek di sela-sela paha ku sekarang. Dan tangannya pun sudah meremas-remas bongkahan pantatku. Kemudian papa mencium ku. Dan akupun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain membalas ciumannya dan memeluknya juga. Rency : “mmhhmmffhhh…aahh” tiba-tiba akupun tersentak saat papa mulai meremas payudaraku. Papa : “kenapa nduk?” papa yang kaget karena ciumannya lepas karena aku sedikit berteriak pun kaget Rency : “hmmm gak apa-apa pa. Payudaraku lagi sakit. Mau mens mungkin.” Dan papa pun kembali mencium bibirku dan deepkiss (french kiss) pun berlanjut. Tantop ku pun mulai dilucuti oleh papa. Saat tantopku terlepas, akupun kemudian berlutut di depannya dan mulai melepaskan sarungnya sehingga dengan bebas aku bisa memblowjobnya. Papa : “oh nduk…service mu memang beda, lebih enak dari mama mu. Terus nduk” sambil papa mengusap rambutku. Akupun mulai memainkan keahlianku di mrP nya. Kujilati kantung zakarnya juga sambil tetap mengocoknya. Memang kelihatan lebih besar dari biasanya. Benar-benar ditahan untuk hari ini jangan-jangan. “Apa papa sudah tau aku mau bayar iuran semester jadi sengaja dia lakukan ini ya?ah sudahlah yang jelas ini harus aku lakukan sebelum mama pulang kerja” Dan tak lama kemudian… Papa : “ooohh ndukk ….crot crooot….crooottt….” akhirnya muncratlah spermanya mengenai muka ku. Tapi Penis nya tak juga mengecil. Tetap berdiri tegak. “Mati aku…harus berapa ronde ini nanti?”pikirku dalam hati. Rency : “sudah ya pa…sudah keluar kan…Rency mandi dulu ya kotor nih rambutnya kena benih anak-anak papa.” akupun heran, sperma yang sebanyak ini dan kental putih seperti susu kental manis ini kenapa tidak berhasil membuahi mama ku ya? “Kalau ini masuk ke rahim ku bisa bahaya sih” Papa : “aduh masih belum nih nduk.” papa kemudian membalikkan tubuhku dan akupun bersandar di tembok kamar mandi. Aku dipeluknya dari belakang sambil tangannya melucuti hotpants ku. Dan akupun sudah pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya. Dan penis nya pun mulai menempel di bongkahan pantatku. Ketika sudah pas didepan lubang pantatku. Tangannya berpindah dari pinggangku ke payudaraku. Dan…blesss Rency : “aaahh…pelan-pelan ya pa” penisnya pun menyeruak masuk ke lubang pantat ku dan akupun terpejam menikmatinya. Papa : “biasanya kamu suka yang kasar nduk, ya kan.” dan papa pun mulai mempercepat tempo genjotannya. Rency : “ah ah iya pa…ah terus pa…aaaahh”papa pun tak henti-hentinya menarik-narik payudaraku dari belakang sambil melakukan penetrasi yang cukup kencang temponya. Rency : “aahh ahh…enak pa…ahh…” dan akupun mulai menikmatinya sambil mengimbanginya dengan goyanganku. 5 menit kemudian papa memindahkan posisi yang sebelum nya aku bersandar di tembok. Kini aku sudah bersandar di wastafel kamar mandi sehingga posisiku bisa agak tertunduk. Rency : “ahhh ahh ahh ahh…yess papa..terus pa…yang kenca…aaahh” Tiba-tiba persetubuhanku dengan papa terganggu dengan bunyi telephon masuk di ponselku. Panggilan masuk itu dari Tono. dan aku bingung aku angkat atau tidak. Tanggung sedang enak. Papa : “angkat aja nduk” Rency : “hah…enggak deh pa ahh…masa aku angkat telp..aahh…ahh…nanti dia dengar gimana…” Papa : “udah angkat aja, apa papa yang angkat” Rency : “ahhh ahh ahhh..ya uda aaahh…aku angkat aja tapi …jangan kenceng-kenceng ya pa genjotnya…ahhh” dan akupun mengangkat telp dari Tono Rency : “hai sayang…mmff” aku yang mengangkat telp dari pacarku. Tono : “sory yank tadi masih di kelas…knp nih?mau jalan-jalan kemana nanti?aku meluncur kesana sekarang ya?” Rency : “gak usah deh yank. Aku tiba-tiba gak enak badan nih. Gak jadi kelua..aaah” papa ku yang nakal kembali menggenjotku dengan kencang. Dan aku pun kemudian menahan pinggang papa agar penetrasinya melambat lagi. Tono : “hmm..ini kamu dirumah kan?kok kayak mendesah-desah gitu” Rency : “salah denger kali kamuh yank…mmff…ni aku dirumah…mm,ff” Tono : “yee beneran…ya udah aku kerumahmu sekarang ya?” Rency : “gak usah…mmhh….aku mau istirahat…mmmhh…dah dulu ya yank” Tono : “ya udah kalau gitu aku pulang aja” Rency : “iya sayank..hati-hati dijalan yahh..”kemudian akupun menutup telp nya. Dan papa kembali menggenjotku dengan kencang sembari kembali meremas payudaraku. Rency : “ooohh….ah ah ah….ooohhhh….yang cepat pa…”aku pun kembali tak bisa menguasai diriku dan kemudian aku mencapai orgasme ku. Rency : “oooooooooohhhhhhhh……..” Papa : “enak ya nduk. Gitu tadi nolak. Mau yang lebih enak nggak?” sambil berkata demikian papa kembali merubah posisi. Kini posisiku bersandar dibawah shower. Dan papa tidak melepaskan penetrasinya. Sambil menyalakan shower ke arah air panas. Karena menarik posisi air panasnya terlalu ke kiri jadi air yang keluar pun terlalu panas. Rency : “aaaaahhhh…papa stop panas paa….aahhh….hfff” air panas itu pun mengguyur tubuhku. Dan aku mencoba untuk menstabilkan keran airnya. Papa : “uh uh uh terima ini nduk” papa kemudian memegang pinggulku dan menarik kearahnya. “Creettt creetttt crettt….cretttt..creeeeetttt” sperma papa pun mengalir deras didalam. Terlalu banyak rasanya sampai perut dalam ku pun terasa penuh dan panas. Rency : “oooooohhh papa…sudah ya pah” papa pun menarik penis nya keluar dan membersihkan nya dengan air shower yang mengalir di tubuhku. Dan aku merasakan spermanya yang tak bisa ku tampung di dalam pantatku keluar meleleh ke kaki ku. Aku yang takut kalau mengalir sebagian ke vagina ku pun cepat-cepat membersihkannya. Tapi saat aku berbalik badan. Aku melihat penis papa belum juga mengecil. Papa : “nduk yuk pindah tempat” Rency : “udah ya pah. Aku capek” Tapi papa tanpa persetujuanku memeluk ku dan menarikku keluar kamar mandi. Aku dan papa yang sudah telanjang bulat pun berjalan didalam rumah basah-basah ke arah ruang tamu. Rency : “pa…ngapain kesini pa…itu nanti kita bisa kelihatan dari luar..” Papa : “sudah tenang aja sudah papa kunci semua” dan papa mendorongku ke arah kursi. Aku yang terduduk di kursi pun kembali memposisikan diriku seperti merangkak di atas kursi dan papa kembali melakukan penetrasi di pantatku. Rency : “aaahhhhh…ahhhh…arrgghhh” kembali aku mendesah dibuatnya. “Guk gukkkk…” tiba-tiba cleo datang menghampiri ku dan papa yang sedang bergumul di kursi ruang tamu. Rency : “pah sudah pah cleo di pindahin dulu tuh…”cleo pun datang dan menjilati muka ku. Papa : “iya iya cleo papa pindah dulu” papa kemudian melepaskan penetrasinya dan memasukkan cleo ke kamar ruang tamu. Rency : “hos..hos hoss….”aku pun sudah seperti kehabisan nafas melayani papa tergeletak di kursi. Tapi papa yang sudah kembali pun kembali mengangkat pinggulku untuk diposisikan seperti tadi. Dan kemudian “bless….cplak cplak cplak” masuklah kembali penisnya ke anusku. Rency : “aah…pa…ahh..sudah…aahhh” Papa : “capek nduk? Baru segini aja sudah capek” “ceplak” tamparan keras pun mendarat di bongkahan pantatku. Tak lama kemudian…papa kembali menekan dalam-dalam penisnya dan mengeluarkan spermanya di dalam pantatku. Rency : “aaaahhhhh…”rasa hangat itu kembali menjalar dari cairan sperma yang dikeluarkan papa sampai ke ususku rasanya. Posisi penetrasi doggy style ini rasanya lebih mudah mengalirkan spermanya ke dalam. Aku pun yang sudah lelah terkulai lemas di kursi. Tapi tidak dengan papa. Papa kemudian mamapahku ke kamarku. Papa menidurkanku di kasurku dan mencoba merangsangku kembali agar energiku sedikit bangkit. Aku yang terlentang di kasur pun mulai dijamahnya, diciuminya, dan payudaraku kembali di remas-remasnya. Tak lama kemudian ciumannya pun berubah menjadi hisapan yang semakin lama turun dari bibirku, ke pipi ku, ke leher ku, dan berhenti di puting kiri ku. Aku pun yang tak kuat lagi hanya bisa mendesah. Rency : “aaahhh..” Papa : “nduk..andai punya mama mu sebesar punyamu. Pasti papa bakal nafsu banget.” Kemudian hisapan papa pada puting kiri ku pun turun ke bawah dan mulai menjilati vaginaku. Aku pun takut papa melakukan penetrasi ke vaginaku. Rency : “pa stop pa jangan disitu…ahhh…” Papa : “tenang aja nduk…papa juga gak mau skandal kita ketahuan kok gara-gara papa ngehamili kamu…itulah kenapa papa lebih memilih anus kamu” sambil papa kemudian mencolok lubang anusku dengan jarinya. Rency : “aaahhhh paaa….”dan aku pun orgasme kembali diperlakukan demikian. Papa : “duh papa dipipisin..”papa ku yang posisinya didepan vaginaku pun terkena cairan orgasme ku. Dan kemudian badanku kembali dibalikkannya sehingga sekarang posisiku tertelungkup di kasur. Tak lama kemudian papa kembali melakukan penetrasi ke anal ku. Aku pun yang sudah mulai tak kuat harus berusaha mengimbanginya agar ini semua cepat berakhir. “Slep slep slep” hanya suara itu yang terdengar di kamar ku saat ini. Aku pun dengan sisa-sisa tenagaku mengimbangi gerakan maju-mundur papa. Mungkin papa sudah tau aku kelelahan dan kehabisan tenaga kembali memacuku ku dengan kencang dan menampar-nampar pantatku. Tak lama kemudian…. Papa : “Rency…..kamu kok enak sekali nduk….aaah….CROT…CROOOTT….CROOOOTTT” dan papa kembali orgasme menumpahkan cairan spermanya yang kental dan banyak itu didalam pantatku…kemudian papa pun sudah ambruk di sebelahku. Aku pun yang juga sudah tak kuat lagi. Hanya bisa mengatur nafas kelelahan disampingnya. Kemudian papa memelukku dan aku pun tertidur bersamanya. Papa : “coba kamu bukan anak asuh papa nduk…pasti sekarang sudah jadi istri papa…dan kita punya anak-anak yang lucu” kemudian papa pun mencium ku hangat. Tapi aku sudah tidak menghiraukannya lagi. Sudah tidak ada tenaga lagi. Untungnya sore sebelum mama pulang kantor papa sudah pergi dari kamarku. Meninggalkanku telanjang sendirian di kasur yang telah basah dengan keringat dan sperma papa yang mengering di bawah. Rency : “duh papa nih…bikin kerjaan banget…aku kan harus jemur kasur besok..padahal harus kekampus” –bersambung ke chapter 9–

–POV Tono– “Waduh pas jam makul ada telp dari Rency gak ku angkat. Kenapa ya dia? Oh ngajakin jalan. Ku telp balik aja deh.” Rency : “hai sayang…mmff” aku yang mengangkat telp dari pacarku. Tono : “sory yank tadi masih di kelas…knp nih?mau jalan-jalan kemana nanti?aku meluncur kesana sekarang ya?” Rency : “gak usah deh yank. Aku tiba-tiba gak enak badan nih. Gak jadi kelua..aaah” Tono : “hmm..ini kamu dirumah kan?kok kayak mendesah-desah gitu” Rency : “salah denger kali kamuh yank…mmff…ni aku dirumah…mm,ff” Tono : “yee beneran…ya udah aku kerumahmu sekarang ya?” Rency : “gak usah…mmhh….aku mau istirahat…mmmhh…dulu ya yank” Tono : “ya udah kalau gitu aku pulang aja” “Aneh…tadi ngajakin jalan tapi gak jadi.” aku pun bingung sama suara-suara yang ku dengar barusan. Rency mendesah-desah, aku yakin itu. Tapi kenapa?sama siapa?masa iya seniornya kemarin kerumah terus Rency gak bilang-bilang sama aku. Apa dia selingkuh? (saat itu aku tidak kepikiran sama sekali kalau Rency ada afair dengan papa nya). Serentetan pikiran cemburu dan curiga itupun membayangiku. Akupun menyadari kalau sebenarnya hubungan ku dengan Rency ini banyak banget halangannya. Dan mungkin saja Rency udah siapin cadangan penggantiku. Semakin memikirkan itu semakin larut dalam emosiku sendiri. Daripada emosi gak jelas gini. Lebih baik kunikmati saja permainan ku dengan Rency sampai titik terakhir. Kemudian akupun menghubungi Fredy. Tono : “Fred…lu free kagak?ketemuan d cafe A sekarang. ada yang mau gw obrolin” Fred : “oi Ton…ok Ton gw meluncur.” Sesampainya di cafe A. Fred : “Tono…oit” Tono : “oi Fred sini..ada yang mau gw obrolin sama lu” Fred : “apaan-apaan?eh iya, Rency 3 hari ini gak masuk kelas tuh kenapa Ton” Tono : “itu yang mau gw obrolin sama lu. Lu tau kagak OB perpus lu? Si mas Pram?” Fred : “tau-tau…kenapa?” Tono : “3 hari lalu dia mau perkosa Rency…lu udah denger kabar itu belum?” Fred : “HAH! Yang bener lu?” Tono : “yee…iya bener. Cuma gagal, Rency berhasil kabur.” Fred : “sukur deh…mau gw beri pelajaran itu mas Pram…seenaknya aja ngapa-ngapain sahabat gw…lu juga sih Ton. nyuruh Rency pake baju mengundang gitu” Tono : “tapi jujur lu juga seneng kan liat Rency gitu? Secara kalian 1 kelas, 1 tempat magang. Sebagai laki-laki, suka gak lu sama yang begituan? Kalau enggak sih mungkin lu gak normal Fred” Fred : “gw masih normal kali Ton…ya demen juga sih. Rency tu ngegemesin.” Tono : “nah kan bener. Ini gw ada rencana lagi nih buat bikin Rency makin binal” lalu akupun memberikan sebuah botol berisi cairan ke Fredy. Fred : “apaan nih Ton?” Tono : “cuma obat perangsang biasa kok. Karena lu yang lebih sering ketemu Rency di kampus jadi lu juga lebih leluasa kan buat kasi ini diam-diam di minuman / makananya Rency. Kebayang gak sih Fred, kalau Rency tiba-tiba horny di kampus.” Fred : “eh bahaya nih Ton…enggak ah gw gak mau…entar kalau beneran Rency diapa-apain orang, terus dia gak bisa ngelawan gimana?” Tono : “ini cuma obat buat bikin horny doang Fred, bukan bikin pingsan. Gw sih maunya bikin Rency biar tambah binal doang kok. Dan sedikit melupakan kejadian yang kemarin sama mas Pram.” Fred : “jadi tugas gw cuma diam-diam tetesin ini?berapa tetes dosisnya?” Tono : “iya…sama sekalian awasin ya. Lu kan juga demen kan ngawasin Rency. Batas normal 5 tetes aja, max 10…jangan lebih dari itu” Fred : “terus bikin binalnya gimana?” Tono : “udah itu urusan gw buat naruh mindset ke Rency. Lu cuma ini doang. Lumayan kan lu juga dapet tontonan baru..hehe” Fred : “ok deh Ton gw setuju” Setelah itu aku pun kembali mencoba menelpon Rency. Tetapi tidak diangkat. Sampai keesokan pagi harinya akupun mengantarnya ke kampus karena ada urusan meeting persiapan ospek. Tono : “yank…udah ready?” Rency : “udah dong…yuk berangkat” Tono : “hmmm kok gak terbuka yank?” Rency : “iiih kan rapat senat yank masa iya pake yang kebuka kebuka. Tapi masih tetep sexy kan?”sambil Rency membusungkan dadanya. Tono : “iya sih hehe…aset mu itu lho yank yang gak bisa di tutupin. Nanti ini cuma meeting doang kan?” Rency : “enggak sih. Kalau siangnya kelar mungkin aku bakalan ke perpus. Kemarin kan 3 hari gak masuk. Gak magang juga. Mungkin hari ini aku bantu-bantu di perpus dulu meski bukan shift ku yank” Tono : “oh gitu, ya udah habis itu aku tinggal ya kalau gitu.” Rency : “temenin dong…” Tono : “yee masa aku di kampusmu gak ngapa-ngapain. Tar ku jemput aja, kalau ada apa-apa segera call” Rency : “ya udah deh…” Dan hari itu berjalan biasa-biasa saja. Kata Rency hari itu dia juga ketemu sama mas Pram cuma nothing happen. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Dan mas Pram pun kata Rency sudah gak seperti kemarin yang sering muncul tiba-tiba. –minggu selanjutnya– Tono : “Fred…lu hari ini magang bareng Rency kan?” Fred : “iya ton…hari ini coba gw kasi ya..mumpung ada acara makan-makan juga di perpus.” Tono : “sip tolong ya Fred awasin juga…” –POV Fredy– Hari ini senin pas banget ada acara makan-makan dan kelas juga udah kelar tadi pagi. Aku pun penasaran sebenarnya dengan Rency. Bisa sebinal apa sih dia nanti. Dan aku juga yang bertanggung jawab buat konsumsi hari ini. Aku kasih berapa tetes ya ke minumannya Rency. 15 mungkin cukup ya? (pikirku saat itu) Fred : “hai Ren…kemana kemarin 3 hari gak masuk dicariin tuh sama anak-anak..perpus juga yang jaga cuma gw jadinya” Rency : “sory sory…lagi sakit aku kemarin Fred. rame gak perpusnya?” Fred : “ya rame lah kan mau akhir-akhir semester. Sampe capek semua gw. Pijitin gih.” Rency : “ogah ah. Nanti kamu minta pijit plus plus lagi.” Fred : “iih apaan Rency ngeres ah” Rency : “yeee kok aku…yang minta pijit kan kamu…weekk” Fred : “eh iya ini minumnya sama kuenya ada acara makan-makan nih hari ini” akupun menyodorkan Rency kue dan es sirup yang sudah aku tetesi dengan obat pemberian Tono. dan penasaran akan bagaimana nanti. Tono bilang max cuma 10 tetes. Tapi aku kasi aja 15 tetes. Hehehe Akupun kembali bekerja sambil tetap memantau Rency setelah makan tadi. Dan aku melihat Rency hanya terduduk di meja resepsionis tidak keliling membantu teman-teman yang lain. “Apa obatnya sudah mulai bereaksi ya?” batin ku. Aku pun penasaran. Kucoba lihat dari dekat. Dan memang ada perubahan di Rency. Mukanya mulai memerah. Dan duduknya pun tidak tenang kayak cacing kepanasan. Nafasnya juga seperti tidak teratur. Rency yang hari ini mengenakan kemeja yang kancingnya sudah dibuka 3 dari atas pun tidak bisa menutupi bagian atas payudaranya yang naik turun seiring nafasnya yang mulai berat. Lama-lama keringat pun mulai membasahi tubuhnya. Dan aku juga excited melihat nya. Rency : “Fred..***ntiin jaga sebentar dong. Aku mau ke toilet” Fred : “ok Ren..jangan lama-lama. Masih gak sehat lu ya kayaknya?” Rency : “iya nih…sebentar ya.” Rency pun berjalan menuju toilet dan akupun mengikutinya. Jaga-jaga agar tidak ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Rency pun masuk ke toilet paling ujung di gedung ini. Dan samar-samar aku mendengar desahan dari dalam toilet. Akupun memberanikan diri untuk masuk ke toilet cewe tersebut. Tapi sebelumnya biar aman aku pasang tanda “sedang dibersihkan” di depan pintunya. Tidak ada orang lain lagi ditoilet itu, hanya Rency di toilet bilik ke 3 pojok dan aku. Aku mengintipnya dari bilik 2 tengah. Tak kusangka. Hari itu aku melihat Rency sedang masturbasi sendirian di dalam bilik toilet. Rency yang saat itu sudah melepaskan celana nya dan hanya tinggal mengenakan kemeja atasannya sangat-sangat membangkitkan gairahku. Tapi aku hanya ingin melihatnya lebih jauh dulu. Rency : “ooh…oooohh….nggghhhh…” Rency yang saat itu sudah mengeluarkan payudaranya dari dalam bra nya tanpa melepas atasannya pun asik sendiri. Sambil merem dan tetap meremas payudaranya sendiri dia tak sadar kalau desahannya cukup keras. “Untung gw pasang tanda di depan jadi gak ada yang masuk…bahaya nih kalau ada yang tau.” Tak lama kemudian tangan kiri Rency pun turun kebawah memainkan clitorisnya sambil tetap meremas-remas payudara kirinya dengan tangan kanannya. “Aku foto aja ah, terus ku kirimkan ke Tono.” Fred : send pic message Fred : “obatnya berhasil Ton” Tono : “iya dong. Sexy gak pacar gw?” Fred : “iya Ton. tapi gw gak mau ngapa-ngapain kok si Rency. Cuma gw liatin aja.” Tono : “itu kenapa gw percaya sama lu Fred. awasin terus ya. Tapi klo lu gak tahan boleh deh. Asal jangan lewat missV nya” Fred : “ah gila lu…cewe lu sendiri lu share.” Tono : “tapi lu mau kan aslinya?” Fred : “kalau gak mau sih gak normal Ton….” Rency : “oooohhhhnnnnnggggggggghhhh” Rency pun melenguh cukup keras saat mencapai orgasmenya. Dan Rency masih terduduk di bilik toilet mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan. Aku pun segera keluar dari toilet sebelum ketahuan Rency sambil menunggunya di depan toilet. Tak lama kemudian Rency pun keluar. Rency : “eh….ngapain fred didepan sini?” Fred : “nungguin lu lah…khawatir gw, lu kayaknya masih gak sehat gini.”aku pun melihat rency masih ngos-ngosan dan penuh keringat. Mukanya pun masih merah. Kayanya memang overdosis gw kasihnya. Rency : “trus yang jaga siapa?” Fred : “halah sudah gak usah dipikir. Gw anter pulang ya. Hari ini bawa mobil soalnya kebagian jadi panitia makan-makan tadi.” Rency : “hmmm…boleh deh. Aku ambil tas dulu ya. Tapi temanin ke loker” Setelah menemani Rency mengambil tas dan ijin ke pengurus perpustakaan. Akupun mengajak Rency ke parkiran mobil untuk mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan pun aku tidak bisa konsen melihat belahan dada Rency yang kemana-mana. Mungkin dia lupa mengkancingkan bajunya lagi. Aku hitung 4 kancing dari atas masih terbuka dan bra nya pun terlihat. “Duh otong gw kenapa sih ini kok gak bisa tenang dari tadi berontak.” memang aku akui aku cukup bernafsu melihat Rency tadi. Tapi akal sehatku sebagai sahabat masih cukup menyadarkanku agar tidak berbuat macam-macam ke Rency. Fred : “badan lu panas Ren?” sambil akupun memegang jidatnya. Rency : “iya nih Fred. gak tau kenapa. Nafas ku juga berat banget” Fred : “padahal AC udah max nih.” Rency : “gak apa-apa Fred…udah kamu fokus nyetir aja…” Entah disengaja atau Rency sudah tak sadar sebelahnya ini lawan jenis yang punya nafsu. Rency mulai membuka lagi 2 kancing bajunya. Dan sekarang sudah terbuka sampai posisi perut atasnya pun dapat ku lihat jelas. Penis ku juga semakin berontak. Aku berharap Rency tak menyadarinya. Rency pun masih ngos-ngosan merem melek di sebelahku. Seatbelt yang membelah payudaranya, keringat yang bercucuran dari tubuhnya, dan nafasnya yang berat pun membuatku semakin tidak tahan. Akupun kemudian membenarkan posisi penisku yang semakin berontak ini. Untungnya sudah dekat dengan rumah Rency. “Sebentar lagi sampai….tahan…tahan…ini sahabat lu sendiri Fred” pikiran baik ku pun mencoba menguasai keadaan. Dan kembali akupun mengelus pelan penis ku yang sudah tegak berdiri. Tetapi…Rency menyadari kalau aku sudah tegang parah. Rency : “Fred…maaf ya. Itu nongol banget deh” Fred : “eh iya Ren maaf maaf. Kelihatan itu mu aku jadi otomatis tegang. Kamu lagi sakit, aku malah sange. Hehe…tapi wajar kan aku masih suka cewe” akupun berusaha mencairkan suasana yang tanggung ini. Rency : “jadi gara-gara aku ya?” Fred : “eh enggak kok Ren” Rency : “atau…***ra-gara ini?” Rency pun melebarkan bukaan bajunya dan menunjukkan payudaranya ke aku. Akupun kaget dengan kejadian erotis yang terjadi disebelah ku dan akupun menghentikan mobilku di dekat pintu gerbang perumahan Rency. Rency : “kok…berhenti Fred..”ucapnya manja dengan sedikit mendesah. “Duh si Rency sudah sange berat nih. Untung segera gw anter pulang” pikirku dalam hati. Dan tak lama kemudian tangan kiri Rency memegang penisku dari balik celana ku. Fred : “Ren…kamu kenapa? Sadar Ren” akupun pura-pura sedikit menolaknya. Rency : “sudah Fred…ini salahku…biarkan aku tanggung jawab ya…”lalu Rency pun membuka resleting celana ku dan mulai mengulum penisku. Fred : “ah Ren……jangan disini….nanti ketahuan orang gimana?” mulutku menolak tapi tanganku mulai mengelus-elus rambut Rency yang kepalanya mulai naik turun di selangkanganku. Dan akupun mencoba lebih berani dengan mulai menyusupkan tangan kiri ku ke dalam cup bra kanan Rency yang menggantung dan menggoda sedari tadi untuk di jamah. Rency : “mmmhhh…sluurp slup..mmhh…” Rency pun mulai mendesah dan sedotannya pun semakin kuat setelah aku memainkan puting kanannya yang mengeras. Zakarku pun mulai di elus-elus dengan tangan kiri Rency. Tak lama kemudian akupun sudah tidak kuat lagi dan menyemburkan spermaku didalam mulutnya. Rency pun terkejut dan segera melepaskan kulumannya di penis ku sehingga spermaku mucrat di mobil. Kena di setir, muka Rency, dan dashboard ku. Rency : “sory-sory Fred…duh aku kenapa gini ya?sory banget ya” Rency pun mulai sadar dan meminta maaf kepadaku sambil membetulkan bajunya. Rency : “aku turun sini aja ya…sudah dekat kok sama rumahku. Makasih sudah di anterin. Sekali lagi maaf banget ya Fred” dan Rency keluar dari mobilku kemudian berjalan pulang sendiri. Aku juga masih sedikit shock akan kejadian barusan tapi juga excited. Aku jadi semakin ingin mengekploitasi Rency lebih jauh. Kemudian aku pun pergi dari perumahan itu dan menghubungi Tono. Fred : “Ton…wah gila lu…beruntung banget sih lu dapet Rency” Tono : “kenapa Fred?lu habis apain Rency?” Fred : “gw malah yang di apa-apain sama Rency. Barusan di blowjob gw di mobil. Habis anter dia pulang ini” Tono : “hah gimana-gimana?” Fred : “iya, Rency sange berat tuh sampe gw di blowjob ini. Gw kan anter dia pulang soalnya emang gw tawarin anter pulang tadi. Kasian gw liat dia horny gak jelas gitu di kampus.” Tono : “terus-terus?” Fred : “ya udah gitu doang diblowjob doang…suer deh” Tono : “hahaha…good…demen gw kalau Rency makin binal…thanks y Fred…next time coba kerjain lagi” Fred : “haha siap Ton…gw juga excited ini jadinya. Udah ya…bye” –bersambung ke chapter 10–

 

–POV Rency– Setelah aku turun dari mobil Fredy, akupun pulang dengan berjalan kaki kerumahku…masih 5 blok lagi sampai ke rumah. “Duh aku kenapa sih hari ini?gak bisa banget jaga nafsuku. Semoga di rumah sepi. Jadi aku bisa suruh Tono kerumah” Sesampainya aku dirumah ternyata benar. Sepi… Papa dan mama masih kerja, bude juga gak kerumah. Telp Tono ah…sambil aku merebahkan tubuhku di kasur Rency : “Sayang….kesini dong…” Tono : “hai sayang…ada apa?” Rency : “gak apa-apa kangen aja. Sini dong.” Tono : “yah…masih ada kelas yank. Sorean deh aku kesana.” Rency : “gak bisa sekarang ya?” tiba-tiba gejolak nafsuku bangkit lagi. Dan akupun bingung kenapa ini. Aku bilang aja ya ke Tono. Rency : “hmm…yank…aku kok hari ini tiba-tiba nafsu banget ya?” Tono : “nafsu gimana yank?nafsu makan?awas tambah ndut” Rency : “iiih bukan itu. Pengen begituan.” Tono : “hmm jangan-jangan…….” Rency : “jangan-jangan apa yank?” Tono : “ah nggak yank cuma pemikiranku aja, kalau kamu sekarang jadi nafsuan gara-gara kena shock kemarin” Rency : “masa sih?” Tono : “ya kan kamu kemarin hampir diperkosa yank. Psikologismu mungkin kena sedikit shock yang bikin kamu jadi lebih nafsuan sekarang. Tapi gak apa-apa kok, aku suka kalau kamu jadi nafsuan..hehe” Rency : “iiih…masa iya ya? Tau gak yank tadi aku sampai main sendiri di toilet” Tono : “main sendiri? Gimana itu?” Rency : “ih masa gak ngerti…masturbasi sayang..” Tono : “wah seru nih? Terus-terus? Ketauan orang nggak?” Rency : “nggak sih untungnya. Aku juga heran kenapa gak ada yang masuk ke Toilet tadi selain aku” Tono : “terus-terus?” Rency : “ya sudah, habis itu aku pulang ini. Badan ku masih panas rasanya.” Tono : “kok gak bilang aku yank?” Rency : “nggak yank tadi aku sudah gak kuat. Daripada aku masturbasi lagi di kampus kan. Untung ada Fredy tadi yg nganterin aku pulang.” dan aku pun sedikit malu mengingat hal yang kulakukan tadi. Tono : “trus?kamu gak ngapa-ngapain kan sama Fredy?” Rency : “ya enggak lah yank…kan aku cuma sayang sama kamu..masa iya aku berbuat sama sahabatku sendiri” akupun berbohong kepada Tono. Tono : “hehe yakin?kan kamu lagi horny berat ini yank” Tono seperti tak percaya kepadaku karena memang kejadiannya bukan begitu. Rency : “iya enggak dong yank beneran. Mangkanya kamu cepet kesini. Puasin aku.” Tono : “iya deh habis 1 kelas terakhir buat hari ini aku kesana.” Rency : “aku tunggu sayang…” Aku merenung…”Kenapa ya aku hari ini. Apa benar kata Tono. Tapi… Tono suka kok kalau aku jadi lebih binal gini” dan tak kusadari tanganku kembali bermain di payudaraku. Aku yang sedari tadi belum ganti baju dan bersih-bersih, sedikit merasakan sisa-sisa bau sperma Fredy. Dan aku kembali horny siang ini. “Ah kepalang tanggung…tidak ada siapa-siapa juga dirumah…” akupun kembali meremas payudaraku dari balik bajuku. “Oooh… ” aku mulai menikmatinya, matakupun terpejam dan membayangkan suatu hal yang belum pernah aku lakukan. Aku membayangkan tubuhku dijamah oleh banyak orang. Setiap inchi dari tubuhku rasanya ingin sekali diraba-raba. Dan kemudian aku mulai membuka bajuku sehingga bagian atas tubuhku sudah telanjang dan aku lanjut meremas payudaraku sendiri. “Duh berapa orang ya…kalau 10 aku kuat gak ya? 20? 100 seperti JAV yang sempat aku tonton beberapa saat lalu.” “Duh aku mikir apa sih ini? 10 aja sudah pingsan mungkin aku. Sama papa aja sudah sering pingsan. Tapi…10…gimana ya?” badanku pun terasa semakin panas sekarang dan aku mulai membuka celana jeansku. CD ku sudah basah banget sama cairan ku sendiri. “Oh segini nafsunya aku hari ini.” dan aku yang sudah telanjang bulat di kasurku pun mulai meraba bagian bawahku. Pelan-pelan mulai ku gesek kelentitku dengan jari tengah ku. Dan tak lama kemudian cairan hangat mulai mengalir dari vaginaku. ”Oohhhh..mmmnnnngggghhh” akupun orgasme d atas kasurku dan hanya bisa terpejam menikmatinya. Tiba-tiba ada sms masuk di hp ku. Tono : “yank… aku sudah di depan nih. Bukain pintu dong.” ternyata Tono tiba-tiba datang. Mungkin dia bolos kuliah kelas terakhir untuk hari ini. “Apa aku godain aja ya biar dia nafsu banget” pikirku dalam hati. Aku putuskan untuk membukakan pintu dengan hanya mengenakan balutan handuk saja. Karena memang pakaianku sudah basah dengan keringatku. Rency : “masuk yank.” dengan hanya mengenakan handuk 1 piece yang hanya bisa menutupi sebagian badanku dari setengah bagian payudaraku hingga di atas lutut. Andai aku turunkan lagi kelihatan sudah bagian areola puting ku. Aku sengaja mengenakan handuk yang kekecilan ini karena ini handuk punya mama (mama ku hanya 155cm tingginya) sehingga cukup untuk menggoda Tono dan dia pun seperti gelagapan melihatku. Tono : “bude kemana yank?biasanya kesini siang-siang. Papa sama mama juga belum pulang ya?” Rency : “iya yank…bude hari ini katanya ada urusan di toko. Jadi gak bisa kesini.” Setelah Tono masuk ke ruang tamu dan yakin kalau tidak ada orang lain selain aku dan dia disitu. Tono langsung memeluk tubuhku dan menyandarkanku dibalik pintu. Tono : “aku suka kalau kamu binal begini yank…” sambil terus menciumi bagian tubuhku dan sudah membuka handuk yang aku kenakan tadi. Terpampanglah sudah tubuhku di depan Tono dan aku hanya bisa merem melek menerima setiap rangsangan darinya. Rasa panas dalam tubuhku sudah mulai menjalar. Aku sudah pasrah rasanya bila memang Tono ingin mengambil keperawananku sekarang. Rency : “yank…kalau kamu mau. Masukinnya di depan aja.” Tono : “enggak yank….kan aku sudah janji bakal tetap jaga keperawananmu” kemudian Tono menciumku dengan lembut. Aku terharu atas sikapnya yang tetap komitmen untuk menjagaku. Dan tak kusadari aku mulai menangis. Mengingat apa yang telah kulakukan barusan dengan Fredy, dan juga sebelumnya dengan ko Iwan. Tono : “hei hei….kenapa nangis yank?” katanya lembut kepadaku. Rency : “maafin aku yank…tubuhku sudah banyak dijamah orang lain selain kamu.” Tono : “sudah-sudah gak apa-apa. I love u…thats it…dan kamu tahu yank?kalau kamu nakal dan binal itu bikin aku juga horny…nih lihat.” sambil menunjukkan penisnya yang sudah tegang maksimal. Dan akupun tersenyum dibuatnya. Tono pun kembali menciumku dengan mesra sambil tetap menggesek-gesekkan penisnya ditubuhku. Tak lama kemudian badanku pun dibaliknya dan sekarang aku bersandar di jendela sebelah pintu ruang tamu. Dan jendela itu bentuknya memanjang kebawah hampir seukuran dengan pintu rumah ku. Kalau ada orang lewat pasti tubuhku yang sedang bugil ini terlihat dengan jelas. Entah kenapa aku juga menikmati sensasi ini. Ciuman Tono perlahan-lahan turun dari tengkuk ku, punggungku, dan akhirnya… “Oooohh…” aku merasakan penisnya sudah menusuk di lubang pantatku. Aku diam untuk beberapa saat untuk menikmatinya. Tapi kemudian Tono mulai memompaku dengan tempo yang cukup cepat. Payudaraku yang menggantungpun sudah diremasnya keras-keras. Dan aku pun mengimbangi gerakannya juga. “Ooohh…ahh…ahhh…ahh….nnggghhh…ooohh…” sudah bukan desahan yang terdengar tapi lenguhan ku dan Tono. Begini ternyata rasanya membiarkan nafsu mengambil alih kesadaranku. Pergumulanku dengan Tono pun lebih nikmat dari biasanya. “Cplak cplak cplak…” beradunya kulitku dengannya pun semakin keras rasanya. Lama-lama akupun sudah tak bisa mengimbangi dorongan Tono yang makin lama makin kencang, sehingga sekarang tubuhku terhimpit dengan tubuhnya dan jendela. Payudaraku pun tercetak jelas di kaca. Tapi tono tetap menggenjotku dengan cepat. Bila ada orang yang lewat di depan rumah dan menengok ke arah rumahku pasti tubuh polosku ini akan terlihat jelas. Rasa panas dan nafsu dalam diriku yang memuncak ini hanya bisa membuat ku pasrah dan mendesah. “Uuuhh…oooh….nnggghh…oooohh….terus yank….ooohhh…” Tapi tiba-tiba ada motor yang berhenti didepan rumah. Dan ternyata itu adalah ojek yang mengantar bude ku. Aku dan Tono pun panik. Tono langsung lari kedalam kamar mandi sedangkan aku lari kedalam kamar untuk mengenakan baju ganti dan kemudian membukakan gerbang untuk bude. Betapa kikuknya aku saat itu, ditengah nafsu yang sedang memuncak dan belum terpuaskan tiba-tiba bude datang mengganggu. Rency : “maaf bude bukainnya agak lama, tadi baru sampai dari kampus baru ganti baju. Urusan di toko tadi gimana bude?” Bude : “sudah selesai tadi ada pelanggan yang orderannya kurang aja. Tono mana?” bude yang melhat motor Tono terparkir pun menanyakannya. Rency : “itu bude lagi di toilet katanya tadi mules…nah ini dia…” Tono : “sore bude” sambil mencium tangan bude ku. Bude : “iya Ton….minggu depan kerumah ya ada ibadah dirumah…nanti kamu bantu-bantu ya.” Tono : “siap bude” Bude : “sudah bude mau istirahat dulu tadi di toko bikin capek.” Dan kemudian bude pun masuk ke kamarnya. Rency : “duh yank…nanggung ni…maaf ya belum bikin kamu keluar.” Tono : “iya nih yank…hehe…ada gangguan teknis gak bisa di lanjutin…tapi aku suka kamu yang begini.” Rency : “begini gimana yank?” Tono : “ya gampang horny dan binal kayak tadi. Seru loh kalau kamu nafsu parah tadi.” Rency : “beneran kamu suka aku yang nakal kayak tadi? Nanti kalau aku gak bisa nahan nafsuku gimana?” Tono : “ya gak apa-apa yank. Kamu tuh kalau nakal tambah seksi. Bikin aku horny juga jadinya.” Rency : “hmmm nanti kalau aku gak bisa jaga nafsuku terus aku melampiaskan sama orang lain pas gak ada kamu gimana? Kayak sama ko iwan kapan waktu itu. Kamu emang gak marah sama aku?” Tono : “ya enggak dong sayang… sex yang cuma pakai nafsu itu gak bakal bikin aku marah. Kecuali kalau kamu main hati beda lagi lho ya. Aku suka kok sebenernya kalau kamu tuh bisa sex active…selama hati mu buat aku, aku gak akan marah.” Rency : “hah?sex active gimana yank? Nanti kalau aku dicap murahan, kamu gak suka lagi sama aku…” Tono : “ya enggak dong sayank. Kalau orang lain aja nafsu lihat kamu, apalagi aku. Yang bilang kamu murahan itu cuma orang yang sakit hati gak bisa se seksi kamu” Rency : “masa sih…hihi” aku pun tersenyum senang mendengarnya. Tono : “eh dah dulu ya yank aku pulang dulu. Ada bude mau istirahat jadi gak enak aku kalau lama-lama disini tar nge ganggu beliau.” Rency : “ya udah ati-ati ya sayank pulangnya” Dan kemudian Tono pun pulang. Aku kembali ke kamarku dengan perasaan senang kalau Tono benar-benar cinta sama aku. Tapi nafsu yang belum tuntas ini kembali menggangguku. Aku harus gimana coba ini. Dan akhirnya kucoba untuk tidur saja agar pikiranku gak terganggu terus dengan nafsuku yang belum terpuaskan ini. mana minggu depan sudah UAS. aku harus bisa tenang. –bersambung ke chapter 11–

 

The EX 01 – Chapter 11
Timeline : 2008 pertengahan
–masih di hari yang sama dengan chapter sebelumnya–

–POV Rency– Aku terbangun di tengah malam setelah mencoba untuk tidur tadi sore untuk meredakan nafsuku. Tetapi tiba-tiba tengah malam akupun sudah tidak bisa memejamkan mataku lagi. Mungkin karena memang tidurku kesorean juga. Tapi disisi lain, nafsuku yang menggantung sore tadi pun meminta untuk segera dipuaskan. “Duh bangun tengah malem tapi horny ini gimana coba. Apa aku masturbasi lagi? Tapi rasanya bakalan kurang memuaskan.” akupun gelisah malam itu. Saat itu aku hanya mengenakan tanktop dan hotpants ku biasanya dan belum ganti ke piyama tidur ku. Dan akupun baru ingat kalau tadi sore belum sempat mandi. Jadi aku memutuskan untuk mandi malam itu juga, barangkali nafsuku juga bakalan turun setelah mandi. Akupun kemudian mengganti bajuku dengan kimono handuk yang biasa kugunakan untuk mandi dan segera menuju kamar mandi utama yang letaknya di dekat ruang tengah. Saat aku menuju ke kamar mandi, aku melihat papa sedang asik nonton TV sendiri. Dan aku menyapanya. Rency : “nonton apa pa?” Papa : “oh ini nungguin pertandingan sepak bola nanti jam 2. Kamu mau mandi malem-malem gini?awas masuk angin lho” Rency : “iya pa tadi lupa belum mandi soalnya ketiduran..hehe” dan aku mendekat ke papa yang duduk di ruang tengah. Papa : “kok tumben bener. Biasanya kamu gak suka kalau gak bersih dan wangi nduk… kecapekan banget tadi kuliahnya?” Rency : “iya ih capek banget. Pijitin dong pa.” aku kemudian duduk membelakangi papaku. Entah akunya yang masih “sangean” hari ini atau memang terbawa suasana malam, aku seakan memancing gairah papaku. Aku singkap sedikit bagian atas kimono handuk ku agar papa dapat menyentuh pundak ku untuk memijatku. Tak lama kemudian tangan papa sudah memegang pundak ku dan mulai memijit pelan. Tetapi tak lama setelsh itu pijatannya pelan-pelan turun ke tangan ku dan kemudian menelusup ke bagian depan payudaraku untuk mulai meremasnya. “Mmmmmhhhh…pa…”akupun mendesah pelan setelah papa mulai mendaratkan ciumannya ke tengkuk ku dan aku hanya bisa terpejam menikmati nafsuku yang mulai bangkit lagi Papa : “aromamu menggoda sekali nduk malam ini” kata papa sambil berbisik di telingaku. Kemudian akupun bersandar padanya dan ciumannya pun aku sambut dengan hangat. Aku sudah tidak berfikir lagi kalau malam itu ada mama dan bude yang sedang tidur. “Mmmhh…sluurpp…sluupp…mmhh” ciuman ku dengan papa mulai memanas. Pakaian yang ku kenakan pun sudah dilucuti oleh papa. Kini papa sudah meremas payudaraku dengan bebas sambil tetap menciumku. Papa : “nduk…kita pindah ya jangan disini. Nanti kalau mama atau bude bangun, kita jadi ketahuan.” memang ruang tengah ku ini menghubungkan setiap kamar yang ada di rumah ini. Lantai 2 hanya ada ruangan untuk kerja papa dan gudang. Sedangkan ruangan utama semua ada di lantai 1. Rency : “pindah kemana pa?” Papa : “ke kamar kamu aja ya.” Rency : “tapi kan kamar aku sebelahan sama kamar mama pa. Nanti kalau mama dengar gimana?” Papa : “ya kamu jangan keras-keras nduk. Yuk” kemudian papa membopongku layaknya aku sebagai pengantin wanitanya. Setelah sampai dikamarku papa pun merebahkan ku di kasur dengan lembut. Tapi aku yang sudah bernafsu langsung bangkit dan berjongkok di depannya. Aku lepas sarungnya dan mulai mengulum penisnya yang sudah mengeras sedari tadi. “Mmmmmhh…clok clok…clokk..sluurp..” aku kulum mulai dari ujung penisnya sampai kantung zakarnya pun aku jilati. Papa : “ooohh nduk..enak nduk….” papa mulai meracau keenakan setelah aku blowjob. Dan akupun menghentikan aksiku. Rency : “sstt…pelan-pelan pa nanti mama dengar lho.” Papa : “ayo nduk terusin dong. Nanggung nih.” ucap papa ku pelan sambil menyodorkan penisnya ke arah mulutku. Dan aku tutup mulutku rapat-rapat. Rency : “diem dulu dong pa. Kalau gak diem nanti gak Rency kasi service lho.” Papa ku yang sudah tak sabar pun memencet hidungku sehingga akupun kesulitan untuk bernafas. Dan akhirnya aku bernafas melalui mulutku. Kesempatan ini pun tak disia-siakannya. Langsung saja papa mendorong masuk penisnya dimulutku sampai aku tersedak dan mulai memegang belakang kepala ku untuk dia maju mundurkan. “Heeeggh…clok clok clok… ” dengan kasar papa memaju mundurkan kepalaku di antara selangkangannya. Nafsuku yang sudah memuncak juga ingin mengendalikan permainan ini. Aku ingin tak hanya di dominasi oleh papa mencoba mendorong pahanya hingga papa melepaskan kepalaku. Kemudian akupun segera berjongkok di lantai dan memposisikan tubuhku selayaknya anjing yang ingin disetubuhi. Dan papa pun mengerti akan hal itu. Diapun segera memposikan tubuhnya untuk melakukan penetrasi. “Bless….slep slep slep…slep slep..” papa pun mulai memompa ku dari belakang. Aku yang keenakan pun tidak bisa bebas mendesah. Hanya bisa menahannya dengan menutup mulutku dengan kedua tanganku. Hal ini menyebabkan posisi ku jongkok tertelungkup di lantai. Papa yang tak ingin ritme penetrasinya terganggupun segera menopang badanku. Ditariknya pinggulku kearahnya dan ditahannya tubuhku di bagian payudaraku. Payudaraku yang menjadi tumpuan badan ku malah menambah rangsangan dalam diriku. Bagaimana tidak, bagian sensitifku serasa ditarik-tarik kebelakang oleh papa. “Mmmhhh…mmmmhhh…mhhhhh” Papa : “oh nduk papa keluar nduk…mmmhh…” Ditariknya payudaraku keras-keras dan kurasakan sperma hangat papa sudah memenuhi rongga dalam pantatku. Akupun juga akhirnya orgasme pada saat yang bersamaan. Papa pun ambruk di sebelahku, sedangkan aku masih tertelungkup di lantai menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja aku raih. Setelah energi ku sedikit pulih aku melihat penis papa yang sudah terkulai dan belepotan sperma pun membangkitkan nafsuku kembali. Tak perlu waktu lama. Aku pun langsung mengulum penis yang sudah melemas itu dan menjilatinya. Membersihkan nya dari sisa-sisa sperma yang dia keluarkan tadi. Penis papa juga masih mengeluarkan spermanya walau sedikit-sedikit dan ku telan semua cairan yang ku jilat tadi. Penis papa pun kemudian sedikit mengeras kembali, dan akupun langsung menaikinya. Aku tidak mengarahkan penis papa untuk melakukan penetrasi ke vaginaku, tapi cuma melakukan petting. Gesekan penisnya dengan labia mayora vaginakupun membuat nafsuku semakin naik sehingga aku menggeseknya semakin keras. Papa yang merasa aku semakin binal ini tak melepaskan kesempatannya. Diremasnya kencang-kencang payudaraku yang menggantung didepannya dan aku hanya bisa merem melek karenanya. Rency : “ooohh pa..enak paa…”aku sudah tak peduli lagi akan suaraku yang semakin keras. Dan tak lama kemudian papa kembali ejakulasi. Spermanya membasahi bagian luar vaginaku dan perutnya. Nafsuku yang memuncak membuatku sudah tak sadarkan diri lagi. Aku tetap menggesek-gesek penisnya yang sedang ejakulasi itu. Tapi papa masih sadar dan dia tak ingin ada hal buruk yang terjadi. Dia kemudian mendorong tubuhku sehingga akupun terjatuh dan papa mencoba menyadarkanku dengan menggoyang-goyang tubuhku. Papa : “nduk sadar nduk…” Rency : “oh papa…tanggung nih.” akupun kembali meraih penisnya dan mencoba mengocoknya agar tegang kembali… Papa pun kemudian menampar muka ku agar aku sadar. “CEPLAAK… nduk sadar nduk” tamparan keras itu sedikit menyadarkanku dan akupun terduduk mematung mencoba menyadari apa yang baru saja aku lakukan. Untung saja aku tidak berbuat lebih jauh lagi karena keperawanan ku bisa saja aku serahkan ke papa ku. Nanti aku bilang apa ke Tono. Aku juga tidak cerita kepadanya kalau aku sering berhubungan dengan papa ku. Akupun mulai menangis…. Papa : “cup cup sudah sayang…jangan nangis ya…maafkan papa yang menamparmu terlalu keras. Papa cuma gak mau kamu lupa diri” papa pun kemudian memelukku dan mulai mencium keningku dengan lembut. Rency : “maafkan Rency pa. Rency khilaf..***k tau nih pa hari ini nafsuku tidak bisa aku tahan lagi” sambil tetap terisak. Papa : “iya nduk…papa juga minta maaf ya…sudah gak apa-apa…wajar untuk usia mu yang sekarang…sini papa bantu.” kemudian papa pun menciumku dan memapahku ke atas kasur dan kembali memposisikanku untuk siap menerima penetrasinya. Aku pun kembali disetubuhi papa di atas kasur dengan posisi doggy style. Tentu saja papa tidak memasukkan penisnya ke vaginaku tetapi di lubang duburku. “Mmmhh mmhh mmhh” kemudian aku meraih bantal untuk meredam desahanku karena ritme penetrasi papa yang kembali tinggi. 30 menit kemudian papa mencabut penisnya dari lubang duburku dan aku didorongnya kesamping sampai telentang. Kemudian papa ejakulasi di seluruh tubuhku. “Croooot crooot croott…crooottt….” Tidak ada bagian atas tubuhku yang luput dari semprotannya dan akupun menjilat sisa sisa spermanya yang ada di perut dan payudaraku. Papa : “terimakasih ya nduk…kamu mau apa sih kok sampai menggoda papa begini?” tanya nya kepadaku karena biasanya aku ada mau nya kalau menggoda papa untuk menyetubuhiku. Rency : “gak ada kok pa. Rency cuma ingin dipuaskan malam ini” Dan persetubuhan berlanjut malam itu sampai papa lupa akan pertandingan bola yang ingin dia lihat. –bersambung ke chapter 12–

–POV Tono– “Akhirnya kelar juga UAS ini…last day UAS. call Rency ah ajakin jalan” tapi tiba-tiba ada call masuk. Dan ternyata.. Rasti : “Tono…jemput aku dong di terminal. Ini aku otw pulang kerumah. Kira-kira 3jam lagi lah bus ku udah sampai. Jemput di tempat biasa ya. Aku tunggu lho jangan sampai ngaret.” Tono : “eh udah balik kampung ni ceritanya? UAS mu udah kelar emang?” Rasti : “udah dong. Ini lagi libur semester aku buru-buru balik.” Tono : “ok deh nanti aku jemput” Rasti : “makasi tono…baek deh..daaaahh…” Saat itu aku masih naif banget. Masih mengharapkan cinta dari Rasti yang akupun sadar tak akan berbalas. Tapi selama masih ada kesempata dan janur kuning belum melengkung, aku masih tetap semangat mengejarnya. Bodohnya aku saat itu. Aku melupakan Rency pacarku sendiri. Seharusnya aku focus dengan dia saja. Tapi adanya perbedaan agama antara aku dan Rency yang membuatku sedikit ragu akankah hubungan ku dengan Rency bisa berlanjut. Sedangkan dengan Rasti tidak demikian. Aku sudah mengejar-ngejarnya dari jaman masih cinta monyet di SMP sampai sekarang. Bisa dibilang aku terlalu naif dan sudah banyak waktu yang kubuang untuk mengejar cinta 1 orang ini. “Tono…kamu harus bisa dapetin Rasti. Kamu sudah menunggunya sedari SMP” otak bodohku pun kembali menanamkan mindset yang nantinya akan aku sesali. “Ah sudahlah 3 jam lagi. Kalau pulang nanti males keluar. Aku tunggu di kampus aja ah” Tiba-tiba sahabat-sahabatku dikampus menghampiriku. Sedikit back story, akupun punya sahabat di kampus dan biasa 1 tongkrongan. Sebut saja Ramdan, Handi, Ayu, dan Aji. kami ber 5 biasanya 1 kelompok di kelas dan akhirnya sudah begitu saja jadi 1 tongkrongan. Diantara sahabat-sahabatku ini ada 1 yang bisa dibilang playboy akut. Sebut saja si Handi, gak sampai 1 semester biasanya sudah gonta ganti pacar. Memang sih dia yang paling tajir diantara kami ber 5.
Handi : “Ton..tumben gak langsung ngacir ke kampusnya Rency. Malah nongkrong disini” Ramdan : “nungguin paan lu Ton?” Tono : “eh kalian. Gak ini nanti ada janjian sama orang aja 3 jam lagi hehe. Kalian lama banget kelar UAS nya? Mangkanya belajar” Ramdan : “yee…ini biar nilainya maksimal jadi d cek ulang sebelum dikumpulin” Handi : “eh iya Ton ini kenalin. Tadi aku ngajakin cewe ku kesini biar tau kehidupan kampus dia. Kenalin namanya Ranum. Ranum ini Tono. yang biasanya aku mintain tolong kalau kesusahan kerjain tugas….hahaha” Tono : “sialan lu…Sinta mana? Kok udah ganti lagi” ujarku pada Handi. Handi : “yee…yang lalu udah biar berlalu. Ini baru jadian lagi gw.” Dan akupun berkenalan dengan Ranum. Ranum Puspa Jati. Saat itu dia masih kelas 3 SMP dan aku tak menyangka saat itu nantinya Ranum di masa yang akan datang akan menjadi Istri ku. Tono : “wah gila lu Han…masih SMP lu pacarin. Pedo lu.” Handi : “haha kagak kali Ton. yang penting kan sama-sama cinta. Ya gak num..hehe” Dan akupun sedikit berbisik ke Handi. Tono : “udah lu apain aja nih bocah?” Handi : “ya kayak orang pacaran lah Ton. emang ngapain kalau gak begituan” (dan ini ane skip karena nanti kena pasal underage) Tono : “wah gila lu Han” dan Handi hanya tersenyum saja. Handi : “dah ya Ton gw balik dulu” Ramdan : “ke kos gw dulu aja Ton nge game daripada sendirian disini lu” Tono : “udah gak apa-apa gw disini aja. Kalian balik aja” Aji : “ya udah kalau gitu…awas kesambet Ton..haha” Dan mereka pun pergi. “Si Ranum masih SMP kok sudah montok abis gitu ya, udah diapain aja sama si Handi ini.” dan tiba-tiba saja muncul pertanyaan demikian di otak ku. “Apa aku harus berguru ke si Handi ya biar bisa dapetin Rasti.” tiba-tiba ada sms masuk. Rency : “sayang…jemput dong aku udah kear UAS nya nih” Tono : “aduh gak bisa yank aku belum kelar nanti sore masih lanjut” dan aku berbohong kepada Rency karena sudah ada janji dengan Rasti. Rency : “yaaaah…kirain sudah. Ya udah aku tunggu aja ya di perpus.” Tono : “gak usah yank kamu pulang duluan aja ya istirahat. Mumpung masih punya waktu istirahat kan. Katanya bentar lagi bakalan sibuk urusin ospek” Rency : “iya sih…ya udah aku pulang naik taksi dulu ya yank… met ujian..” Tono : “ok yank ati-ati ya…” Dan akupun menunggu sampai 2 jam dan kemudian otw ke terminal untuk menjemput Rasti. Rumah Rasti memang dekat dengan rumah ku. Sesampainya aku di Terminal tak lama kemudian bus yang dinaiki oleh Rasti pun tiba. Tono : “Rasti….sini…” teriakku dari jauh memanggilnya. Rasti : “Hai Ton…udah lama nunggunya?” Tono : “enggak kok barusan sampai, yuk aku antar balik” Rasti : “ok Ton” dan Rasti pun aku bonceng di motor ku dan dia memelukku di atas motor. Sikapnya yang demikian ini yang membuatku susah untuk move on darinya. Meski tiap aku nyatakan perasaanku ke dia selalu saja di tolak dengan alasan. “Nanti dulu ya Ton aku mau focus kelarin kuliahku” atau “aku belum siap Ton” atau “ortuku belum mengijinkanku untuk pacaran.” Ya memang berbagai alasan diutarakannya, tetapi dengan sikapnya yang lembut dan hangat kepadaku membuat ku jadi susah untuk berpaling darinya. Terlebih lagi aku dengan Rasti tidak ada perbedaan seperti aku dengan Rency. Satu jam kemudian sampailah aku di rumah Rasti. Rasti : “yuk Ton masuk dulu. Ada papa sama mama di dalam” Tono : “duh deg deg an aku” Rasti : “idih ngapain deg deg an? Udah sering ketemu ortu ku kan” Tono : “iya sih, tapi kan ketemu camer” saat itu pun aku sok sok an Pede Rasti : “yeee…camer darimana? Kan aku belum nerima kamu hihi” Tono : “namanya juga usaha, kali aja aku dikenalinnya jadi calon mu kan.” Dan sore itupun aku dirumah Rasti ngobrol dengan kedua orang tuanya. Keluarganya menyambut dengan hangat juga keberadaanku disana. Begini rasanya memang kalau “tidak ada perbedaan”, nyaman, tenang, dan tidak was was. Satu-satunya hal yang membuatku was was adalah “Rasti bakal terima aku gak ya?” Banyak sms masuk dari Rency aku abaikan. Baru ku balas malamnya setelah aku pulang dari rumah si Rasti. Tono : “yank…aku baru sampai rumah ni. Maaf-maf baru bales sms nya.” Rency : “iya gak apa yank. Aku cuma ada libur seminggu nih. Minggu depan udah mulai sibuk prepare ospek. Jalan yuk.” Duh aku harus alasan apa lagi ya ini. Pengennya nemenin Rasti mumpung dia lagi dirumah. Tono : “ok yank tapi aku rencana mau ambil semester pendek nih biar cepet kelar SKS nya. Tapi nanti kan aku masih bisa anter jemput kamu hehe” akupun beralasan untuk mengambil semester pendek agar bisa ada kesempatan buat jalan sama Rasti. Rency : “yaaaah…kecewa deh…1 minggu aja.” Tono : “udah terlanjur bayar buat semester pendek yank. Hehe kan kalau cepat lulusnya kamu juga yang seneng kan, aku bisa cepat kerja terus ngelamar kamu” masih berusaha nge gombalin Rency biar gak ngambek. Rency : “ya sudah deh kalau begitu. Tapi nanti anter jemput ya pas aku ke kampus urusin ospek” Tono : “siap yank.” Akhirnya liburan semester ku pun aku habiskan dengan jalan bareng Rasti dan aman. Walau tidak ada hubungan atau komitmen antara aku dan Rasti, tapi kala itu sudah cukup membuatku lupa akan Rency. Andai aku bisa membaca masa depan, mungkin aku sudah menghindari Rasti dari awal karena memang tidak ada harapan sama sekali buatku untuk menjadi pendampingnya.

 

–POV Tono– Masih libur semester nih. Rency juga udah aku antar jemput di kampus pas urusin persiapan ospek dan minggu depan sudah mulai ospeknya. Pas mulai ospeknya sudah tenang nih aku gak was-was lagi ketahuan jalan sama Rasti. Tiba-tba ada sms masuk. Rency : “yank..nanti jemput dong jam 12 malem” Tono : “wah malem bener yank. Biasanya jam 8 udah kelar prepare ospeknya.” Rency : “iya nih kan udah mulai minggu depan, persiapan lagi banyak nih. Jemput ya.” Tono : “ok ok” dan malam itu aku jemput dia. Muka lelahnya sedikit membuatku kasihan dengannya. Disisi lain, aku yang sudah lama tidak melampiaskan nafsuku pun ingin mengekploitasinya lagi. Kalau diinget-inget lagi rasanya aku brengsek banget pada saat itu. Tono : “yank. Besok pakai baju yang agak terbuka dong. Hehe” Rency : “hmm…maunya…emang kamu mau aku pake baju apa besok yank?” Tono : “tanktop sama cardigan aja, cuma dada nya di rendahin ya. Hehe” Rency : “hmmm…nanti kalau ada yang mupeng gimana?” Tono : “ya gak apa-apa kan cuma mupeng yank. Hehe. eh kamu masih sambil magang gak sih yank?” Rency : “iya yank cuma 3 jam doang kok gak full time kayak pas masih semester aktif.” Tono : “wah bagus dong hehe” Rency : “bagus apa yank?” Tono : “ya bagus banyak yang mupeng nanti..hehe” Rency : “iiih maunya” sambil mencubit pinggangku. –keesokan harinya– Paginya akupun mengantar Rency seperti biasa. Rency : “sayang…sudah seksi belum?”sambil menunduk dan menunjukkan belahannya kepadaku. Aku yang gelagapan melihatnya, hanya mengangguk tanda setuju. Tono : “yuk yank berangkat udah jam 8 nih gak telat?” Rency : “enggak yank masih jam 10 nanti kumpul-kumpulnya. Terus jam 1 sampai jam 4 aku magangnya.” Di perjalanan kami ngobrol banyak. Tono : “eh yank…nanti kamu ngurusin ospek tuh kayak gimana sih?” Rency : “ya cuma jadi senior yang ngenalin kehidupan kampus sama anak-anak mahasiswa baru yank.” Tono : “wah kehidupan ayam kampus juga dong” Rency : “ih mesum nya mulai. Enggak dong. Jadi kayak sistem kuliah gimana, terus biar bisa survive dengan nilai yang bagus gimana, terus ada apa aja di kampus, banyak deh yank ya kayak ospek biasanya. Hayo gak pernah ospek ya?” Tono : “yee…kan ospek wajib. Ikut dong…maksudnya yang aku tanya tuh dari sisi kamu yank sebagai senior gimana.” Rency : “oh yang itu. Cuma dampingin maba aja kok yank.” Tono : “hmm..di kasi berapa orang yank buat kamu dampingi nanti?” Rency : “ada 10 sih, udah dapet list nya juga. Kalau gak salah cewe nya 2 cowo nya 8 yank” Tono : “sedikit ya yank? Aku dulu 1 grup 25 orang” Rency : “ya enggak sih karena d bagi-bagi. Seniornya juga banyak kok. Tapi yang dari angkatan 2007 cuma aku. Sisanya 2006 sama 2005 seniornya” Tono : “wah…banyak seniornya yang mupeng gak sama kamu yank?hehe” Rency : “hmmm….banyak gak ya? Ada sih yang caper banget kelihatan.” Tono : “siapa tuh?” Rency : “Ko Randi yank angkatan 2005. Masa capernya kelihatan banget tauk. Sering nawarin snack sama minum. Haha” Tono : “cieh ada yang kecantol nih. Haha” Rency : “lucu sih yank. Cuma sering di ganggu sama ko Iwan kalau lagi caper sama aku tuh. Haha. kan dia teman nya ko Iwan” Tono : “hmmm…kayaknya seru nih yank kalau kamu godain.” Rency : “siapa? Ko Iwan? Enggak ah. Cewe nya juga jadi pengurus ospek tuh.” Tono : “bukan…tapi si Ko Randi nya. Hehe toh dia juga gak bisa apa-apain kamu kan. Bayangin tuh yank kalau dia mupeng berat tapi gak bisa melampiaskan.” ujarku sambil tertawa. Rency : “iya juga kali ya? Mau aku godain gimana yank emang?” Tono : “coba sedikit-sedikit kamu respon yank. Trus sering-sering pakai baju yang terbuka gini. Kan aku jadi ikutan bayangin hehe” Rency : “ok deh yank demi kamu apa sih yang enggak” Dan sampailah kami di kampusnya Rency. Tono : “yank aku tinggal dulu ya. Nanti kalau ada apa-apa sms aja” Rency : “ok yank ati-ati baliknya.” Akupun segera pergi dan menghubungi Fredy untuk mengawasi Rency. Secara tidak langsung aku punya mata-mata di kampusnya Rency. Tono : “Fred. lu di kampus?” Fred : “iya Ton kenapa?” Tono : “obat yang gw kasi ke elu masih ada kan?” Fred : “masih banyak. Baru juga gw pakai sekali Ton.” Tono : “yah kok baru 1x sih. Kan udah gw bebasin lu buat pake kapan aja ada kesempatan” Fred : “beneran nih?” Tono : “iya lah. Hari ini Rency kan ngurusin ospek tuh sampe malem. Coba deh kamu kasih dikit. Jangan max 10 tetes ya. 5 aja biar gak sange parah si Rency.” Fred : “ok Ton ini gw liat Rency barusan ke perpus taruh tas di loker.” Tono : “sama 1 lagi Fred. bantu gw awasin ya. Rency di sana katanya ada yang lagi caper tuh ke dia. Ko Randi kalau gak salah angkatan 2005. Lu kenal?” Fred : “oh si ko Randi. Kenal Ton. orangnya agak obesitas. Haha. masa iya dia mau deketin Rency?” Tono : “kata rency sih gitu. Tolong ya Fred awasin. Tar kabarin gw kalau ada apa-apa sama Rency.” Dan akupun pulang kerumah karena hari itu tidak ada acara jalan dengan Rasti, maupun acara di kampus. –POV Fredy– “Apa bener ya ko Randi yang kayak gitu naksir sama Rency? Memang sih Rency juga yang agak menggoda. Cuma lucu rasanya orang segemuk dia mau deketin Rency. Gak bayangin kalau Rency sampai di apa-apain sama Ko Randi. Orang gemuk kan kebanyakan titit nya kecil. Haha” pikirku saat itu. Tono juga sudah kasih perintah buat awasin si Rency. Jadi better gw awasin tapi gw tetesin dulu nih ke botol minumnya. Diam-diam gw ke lokernya Rency dan membuka nya karena memang sudah gw siapin salinan kunci loker itu. “Berapa tetes ya? Kalau 15 nanti kayak kemarin. Tono bilang 5 aja. Tapi kalau kesedikitan kurang seru. Gw kasih 5 tetes aja deh. Kasihan kalau horny dadakan gak bisa di tahan lagi.hehe” gw tetesin 5 tetes di botol minum yang dibawa Rency dan menaruhnya kembali didalam lokernya. Untung saja tidak ada yang melihat saat itu. Setelah jam magang berakhir gw diem-diem awasin si Rency. Selain ngejaga biar kagak ada apa-apa, gw sendiri juga excited Rency bakalan gimana. Di satu sisi, gw juga laki-laki yang masih normal, demen sama cewe seksi juga. Tapi rasanya jadi jahat banget gw ngerjain sahabat sendiri. Gw liat malem itu Rency masih mondar-mandir di kampus. Antara ruang senat, ruang kelas buat di pakai ospek, hall aula, lapangan, gudang, sibuk banget pokoknya. Gw juga lihat botol minumnya sudah habis diminum isinya. Tinggal tunggu reaksinya nih. Dan benar juga, mulai terlihat perubahan di Rency. Yang tadinya ceria dan semangat, mulai nampak kelelahan. Terlihat jelas dari jauh nafasnya mulai tidak teratur. Rency kemudian pergi ke ruang senat dan gw juga cuma bisa mengawasi dari jauh. Tapi sekitar 30 menit kemudian Rency keluar dari ruang senat bersama dengan ko Iwan menuju ke parkiran mobil. Mereka berdua masuk ke mobil ko Iwan, gw rasa ko Iwan mau mengantar Rency pulang. Tapi sudah sekitar 30 menit lagi gw awasi mobil itu masih belum bergerak dari parkiran. Mereka sedang ngapain ya? Jangan-jangan ko Iwan dapet service lagi nih dari Rency. Gw beranikan diri mendekat pelan-pelan mendekati mobil ko Iwan dari belakang. Samar-samar gw dengar desahan-desahan dari dalam dan mobilnya juga bergoyang. Benar ini suara Rency. Aku coba sms Tono dulu. Fred : “Ton… Rency masuk mobil berduaan lagi sama ko Iwan” Tono : “hah terus terus?” Fred : “ini gw di belakang mobilnya cuma denger desahan-desahan doang” Tono : “terus lu bisa rekam gak?” Fred : “gak bisa Ton. kaca mobilnya gelap” Tono : “ok lu awasi dulu. Coba gw telephon si Rency” Tak lama kemudian gw denger samar-samar hp Rency berbunyi. Beneran nih di call sama Tono. tapi goyangan di mobil juga gak berhenti. Duh apa yang terjadi di dalam ya? Untung sudah jam 9 jadi sudah sepi ini parkiran. Sama parkirnya di pojokan banget gini. Tapi sekitar 15 menit kemudian mobilnya sudah menyala dan gw juga segera cabut dari situ sebelum ketahuan. Mobil itu akhirnya keluar dari parkiran dan masih coba gw ikutin dari jauh. Tak seberapa jauh dari pintu keluar parkiran Rency turun di dekat tempat penjemputan dari luar. Gw lihat Rency mukanya merah banget kayak kepiting rebus sama masih keringetan, bajunya juga agak berantakan. Gw sapa aja dah alasan cari makan di daerah situ soalnya memang kost gw deket-deket sama kampus. Fred : “Rency…” gw tepuk pundaknya dari belakang Rency : “eh Fred. ngapain lu disini?” Fred : “yeee…kan kost gw deket sini, jalan-jalan malem cari makan doang kok. Lah lu napa malem-malem masih di sekitaran kampus?” Rency : “ini…emm…aku kan jadi panitia ospek buat besok Fred…jadi ini masih prepare buat acara itu. Udah minggu depan nih” Fred : “oh iya sih. Ini lu nungguin siapa disini?” Rency : “nunggu Tono lah siapa lagi emang…” Fred : “oh kirain nungguin ko Iwan, atau ko Randi. Haha” Rency : “hah? Emang ada apa sama ko Iwan dan ko Randi? Kamu denger apa tentang aku?” Rency pun penasaran setelah gw bilang begitu. Fred : “daripada lu berdiri sendirian disini nunggu jemputan Tono. mending ikut gw dah makan disana. Nanti gw ceritain gw denger isu yang enggak-enggak tentang lu Ren.” Rency : “ok deh. Aku sms Tono aja sekalian biar jemputnya disana.” –sesampainya di warung makan– Fred : “pesen apa Ren?gw bayarin dah.” Rency : “ih tumben baik” Fred : “itung-itung terimakasih buat yang kemarin. Hehe” Rency : “udah-udah jangan dibahas lagi yang kemarin. Gak seharusnya kita begitu. Ya udah gw pesen minum aja. Es jeruk ya. Tadi masih kenyang.” Fred : “beneran. Ya udah kalau gitu.” Rency : “makasi Fred. eh tapi kamu denger apa aja isu-isu tentang aku?” Fred : “gini Ren. lu udah denger belom kalau anak-anak di kelas itu sory ya jadiin lu bacolan mereka. Mereka katanya gemes tuh sama belahan lu yang sering lu pamerin. Itu kalau dari anak-anak cowo kelas kita ya. Kalau dari cewe-cewe ada yang beranggapan kalau kamu udah gak kayak dulu. Kayak dirusak sama Tono gitu. Bikin kamu jadi suka pakaian terbuka gitu di kampus.” Rency : “oh yang itu aku juga sudah denger sih Fred. maksud aku yang ko Iwan sama ko Randi. Emang ada isu apa?” Fred : “oh itu. Gw denger ko Randi lagi pedekate sama lu. Sampai-sampai katanya dia mutusin pacarnya buat deketin lu.” Rency : “hah serius? Aku juga ngerasa sih kalau dia caper banget sama aku. Tapi aku gak ngira sampai segitunya.” Fred : “iya..mangkanya lu ati-ati aja. Cewe-cewe ada yang mulai gak suka sama lu. Trus yang ko Iwan katanya ada hubungan khusus sama lu ya? Soalnya ada isu lu ada apa-apa sama ko iwan gara-gara cuma lu yang angkatan 2007 yang urusin ospek.” Rency : “terus aku harus gimana dong Fred?” Fred : “hmmm…menurut gw lu cuek aja sih. Yang bilang gitu cuma iri doang ama lu. Kalau lu happy ya kenapa enggak. Gw sih juga suka suka aja lu jadi lebih seksi gini Ren. hehe daripada jadi cewe minderan kayak dulu kan. Toh Tono sebagai cowo lu juga suka kan?” Rency : “iya sih Fred. makasi ya sarannya” Tak lama kemudian Tono sudah datang/ Tono : “halo Fred. udah lama kalian disini?” Fred : “enggak kok baru aja pesen” Tono : “udah makan belum yank?” Rency : “belum yank gak enak mau makan, masih kenyang ini aja pesen minum doang kok” Tono : “oh ya udah kalau gitu. Santai dulu aja yank aku juga mau pesen minum dulu.” Rency : “yah keburu aku abisin yank. Pulang aja yuk.” Tono : “ya udah deh. Fred pamit dulu ya gw sama Rency” Fred : “yoi Ton.”
Sambungan dari Chapter 13 di hari yang sama sore itu.

–POV Rency– “Minggu depan udah mulai ospek. Bakalan makin sibuk nih nanti. Gak bisa habisin waktu liburan bareng Tono. ngapain juga aku ambil ya ini tawaran jadi panitia ospek. Aku ambil minum dulu ah dari loker. Kalau udah mulai malam gini kantin dah pada tutup” aku kemudian menuju ke lokerku di dekat perpus untuk mengambil tas ku dan segera kembali ke ruang senat. Karena hari ini cukup melelahkan akupun beristirahat sejenak di ruang senat sebelum mulai keliling lagi. Tiba-tiba…. Ko Randi : “Rency…udah capek ya? Ini aku ada sedikit cemilan buat isi perut. Jangan sampai sakit sebelum acara ya.” ko Randi pun menawari ku beberapa jajanan tradisional seperti lemper, arem-arem, gorengan, macem-macem lah. Rency : “makasih ko.” aku mengambil beberapa lemper dan memakannya. Untung aku juga bawa air minum jadi kalau makan gak seret. Cuma di tawarin makanan aja gak sama minumnya kan gak enak kalau minta minum juga. Rency : “selalu bawa bekal gini ko?” Ko Randi : “enggak sih ini tadi baru aja beli. Aku lihat kamu dari tadi belom makan kan. Jadi khusus aku beliin buat kamu” Rency : “dih gombal…ngegombal kok pakai jajanan. haha” sambil aku cubit perut tambunnya. Ko Randi : “aduh cubit-cubit…entar naksir lho kamu kalau pegang-pegang aku” Rency : “haha…kamu kali ko yang naksir sama aku…” Ko Randi : “kalau iya aku naksir kamu, boleh aku mengisi hati mu?” Rency : “enggak lah. Kan aku sudah punya cowok.” Ko Randi : “yaaah…kecewa deh” Rency : “sudah jangan mikir cewe mulu ko…udah semester tua. Cepetan lulus. Haha” Tak lama kemudian aku tiba-tiba merasa horny. “Duh kenapa ini. Kok kambuh lagi.” badan ku pun mulai menghangat dan area missV dan payudaraku agak gatal. Aku coba selingi kerjain persiapan ospek lagi aja biar gak kepikiran masalah sex mulu. Rency : “ko Randi permisi dulu ya aku mau lanjut prepare” Ko Randi : “aku temani ya Ren.” Rency : “gak usah ko, kan job nya kita beda.” Akupun mulai menyibukkan diriku lagi keliling membantu yang lainnya buat persiapan ospek. Tapi lama-lama aku sudah tidak kuat lagi. Badanku makin panas, dan perasaan “ingin” itu makin menjadi-jadi. Akhirnya aku menyerah sudah. Aku coba untuk istirahat kembali di ruang senat. Aku coba untuk memejamkan mata sebentar. Tak disangka tukang caper kembali lagi. Ko Randi : “Rency…kenapa kamu? Kok panas badannya” diapun menyentuh jidatku tanpa seijinku. Rency : “emm gak apa-apa ko…kecapekan aja mungkin” Nafasku semakin berat dan sudah mulai tidak bisa menguasai diri. Aku mulai menggigit bibirku sendiri saat itu. Ko Randi : “yakin kamu, tapi kok panas banget sama kamu mulai keringetan. Buka dulu gih cardigan mu biar dapet udara” dan aku menurutinya. Kubuka cardigan luaran ku jadinya cuma tinggal pakai tanktop saja sekarang. Akupun kembali bersandar di kursi. Rency : “apa aku pulang aja ya ko? Tapi gak enak sama yang lain” Ko Randi : “aku antar aja deh gak apa-apa nanti aku ijinin ke Iwan. nah itu Iwan datang…panjang umur lu wan” Ko Iwan : “kenapa nih si Rency?” ko iwan kemudian bertanya-tanya. Ko Randi : “gak tau nih kayaknya kurang sehat. Aku anter pulang ya?” Ko Iwan : “jangan ini tanggung jawab ku sebagai ketua jurusan. Bentar aku bilang dulu ke Melisa” (Melisa ini adalah cewe dari Ko Iwan) Rency : “udah ko gak apa-apa, aku istirahat dulu aja sebentar disini ya.” Saat itu detak jantungku semakin kencang dan otakku kembali memikirkan hal-hal yang enggak-enggak. Di ruang senat cuma ada kami bertiga. Aku, ko Iwan, dan ko Randi. Apa jadinya ya kalau 3some di ruangan senat. Duh, pikiranku mulai kacau. Ko Iwan : “si mel mana ini kok gak bisa dihubungin. Udah ayo Ren aku anter aja” aku pun menurutinya dan mengemasi barang-barangku. Aku mengikuti ko iwan ke arah mobilnya di parkiran. Dan sesampainya di mobil ko Iwan akupun sudah tak tahan lagi. Didalam mobil ko Iwan aku membuka baju bagian atasku hingga cuma tersisa bra ku saja. Dan ko Iwan pun paham akan kebutuhanku. Akupun mulai menciumnya terlebih dahulu. Kamipun akhirnya mulai French kiss didalam mobil. “Emmhhh…mmhh…slurp…mmh…aahhhh” tak lama kemudian ko iwan berhasil melepas kaitan bra ku dari belakang, sekarang payudaraku sudah bebas menggantung. Pakaian yang ku kenakan cuma tinggal bawahan jeans ku saja. Ko Iwan sudah bebas meremas payudaraku sekarang sambil tetap berciuman di dalam mobil. Situasipun semakin memanas dan aku mulai melucuti celana ko Iwan. tak lama kemudian mulai ku kulum penisnya. “Sluurpp slup slup….mmhh,…sluup…” ko iwan yang merasa kurang leluasa didalam mobil mulai menidurkan posisi kursinya dan aku tetap mengulumnya di posisi yang sangat sempit itu. Ko iwan pun menikmatinya sambil tetap mengelus-elus rambutku. Penis ko Iwan memang beda dari sebagian yang pernah aku rasakan. Kulup ujungnya masih ada karena tidak disunat jadi bisa aku mainkan dengan menyelipkan lidahku. “Crut crut cruut…” tak lama kemudian ko iwan memuntahkan spermanya didalam mulutku yang masih terus mengulumnya. Akupun tak membiarkannya untuk mengecil setelah keluar. Aku menelan spermanya dan kutunjukkan ke ko Iwan sambil tetap mengocok batang penisnya yang masih tegang. Aku yang belum puas, lalu kembali mengulum penisnya yang masih tetap tengang sambil membuka celana ku sendiri. Setelah berhasil membuka celanaku, akupun menaiki ko iwan dan memposisikan penisnya diantara belahan labia mayoraku (petting). Aku mulai menggesek-geseknya. Nikmat rasanya penisnya menggesek clitorisku. “Aah…aahh…emmmhh…ahhh..ooohh…” akupun bergerak maju mundur diatas tubuh ko Iwan. ko iwan pun tak menyianyiakan kesempatan dengan terus meremas payudaraku. Terkadang putingku di tarik. Dan aku hanya bisa merem melek menikmatinya sambil terus bergoyang di atas ko iwan. “Aaahhh…koooo…aaahh….mmmmhhhh” akhirnya aku orgasme juga dan membasahi ko iwan dengan cairan ku. Akupun berdiam sejenak di atas ko iwan sambil tetap mengejang menikmatinya. Tak lama kemudian setelah badanku berhenti bergetar. Akupun berbalik badan dan mengarahkan penis ko iwan ke lubang pantatku. “Bless…ooohh…” penisnya sudah masuk ke lubang pantatku dan aku mulai menggoyangnya. Ko Iwan pun bangkit dari posisinya dan memelukku dari belakang. Posisiku sekarang duduk membelakangi ko iwan dan aku tetap menggoyang penisnya yang sudah tertanam di dalam pantatku. “Ooh…hmmmhhh…ooohh…ahhh..mmhhh” ko iwan sekarang kembali meremas-remas payudaraku dengan gemasnya. Tapi kemudian ada telephone masuk dari Tono. Tono : “halo yank, lagi dimana nih? Udah kelar belum acaranya?” Rency : “hmm…udah yank…mmhhh….ini…mmhh…lagi mau kelar bentar lagi…” Tono : “kamu dimana sih ini?kok kayak mendesah gitu? Lagi ngapain kamu yank?” Rency : “hmmmhh…yank…maaf…mmhhh…akuh lagi begituan sama….hmmmhhh..” Tono : ”hah sama siapa??” Rency : “oohh…mmmh sama …ko iwan…mmhh…maaf yank..mmmhhh…tapi…lewat belakang kok..mmhhh” Tono : ”aku jemput kamu sekarang !” dan telephone pun di tutup. Ko Iwan : “kok kamu bilang sih Ren?” Rency : “maaf ko…mmmhh…”akupun masih tetap menggoyang penis ko iwan semakin kencang. Tak lama kemudian “cruuutt crut cruuut…” sperma panas ko iwan menyembur didalam pantatku dan aku tahan dengan tetap duduk diatas ko Iwan, Ko Iwan : “udah ya Ren. aku gak mau ada masalah sekarang sama cowo mu.” Rency : “gak ada masalah kok ko…cowo ku sudah tau apa yang pernah kita perbuat di perpus waktu itu.” Ko Iwan : “tapi ada yang tau kan? Nanti Melisa tau gimana. Untuk saat ini mungkin kita saling menjauh dulu ya” Rency : “ya sudah kalau begitu ko.” dan aku memakai pakaianku kembali dan ko iwan mengantarku ke area penjemputan dekat kampus. Dan sebelum aku turun dari mobilnya. Ko Iwan mendaratkan ciuman hangat ke bibirku. Ko Iwan : “Makasih ya Ren. bukan berarti aku benci kamu. Cuma aku gak bisa kalau ada apa-apa sama hubunganku dengan Melisa.” Rency : “iya ko aku paham. Hubungan kita hanya sebatas nafsu saja. Jangan sampai ada perasaan cinta ya. Karena aku juga gak bisa meninggalkan pacarku Tono” setelah itu akupun turun dari mobilnya dan menunggu Tono. tapi tiba-tiba Fredy menepuk pundakku dari belakang.

 

–POV Rency– Ditengah perjalanan pulang dari kampus. Rency : “yank…maafin aku ya…” Tono : “iya tapi aku kecewa sama kamu.” Rency : “kecewa kenapa?maafin aku ya” Tono : “iya kamu gak ijin dulu sama aku. Gak bilang dulu sama aku. Kan kalau ada apa-apa sama kamu aku jadi gak tau dan gak bisa bertindak cepat.” entah ini karena Tono care sama aku atau memang beneran marah sama aku. Aku jadi bingung takut salah. Dan aku cuma bisa menangis memeluknya. Rency : “terus gimana yank biar kamu bisa maafin aku?” Tono : “aku gak marah sama kamu yank, aku tuh juga suka kalau kamu jadi nakal. Kalau kamu nakal kan bikin aku tambah horny yank. Cuma kan aku gak selalu sama kamu. Jadi gak bisa awasin kamu setiap saat” Rency : “iya deh aku lapor dulu kalau mau ngapa-ngapain. Udah ya jangan marah lagi yank.” Tono : “iya. Emangnya tadi kamu ngapain aja?” Dan kuceritakanlah semua kejadian barusan…… Tono : “kok seru ya yank” Rency : “ih kok gitu?” Tono : “iya lah…aku malah bayangin kalau yang main sama kamu tadi bukan ko Iwan. tapi siapa tuh yang lagi caper sama kamu?” Rency : “ko Randi, ah gila kamu yank…” Tono : “yee…katanya kamu sempet ngebayangin di 3some sama mereka.” Rency : “hmmm memangnya kamu maunya aku diapain yank?” Tono : “diapain ya?dimesumin, di grepe-grepe, terus ditindihin…terus…..” Rency : “haha sudah-sudah…itumu sudah tegang tu loh yank” sambil aku elus-elus yang nongol dicelana pas masih diatas motor. Tono : “ya kan seru kan. Besok masih ke kampus?” Rency : “iya. Senin udah mulai ospek” Tono : “udah pegang listnya yg kamu handle yank?” Rency : “udah nih 10 anak maba. 2 cewek, 8 cowok. Kenapa yank? Jangan bilang aku disuruh godain mereka?” Tono : “eh kok tau sih…haha kok bisa baca pikiran ku?” Rency : “ini kan kepala bawahmu masih kupegang yank..hehe jadi tau dong…jangan ah ya mereka masih polos nanti aku racunin jadi enggak-enggak lagi.” Tono : “udah lulus SMA ini udah pada gede kan” Rency : “iya sih udah 18 tahun semua. Tapi jangan lah yank. Masih kecil. Hihi” Tono : “tapi gak ada dresscode pas ospek kan buat senior?” Rency : “enggak sih cuma pakai jas almamater aja luarnya yank” Tono : “nah sip kamu pake tanktopan aja dalamnya hehe” Rency : “ih maunya. Nanti kalau ada maba yang kecantol, gimana?” Tono : “enggak enggak mereka gak bakal berani macem-macemin senior, masih takut-takut mereka. Kayak kamu dulu gak pernah jadi junior aja” Tak lama kemudian kamipun sampai dirumah. Dan Tono langsung pulang setelah mengantarkanku.
–saat ospek– “Pakai baju apa ya hari ini? Hari pertama masa ngasi kesan yang enggak enggak ya hehe. Tapi aku juga penasaran sama muka-muka mupeng adik-adik maba. Kemeja aja deh cuma nanti aku buka 2 kancing dulu dari atas” hari itu akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan kemeja putih, outer jas almamater, dan bawahan celana jeans. Kemeja ku agak transparan sih kelihatannya jadi aku memakai bra warna putih saja biar tidak terlalu mencolok. Tiba-tiba ada sms masuk. Tono : “yank aku udah d depan rumah, yuk berangkat. Udah siap belum?” Dan kemudian akupun keluar. Rency : “sudah dong yuk yank.” Tono : “eh kok pakai kemeja yank?” Rency : “iya yank aku pakai kemeja aja ya…rasanya lebih menggoda yang tertutup dikit gini hehe” Tono : “iya juga sih agak terawang juga cuma….buka 1 lg dong kancingnya…hehe” Rency : “iya deh ini aku buka lagi 1” dan nampaklah sudah belahan dadaku dengan jelas. Tono : “nah gitu dong yank kan jadi seru…hehe..dah yuk berangkat.” –saat ospek– Hari-hari ospek yang aku dan kawan-kawan persiapkan akhirnya mulai juga. 1 minggu penuh di kampus dan bulan oktober tengah semester ditutup dengan outing keluar kota. Rencananya di pantai daerah banyuwangi. Jagain ospek lumayan seru juga ternyata, walau melelahkan. Mana si Ko Randi capernya gak berenti-berenti. Ada aja yang di pakai buat deketin aku. Mulai dari nawarin minum, makanan, sampai bantuin bawain barang. Sampai-sampai anak-anak maba mengira kalau aku pacarnya ko Randi. Aku sih enak-enak aja dan juga Tono udah berpesan kalau aku boleh merespon ko Randi. Selama masa ospek akhirnya aku sering mengenakan outfit kemeja dan outer jas almamater. Tono mengijinkanku karena ternyata setelah aku ceritakan kepadanya banyak mata yang melirikku saat itu. Banyak yang curi-curi pandang, mulai dari rekan sesama panitia yang bahkan aku sendiri tak tau namanya semua, dosen pembimbing jurusan, bahkan anak-anak maba. Rata-rata kalau berbicara denganku tidak pernah memandang mata ku dan aku sadar akan hal itu. Menarik juga pikirku. Mereka hanya bisa membayangkan tanpa bisa berbuat lebih. Ekspresi mereka pun lucu-lucu terkadang. Semuanya normal-normal saja sampai suatu hari muncul keinginan ku buat iseng-iseng aja godain ko Randi lebih dari biasanya. Hari itu ospek sudah tinggal 2 hari lagi dan acaranya sampai larut malam. Tetapi aku tak lupa ijin dulu ke Tono sebelum memulai aksiku. Rency : “yank yank…boleh gak aku godain ko Randi?” Tono : “bukannya biasanya sudah kamu godain ya yank?” Rency : “hmmmm…yang ini lebih dari biasanya…boleh…lucu tauk muka nya pas mupeng. Tadi tuh seharian ikutin aku mulu tau yank. Sampe di cie cie in maba gara-gara dikira aku pacaran sama ko Randi. haha” Tono : “boleh deh…emang mau kamu apain?” Rency : “RAHASIA…hehe” Tono : “yaaah…ya udah asal nanti kamu ceritain ya…sama jaga diri.” Rency : “ok sayang…” Tak lama kemudian ko Randi datang menghampiriku dan mengajakku untuk pergi makan. Ko Randi : “Rency….udah makan belum?yuk makan bareng yuk sudah malem nih.” Rency : “boleh ko…ini aku tadi ambil 2 nasi kotak. Buat kamu 1. Mau?” Ko Randi : “duh tumben inget sama aku nih. Ya mau dong.” Rency : “itung-itung balas budi lah ko kan udah sering bawain. Tapi jangan makan disini…nanti di cie cie in lagi kita.” Ko Randi : “haha ya gak apa kan couple of the year.” Rency : “haha ngarep deh” sambil ku cubit perut chuby nya. Ko Randi : “ya udah mau dimana? Di taman biar romantis? Apa di kantin tapi rame.” Rency : “di belakang aula aja ko. Mau?” Ko Randi : “mau dong sini aku bawain.” Kami pun akhirnya berjalan ke arah belakang aula yang memang sepi hanya ada semak-semak, gudang, dan toilet aula. Dan akhirnya makan disana. Kemudian aku memulai rencana ku. Aku pura-pura salah membuka sambal sachet sampai mengenai bajuku. Rency : “aduh pakai muncrat lagi ini sambal ke baju.” sambil melepas jas almamater ku dan mengelap bagian bajuku yang terkena sambal. Beruntungnya aku bagian yang kena sambal ada di bagian atas payudaraku. Ko Randi : “duh kok gak hati-hati sih Ren sini aku elapin pakai tisu basah.” dan tangannya otomatis langsung mengelap tanpa meminta persetujuanku. Rency : “ko udah ko…kok betah sih ngelap disitu lama-lama…haha udah gak bisa ilang nih.” Ko Randi : “maaf-maaf hehe” Rency : “keenakan deh…haha…ko temani ke toilet yuk aku gak berani sendirian disana. Barangkali kalau di kasi sabun bisa agak hilang nodanya.” Ko Randi : “ayo Ren…” dan kamipun berjalan ke arah toilet aula. Karena memang tempatnya agak remang-remang karena area itu jarang digunakan tak sengaja aku terpeleset dan ko Randi akhirnya masuk kedalam toilet cewe itu. Ko Randi : “kenapa Ren? aduh.” ko Randi langsung memapahku bangun tapi aku tarik tangannya jadi dia sekarang ikut jatuh dan menindihku. Tak sengaja bibir ku dan ko Randi pun bersentuhan. Rency : “heegggh…”Tapi rasanya perutnya mengganjal banget di atas perutku sampai aku susah nafas rasanya. Tapi aku tetap diam saja memejamkan mata. Seperti memberikan kesempatan ke Ko Randi untuk berbuat yang tidak-tidak. Dan benar saja dia tak melepaskan kesempatan ini. Diapun mulai menciumku kembali dan aku tetap diam tak meresponnya. Bibirku pun masih tertutup rapat dan masih berusaha bernafas karena masih terhimpit dengan badannya yang besar. Aku bukan termasuk orang yang kurus karena berat badanku juga 75kg tapi rasa-rasanya berat badan ko Randi sampai 100kg. Tak lama kemudian lidahnya mulai dipaksakan masuk kedalam mulutku. “Wah sudah on nih ko Randi” pikir ku. Setelah berhasil lidahnya masuk dan menjelajahi isi dalam mulutku, akupun kemudian membalasnya dengan menghisap lidahnya. “Mmmhh mhhh…mmhh” dan akhirnya kamipun berciuman dilantai toilet. Tapi aku punya inisiatif lain. Tanganku yang masih terbebas ini aku letakkan di kepalanya lalu ku usap tapi kemudian aku angkat kepalanya untuk menyudahi ciuman kami. Rency : “Ko stop jangan disini….” Ko Randi : “eh maaf Ren…aku jadi lupa diri….” ko Randi kembali sadar dan meminta maaf kepadaku. Tapi aku tak mau nafsunya turun begitu saja. Rency : “jangan disini ya ko…nanti kalau ada yang masuk bahaya.” kemudian akupun bangun dan menggandeng tangannya. Aku mengajaknya ke gudang yang letaknya di depan toilet tersebut. Rency : “kalau disini gak apa-apa ko” sambil aku mengunci ruang gudang itu. Ko Randi langsung mendekap tubuhku lagi dan disandarkan nya ke tembok gudang lalu dia mulai menciumku kembali. Akupun membalas ciumannya. Kurang lebih 10 menit kami hanya berciuman dan tak ada respon lain dari ko Randi sampai liur kami sudah membasahi bibir ku. Karena tak ada inisiatif dari ko Randi. Aku yang memulai, aku buka kancing bajuku sendiri hingga melepas nya tanpa melepaskan ciuman kami. Melihat hal itu ko Randi tampaknya sudah mengerti dan dia mulai menciumi leherku dan terus turun ke gundukan payudaraku. “Emmmmhhh…ahhhh…emmmhh…..”aku pun mulai geli-geli dibuatnya. Kemudian dilepasnya bra ku dan akhirnya bagian atas tubuhku sudah tak tertutupi apa-apa lagi. Ko Randipun langsung menyerang area putingku. Di hisapnya bergantian sambil tetap diremasnya. Tanganku tak tinggal diam, aku tekan kepalanya agar dia semakin tenggelam di payudaraku. Tak luput juga area payudaraku di hisap-hisapnya sampai memerah semua. Karena aku sudah tak tahan lagi, ku dorong ko Randi tapi tak sampai dia jatuh dan aku buka celananya. Aku kulum penisnya yang sudah tegang itu. Memang tak sebesar yang lain yang pernah aku rasakan. Aku sempat berfikir apa benar kalau orang gemuk itu penisnya kecil. Tapi tak terlalu kecil seperti yang aku bayangkan juga selama ini. Cuma 1 hal yang cukup membuatku kaget. Kantung zakarnya cukup besar, sama seperti papa kalau sudah tidak berhubungan sex selama 1 bulanan. “Clok clok clok clok……mmhh…clok clok…” akupun mulai bermain-main di penis dan zakarnya ku jilat dan ku hisap setiap inchi darinya. Tapi nampaknya ko Randi tak bisa bertahan lama. Ko Randi : “ahh Ren enak banget Ren..ahhh…crooot..crooot..crot…crooott…” ko Randi pun memegangi kepalaku dan mengarahkan penisnya ke arah muka ku sambil menyemburkan sperma nya. Malam-malam kena cum in face. Aku cuma bisa terpejam menerima semburan-semburan dari penis ko Randi. Semburannya cukup banyak dari rambut, wajah, menetes di leher dan payuradaku rasanya. Setelah selesai ko Randi Menyemburkan spermanya di mukaku, diapun terduduk sudah tak kuat berdiri lagi. Aku cuma melihatnya dengan tersenyum sambil menjilati spermanya yang dia keluarkan tadi. Aku ambil tiap tetesnya dengan jariku dan kemudian memasukkannya ke mulutku sambil tersenyum. Ko Randi masih ngos-ngosan terduduk. Rency : “cepet banget ko keluarnya” Ko Randi : “iya Ren kamu sih ganas banget…sampai kehabisan nafas aku…” Rency : “sini ko aku bersihin yang disitu” sambil menunjuk penisnya yang sudah mengecil. Akupun langsung berjongkok di hadapannya dan mulai mngulumnya hingga bersih. Tapi penisnya tak kunjung berdiri. Rency : “sudah ya ko. Yuk balik masih ada yang harus kita kerjakan. Kan acaranya belum selesai.” dan kamipun kembali memakai pakaian kami dan setelah itu kami keluar dari gudang. Tetapi di depan gudang saat aku membuka pintu kemudian berpapasan dengan Andrian. Anak maba yang aku bawahi. Aku jadi terkaget dibuatnya. Rency : “eh andrian…kenapa dek?” Andrian : “hmm enggak ce Rency. Ini mau minta tanda tangan buat tugas hari ini. Tadi kata senior yang lain ce Rency makan di area Aula jadi aku kesini” Rency : “oh iya sini aku bawanya dulu” Andrian : “makasi ce…saya pamit dulu ya balik ke anak-anak yang lain” Rency : “iya sudah sana segera ikut acara selanjutnya…jangan lupa makan malamnya juga ya dek..” Setelah itu Andrian pun pergi. “Sejak kapan ya dia disini? Apa dia tadi tau aku sedang berbuat dengan ko Randi di gudang? Semoga saja tidak.” dan akhirnya ospek hari itu berlanjut sampai selesai. –bersambung ke chapter 15–

–POV Nico– Namaku Nico. aku maba yang baru masuk di kampus ini tahun 2008. Satu jurusan dengan ce Rency. Aku berasal dari keluarga pengusaha yang tinggal di daerah surabaya barat. Papa dan mama ku sering mengurusi bisnisnya di luar kota. Sedangkan di surabaya, bisnis papa di pegang oleh koko ku. Jadi di surabaya hanya tinggal berdua, aku (Nico) dan koko ku (Riko) serta beberapa pembantu yang ada dirumah. “Hai semuanya, salam kenal ya. Di ospek ini aku yang jadi kakak pembimbing kalian. Perkenalkan namaku Rency angkatan 2007. Nanti kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan ya buat langsung tanya. Semangat semuanya. Coba sekarang perkenalan satu-satu ya biar saling kenal.” kata-kata perkenalan ce Rency selalu terngiang-ngiang di otakku. Ini cewe rasanya perfect banget sesuai dengan kriteria cewe idamanku. Apalagi itu…dadanya ya ampun bikin sesak kalau dipandang. Bisa gak ya kalau aku ngejar dia. Tapi selisih 2 tahun dan dia lebih tua dariku. Hari-hari ospek ku pun semangat ku lalui karena ce Rency. Pembawaannya sebagai kakak pembimbing sangat membantuku di ospek ini. Ce Rency juga gak sejahat senior-senior yang lain. Ada 1 senior angkatan 2005 yang kulihat selalu lengket terus ke ce Rency. “Apa dia pacarnya ya?” akhirnya akupun tanya ke ce Rency. Nico : “ce…nanya dong itu kakak senior yang selalu sama ce Rency pacarnya ya?” Rency : “haha. Yang mana, yang itu? Ko Randi? Bukan kok.” Nico : “oh kirain ce soalnya deket banget kemana-mana nempel terus” Rency : “iya biarin aja. Kan aku juga jadi kebantu ada dia. Haha. emang kelihatan kayak orang pacaran ya?” Nico : “iya sih ce. Bukan hanya aku aja nih. Temen-temen yang lain juga liatnya gitu. Ya nggak?” Bernard : “iya ce bener…udah terima aja kalau belum jadian. Cocok kok.” Rency : “cocok apanya? Sama-sama gendut gitu maksudnya. Dih body shaming.” Bernard : “gak gitu ce. Cuma serasi aja gitu. Cocok. Kalau ada pemilihan couple tahun ini gitu pasti gw pilih ce kalian berdua” Rency : “hus ngawur…nanti ada pemilihan pas inagurasi terakhir ospek yang di luar kota. Jangan pilih aku sama ko Randi lho. Awas kalau nanti aku kepilih.” Nathan : “cie….ce Rency malu-malu kucing nih sama ko Randi.” Rency : “iih apaan sih…udah deh bahas yang lain aja. Tugas kalian sudah belum?” ce Rency menepuk pundak si Nathan. Memang benar sih aku melihat mereka berdua (ce Rency dan Ko Randi) lengket banget pas di ospek. Sampai suatu hari aku dengar kabar-kabar burung tentang ce Rency. “Ah mungkin cuma isu” pikirku. Masa iya ce Rency yang baik begitu dibilang perek, gampangan, bisa di “pakai”, pernah di perkosa, sampai-sampai jadi simpanan dosen biar nilainya bagus. “Ah isu nya keterlaluan” pikirku. Ada yang bilang juga kalau ce Rency ada main sama ketua jurusan si ko Iwan. tapi sejauh aku mengamati mereka berdua (ce Rency dan ko Iwan) di ospek ini biasa-biasa aja. Aku melihat juga, memang sih pakaian ce Rency itu tidak bisa menutupi bentuk tubuhnya. Tapi apa iya sampai ada isu-isu yang jahat begitu. Sampai suatu saat aku mendengar Andrian yang saat itu kami minta tolong untuk kumpulin tugas berkata kepada Daniel dan Ryan, tak sengaja aku dengar karena di dekat mereka. Langsung aja aku nimbrung. Andrian : “Nil, Yan…tau gak…yang kita denger selama ini bener.” Ryan : “apaan ndri? Yang mana?” Andrian : “itu isu tentang ce Rency. Kan katanya nggak ada hubungan apa-apa ya sama Ko Randi. Tapi barusan aku lihat mereka di gudang aula.” Daniel: “hah memang mereka ngapain?” Andrian : “aku tadi ngintip di lubang jendela. Mereka lagi ngesex di gudang.” Nico : “hah yang bener?” akupun langsung nimbrung dengan mereka. Andrian : “yee bener. Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Awalnya kan aku cari ce Rency tuh katanya lagi makan di aula. Tapi gak ketemu. Terus aku cari lagi kearah toilet sama gudang. Kok aku denger suara-suara mendesah gitu. Ya sudah aku cari kursi terus ngintip dari lubang udara. Gila guys…” Ryan : “wuih terus?” Andrian : “iya itu aku lihat ce Rency lagi ngesex sama ko Randi. Seru tadi. Sampe aku ngocok sendiri ini sambil liatin mereka. Duh ce Rency mulus abis guys” Daniel: “wah payah kau gak panggil kita-kita” Nico : “sudah-sudah…kita ber4 rahasiakan ini aja ya. Gak enak kalau nanti ce Rency ketahuan. Bisa-bisa ce Rency di drop out dari kampus.” Daniel: “eh rugi kalau cuma jadi rahasia. Apa kalian gak mau icipin ce Rency juga? Kan isunya dia bisa di pakai” Ryan : “bener juga tuh.” Nico : “heh apaan sih kalian..sudah sudah..jangan” Andrian : “kalau kamu gak mau join gak apa-apa kok Nic. kita sih kayaknya terus lanjut. Ya gak guys” Ryan : “iya dong. Lu gak nafsu apa lihat body nya ce Rency? Kalau aku sih iya. Masih normal aku nih.” Karena aku sebenarnya tertarik juga dengan ce Rency, jatuh hati lebih tepatnya. Maka akupun ikut join dengan mereka. Nico : “ya udah aku join juga. Masa ada yang enak-enak kalian sendirian aku gak di bagi.” Ryan : “nah gitu dong baru setia kawan…jadi gimana nih rencananya?” Tiba-tiba ce Rency datang. Rency : “hayo lagi ngapain ngumpul-ngumpul cuma ber4 disini? Buruan balik ke kelas terus lanjut acara ospek nya. Eh udah pada makan kan?” Nico : “eh ce Rency…udah ce ini baru selesai makan kita.” Andrian : “yuk guys balik..yuk ce…” Akhirnya kami merencanakan sesuatu saat hari inagurasi. Andrian dengan semangat bikin grup chat di mailer kita-kita. Andrian : “guys aku ada Rencana nih. Kan inagurasi nanti keluar kota kita berangkat masing-masing. Aku aja yang bawa mobil nanti diisi kita ber 4 + ce Rency gimana? Soalnya sedan adanya pas kan” Nico : “terus habis itu gimana?” akupun penasaran dengan rencana selanjutnya. Andrian : “nanti kita coba extend 1 hari di luar acara inagurasi. Kita patungan sendiri buat bayar extend hotelnya gimana?” Daniel & Ryan : “ok setuju” Andrian : “nanti aku pura-pura aja mobilnya rusak jadi biar bisa extend 1 hari lagi. Malam berikutnya kita mulai aksi kita.” Nico : “hah gimana? Maksudmu kita ber 4 perkosa ce Rency gitu?” Andrian : “ya enggak lah nic kalau ce Rency mau melayani kita dengan senang hati…tapi kalau enggak ya apa boleh buat. Duh udah gak tahan aku bayangin tubuh mulus ce Rency yang ku lihat kemarin.” Ryan : “aku ikutan deh pokoknya” Nico : “wah gila kalian…nanti kalau kita di keluarkan dari kampus gimana? Atau dilaporin ke polisi” Andrian : “aman kok ce Rency gak bakal lapor. Soalnya aku foto kemarin pas ce Rency sama ko Randi di gudang aula. Nih ku kirim gambarnya” Akupun terkejut melihatnya walau tidak nampak jelas karena agak gelap tapi ko Randi yang sedang menyusu ke ce Rency masih bisa aku kenali. “Gila gede juga dadanya” pikirku. Semakin tak sabar aku menunggu hari itu. Masih sekitar 3 bulan lagi rencana kami akan dijalankan.