Thanx to : EMBER

Perkenalkan namaku Irwan, aku mau berbagi dan bercerita pengalamanku di sekitar tahun 90 an, sewaktu masih remaja dan usiaku kurang lebih genap 19 tahun tak lama setelah aku lulus SMA. Dan sekarang usiaku sudah menginjak kepala 4 Aku lahir,tumbuh besar dan tinggal di salah satu kota besar. Aku punya tetangga namanya Suratmi,berkulit hitam manis badannya tidak terlalu tinggi tapi sintal dan semok dengan ukuran toket yang cukup besar, yang selalu ingin dipanggil Ami (hehehe…biar gaul katanya)…wajahnya tidak terlalu cantik tapi manis. Dia seorang penjual jamu gendong, yang sudah berjualan di kotaku dari tahun 80 an. Dia pindah ke samping rumahku , ketika aku masih SD, kalau tidak salah waktu itu aku masih berumur 8 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD, sedangkan Mbak Ami sudah berusia sekitar 30 tahunan…usianya masih lebih muda dibanding Mama ku…walau terlihat hampir seperti sebaya. Dia tinggal sendirian di rumah kecil tapi bertingkat, hidupnya terpisah dari keluarganya, karena suaminya harus mengurus sawah dan dua anaknya di kampung…sementara anak-anaknya sekolah di kampungnya, di salah satu kota di Jawa Tengah. Seiring waktu Mbak Ami makin kenal dan dekat dengan keluargaku, dia sangat menyayangiku karena seusia dengan anaknya…dan katanya juga aku mirip dengan anaknya yang paling besar. Jadi seolah olah aku ini dijadikan obat rindu dia kepada anaknya. Seringkali aku main dan sampai tidur menginap di rumahnya, kami tidur di lantai atas, karena lantai bawah hanya bisa digunakan untuk ruang tamu dan kamar mandi. Saking dekatnya aku sudah menganggap dia seperti ibuku sendiri. Aku memanggilnya Mbak Ami…(biasa anak anak suka latah ngikutin panggilan Mamaku kepadanya). Hubungan kasih sayang antara aku dan Mbak Ami berjalan layaknya hubungan ibu dan anak. Ketika aku menginjak bangku SMP, aku sudah mulai puber dan sudah mulai horni jika melihat wanita seksi. Saking dekatnya hubunganku dengan Mbak Ami, seringkali dia memeluk dan menciumku..padahal aku sudah terbilang cukup besar…karena sudah duduk dibangku SMP…sewaktu Mbak Ami memeluk dan menciumku aku malah jadi terangsang….dan sesekali aku mencuri curi kesempatan menjamah toketnya..dan paling dia cuma bilang..”eehh Wan…kamu nakal.***k boleh gitu “…tanpa ada rasa marah atau curiga…sedangkan aku hanya bisa tersenyum malu. Sehari hari selalu begitu sampai akhirnya pada saat aku sudah duduk di bangku SMA,hubunganku dengan Mbak Ami sudah tidak sedekat dulu, dikarenakan aku sudah beranjak besar dan barangkali Mbak Ami juga akan risih jika masih melakukan peluk cium seperti dulu..(padahal aku sendiri sangat dan masih mengharapkannya…hehehe)… meskipun dia masih sayang dan masih memperlakukan aku seperti anaknya sendiri. Setelah menginjak remaja, gairah seks ku semakin meningkat, sementara Mbak Ami masih memperlakukan aku seperti layaknya anak kandungnya sendiri meskipun tanpa peluk dan cium seperti dulu lagi….sementara orientasi ku terhadap Mbak Ami sudah berubah, orientasi ku sekarang ingin sekali menikmati tubuh Mbak Ami. Rasa penasaranku ingin melihat tubuh Mbak Ami dalam keadaan bugil (karena dari kecil sampai sekarang aku belum pernah melihat tubuh Mbak Ami dalam keadaan bugil ) semakin kuat. Aku mulai mencari berbagai macam cara untuk melihat Mbak Ami dalam keadaan bugil..beberapa kali aku mencoba mengintip saat Mbak Ami mandi, tapi aku tidak mendapatkan hasil apapun, karena tidak ada celah sedikitpun untuk mengintip langsung ke kamar mandinya. Akhirnya kuputuskan untuk mengintipnya dari balik genteng rumahku yang langsung menghadap ke kamarnya. Karena rumahku hanya satu lantai dan tidak bertingkat seperti rumah Mbak Ami. Maka posisi di atas plafon, dibawah atau dibalik genteng rumahku, adalah posisi yang paling pas untuk mengintip langsung ke kamarnya Mbak Ami…yang mana kebetulan jendela samping kamar Mbak Ami menghadap ke genteng samping rumahku. Dia biasanya mandi jam 2 siang, karena setiap hari dia berjualan 2 kali.. jam 7 pagi dan jam 3 sore…karena aku tahu, pasti selalu…setelah mandi di lantai bawah Mbak Ami hanya mengenakan handuk dan naik ke lantai atas menuju kamarnya untuk berpakaian. Kesempatan inilah yang aku harap bisa menjadi jalanku untuk dapat melihat tubuh Mbak Ami dalam keadaan bugil… Aku sudah bersiap siap dari jam 2 siang di atas loteng dibalik genteng…hehehe…(rasa hawa panas..waktu menunggu yang lumayan lama dan rasa pegal tak kuhiraukan, demi melihat Mbak Ami dalam keadaan bugil) Dan Akhirnyaaaaaa……

 

Dia datang dengan hanya mengenakan handuk…dalam hatiku..ini saatnya…akhirnya aku bisa melihat dan menyaksikan tubuhnya bugil..dan benar saja, dia melorotkan handuknya sampai ke perut…buseeet…toketnya besar dan turun seperti pepaya…putingnya hitam dan besar…ingin sekali aku meremas, menghisap,mengulum, menjilat… Aahh sudahlah… Perasaan horni semakin memuncak di benakku.. Lalu dia mengambil BH warna krem dari lemari dan memakainya… Ini nih saatnya aku lihat bagian bawahnya..***k apa apa atas nya sudah pake BH, yang penting liat memeknya…pikirku Mbak Ami menanggalkan handuknya dan… Jiaaaahhhh….. Ternyata dia sudah memakai celana dalam dari kamar mandi….keeesSaaalll bercampur dongkol rasanya…tapi apa mau dikata…aku cuma bisa menyaksikan dia hanya memakai celana dalam dan kutang, lalu Mbak Ami berdandan merias wajahnya dan tak lama kemudian Mbak Ami mengenakan kain dan kebaya nya (seragam penjual jamu gendong zaman dulu)… yaa sudahlah…dan biasa..setelah menyaksikan pemandangan yang cukup lumayan indah meskipun masih menyisakan rasa penasaran.. aku coli sambil membayangkan meniduri Mbak Ami..hehehe Ke esokan harinya dengan semangat pantang menyerah aku menunggu kembali di loteng dan balik genteng, sudah kusiapkan lotion karena aku berniat untuk onani sambil melihat langsung tubuh bugil Mbak Ami yang pendek sintal semok dan padat…hehehe.. Dan dia datang lagi, masuk ke kamar…melorotkan handuknya sampai ke perut… Wawwww… Toket pepaya lagi…. Mmmhhhh…. manis dan gurih sepertinya..hehehe.. Mulai tanganku mengocok penisku pelan pelan agar tidak terdengar, karena jarak kami sangat berdekatan paling cuma berjarak 5 sampai 6 meter saja, terhalang oleh genteng rumahku dan jendelanya Mbak Ami. Pelan pelan aku mengocok sambil menunggu moment penampakan meki dan jembut Mbak Ami… Sabar ku menunggu…tak lama Mbak Ami mengambil dan mengenakan BH nya yang kali ini berwarna hitam….ini dia saatnya penampakan kataku dalam hati. Mbak Ami menanggalkan handuknya… Yaaaaahh… dia sudah pake CD dari kamar mandi… Akhirnya kuteruskan coli sambil melihat dia hanya mengenakan CD dan BH saja. Ternyata kebiasaan Mbak Ami sehabis mandi selalu langsung memakai celana dalamnya…karena setiap mengintip selalu begitu sampai aku bosan. Aku memikirkan bagaimana cara untuk melihat jembut dan meki nya Mbak Ami.. Akhirnya aku mendapat ide dan mengatur siasat untuk menginap lagi di rumahnya..karena memang sudah lama juga aku tidak menginap di rumahnya, selain aku sudah beranjak besar aku juga sudah mulai malu jika menginap di rumahnya. Pada suatu siang @ “Mbak…Irwan nanti malam tidur di rumah Mbak ya?” #”Ehh tumben Wan…bukannya udah gak mau tidur di rumah si Mbak…pas kamu SMP aja pernah bilang…”Irwan udah gede..mau tidur sendiri”…ejek Mbak Ami kepadaku.. Sekarang sudah SMA malah pengen tidur dirumah si Mbak…ada ada aja kamu tuh Wan”…katanya @ “Yaaa soalnya Irwan ada tugas sekolah sekalian mau menghapal untuk bahan ujian nanti, kalau belajar di rumah konsentrasi terganggu adik Irwan si Ratna sama si Hilmi suka ribut” ujarku #”Yaa…kalau si Mbak sih boleh boleh aja…Mama mu ngizinin ngga?” tanya Mbak Ami kepadaku. @ “Kata Mama sih boleh boleh aja Mbak..cuma tadi Mama bilang..” Wan kamu tanya dulu Mbak Ami nya, boleh apa tidak…kasian nanti Mbak Ami terganggu waktu istirahatnya”…aku memberi penjelasan kepadanya. #” Ya kalau sama Mamah mu boleh, siMbak sih gak keberatan Wan, boleh boleh saja” ujarnya Yessss…dalam hatiku berkata..siasatku berhasil…aku bisa memandangi tubuhnya selagi dia tidur, sambil curi curi kesempatan ….yess…yess..yesss… siasatku berjalan lancar.

 

Akhirnya malam pun tiba, selepas Isya aku sudah dirumah Mbak Ami. #Wan..kamu mau belajar dimana?..sudah di kamar siMbak aja, biar lampunya terang” tawarnya @ “Iya Mbak…Irwan belajar di kamar Mbak Ami saja”..jawabku #Yo wes…belajar yang rajin biar pinter…..biar nanti jadi orang sukses……yo wes…..siMbak mau tidur duluan…..sudah gak kuat ngantuk”.. @ “Iya Mbak…Mbak Ami tidur saja duluan…istirahat”..jawabku Mbak Ami itu tidurnya cepet, dikarenakan dia harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan jualan pagi. Dan jam 8 malam, Mbak Ami sudah tertidur pulas sambil mengenakan kaos lengan pendek dan celana short selutut. Sial kataku dalam hati…mana bisa ngintip dengan pakaian seperti itu.. Tapi semangat tak pernah kendur, meski diselimuti rasa takut ketahuan yang amat sangat. Kalau sampai ketahuan…terus Mbak Ami lapor sama Mama ku…berabe nih urusan..hehehe… Tapi rasa inginku untuk melihat meki Mbak Ami saat itu, jauh lebih kuat. Aku mulai mengatur siasat…sekitar jam 11 malam, dan kurasa tidur Mbak Ami sudah sangat nyenyak…pelan pelan aku mengambil posisi tidur bersebelahan dengannya. Mbak Ami tertidur dengan posisi terlentang, dan aku pun pura pura ikut tertidur sambil pelan dan sangat hati hati tanganku memeluk perutnya… Mbak Ami diam saja..wahh pulas nih…pikirku Setelah beberapa saat, tanganku mulai naik ke atas dan memegang dengan sangat hati hati daerah toket yang tertutup kaos dan BH……hmmmm…Mbak Ami masih diam dan tertidur sangat pulas.. Mulai aku meremas dari luar payudaranya pelan pelan…Mbak Ami masih juga diam dan tertidur pulas.. Otaku sudah semakin menerawang jauh, dan penisku sudah sangat menegang keras.. Kuturunkan dan kuparkir tanganku ke arah bawah tepat di daerah kemaluannya…. Mbak Ami masih tetap diam tak bergeming dan tidur dengan nyenyak nya. “Wah…bangke juga nih tidurnya” pikirku. Mulai kugerakan tanganku dan mengusap usap pelan bagian kemaluan dari luar celana short nya. Mbak Ami masih tetap tertidur….. Pelan pelan dan dengan sangat hati hati, kuberanikan diri…tangan kanan ku mengangkat karet celana short yang melingkar di perutnya…aku melihat celana dalam Mbak Ami yang berwarna biru muda… wawwww…….. Dag dig dug…jantungku berdegup kencang… Aku semakin penasaran dan mulai lupa diri. Kuberanikan tangan kiriku untuk mengangkat karet celana dalam Mbak Ami yang berwarna biru muda… Buseeeeeeeett…. jembutnya lebat niannnn…. ohhhh indahnyaaa…. kupandangi sejumput rambut keriting nan lebat itu… hhmmmmm.. Ingin sekali aku menjamah dan mengusapnya… aahh tapi aku tak berani…. Akhirnya rasa penasaranku yang kuat, membuatku berani untuk mencoba menjamahnya. Sambil tangan kiriku menahan celana dalam dan celana short Mbak Ami..kumasukan tangan kananku pelan pelan dan mendarat di atas jembut Mbak Ami…. ooohhh hangatnyaaaaa…. ku usap usap pelan jembutnya sambil sesekali ku parkir tanganku di atas jembut Mbak Ami. Dan Mbak Ami masih tertidur dengan sangat nyenyak. Rasa penasaranku semakin menjadi… Aku ingin sekali memegang lubang memeknya….!!! Kuberanikan diri dan dengan sangat hati hati, jari tengahku menggapai belahan memek Mbak Ami…. Yess…kena….. Kuturunkan lagi lebih kebawah jari tengahku dengan perlahan…. Mantap…jari tengahku tepat berada di belahan memek Mbak Ami… oohhh……… Tak bisa ku ungkapkan dengan kata kata…yang kurasakan hanya rasa nikmat dan jantungku berdegup semakin kencang. Mulai kumainkan jari tengahku menggesek gesek pelan memek Mbak Ami…sungguh pengalaman pertama yang menakjubkan. Waaaaaawww….Amazing !!!!!

Mbak Ami masih tertidur pulas, aku makin berani, kugesekan pelan jari ku terus menerus sampai terasa permukaan memek Mbak Ami mulai basah… mhhhhhh…nafsuku memuncak Tak berapa lama tubuh Mbak Ami bergerak menggeliat, mungkin karena kegelian dan sontak aku pun kaget, secepat kilat..langsung kutarik tanganku dan pura pura tidur sampai tak sadar aku benar benar tertidur. Sampai ketika aku terbangun ke esokan pagi nya…Mbak Ami sudah tidak ada..dia sudah berangkat untuk berjualan jamu…dan aku pun segera pulang ke rumahku. Sore sepulang aku sekolah, aku temui Mbak Ami..dengan perasaan takut…takut kalau dia sebenarnya tahu dan sadar kejadian tadi malam. @ “Mbak..kok gak jualan?” ..tanyaku #”Nggak ah Wan….tadi pagi pas jualan kaki si Mbak keperosok sampai keseleo”..jawabnya @ “Waduuuh….tapi Mbak Ami masih bisa jalan?” tanyaku lagi… sambil hatiku bersorak…Yess…Mbak Ami tidak tahu dan tidak menyadari kejadian semalam, soalnya tidak ada gerak gerik yang mencurigakan ataupun memasang muka marah… pikirku. #”Yaa bisa Wan…cuma agak pincang, soalnya sakit” kata Mbak Ami @ “Sini Irwan pijitin Mbak” ..tawarku kepadanya # “Alaaaaaahh..kamu Wan, kayak yang bisa aja”.. balas Mbak Ami @ ” Yaaa..sedikit sedikit sih Irwan juga bisa Mbak” # “Bener nih, kamu mau pijitin si Mbak?” tanya nya @” Yaa kalo Mbak nya mau…Irwan sih oke aja” jawabku # “Yo wes, ayo pijitin si Mbak” kata nya @ “Siap Mbak..dipijitnya dimana Mbak?” #”Di rumahmu saja, Mama mu kan punya minyak urut si Mbaknya mau minta..sekalian mau ada yang diobrolin sama Mama mu…hehehe…” Gawaaat….kataku dalam hati…. Dan perasaan takut kembali timbul, takut jika ternyata Mbak Ami tahu apa yang kulakukan semalam dan langsung lapor sama Mama ku… modaaar aku…pikirku Mbak Ami berjalan pincang ke arah rumahku sambil aku tuntun.. Setibanya di rumah.. Mbak Ami langsung minta minyak urut sama Mama ku. Aku pun mulai memijit kakinya sebisa aku….dan ternyata yang dibicarakan Mbak Ami dengan Mama ku hanya tentang arisan ibu ibu yang diselenggarakan diwilayah di RT ku.. Mantaaap ….semuanya aman terkendali. Asiiikk pikirku…ternyata benar, Mbak Ami tidak tahu dan tidak menyadari apa yang terjadi tadi malam… Aaamaaaan.. Sekitar jam 7 malam, telpon rumahku berdering (maklum saat itu belum ada yang namanya HP…hehehe) Ku angkat telpon ternyata keluarga Mbak Ami yang menelpon dikarenakan ada perlu dengannya. Kupanggil Mbak Ami…lalu dia berbicara di telephone dalam bahasa jawa..yang aku tidak mengerti sedikitpun apa yang mereka bicarakan.. Tak lama Mbak Ami berbicara sambil terbata bata dan menangis….

 

Mamaku keluar dan menunggu untuk menanyakan apa yang terjadi. Setelah telpon ditutup, Mbak Ami bilang sama Mama ku kalau suaminya di kampung saat ini sedang sakit keras…keadaan menjadi agak panik karena Mbak Ami terus menangis. Mamaku berusaha menenangkan nya.. Sementara aku merasa bersalah dan berdosa atas apa yang aku lakukan malam kemarin. Setelah keadaan mulai tenang, Mbak Ami memutuskan untuk pulang saat itu juga ke kampung nya dengan menggunakan Bis Malam… Setelah berkemas Mbak Ami pulang sambil diantar oleh Bapak dan Mama ku ke terminal Bis. Seminggu sepeninggal Mbak Ami..aku mulai kesepian, aku kangen sama Mbak Ami..gila nya…yang terpikir olehku hanya rasa penasaran yang belum tuntas.. Ingin rasanya aku menyetubuhi Mbak Ami…dan berkhayal jika perjaka ku harus hilang, maka Mbak Ami lah yang boleh merenggutnya…hahahaha.. Dari situ aku makin terobsesi dengan wanita setengah baya…atau bahasa kekinian nya STW… hehehe Dua minggu berlalu, tiba tiba telpon di ruang tamuku berdering, ku angkat gagang telpon.. @ “haloo” kataku #Wan…Mama mu ada? jawab suara di balik telpon yang ternyata… Mbak Ami !! Oohhh Tuhan…baru mendengar suara nya saja, hati ku bukan main bahagia nya…sampai aku melongo beberapa saat… #”Wan…Wannn!!” @ “ehhh..uuhh…iyaa Mbak” #Mama mu ada ngga? @ “Ohhh ada Mbak, sebentar Irwan panggilin” Mahhh..Maaahh…aku memanggil Mama ku ** Iya Wan..ada apa? @ “Itu Ma..ada telpon dari Mbak Ami’ jawabku lalu mama mengangkat gagang telpon **Hallloo Mbak Ami #wxagagstshshshdhdhdhdjdhdhdhd” (aku tidak bisa mendengar jelas apa yang Mbak Ami katakan di balik telpon) ** “….yang sabar yaa Mbak..yang tabah” Tak lama kemudian telpon ditutup.. Mama melihat ke arahku sambil berkata.. ** “Suami nya Mbak Ami meninggal dunia Wan..” (Perasaanku bercampur antara sedih dan bahagia….edaaaan.. Sedih karena memikirkan perasaan Mbak Ami Bahagia karena Mbak Ami sekarang menjadi janda Hadooohhh…parahnya aku) @ “Ohh iya Ma..turut berduka cita”..jawabku **Iyaa, tadi Mbak Ami bilang..titip rumah..soalnya Mbak Ami bakal lama gak kesini, karena banyak yang harus di urus dan dibereskan di kampungnya.” ..jelas Mama padaku @ Berapa lama Ma?”…tanyaku ** Mana Mama tau Wan”…jawab Mama ku.. **Sekarang tugas kamu, rawatin rumah Mbak Ami…kasian nanti itu rumah tidak terurus.. @ “Iyaa Ma”..jawabku Selepas itu kegiatan sehari hari ku hanya sekolah dan mengurus rumah Mbak Ami…sambil sekali sekali memainkan koleksi CD dan BH nya Mbak Ami yang ditinggal di lemari pakaian nya…hanya itu yg bisa aku lakukan..sambil berharap Mbak Ami segera kembali….. Tak terasa…sudah enam bulan berlalu, tapi Mbak Ami masih belum juga kembali…. Rasa rindu selalu menyelimutiku. Sementara aku sudah lulus SMA dan bersiap siap menghadapi jenjang kuliah. Rasa kangen ini cuma bisa disalurkan lewat coli sambil melihat foto Mbak Ami yang sudah mulai lecek (maklum…zaman itu kan belum ada HP kamera…hehehe) Suatu sore ketika aku sedang menonton TV…tiba tiba ada yang menepuk pundak ku dengan keras sampai aku kaget #”Irwaaaaann…lagi apa kamuuu…” Aku menoleh…. @ “Mmmbaaak Amiii”…aku setengah menjerit dan masih takjub melihat kehadiran Mbak Ami