Mencoba Untuk Adil

Menceritakan perjalanan hidup seorang pria pekerja keras yang ingin bersikap adil memberi kasih sayang kepada kakak perempuan tercintanya atau adik perempuan tercintanya yang ketemu gede itu.

Namun kasih sayang yang diberikan menimbulkan gejolak cinta di antara mereka bertiga.

Apakah sang pria akan memilih kakak perempuan kandungnya atau adik perempuan ketemu gedenya?

Atau mungkin tidak sama sekali diantara keduanya dan menemukan wanita lain di hidup nya? … Oke langsung saja kita lihat bagaimana ceritanya… ​

Namaku Ahmad Adit Firmansyah biasa dipanggil Adit, umurku 20 tahun sekarang aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di daerah Cirebon, aku anak ke 2 anak bungsu, aku memiliki 1 kakak perempuan namanya Aulia Nisa Fadila. Kita dari keluarga yang biasa saja ibuku hanya seorang pedagang baju bersama adiknya yaitu tanteku sendiri di luar kota, dari sejak aku awal masuk smp orang tua kami berpisah dan kita memilih untuk ikut dengan ibu kami, untuk saat ini aku hanya tinggal berdua dengan kakakku, karena kebetulan kampus kakakku ada disini jadi dia tidak perlu ikut dengan ibu di luar kota dan begitu pula denganku, aku memilih mencari pekerjaan disini karena ingin menemani dan menjaga kakakku, meskipun tinggal berdua kita tidur di kamar yang terpisah.​

Aulia Nisa Fadila Aulia Nisa Fadila itulah nama kakakku biasa dipanggil Nisa berumur 21 tahun hanya selisih 1 tahun dariku. Dia wanita yang cantik dan manis dia sekarang melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas dikota ini, dia memang wanita yang pintar ketimbang adiknya yang waktu sekolah selalu bolos wkwk. Kakakku selalu berpakaian sopan dan tertutup beserta hijabnya setiap keluar rumah yang membuatnya semakin cantik. Namun saat didalam rumah tepatnya jika denganku kadang kakakku hanya memakai dress tipis dan pakaian yang agak ketat sehingga payudaranya yang ku taksir sekitar 34B apalagi dengan tinggi badannya yang hanya sekitar 160cm membuat keindahan payudaranya tercetak dengan jelas dimataku. Kakakku memang pendek dibanding aku adiknya yang memiliki tinggi badan 175cm, dan tak lupa pantatnya yang emang sedikit montok itu sering kali bikin aku meneguk ludah dan pasti nya bikin penisku tegang, rasanya ingin aku tampar berkali-kali pantat bulat itu sampai merah. Membayangkannya saja sering bikin nafsuku naik tapi untuk sampai saat ini aku masih punya akal sehat bahwa dia itu kakak perempuanku satu-satunya. Dengan kecantikan dan kemanisannya bisa membuat para laki-laki terpesona apalagi dengan payudara dan pantatnya bisa menggagalkan fokus saat kedua bola mata yang melihat keindahan tersebut. Laki-laki manapun bisa saja bernafsu kepadanya bahkan adiknya sendiri pun merasa begitu, meski sebagai wanita idaman para laki-laki namun kakakku masih single dan tidak pernah pacaran. Ketimbang adiknya yang beberapa kali gonta-ganti wanita meski sekarang udah jomblo wkwk. .:: SUATU SAAT DI PAGI HARI YANG CERAH… Setiap hari aku dan kakakku melakukan aktivitas seperti biasa dimana setiap pagi aku terbangun bergegas mandi dan berwudhu untuk melaksanakan ibadah sholat shubuh tentunya bersama kakakku, lalu kami bersiap-siap untuk berangkat ke kampus mengantarkannya di lanjut dengan diriku yang menempuh jarak sedikit jauh ke tempat kerjaku. Meski tempat kerjaan dan kampus kakakku tidak searah tapi aku dengan senang hati untuk mengantarkannya, lagi pula siapa sih yang ga mau nganterin bidadari yang cantik jelita ini dan dia juga kakak perempuanku jadi sudah menjadi kewajibanku untuk menjaganya. .:: PUKUL 05:30 “Kakk lama amat dandannya ntar kesiangan nihh,” protesku yang menunggunya berdandan guna mempercantik dirinya. “Yaelah sabar napa!! wajar kan kakak cewek jadi sabar!! tunggguin ya adikku sayangg sebentar lagi koookk,” jawab kak Nisa yang kadang galak kadang menggemaskan rasanya sangat beruntung bila ada laki-laki yang bisa memiliki wanita yang cantik dan menggemaskan seperti dirinya. “Yudh iya buruan,” akhirnya aku ngalah seperti biasa. Beberapa saat kemudian kak Nisa keluar dari kamarnya menghampiriku yang sedang duduk diteras menghabiskan batang rokok yang ke 2. “Ayoook Dit keburu kesiangan,” ucap kak Nisa dengan santainya wajahnya sangat cantik namun kadang nyeselin makanya kira berdua jarang akur, tiap itu tidak berlangsung lama karena kita seperti anak kecil setelah berantem langsung baikan lagi seperti tidak terjadi apa-apa, meski sifatnya yang sangat nyebelin itu namun dia memiliki sifat keibuan dia selalu mengatur keuanganku makanya setiap gajian aku setorkan pada dirinya aku hanya meminta jatah rokok dan makan saja sedangkan keperluan lainnya aku harus meminta kepadanya, meskipun begitu aku juga punya tabungan di dompet untuk keperluan mendadak saat tidak bisa meminta darinya.

“Yang dari tadi lama tuh siapa hadeuhh,” jawabku sedikit kesal karena dia seperti tidak merasa salah sedikitpun wajar namanya juga perempuan kan memang begitu. “Hihi… Maap ya adekku yang gantengg,” rayu kak Nisa agar aku memaafkannya memang jurusan andalan nya tidak bisa ku hindari yang langsung meluluhkan diriku. “Aduhh iya iya tau aja kelemahan adiknya kalo digoda langsung luluh, udah sini aku pakein helm nya udh jam segini ntar telat,” ucapku dan meraih helm untuk ku pakaikan di kepalanya yang di balut hijabnya. Akupun memakaikan helm di kepalanya yang mengenakan hijab itu, saat aku memakaikan helm dikepalanya akupun memandangi kecantikan dari wajahnya apalagi bibir manisnya itu lohh yang bikin aku terpesona. “Bibir lu manis dan nafsuin amat sih kak jadi pengen gua cium tuh bibir,” ucapku dalam hati yang terpesona dengan bibir manisnya. Saat sudah siap kita pun menaiki motor kopling hasil kerja kerasku selama ini namun bukan tipe sport hanya motor brand ya**ha aku juga suka memakai knalpot racing namun tidak terlalu berisik agar saat berboncengan tidak terganggu dengan suara bising knalpot, aku sengaja membeli motor hanya satu karena aku gamau kak Nisa kemana-mana sendiri jadi lebih baik aku yang mengantar jemputnya jika aku bisa meski kadang dia pulang bareng temennya Nadia, dan yahh aku jadi ojek pribadi nya saat dia butuh, aku pun dengan senang hati untuk itu karena bisa merasakan pelukan kak Nisa setiap saat memboncengnya wkwk. Saat di perjalanan kak Nisa selalu berpegangan erat pada pinggangku kaya orang pacaran aja wkwk, namun yang bikin aku senang yaitu dada nya yang ditempelkan di punggungku sehingga membuat aku merasakan kenyal dan lembutnya payudara kak Nisa dibalik bajunya yang dia kenakan. Karena hal itu sering kali bikin penisku tegang maksimal dibalik celana, karena aku juga laki-laki yang masih normal tentunya aku menikmati kenyalnya dada kak Nisa meski masih terhalang bajunya. “Ugghhh… Kenyel banget sihh kakk toket lu jadi pengen gua remes dan kenyot tuh toket, gua sedot-sedot sampe keluar susunya tapi lu harus hamil anakku dulu kak hehe,” batinku saat memboncengnya. Kupacu gass motorku dengan kecepatan tinggi karena takut terlambat, akhirnya kita berdua pun sampai juga didepan kampus kak Nisa yang cukup besar ini dia pun turun dari motor dan wajah cantiknya memandangi ku meminta aku melepaskan helm di kepalanya akupun langsung melepaskan nya. “Makacii Adittt,” ucap kak Nisa dengan nada manjanya setelah helm terlepas dari kepalanya. “Iya,” jawabku cuek dan menaruh helm di depan jok motor. “Cuek amat sihh adekku yang paling ganteng inii hihi,” goda kak Nisa seperti biasa laki-laki mana yang tidak terpesona dipuji wanita cantik jelita seperti kak Nisa ini kalaupun ada hanya lelaki bodoh saja haha. “Apaan sihh kakk!!,” aku pun kesal tapi malah cengengesan karena terpesona melihatnya tersenyum manis setelah menggodaku. Emang sudah jadi makanan sehari-hari bagiku dan kak Nisa yang selalu berantem, meski tak terhitung berapa kali kita berantem dalam satu hari namun aku juga sangat menyayangi dirinya bahkan belum siap jika dia dimiliki laki-laki lain selain aku adik laki-lakinya. “Idiihhh… Sok-sokan galak padahal perhatian hihi,” ucap kak Nisa sambil melemparkan senyuman dibibirnya untuk menggodaku. “Biarin suruh siapa mulai!!,” balasku yang agak kesal namun mataku tidak bisa berbohong kalau aku sedang terpesona melihat kecantikannya yang tersorot sekilas sinar matahari. “Hihi Adit yang ganteng adikku sayang ngambek hihi,” balas kak Nisa dengan senyuman manisnya terus menggodaku. “Udah sana huss pergiii ntar kamu telat dimarahin bos lagi,” lanjut nya tiba-tiba mengusirku karena dia juga khawatir jika aku telat ke tempat kerjaan apalagi aku harus melewati lampu merah di perempatan tak jauh dari arah kampusnya. “Yaudah sini cium pipi dulu Muaachh…,” balasku yang tiba-tiba menarik kepalanya dan mencium pipi kirinya, kini aku yang sedari tadi kesal langsung membalaskan dendam dengan melesatkan ciuman bibirku pada pipi kirinya yang sedikit tembem itu. “Iiiihhh… Luntur nih make up kakak,” ngambeknya seperti anak kecil yang menggemaskan. “Makin cantik kalo lagi ngambek haha,” tawa puasku setelah mencium pipinya mukanya memerah setelah kucium pipinya yang membuat wajahnya sangat manis rasanya aku tak memerlukan gula saat membuat kopi cukup melihat wajahnya saja. “Udah sana pergi niat kerja nggak!!,” balasnya galak seperti seorang istri

yang menyuruh suaminya untuk berangkat bekerja namun galaknya menggemaskan. “Iya kakakku yang cantik dan maniss niatt dongg,” kali ini aku yang menggoda nya haha membalaskan dendamku, dia sedikit terpesona namun langsung mengusirku kembali. “Idiihh apaan sih gomball dah sana huss huss,” usir kak Nisa lagi namun dengan wajah nya yang salting dan mencubit lenganku, emang nih lengan udah jadi korban empuk cubitan gemas kak Nisa namun aku kadang malah suka karena bisa melihat dirinya seperti anak kecil yang ngambek kalau mainannya di ambil dari genggamannya. “Aduhh ada yang salting nihh udah ahh aku pergi dlu dadahh kak Nisa yang cantik,” usilku lagi dan mencubit kedua pipi nya yang bikin aku gemas itu, tak pernah bosan aku mencubit pipinya rasanya sepertinya adonan kue yang sangat lembut. “Nyebelin banget sihh!!,” kesal nya yang menggemaskan dan melancarkan cubitannya pada lenganku yang sedang mencubit pipinya. “Hahahaha,” tawa puas ku yang sudah membalaskan dendam kepada dirinya. Aku dan kak Nisa memang sudah sejak lama saling usil entah siapa yang memulai mau aku atau kak Nisa tetap saja ujungnya pasti berantem kaya tom and jerry. Aku kadang mencium pipi atau keningnya dan respon kak Nisa biasa saja karena hanya pipi dan kening, kadang juga kak Nisa duluan yang mencium pipiku itu semua kita anggap normal karena kita berdua kakak adik walau malah kaya orang pacaran jika orang lain yang melihatnya wkwk. Aku pun akhirnya menyudahi percakapan ini dan langsung meninggalkan kak Nisa didepan gerbang kampusnya, lalu aku langsung menancapkan gass ketempat kerjaku agar tidak terlambat. Akhirnya setelah melewati beberapa kilometer akupun sampai ditempat kerjaku dan langsung memarkirkan motorku di tempat parkiran. “Huft untung tepat waktu kalo telat bisa potong gaji gua,” ucapku merasa lega yang sampai ketempat kerjaku tepat pada waktunya. .:: PUKUL 12:05 Waktu istirahat telah tiba, aku dan teman-teman kerjaku pergi kewarung kopi langgananku yang tak jauh letaknya dan makan siang tidak lupa untuk sebat dulu. Akupun mengeluarkan ponsel ku dari saku celana dan membuka WA, ada beberapa chat dari kak Nisa terlihat dari chat yang telah ku sematkan. .:: ISI ROOM CHATNYA… “Kamu kalo istirahat jangan lupa makan yaa ntar sakit,” Akupun mengetik dan membalas chatnya. “Ciee perhatian nihh,” Ternyata kak Nisa masih online dan membalas chatku dan kitapun chatingan. “Idiihhh ge er kakak bilang gitu soalnya kakak pulang sore jadi nanti ga masak dulu,”

“Bilang aja napa sihh gausah malu-malu wkwk,”

“Ihhh… Nyebelin banget sihh jadi orang, ntar kakak pulang sore karena mau nyari buku bareng temen kakak,”

“Cowok apa cewek kak,”

“Klo cowok kenapa cemburu yaa hihi,”

“Serius kakakku yang cantikkkk,”

“Cewek lah adikku yang ganteng temen kakak kan Nadia, yakali sama cowok kakak juga gamau kalii, kecuali sama kamu hihi,”

“Ohh… Nadia, ya udah sana gih kamu makan siang dulu kak,”

“Iyaaa, nanti kalo kamu udah pulang dikunci aja pintunya barangkali ketiduran,”

“Nanti jemput ya kalo kakak kabarin,”

“Siap kakakku yang cantikkkk,”

“Udah ya aku mau lanjut lagi kak,” Memang kak Nisa ini suka sekali mencari dan membaca buku bareng temannya yang bernama Nadia. Akupun sudah tau siapa itu Nadia karena dia kadang main kerumah bahkan pernah menginap beberapa kali dan kita pun lumayan akrab. Meski begitu aku masih sering menanyakan sama siapa kak Nisa mau pergi karena itupun demi kebaikannya juga. Akupun menyudahi chattingan bersama kak Nisa dan membakar 1 batang rokok sampai habis dan membayar total makanan yang telah habis ku makan pada bude. Lalu akupun kembali bekerja sampai jam 4 sore seperti biasanya kalau aku ambil lembur tentu lebih malam lagi jam pulangnya. Setiap aku ambil lemburan aku selalu mengabari kak Nisa terlebih dahulu. .:: TO BE CONTINUED…​