Batang Hitam Keras

Batang Hitam Keras

Cerita ini adalah cerita melayu yang dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia tanpa mengurangi makna cerita.

•••••​

AKU dan Johari yang biasa kami panggil Jo sedang mengikuti kuliah di sebuah universitas di ibu kota.

Kami berkenalan sewaktu sama-sama mendaftar di tahun pertama. Kebetulan pada waktu itu aku tidak mempunyai uang kecil dan Jo menawarkan jasanya meminjamkan uangnya.

Sejak itu kami berteman akrab, tertarik antara satu sama lain dan akhirnya menjadi kekasih.

Jo memang baik dan kocak orangnya. Teman-temanku mengatakan aku beruntung karena mempunyai seorang kekasih yang macho dan hebat perawakannya.

Aku juga bangga karena Jo menjadi kekasihku. Bagaikan belangkas (nama ilmiah : Limulidae), kami selalu bersama setiap hari.

Bersama di ruang kuliah, bersama di kantin, bersama di perpustakaan, bersama menonton dan bersama shopping. Malah selepas dua tahun kami berpacaran, kami bersama pula di tempat tidur.

Setelah kami tidur satu tempat tidur bersama baru aku tahu bahwa dibalik ketampanan dan machonya Jo rupanya Jo juga ada kekurangannya. Aku tidak menyangkanya sama sekali.

Setiap kali kami bersama aku tidak pernah merasai kenikmatan seks. Jo sama sekali tidak mempunyai pengetahuan seks. Sewaktu aku bersama Jo, Jo tidak pernah melakukan “foreplay”.

Selepas bercium-ciuman singkat Jo langsung memasukkan kemaluannya ke kemaluanku. Kadang-kadang terasa pedih karena aku belum mengeluarkan cairan pelicin.

Yang amat menyedihkan dan membuat aku geram ialah permainannya yang tak sampai 5 menit maninya sudah terpancut.

Rupanya Jo mengidap sindrom premature ejaculation (ejakulasi dini). Jika sudah terpancut dikeluarkan dari batangnya lalu dia tertidur pulas di sampingku yang gelisah karena tak pernah terpuaskan.

Dia selalu memohon maaf di atas kelemahannya itu. Aku teramat geram tapi tidak sampai menunjukkan perasaanku kepadanya.

Di kampus kami terdapat sejumlah besar mahasiswa asing. Kebanyakan mereka datangnya dari Afrika. Di kalangan kami warga setempat menyebut mereka ini sebagai orang hitam.

Dengan tubuh mereka yang besar, tinggi dan perawakan kekar, orang hitam ini kurang disukai oleh mahasiswa setempat.

Sejak belakangan ini ada seorang hitam yang mencoba mendekatiku. Dia selalu senyum dan menegurku. Aku tidak begitu mengenalinya karena dia mengambil jurusan yang berbeda denganku.

Dari caranya aku tahu dia memang ingin mengenaliku lebih dalam dan ingin berteman denganku.

Aku biasa-biasa saja, jika dia menegur, aku membalasnya.

Di kampus kami, bukanlah sesuatu yang aneh jika orang hitam berdua-duaan dengan mahasiswa setempat.

Oleh karena jumlah mereka yang banyak maka tidaklah menjadi aneh jika kita melihat pasangan-pasangan hitam putih ini. Malah temanku Rini sudah enam bulan berpacaran dengan orang hitam.

Jika kami berduaan, Rini akan menceritakan kehebatan kekasihnya itu. Maksudku kehebatan orang hitam ini di atas ranjang.

“Hebat sekali kekasihmu itu?” aku bertanya pada Rini suatu hari.

“James memang hebat. Barangnya yang besar panjang itu membuat aku menjerit keras,” jawab Rini.

“Kenapa, sakitkah?” tanyaku ingin tahu.

“Apalah kamu ini, bukan sakit tapi sedap tau.”

“Kamu kata besar dan panjang, tentu sakit jika kena tusuk.”

“Aku sanggup ditusuk setiap hari. Sekali kamu mencoba pasti kamu ketagihan. Satu lagi kehebatan orang hitam ini ialah bila masuk bertabik bila keluar bersalam.”

“Apa itu tabik dan salam? Macam tentara saja bertabik-tabik.” kataku tidak mengerti.

“Kamu coba dulu, nanti kamu akan paham sendiri maksudku.” Rini masih berahasia.

Secara terperinci Rini bercerita tentang kehebatan James, kekasihnya itu. Katanya lagi James amat suka mengisap dan menjilat memek dan kelentitnya. Pantat bahebolnya akan terangkat-angkat jika lidah James yang kasar membelai kelentitnya.

Dengan penuh aksi Rini akan bergaya di depanku seolah-olah James sedang mengulum biji kacangnya itu. Meliuk-liuk badannya seolah-olah sedang mabuk asmara.

Aku yang melihatnya pun berdenyut-denyut terasa di memekku.

Belakangan ini kehidupanku agak sepi. Jo kekasihku mulai mengejar cewek yang lebih muda dariku. Jika aku meneleponnya dia memberikan berbagai macam alasan.

Sibuk dengan aktivititas persatuan katanya. Tapi aku tau dia sibuk dengan mahasiswi muda yang baru mendaftar di kampus.

Jika aku sendiri dan kesepian aku teringat pemuda Afrika yang sering menegurku. Aku sangat ingin juga merasai kehebatan orang hitam ini tapi aku tak tahu bagaimana caranya.

Mendengar cerita teman-temanku pun memek aku mulai berdenyut. Kalaulah kontol besar panjang orang hitam itu masuk ke lubang memekku tentu aku akan menggelepar-gelepar kesedapan.

Aku hanya berkhayal saja memekku langsung basah.

Pada satu petang aku memberanikan diri. Aku mengajak pemuda yang selalu menegurku yang kemudian aku mengenalnya sebagai Bob makan malam.

Biarlah dikatakan orang aku ini sumur mencari timba tapi aku ingin mencoba kehebatan orang hitam seperti dikatakan kawan- kawanku.

Tak kuduga Bob terima ajakanku dan kami makan malam di sebuah restoran sederhana.

Dalam perjalanan pulang dengan mobil aku memberanikan diri meraba-raba paha Bob yang sedang mengendarai mobil.

Dalam kegelapan aku meraba-raba pahanya mencari senjata hebatnya. Ada benjolan di dalam celana dalam yang dipakainya.

Aku menggosok benjolan tersebut dan aku dapati benjolannya makin mengembang. Aku nekat ingin menikmati kehebatan orang hitam ini.

Melihat tingkahku yang agak agresif Bob mulai melakukan balasan. Bob dapat memahami kehendak dan keinginanku. Bob memberhentikan mobilnya di tepi jalan.

Tubuhku dipeluk, leherku dicium, payudaraku di remas-remas dan akhirnya bibirku dicium sekuat-kuatnya. Aku lemas dalam dekapan Bob. Kepalaku tersandar di dadanya yang bidang.

Dia mengajakku ke sebuah hotel sederhana. Dengan rela aku mengikutnya. Di dalam kamar di atas kasur Bob mengajarku segala macam teknik hubungan seks.

Aku yang tak begitu pandai tentang seks tertegun mengenai pengalamannya. Katanya seks untuk kenikmatan bersama.

Masing-masing perlu berperan agar kepuasan maksimal tercapai. Dia mengajarku cara membelai alat kelamin masing-masing supaya kedua pihak merasai nikmatnya.

Bob mendekatiku sambil tangannya dengan lembut membuka pakaianku satu persatu. Akupun begitu juga, membuka pakaian yang melekat di badannya.

Tanganku menggigil karena mempunyai pengalaman.

Tapi karena keinginan nafsuku aku memberanikan diri. Kami saling membantu melepaskan pakaian yang kami pakai. Ketika kami berdua sudah bertelanjang bulat aku memperhatikan Bob yang berbulu hitam lebat.
Badannya sungguh kekar dan berotot. Jika memandang ke bawah terkejut aku jika terlihat olehku kontolnya yang besar dan panjang berwarna hitam legam.

Aku kira ukurannya dua kali lipat kepunyaan Jo.

Memang benar kata Rini kawanku yang sedang bercinta dengan orang hitam itu. Batang kemaluan pemuda asal Afrika memang sungguh besar dan panjang.

Kepalanya masih ditutupi kulit karena Bob tidak bersunat tapi kelihatan cute juga. Kulit kulupnya masih menutupi separuh kepala kontol Bob yang besar seolah-olah tak sabar ingin bebas dari sarung yang membungkusnya.

Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat aku teramat geli jika kami beradu badan.

Ajaran Bob amat berkesan. Kami bermain dengan posisi 69.

Bob menghadap memekku sementara aku menghadap ke kontolnya. Jika Bob mulai membelai memekku dengan lidahnya maka aku juga membelai kontolnya.

Aku urut-urut batang hitam keras di hadapan mukaku itu hingga kepalanya yang hitam kemerahan terbuka. Inilah pelir lelaki dewasa yang pertama aku lihat.

Aku tak berkesempatan melihatnya apalagi memegang pelir Jo.

Jo yang kolot itu tak membenarkan aku menyentuh kontolnya. Kontol Bob berdenyut-denyut dalam genggamanku. Aku geram dan aku remas lebih kuat.

Terasa batang bulat ini kenyal di telapak tanganku.

Aku rapatkan wajahku ke kontol Bob. Aku buka kulit hitam yang membalut kepala licin. Kulit selongsong ini rupanya bisa digerak-gerakkan. Aku buka lagi ke belakang dan terbukalah keseluruhan kepala licin dan berkilat.

Aku pegang kaut agar kulit itu tidak meluncur kembali ke depan. Aku tak ingin kepala merah licin ditutup kembali oleh kulit kulup yang kasar.

Aku cium dan hirup kepala bulat yang licin. Aku cium lubang kencing yang terdapat di ujung kepala.

Bau kontol Bob membuat memekku makin berdenyut.

Napsuku melonjak-lonjak bila aroma kepala kontol menerpa ke hidungku.

Aroma kepala kontol Bob membangkitkan napsuku yang memang sudah mendidih. Aku genggam kuat-kuat batang kontol Bob. Aku merasa sayang seperti tak mau melepaskannya.

Setelah puas mencium kepala kontol Bob aku mencium pula batang hitam berurat itu.

Kemudian telurnya yang tergantung berkedut-kedut itu aku cium dan digigit-gigit sayang.

Aku labuhkan batang hidungku ke dalam bulu-bulu lebat di pangkal paha. Aku sedot dalam-dalam baunya.

Napsuku seperti tak terkontrol lagi. Memekku makin berdenyut seperti minta digaruk-garuk dan ditikam-tikam.

Lepas beberapa menit kepala licin Bob aku kulum dan hisap kuat-kuat. Lidahku menari-nari di kepala bulat. Bob mendesis seperti orang kepedasan sewaktu batangnya aku hisap kuat-kuat.

Bob meraba bibir memekku dengan lidahnya. Dijolok-jolok lidahnya ke dalam lubang memekku.

Jika lidahnya menyentuh kelentitku aku mengerang kesedapan. Jika dia mengulum kelentitku yang sudah mengeras aku tak dapat mengontrol diriku dan terpancutlah cairan panas membasahi permukaan memekku yang sudah basah lincin. Bercampur antara air nikmatku dengan air liur Bob.

Pertama kali aku orgasme dan aku sungguh nikmat dalam berhubungan seks.

Kalau saja Jo sehandal ini alangkah bahagianya aku.

Melihat keadaanku yang sudah teramat basah maka Bob membalikkan badannya melakukan serangan terakhir. Bob merangkak di celah selangkanganku sambil mengarahkan batang kontolnya ke lubang memekku.

Aku mencoba melihat apa yang terjadi. Nampak jelas kepala hitam kemerahan berkilat menempel di depan lubang memekku yang merah basah. Agak sukar Bob membenamkan kepala kontolnya yang besar itu.

Lubang memekku yang sempit menyulitkan Bob memasukkan batang kontolnya yang besar dan panjang.

Bob berusaha menekan kepala besar itu. Aku membantu dengan mengangkang lebih lebar. Sekali tekan terbenam kepala bulat hitam berbentuk seperti topi baja itu.

Digerakkan punggungnya maju-mundur hingga akhirnya batang besar dan panjang itu sedikit demi sedikit terbenam ke dalam rongga memekku.

Terbelalak mataku sewaktu kontol besar itu menikam mulut rahimku. Sungguh padat aku rasa jika kontol itu menyumbat lubangku yang sempit.

Adegan dorong-tarik berlangsung lama. Sementara kontolnya keluar-masuk dengan lancarnya dalam memekku, Bob memelukku kuat sambil mulutnya menghisap puting tetekku kiri kanan silih berganti.
Bibir hitam yang tebal itu berayun-ayun di gunung kembarku. Tetekku diremas-remas lembut. Aku merasa geli campur nikmat. Geli tetekku dikenyot dan nikmat lubang memekku digaruk-garuk oleh batang kontol besar.

Otot-otot memekku meremas-remas batang gagah Bob.

Aku kemut memekku supaya Bob juga turut nikmat.
Desisan nikmat keluar dari mulut Bob yang masih melekat di tetekku yang kenyal.

Selepas 20 menit Bob masih gagah. Gerakkan maju-mundur makin cepat. Keringat mulai membasahi badan Bob malah ada yang menitik ke atas badanku.

Bau peluh Bob benar-banar menggoda perasaanku. Aroma badannya membangkitkan nafsuku. Aku hanya mampu mengerang keenakan. Aku terkapar lesu menerima saja layanan Bob. Kakiku merangkul kuat ke badan jejaka berasal dari Kenya yang perkasa ini.

Tiap tusukannya menambahkan kenikmatan. Tindak-tanduknya memberi kepuasan. Tiada kata-kata dapat menggambarkan kesedapan yang aku alami. Aku benar-benar puas.

Bob menggerakkan pinggulnya makin cepat. Belaian dan remasan dinding memekku pada kepala pelirnya yang sensitif menimbulkan sensasi yang sungguh nikmat.

Aku mulai merasa kontol Bob makin besar dan makin keras. Napas Bob makin cepat.

Gerakan maju-mundur makin laju. Satu tekanan yang kuat menekan pangkal rahimku, badan Bob melekat ke badanku, buluku dan bulu Bob bertaut dan “ooohhhh… ahhhh…..” meledak dari mulut Bob.

Crroott… crrooott… crrooottt… crroott…

Serentak dengan itu pancutan panas menyembur ke rahimku.

Banyak sungguh cairan panas pekat tertampung dalam rahimku. Otot-ototku menjadi kejang, pautanku ke badan Bob makin erat dan “ahhh….” aku mencapai klimaks.

Cairan panas dalam lubang buritku menyiram kepala kontol Bob. Aku terkulai lemas dalam kepuasan.

Selepas kejadian malam itu aku mengulanginya lagi sewaktu ada kesempatan. Aku mengambil pil anti hamil agar tidak mengandung.

Aku tidak membenarkan Bob menggunakan kondom karena aku ingin merasa pancutan air hangat dalam memekku.

Pancutan deras dan hangat itu benar-benar memberi sensasi yang sungguh seronok. Apalagi jika Bob mengumpulnya agak lama, amat terasa banyaknya benih Bob disemai ke dalam rahimku.

Memekku sangat mengelu-elukan kedatangan batang kontol Bob yang besar, panjang dan hitam legam itu.

Jika kami berkumpul aku menceritakan kehebatan Bob. Aku sudah merasa kontol orang hitam yang kata kawanku jika masuk bertabik dan keluar bersalam.

Rupanya gerakan kulit kulup kontol orang hitam yang tak bersunat itu yang dipanggil tabik dan salam. Tabik dan salam silih berganti dan akhirnya aku mengerang kenikmatan sambil menghadiahkan cairan panas menyirami kepala licin kepunyaan Bob.

Thank you Bob. I love your big, long, black and uncut cock…..

Selepas kejadian kali pertama aku seperti ketagih rasanya. Penangan zakar 6 inci kepunyaan Bob menyebabkan aku termimpi-mimpi.

Aku tak sabar-sabar ingin menikmatinya lagi. Lubang memekku seperti terasa-rasa batang Bob yang besar panjang itu bergerak keluar-masuk dalam rongga kemaluanku.

Enak, sedap dan lezat. Bayangan-bayangan itu saja membuat celana dalam aku terasa basah.

Hari minggu ini aku tinggal seorang diri. Teman serumahku pulang kampung karena ibunya sakit. Aku tidak melepas peluang ini.

Aku mengajak Bob datang ke rumahku. Seperti yang dijanjikan Bob datang tepat pada waktunya. Aku lihat Bob keletihan dan badannya dibasahi peluh.

“Bob, kamu mandi dulu supaya badan kamu segar,” kataku sambil mengjulurkan handuk mandi tebal berwarna putih.

Tanpa banyak masalah Bob menyambut handuk yang kuulur. Satu persatu pakaian yang melekat di badannya dilucut sehingga akhirnya Bob bertelanjang bulat. Handuk yang kuberi disangkutnya saja di bahunya.

Bob berjalan santai menuju ke kamar mandi. Kuperhatikan kontol Bob terayun-ayun ke kiri dan ke kanan di pangkal pahanya mengikut gerak langkahnya.

Pelir 6 inci itu belum lagi mengeras, tergantung lunglai hitam pekat di celah paha berbulu.

Terdengar curahan pancuran air di kamar mandi. Bob bersiul kecil sambil menyirami tubuhnya. Pintu kamar mandi separuh terbuka. Terlihat sesosok tubuh hitam di bawah pancuran air.

Timbul ide di benakku, bagus juga kalau kami sama-sama mandi sambil membelai tubuh antara satu dengan yang lain.

Tanpa berlama aku menanggalkan semua pakaian yang melekat di tubuhku. Sambil bertelanjang aku mendorong pintu terus ke kamar mandi.

Bob sedikit terkejut melihat aku tiba-tiba berada di kamar mandi. Sambil tersenyum aku menggosok-gosok badan Bob yang telah basah.

Aku mengambil sabun yang berada di dinding dan menyabun badan Bob hingga badannya diliputi dengan busa sabun.

Aku gosok-gosok hingga busa sabun rata di setiap inci kulit tubuh Bob yang hitam dan berbulu. Sambil sabun masih berada di tapak tangan aku menyabun kontol Bob yang separuh tegang.

Kuurut-urut batang kontol Bob dengan sabun. Batang kontol hitam diselaputi dengan busa sabun yang putih.

Tiba-tiba kontol Bob mengeras saat kugosok-gosok.

Tanpa menunggu kutarik kulup yang menutupi kepala kontol hingga kepala kontol hitam kemerahan berkilat terbuka.

Kugosok-gosok kepala kontol dengan sabun. Bob bergerak-gerak kegelian. Lama kugosok-gosok batang pelir agar betul-betul bersih karena batang hitam keras ini akan menjadi labuhan mulutku sebentar lagi.

Kuarahkan Bob menyiram tubuhnya sambil membersihkan sisa-sisa buih sabun. Badan Bob kugosok-gosok hingga tidak ada lagi busa sabun di badannya.

Kulihat ke bawah, kontol Bob masih mengacung keras. Kurendahkan badanku hingga membungkuk. Wajahku betul-betul berada di hadapan batang hitam yang sedang keras.

Kukecup kepala kontol yang licin sebagai salam permulaan. Kucium batang hitam yang masih basah. Harum segar baunya bercampur bau sabun.

Sekarang giliran Bob menyabun badanku. Bob menggosok-gosok lembut badanku dengan sabun hingga busa menutupi seluruh badanku. Bob menggosok perlahan tetekku kiri dan kanan dengan busa sabun. Tetekku yang kenyal diremas-remas.

Aku kegelian dan napsuku mulai bangkit. Lama tetekku digosok Bob. Aku tak tahan diperlakukan begitu. Aku mengerang kesedapan.

Dengan sabar Bob menyabun badanku hingga ke pangkal paha. Gundukan memekku yang montok digosok-gosok.

Memutih busa sabun di pangkal paha. Lama sekali Bob menyabun memekku. Kelentit dan bibir memekku menjadi sasaran gosokan Bob.

Mungkin juga Bob ingin memastikan memekku benar-benar bersih karena Bob memang gemar mengcium dan menjilat memekku.

Tiba-tiba saja Bob mengoles sedikit sabun dengan ujung lidahnya. Lidah yang bersabun itu disapu-sapu pada kelentitku. Aku geli melihat kelentitku berbusa.

Seterusnya lidah bersabun itu diusap-usap pada bibir memekku yang basah. Aku geli bercampur nikmat.

Setelah puas membelai tubuhku dengan sabun, Bob membuka pancuran air sehingga sekujur tubuhku disirami air. Bob menggosok seluruh tubuhku sehingga tidak ada lagi sisa buih. Badanku sekarang benar-benar bersih.

Sebagai balasan apa yang kulakukan padanya, Bob melutut di hadapanku sehingga memekku berada di hadapan mukanya. Dengan lembut Bob mengecup bibir memek dan kelentitku yang masih basah. Aku geli sewaktu ujung lidah yang kasar membelai kelentitku yang licin.

Bob menggapai handuk yang tersangkut di pintu. Handuk lembut dilapkan ke badanku hingga kering, kemudian Bob mengeringkan badannya juga. Sambil beriringan kami menuju ke kamar tidur.

Kukerling ke kontol Bob, masih mengeras pelir 6 inci itu. Aku seperti tak sabar ingin menikmati kontol keras tegang.

Tiba di pinggir kasur aku mendorong kuat tubuh Bob. Bob jatuh terlentang di kasur empuk. Kujatuhkan tubuhku ke atas dada bidang Bob. Bulu dada kasar menyapu tetek kenyalku. Aku kegelian. Bibir tebal Bob kugigit.

Lidahku bergerak lancar dalam mulut Bob. Bob membalas dengan mengisap lidahku. Aku hampir tak bernapas sewaktu Bob mengisap kuat lidahku tanpa mau melepaskannya. Aku meronta, sambil tersenyum Bob melepaskan lidahku.

Bob masih terlentang di kasur. Kontol hitam besar panjangnya terpancang bagaikan tiang bendera. Kudekati wajahku ke kontol tegang itu. Dengan kedua tanganku kutarik kulit kulup Bob. Kulup tertarik membentuk selongsong. Kumasukkan ujung lidahku ke dalam lubang selongsong.

Kulup Bob sekarang membungkus ujung lidahku. Tanpa lengah lidahku yang berada dalam selongsong kulup kuraba kepala pelir. Kujilat kepala licin. Bob kegelian dan mengerang kenikmatan.

Kujilat-jilat agak lama hingga Bob benar-benar terangsang.

Setelah agak lama lidahku beroperasi dalam selongsong kulup, aku kemudian mengurut-ngurut batang keras.

Terasa kulit kontol seperti tidak melekat pada batang. Selesai saja aku gerakkan tanganku naik-turun. Aku melancap batang pelir perlahan-lahan. Kepala pelir terbuka dan tertutup mengikut gerakan tanganku ke bawah dan ke atas.

Ini yang kawanku sebut bertabik dan bersalam. Kutarik terus ke pangkal. Kulit kulup tertarik ke bawah dan melekat di takuk kontol.

Kulit kulup melingkari batang kontol membentuk seperti simpai berlipat-lipat. Sekarang kepala hitam berkilat terbuka semuanya. Kudekatkan hidungku ke ujung pelir. Kucium bau segar pelir yang telah dicuci bersih.

Aku terangsang sekali dengan bau kepala pelir. Aku mencium dan mencium lama sekali. Punggung Bob bergerak-gerak menahan nikmat.

Batang hitam tegak kugigit-gigit lembut. Mulai dari ujung hingga ke pangkal kubelai dengan lidahku yang lembut basah. Telur Bob yang berkedut-kedut gelap kujilat. Basah bulu telurnya dengan air liurku. Bob mengerang-ngerang kesedapan. Punggungnya terangkat-angkat menahan nikmat. Batang hitam kurasa makin keras. Lantas kukulum dan kusedut kepala licin berkilat.

Dapat kurasa batang Bob berdenyut-denyut di dalam mulutku. Aku gerakkan mulutku maju-mundur sambil lidahku membelai kepala kontol. Bob mengeliat menikmati kelezatan.

Cairan licin masih keluar dari ujung kontol jika lidahku berlama-lama menari-nari di situ. Perasaan Bob menjadi tidak karuan. Dengan pantas dia menolakku lembut hingga aku terbaring telentang.

Bob menerkam tetek kenyalku. Puting warna pink dikenyot- kenyot, dihisap-hisap. Aku menggelinjang kegelian. Geli dan nikmat di pangkal tetek dan di puting susu. Bibir Bob yang tebal dan hitam amat terampil melayan gunung mekar. Ketiakku yang licin dicium Bob. Kulit ketiakku yang putih dijilat-jilat.

Basah lincin di ketiak kiri dan kanan oleh air liur Bob.

Lidah besar dan kasar Bob membuatku terasa seperti melayang-layang. Aku bertambah geli dan badannya bergerak-gerak.

“Ahhh.. ohhh.. sedap Bob, lagi, lagi,” suaraku tiba-tiba tak terkawal lagi.

Dengan perlahan Bob bergerak ke bawah. Kulit perutku dielus-elus. Puserku dijilat-jilat. Aku tak tertahan lagi. Kugoyang punggungku ke kiri dan ke kanan.

Kutonjol gundukkanku tinggi-tinggi ke atas. Muka Bob melekat di gundukkanku yang putih montok. Dengan cermat Bob menempelkan hidungnya ke tamanku yang sentiasa kujaga rapi. Bob menggesekkan hidungnya ke kelentitku yang tertonjol.

Bob menikmati aroma memekku yang segar, benar-benar membuat Bob melayang. Bob melurutkan hidungnya ke bawah, ke celah rekahan bibir lembut kemaluanku.

Lama sungguh muka Bob berada di permukaan memekku. Bob benar-benar ingin menikmati aroma memekku. Kata Bob dia suka memek wanita Asia yang cantik dan cute.

Nikmat sungguh bila Bob membelai memekku dengan lidahnya. Kelentitku yang bulat licin dan bibir memekku yang lembut dijilat dengan lidah kasar Bob.

Napsuku berada di puncak. Cairan hangat mulai meleleh keluar dari rongga memekku yang sempit. Lidah Bob makin dijolok di lubang sempit. Lubang keramat aku dieksplorasi..

Aku mengemut lidah Bob yang berada di rongga memekku. Lidah Bob kuremas halus dengan otot-otot memekku yang mekar. Aku mengerang lagi, “Ahh… ohhh… argh…. sedap.. sedap…”

Bob melanjutkan lagi jilatan. Maju-mundur lidah Bob di lorong sempit. Aku mulai mengerang, merengek, dan mataku terasa tak mampu lagi terbuka. Kurasa pahaku bergetar, kurapatkan paha dan kepala Bob tersepit antara kedua pahaku. Aku mengerang keras, badanku mengejang dan tiba-tiba cairan memekku menyirami seluruh muka Bob. Aku terkulai lemas. Aku sudah sampai ke puncak.

Aku sudah lemah lunglai. Bob terus mengganas.

Cairan memekku disedut kering. Ditelan cairan pekat licin. Kelentitku dijilat rakus. Gairahku kembali bangun. Kudorong Bob hingga terlentang. Aku bangun.

Badan Bob kukangkangi. Mukaku menghadap Bob.
Tetek kenyalku tergantung di dadaku. Bob geram melihat tetek kembarku yang sedang mekar. Tangan Bob tak sabar-sabar menggapai dan meremas tetek kembarku.

Aku menurunkan badanku pelan-pelan. Muara memek merah basah merapat ke kontol hitam keras terpancang.

Kontol Bob menunggu penuh sabar. Bibir halus memekku mengelus-elus lembut kepala licin berkilat. Muara yang telah lembab mengecup lembut kepala licin hitam berkilat.

Aku dan Bob melihat bibir merah basah mulai menelan batang hitamnya. Punggungku makin rendah hingga seluruh kepala pelir Bob berada dalam lubang hangat.

Aku mulai mengemut pelan. Aku menurunkan lagi pantatku. Seluruh kontol Bob menerjang masuk ke gua keramatku yang ketat dan sempit.

Tetekku dipegang dan diremas lembut oleh tangan kasar Bob. Kedua tangannya bekerja keras. Aku merasa keenakan saat tetekku diremas.

Kurasa sungguh nikmat. Perasaan yang amat lezat menjalar ke seluruh badanku. Perasaanku seperti melayang-layang di awangan.

Aku mengemut dengan kuat, dinding memekku yang kenyal meremas-meremas batang keras Bob. Aku kemut secara beirama supaya Bob betul-betul merasa nikmat dengan rongga memekku yang sempit.

Punggungku naik-turun dengan cepat. Batang besar Bob penuh padat mengisi rongga sempitku. Aku merasa seperti rongga memekku digaruk-garuk. Terasa geli, lezat dan nikmat.

Sebagai reaksi kemutanku, Bob melonjak-lonjak dan mengangkat punggungnya tinggi-tingi. Aku merasa batang 6 inci keseluruhannya sudah berada dalam rongga memekku. Kepala pelir Bob menyundol-nyundol mulut rahimku. Sungguh sedap dan nikmat.

“Ahh…. ohhh…. arghhh… enak Bob, enak.” aku mengerang kuat merasai kelezatan dicucuk oleh pemuda hitam.

Badanku mengejang. Otot-otot tubuhku terasa kaku. Nafasku seperti tersekat. Aku hanya mampu mengerang,

“Aahhh….oohhh…aaahhh…” cairan panas memancar dari dalam memekku. Cairan panas menyirami kepala pelir Bob. Bob nampak menggeliat-geliat menahan kesedapan.

Aku terkulai lemas, sendi-sendiku terasa lemah dan aku jatuh terjerembab di dada Bob. Lebih dua menit aku terbaring kaku. Pelir Bob masih tetap tertancap keras di dalam memekku.

“Tahan Bob, jangan pancut dulu. Aku masih ingin menikmati kehebatanmu.” aku berbisik di telinga Bob.

Bob mengerti kemauanku dan dia tersenyum saja.

Akhirnya aku bangun perlahan. Kucabut memekku dari kontol Bob. Kukerling ke pelir 6 inci itu. Tegak kaku basah berlumuran lendirku. Buih-buih putih yang berlendir licin membasahi batang hitam berurat itu.

Aku merangkak di kasur empuk. Aku mengarahkan Bob memasukkan kontolnya dari belakang, gaya doggie.

Tanpa lengah Bob bangun degan pelir terpacak keras.

Aku menunggu sambil membuka sedikit selangkanganku untuk memudahkan pelir Bob menerobos ke liang memekku.

Tiba-tiba aku merasa benda tumpul licin menempel ke depan memekku. Pelan-pelan aku merasa kepala kontol menyelam ke memekku. Enak rasanya sewaktu Bob menekan pelan.

“Bob, masukkan separuh saja,” pintaku.

Aku ingin Bob menggosok daerah G-spotku. Bob sepakat dan menggerakkan pelirnya maju-mundur.

Ketika G-spotku digaruk-garuk dengan kepala kontol Bob, aku merasa sungguh nikmat sekali. Kepala kontol Bob yang berlekuk dan bertekuk itu menggesek-gesek pusat nikmatku.

Sungguh sedap dan nikmat. Terasa seperti aku melayang-layang di langit biru. Hanya erangan nikmat saja yang keluar dari mulutku.

Lima menit Bob bermain dengan separuh panjang pelirnya. Aku tak tahan karena geli dan nikmat.

Tiba-tiba Bob menekan kuat ke memekku. Seluruh batang 6 inci tenggelam. Terasa sesak sewaktu kepala kontol lelaki Kenya ini menanduk-nanduk rahimku. Bob menggerakkan punggungnya maju-mundur cepat sekali.

Aku mengerti bahwa Bob akan mencapai klimaks.

Badanku terayun ke depan ke belakang mengikuti irama maju-mundur Bob. Tetekku tergantung terbuai-buai.

Bob memegang pinggangku dengan kedua tangannya supaya aku tak terdorong ke depan. Sewaktu Bob mendorong kontolnya ke depan, tangannya menarik pinggangku ke belakang. Badanku dan badannya rapat melekat. Bob menggerakkan punggungnya laju sekali dan akhirnya badannya bersatu melekat ke memekku.

Kontol Bob terasa mengeras dan memanjang dalam rongga memekku. Ujung kontolnya menekan pangkal rahimku hingga terasa sesak. Aku sudah berada di puncak nikmat, Bob juga berada di penghujung pertarungan.

“Aaarhhh… argghhhh,” kuat sekali erangan Bob.

Cairan panas memancar dalam rongga vaginaku. Crroottt… crroott… croottt… crroott… crroottt… Bob menembakkan cairan maninya. Aku merasa air mani Bob yang kencang menembak ke rahimku. Kalau aku subur waktu itu mungkin aku akan hamil.

Bob lemah lunglai selepas memancutkan air maninya. Dia terjatuh di atas belakangku. Aku tak berdaya menahan tubuh Bob yang berat. Aku jatuh tengkurap. Lima menit Bob berada di atasku. Aku juga lemas, tetapi aku biar saja. Bob mencium dan membelai belakang leherku dengan hidungnya. Lidahnya menjalar di kulit belakangku, aku kegelian.

Akhirnya aku rasa kontol Bob mengecil dan memendek dalam liang memekku. Bob mencabut kontolnya dari memekku dan terbaring terlentang puas di sampingku.

Aku sempat melihat kontolnya yang basah berlendiran terkulai lemas di pahanya. Kepala kontol Bob secara perlahan kembali bersembunyi di dalam kulit kulupnya.

Sebagai tanda terima kasih aku mengecup kontol Bob dan terhidu campuran air memekku dan mani Bob. Baunya aneh tapi aku suka.

Itulah bau cairan cinta dua insan lelaki perempuan.

Aku keletihan tapi puas. Bob memang hebat. Betul seperti kata teman-temanku, lelaki Afrika yang dipanggil orang hitam itu memang handal. Mereka bijak memberi kenikmatan kepada wanita. (.)(.)