Kisah kehidupan kami

Mentari pagi menyambut saat kubuka kedua mataku menyilaukan pandangan yang membuatku seketika mengecilkan mataku.

Terlihat wanita cantik yang mengenakan dress mini sedang duduk didepan cermin menghias diri, akupun bangun dari tempat tidurku menghampirinya kemudian memeluknya dari belakang.

Asyifa maulida, yang biasa di panggil syifa oleh keluarga dan orang yang mengenalnya adalah wanita yang saat ini sedang kupeluk, wanita dengan tinggi 164 cm berat 47 kg dengan dada beukuran 36b dan berambut panjang sepinggang.

Sungguh sesosok wanita yang sangat cantik menurutku, bak bidadari tak bersayap yang setiap pagi selalu ada di pandangan mataku saat ku membuka mata dari lelapnya tidurku.

Wanita yang kini berusia 27 tahun dan sudah sah menjadi istriku selama 7 tahun.

Aku sendiri bernama abdul prasetyo biasa di panggil abdul yang kini berusia 32 tahun selisih 5 tahun dengan istriku.

Kami memang menikah di usia muda bahkan terbilang sangat muda untuk istriku yang saat itu baru berusia 20 tahun.

Aku sendiri mengenal istriku melalui media sosial, saat itu aku sedang membuka media sosialku dan melihat postingan dari orang-orang yang bahkan tidak aku kenal.

Sampai akhirnya ada saran pertemanan yang membuatku langsung mengkliknya, dan ku lihat foto-fotonya sungguh cantik sekali wanita ini pikirku, akupun meminta pertemanan dengannya.

Hingga beberapa hari kemudian dia menerimanya, akupun mencoba menyapanya melalui pesan pribadi, alangkah senangnya aku saat dia membalas pesanku, dan obrolan-obrolan ringan pun terjadi di antara kita.

Hingga beberapa bulan kemudian aku berani mengungkapkan niatku padanya.
Meskipun awalnya dia ragu tapi aku berhasil meyakinkannya dengan datang kerumah orang tuanya dan mengutarakan niatku untuk melamarnya.

Berkat tutur bahasaku yang baik dan benar, orang tuanya pun menerima lamaranku dan pernikahan kamipun di gelar beberapa bulan kemudian.

Ya kami memang tidak menjalin hubungan sebelumnya, bahkan tidak saling kenal secara langsung hanya bermodalkan media sosial, tapi itu cukup untuk membuatku yakin bahwa dia adalah jodohku.

Kamipun telah di karuniai seorang putri yang sangat cantik yg kini berusia 5 tahun, tapi karena permintaan orang tua istriku anaku tinggal bersama mertuaku sejak umur 2 tahun, alhasil kami hanya tinggal berdua di rumah di perantauan yang 2 atau 3 bulan sekali pulang ke rumah mertua.

Muuuach kucium rambutnya yang masih basah “cantik amat kamu mah hari ini, mau kemana sih?”
“Ngga kemana-mana kok pah” “tapi kok dandan” sambil kuletakan kepalaku di pundaknya dan menempelkan pipiku dengan pipinya.
“Orang tiap hari juga dandan, kaya ngga pernah liat mamah dandan” akupun tersenyum mendengar jawabannya.

“Kirain gitu mamah mau pergi kemana”
“Pergi kemana sih pah” “ya kemana aja gitu, kedepan mungkin beli sayuran hehee”
“Huuu bisa kegirangan dia liat mamah beli sayur pake baju kaya gini”.

Istriku memang sering bahkan hampir selalu memakai baju yang tertutup saat keluar rumah, meskipun saat di dalam rumah sering memakai baju alakadarnya,

Karena sering memakai baju yang tertutup para tetanggapun menilai bahwa istriku wanita yang soleha, walaupun sebenarnya tidak sesoleha yang mereka pikirkan.

Bahkan bisa di bilang istriku cukup binal dalam urusan seks, aku sendiri memiliki kelainan dalam hubungan seks, dimana aku sangat bernafsu saat melihat istriku di gauli orang lain.

Walaupun aku memiliki fantasi ini sejak awal pernikahan kami tapi aku enggan untuk mengatakanya, karena aku takut menyakiti perasaan hatinya, di tambah kami menikahpun tanpa adanya hubungan berpacaran. Alhasil aku mencoba membuang fantasiku tersebut.

Sampai akhirnya setahun setelah anak ku tinggal dengan mertuaku, aku beranikan diri untuk mengatakan fantasiku pada istriku, dan bisa di tebak istriku marah besar mendengarnya bahkan dia menganggapku gila dan sudah tidak mencintainya lagi.

Bukan hanya itu istrikupun pulang kerumah orang tuanya dan membuatku sangat menyesal telah mengatakan fantasiku, hingga akhirnya istriku mau pulang kembali kerumah setelah beberapa hari ku bujuk.

Di rumah kujelaskan semua maksud fantasiku tersebut, untungnya istriku mau mendengarkannya walaupun dia sedikit kesal dengan penjelasanku.

Hingga setiap berhubungan badan selalu ku ungkapkan fantasiku dan itu cukup berhasil mempengaruhi pikiranya dan mengubah pandangannya soal fantasiku.

Sampai suatu ketika badanku kurang merasa enak dan istriku menyarankan agar aku di pijit, aku memang punya langganan tukang urut/pijit, sebut saja paijo seorang pria berumur 35 tahun yang sudah menjadi langgananku.

Akupun menyetujui saran istriku,tapi aku juga minta agar istriku ikut di pijit, tapi dia ragu untuk menyetujuinya, setelah aku bujuk akhirnya dia mau untuk di pijit.
Istrikupun meminta agar aku tidak cemburu ataupun marah saat tubuhnya di sentuh orang lain.

Tentu saja aku menyetujui permintaanya, bahkan aku tarik tangan istriku ke selangkanganku untuk memberi tahunya bahwa aku sangat horny membayangkan istriku akan di sentuh pria lain.

Istrikupun seakan terkejut setelah memegang kontolku yang sudah sangat keras, “gila kamu pah istrinya mau di pijit malah ngaceng” “hehee iya nih mah jadi ngaceng bayangin kamu di grepe orang lain” “awas aja kamu kalau cemburu”
“Ngga bakal mah, yang ada malah tambah ngaceng”

Hingga waktu yang di tunggupun tiba, paijo yang saat itu datang mengenakan kaos polos dan kolor langsung aku ajak masuk kerumah dan kusuruh untuk menunggu di ruang tengah.

Setelah itu aku membuka baju dan langsung tengkurap di karpet, dan istriku keluar dari kamarnya saat itu istriku mengenakan baju lengan panjan dan celana panjang lengkap dengan kerudungnya.
Kemudian aku meminta istriku untuk membuatkan minuman untuk paijo.

Istrikupun pergi kedapur dan kembali setelah selesai membuat minuman untuk paijo dan duduk di atas sofa sambil menonton tv sementara aku di bawah.

Paijo fokus memijitu sambil di selingi obrolan biasa kami bertiga dan saat paijo memijit bagian pundak belakang diapun naik ke atas tubuhku yang masih tengkurap, sambil menikmati pijatan paijo akupun berpikir bagaimana caranya untuk mengatakan bahwa istriku jg ingin di pijit.

Disini aku masih takut kalau istriku akan marah, tapi hal yang tidak terduga justru tiba-tiba terjadi, istriku berkata
“mas paijo entar habis mijit suamiku pijitin aku juga ya”
Sontak aku dan paijopun kaget dan menoleh ke arah istriku berbarengan.
“Kamu mau dipijit mah?” walaupun ini sudah di rencanakan tapi tetap saja ini membuatku terkejut karena di saat aku sedang kebingungan untuk mengatakannya istriku justru langsung maminta kepada paijo.

“Iya pah, mamah juga pengen di pijit nih badan mamah pegel-pegel” sambil menggerakan badannya kekanan dan kekiri kemudian tersenyum manis kearah kami.

Sontak hal itu membuatku ngaceng seketika dan posisiku yang tengkurap membuat kontolku kurang nyaman di tambah paijo yang duduk menindih tubuhku semakin membutku ngga nyaman apalagi kontolku yang ngaceng dalam kondisi salah arah, Semakin lengkap penderitaan junior ku.

“Mba syifa mau dipiji juga?” Terdengar suara paijo sedikit gemetar, mungkin dia tidak menyangka wanita cantik yang sering diliatnya menggunakan pakaian tertutup tiba-tiba minta untuk dipijit.

“Iya mas, emang mas paijo ngga mau ya mijitin tubuhku” aku tak percaya istriku mengatakan hal seperti itu sambil membusungkan dadanya seolah menantang paijo untuk menjamahnya,

“Iya mba mau kok tapi entar ya habis selesai mijit mas abdul” setelah itu pijatan paijo terasa sedikit kencang, bahkan aku merasakan ada benda yang mulai mengeras di atas punggungku.

Hal ini mambuatku semakin ngga nyaman rasanya seperti aku sedang di perkosa oleh paijo, tapi memikirkan hal serupa juga akan terjadi pada istriku membuat kontolku semakin tersiksa karena ngaceng dengan arah yang salah.

Paijo pun selesai memijitku, “udah selesai ya mas?” “Udah nih mba” ” oh ya udah entar ya aku ganti baju dulu” ucap istriku sambil berjalan masuk ke dalam kamar, akupun mengenakan kembali bajuku dan setelah berbasa-badi sebentar aku menyusul istriku ke kamar.

Betapa terkejutnya aku saat melihat istriku hanya mengenakan dress mini dengan belahan yang sangat rendah dan panjangnya tidak sampai lutut, sungguh sangat seksi sekali istriku.

“Mah kamu yakin mau di pijit pake baju kaya gini?” “Kalau pake baju kaya tadi gimana mijitnya” “kamu ngga malu pakai baju kaya gitu di depan si paijo?”
“Bukanya ini yang papah inginkan, nih kontol kamu aja udah keras kaya gini”
Tiba-tiba istriku memegan kontolku dari luar dan mengelusnya naik turun.

“Iya sih mah hehee” “terus jadi ngga nih aku di pijit?” Tanganya masih mengelus kontolku dan ini membuatku semakin bernafsu. “Jadi dong mah udah ganti baju seksi kaya gini masa ngga jadi” ucapku sambil tanganku mulai meremas dadanya.

“Akhhh iya mas aku mau di pijit tapi aku boleh minta sesuatu emmmmp ahhhh” istriku mulai mendesah saat aku kecup lelher jenjangnya, “minta apa mah?”
“Kalau bisa papah pergi dulu ya terserah mau pergi kemana yang penting papah jangan ada di rumah”

Akupun kaget dengan permintaan istriku, dan langsung menghentikan cumbuanku pada istriku “kalau papah pergi gimana papah bisa liat mamah di pijit, alasan papah nyuruh mamah di pijit kan biar papah bisa liat mamah di sentuh orang lain” jawabku sedikit kesal dengan permintaan istriku.

“Mamah takut pah entar papah marah,emosi,cemburu terus mas paijo di pukulin sama papah”, jawaban yang aneh menurutku karena istriku lebih takut aku akan hilang kendali dari pada takut tubuhnya yang selama ini tertutup akan di sentuh orang lain.

“Ya engga lah mah, nih kontol papah aja udah ngaceng gini, masa mau emosi, papah kan pengen liat mamah di pijit”
“Beneran pah ngga bakal emosi? Kan papah bisa ngintip lewat jendela dari luar”
“Kan kalau ngga ada papah mas paijo bisa lebih BEBAS mijitnya”

Jawaban istriku sungguh membuatku semakin bernafsu apalagi istriku memberi penekanan pada kata BEBAS yang seakan dia siap untuk di jamah.

“Ya udah mah ntar papah ngintip dari jendela” aku pun menuruti permintaanya.
“Tapi pah kalau entar mas paijo kebablasan gimana?”
“Kebablasan gimana mah?
“Emmm” istriku seakan ragu untuk mengatakannya.
“Emmm kalau entar mas paijo kebablasan terus mamah di entot gimana pah?”

Deggg aku kaget dengan perkataan istriku “DI ENTOT” sebuah kata yang jarang sekali di ucapkan oleh istriku bahkan saat bercintapun dia sungkan untuk mengatakannya, tapi kini dia mengatakannya sambil menggit bibir bawahnya seolah-olah dia sudah siap dengan segala resikonya.

“Terserah mamah deh” “makasih pah”
Kitapun langsung berciuman dengan panas sampai beberapa menit kemudian istriku melepas ciuman kami dan menyuruhku segera pergi dari rumah.

“Udah pah tuh mas paijo udah nungguin dari tadi” kemudian aku pun keluar dari kamar dan mengatakan kepada paijo bahwa aku mau pergi sebentar ada urusan, paijo pun menganggukan kepala.

Aku lalu keluar rumah dan langsung menuju kesamping rumah.
Rumahku memang memiliki jendela di samping yang lansung mengarah ke ruang tengah, jadi dari sini aku bisa melihat dengan jelas ruang tengah rumahku, di tambah rumahku di kelilingi tembok setinggi 3 meter, semakin aman aku mengintip tanpa rasa takut di ketahui tetangga.

Sudah beberapa menit aku mengintip tapi belum juga istriku terlihat, mungkin istriku masih ragu pikirku.
Tak lama kemudian istriku keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke arah paijo.

Paijo terlihat hanya bisa terdiam melihat dandanan istriku yang beberapa menit yang lalu masih tertutup rapat lengkap dengan kerudungnya, kini datang menghampirinya dengan mengenakan baju yang sangat seksi.

Dress yang sangat mini dengan bawahan yang hanya menutupi sebagian paha istriku, dan atasan berupa tali kecil yang menyangkut di pundaknya dengan belahan yang sangat rendah dan yang membuatku terkejut adalah istriku sudah tidak mengenakan BH, padahal beberapa menit yang lalu saat masih berada di dalam kamar jelas-jelas istriku masih menggunakan BHnya .

Dan kini istriku sudah tidak mengenakannya lagi, pikiranku yang mengira bahwa istriku masih ragu kini berubah, aku yakin bahwa istriku sudah sangat SIAP, entah apa yang merasuki istriku, tapi aku pikir sugesti yang kuberikan padanya selama ini sudah berhasil.

Hingga akhirnya istriku sampai di depan paijo yang masih duduk terdiam melihat istriku seakan terhipnotis, istriku lalu menupuk bahunya
“Mas kok bengong sih”
“Ehh iya mba maaf ngga fokus hehee”
Karena posisi istriku yang membungkuk tentu saja paijo yang sudah sadar bisa melihat payudara istriku yang tergantung bebas tanpa penghalang, pemandangan yang sungguh menggairahkan.

Sadar paijo sedang melihat kearah payudarannya, istriku justru membiarkanya untuk beberapa saat dan malah tersenyum manis di depan paijo.
“Liatin apa sih mas sampe bengong gitu?”
“Oh engga mba, ngga liat apa-apa hehee”
Paijo berlagak seperti tidak melihat apa-apa walaupun istriku tau paijo melihat payudaranya.

Istriku lalu duduk di depan paijo.
“Maaf mba itu rambutnya di gulung dulu biar ngga nutupin entar” karena rambut istriku yang cukup panjang sehingga tidak perlu penjepit rambut untuk menggulung rambutnya.

Istriku mulai menggulung rambutnya kebelakang sehingga dengan jelas paijo bisa melihat mulusnya ketiak istriku, sambil menggulung rambutnya istriku tersenyum manis kepada paijo.

Dan entah kenapa istriku begitu lama menggulung rambutnya, padahal aku sangat tau jika istriku menggulung rambut tidak sampai semenitpun sudah beres, dan sekarang sudah bermenit-menit tapi belum jadi. Entah apa yang ada di pikiran istriku, apakah dia sengaja melakukanya untuk memamerkan keindahan ketiaknya kepada paijo.

“Mba syifa rambutnya panjang ya ternyata hehee” “hehe iya mas rambut aku panjang, emang kenapa gitu?”
“Ngga apa-apa kok mba, rambutnya bagus hehe”
Setelah selesai menggulung rambutnya, paijo menyuruh istriku untuk tengkurap seperti yang tadi aku lakukan.

Istriku lalu tengkurap dan paijo mulai mengoleskan minyak ke betis istriku, dan mulai memijitnya tidak ada yang aneh selama paijo memijit betis istriku, pijatannya sama seperti saat memijatku.

Karena posisi istriku tengkurap dia tidak mengetahui jika paijo sedari tadi memandangi bokongnya, meskipun tangan paijo memijit kaki istriku dengan benar tapi pandangannya hampir selalu mengarah ke bokong istriku.

Hingga akhirnya paijo memijit telapak kakinya istriku mulai merasa kesakitan karena paijo memijit bagian saraf yang ada pada kaki istriku. Hal itupun mambuat istriku semakin merasa sakit.

Istriku menoleh ke arah paijo “Aduh mas sakit amat pelan-pelan”
“Ehh maaf mba sakit ya? Di bagian ini memang sering sakit mba” lalu paijo menjelaskan tentang saraf-saraf yang ada di kaki yang aku sendiri kurang mengerti, dan istriku hanya mengiyakan saja.

Paijo kembali memijit telapak kakinya, saat paijo menekan bagian telapak kakinya istrikupun kesakitan dan reflek mangangkat bokongnya, paijo yang sedari tadi memandangi pantatnya pun merasa senang, dan berkali-kali paijo melakukan hal tersebut dan berkali-juga istriku mengakat bokongnya.

Istriku terus mengangkat bokongnya setiap kali paijo menekan kakinya, hal ini membuat paijo beberapa kali bisa melihat isi selangkangan istriku yang memang bajunya hanya beberapa senti di bawah bokongnya.

Aku pun mulai penasaran jika istriku tidak memakai BH apa mungkin dia juga tidak memakai celana dalam.

Hingga akhirnya paijo menekan telapak kakinya cukup keras yang kembali membuat istriku mengangkat bokongnya tinggi-tinggi sampai hampir menungging, hal itu pun membuat baju istriku tertarik hingga menampakan bulatan indah bokong istriku yang di balut celana dalam warna hitam.

Dan kini aku mengetahui istriku masih menggunakan celana dalam.
Paijo terus menerus menekan kakinya, karena sudah merasa kesakitan istriku menoleh kearah paijo dalam posisi menungging.

“Udah mas sakit, pindah ke yang lain”
“Oh iya mba”
Istriku lalu menurunkan bajunya yang sudah terangkat sampai ke pinggang.

Kini paijo mulai memijit bagian paha sebelah kiri dan kanan, paijo yang awalnya duduk di sebelah kiri istriku kini dia pindah ketengah di antara kaki istriku.
Dan tanpa aba-aba paijo langsung merentangkan kaki istriku.

Dan tanpa di duga istriku justru merentangkan kakinya sendiri semakin lebar yang membuat bajunya kini terangkat sampai ke pinggang dan kembali memamerkan bokongnya yang terbalut celana dalam warna hitam, paijo pun tersenyum dengan pemandangan yang ada di depannya.

Aku semakin horny melihat tingkah istriku, sungguh di luar dugaan istriku bisa seberani itu, aku yang sudah tidak tahan akhirnya mengeluarkan kontolku dan mulai mengocoknya.

Kini terlihat paijo sudah tidak lagi memijit melainkan mengusap dan mengelus paha istriku, tangan paijo memegang paha kanan istriku dan mulai mengurutnya dari bawah keatas bahkan sampai kepangkal paha istriku, begitu juga dengan paha kirinya.

“Ahh ehmm akhh” desahan istriku setiap kali tangan paijo menyentuh pangkal pahanya, istriku terlihat sudah sangat horny, seandainya paijo menggarap istriku saat itu juga, aku yakin istriku tidak akan menolaknya, paijo justru tidak terburu-buru melakukan hal itu.

Disatu sisi aku salut dengan kesabaran paijo, jika lelaki lain yang berada di posisinya saat ini mungkin akan lain ceritanya, paijo justru asik bermain dengan paha dan bokong istriku.

Kini tangan paijo memegang kedua paha istriku, dan mulai mengusap dari bawah sampai ke atas, tapi saat sampai di bokong istriku bukan lagi elusan atau usapan melainkan remasan.

Hal ini di lakukan berulang ulang oleh paijo, mengusap di bawah dan meremas di atas.
Ehmm ahh plaakkk akhhhh
Tiba-tiba paijo menampar bokong istriku cukup keras, istriku seketika mengeluarkan suara yang cukup keras.

Teriakan istriku bukanlah teriakan kesakitan melainkan teriakan nikmat, aku sebagai suaminya sangat tau betul bahwa istriku sangat suka sekali di tampar pantatnya saat sedang bercinta.

Aku tak tau paijo menggapnya teriakan apa, tapi karena tidak ada protes dari istriku paijopun melakukannya lagi mengusap,meremas dan di akhiri dengan sebuah tamparan di bokong istriku.

Berkali-kali paijo melakukan hal tersebut membuat posisi istriku sudah tidak tengkurap melainkan sudah menungging sempurna, seakan akan menantang paijo untuk terus menampar bokong nya.

Ehhmmm plakk akhh ehmm plakk akhh
Kini hanya desahan dan teriakan yang keluar dari mulut istriku saat paijo mengelus,meramas dan manampar bokongnya, tentu paijo tersenyum puas atas perbuatanya kepada istriku.

Sementara aku semakin cepat mengocok kontolku yang sudah sangat tegang melihat perbuatan mereka berdua, akhirnya yang selama ini jadi keinginanku bisa terwujud, perasaan cemburu,marah, emosi dan horny menjadi satu menciptakan perasaan yang sulit di ungkapkan dengan kata kata.

Dengan posisi kepala yang masih di atas karpet dan bokong yang menjulang tinggi memamerkan keindahannya kepada paijo yang saat ini masih asik meremas dan menampar pantat istriku, terlihat bokong istriku yang kini kemerahan karena di tampar oleh paijo.

Istriku menoleh ke arah paijo
“Ehmm akhh mass gantian yang atasnya” ucap istriku sambil menggit bibir bawahnya meminta paijo pindah ke bagian atas. Mendengar perkataan istriku paijo kemudian tersenyum melihat wajah istriku yang sedang di landa birahi.

Paijo menarik kedua kaki istriku dan meluruskanya, dengan baju yang masih nyangkut di pinggangnya kini paijo mulai naik ke atas tubuh istriku dan menyangga tubuhnya dengan lututnya agar istriku tidak merasa berat dengan keberadaan paijo yang berada di atasnya.

Paijo mulai memijit pundak istriku, kedua tangannya mulai aktif memijitnya, karena tali bajunya menghalangi tangannya paijo lalu meminggirkan talinya kesamping, di rasa masih mengganggu paijo kemudian melepaskan talinya dari pundak istriku.

Istriku juga ikut membantu saat paijo hendak melepas tali bajunya, kini paijo semakin leluasa memijit pundak istriku, pijatan paijo semakin kebawah bagian punggung istriku, yang otomatis membuat paijo pun ikut mundur kebelakang.

Hingga akhirnya selangkangan paijo tepat berada di atas bokong istriku.
Paijo mulai memaju mundurkan telapak tangannya di punggung istriku di ikuti selangkangannya yang maju mundur tepat di atas bokong istriku.

Aku tau jika saat ini istriku bisa merasakan kontol paijo menggesek belahan pantatnya.
Karena aku juga merasakannya waktu paijo duduk di atas pinggangku.
Semakin lama gesekan yang paijo lakukan bertambah cepat, yang membuat istriku kembali terbakar birahi.
Bahkan kini istriku ikut menggerakan bokongnya menyambut gesekan paijo.

Karena sudah sangat horny paijo lalu mebalikan tubuh istriku terlentang dan langsung menarik baju istriku kebawah, sejenak paijo terdiam melihat indahnya payudara istriku.

Tak lama paijo langsung mencium istriku dan istriku pun menyambut ciumannya.
Mmmuach mmuach mmuach hanya suara itu yang keluar dari mulut mereka saat mengadu bibir betapa suara desahan dan kecipak yang keluar dari mulut mereka begitu terdengar sangat erotis.

Setelah cukup lama beciuman paijo kemudian melepaskan bibirnya dari tautan bibir istriku terlihat untaian air liur yang menyerupai benang menyangkut di antara bibir mereka kala melepaskan ciuman menjadi bukti dahsyatnya ciuman mereka.

“Akkh akhh ehmm ahhh mas ahh ohh mas akhhh” desahan istriku saat Paijo asik menjilati leher jenjangnya, jilatan paijo semakin turun hingga akhirnya kini puting payudara sebelah kiri istriku menjadi santapan paijo tangannya pun tak tinggal diam dengan meremas remas yang satunya.

“Tok tok tok permisi mas abdul” , suara pak rt yang ada di depan gerbang rumah memanggil namaku, aku yang saat ini sedang berdiri di samping rumah mendengar suara pak RT membuat kontolku seketika menciut, begitupun paijo dan istriku yang langsung menghentikan aktivitasnya. Bahkan istriku langsung berlari kedalam kamar.

Aku mamasukan kembali kontolku dan merapikan celanaku. Lalu aku menghampiri pak RT.

Bersambung.