Black Note

Aturan #1 : setiap nama target harus ditulis lengkap sambil membayangkan wajahnya Vio (20 tahun) mengendarai Honda jazz-nya dengan kecepatan sedang. Ia harus extra hati hati karena hujan yang turun dengan derasnya membuat malam semakin gelap dan membatasi jarak pandang. Sesekali Vio menajamkan matanya melihat ke kiri dan kanan, sepertinya sedang mencari alamat. Honda jazz itu terus membelah malam , menembus tirai air hujan dan menjadi mobil satu satunya yang berada di jalanan saat itu. Hujan sederas ini apalagi di malam hari membuat banyak orang enggan untuk keluar rumah. Aturan #2 : jika nama yang ditulis adalah laki laki ,maka 40 detik kemudian ia akan tewas karena serangan jantung kecuali dituliskan detail kematiannya Vio membelokkan mobilnya ke sebuah komplek perumahan yang belum jadi. Tempat itu sangatlah sepi dan gelap gulita. 6 bulan lalu pembangunan perumahan itu dihentikan karena masalah fInancial , akibatnya beberapa rumah yang sudah setengah jadi menjadi terbengkalai. Sambungan listrik pun dicabut kembali oleh PLN. Hanya mengandalkan lampu mobil , mata Vio mencari cari rumah yang dituju. Dan diantara jajaran bangunan yang gelap gulita , di salah satu rumah setengah jadi terlihat titik cahaya dan juga bayangan orang disana. Vio menghentikan mobilnya tepat di depan bangunan tersebut. Aturan #3 : jika nama yang ditulis adalah wanita , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami lonjakan birahi dan akan bercinta dengan siapapun secara acak kecuali dituliskan detail dengan siapa dia bercinta. Tanpa payung, Vio turun dari mobilnya dan langsung berlari kecil memasuki bangunan tersebut. Titik air hujan membasahi tubuh indahnya terutama pundaknya yang terbuka. Bangunan itu sedianya akan menjadi rumah dua lantai sebelum akhirnya pembangunannya terhenti. Kondisi lantai satu sangat kotor dan berantakan. Bekas kantong semen berserakan dimana mana. Belum lagi sampah lainnya seperti bekas minuman , kertas Koran , kaleng cat , tambang plastic , hingga tumpukan kecil pasir teronggok sembarangan. Vio melangkah hati-hati diantara sampah yang berserakan. Ia naik ke lantai dua menggunakan tangga yang sudah jadi. Berbeda dengan lantai satu yang gelap, di lantai dua kondisinya sepertinya lebih terang. Aturan #4 : jika nama wanita yang ditulis kemudian dicoret , maka 40 detik kemudian ia akan mengalami pemerkosaan secara acak kecuali dituliskan detail pemerkosanya. Sebuah lentera elektrik bertenaga baterai menerangi lantai dua. Lantai ini menjadi lebih terang karena di tengah ruangan ada api unggun yang menyala walau tak begitu besar , setidaknya cukup untuk menghangatkan tubuh. Seorang lelaki duduk didekatnya. Vio berjalan mendekati lelaki itu sambil memperhatikan sekeliling. Tempat ini lebih rapi daripada di bawah. Meski memang kesan kotor dan berantakan masih terasa , setidaknya sampah sampah tertumpuk rapi di sudut ruangan dan sebagian digunakan sebagai bahan bakar api unggun. Tak banyak barang disana selain dua buah kursi kayu, satu bangku panjang , dan sebuah kasur gulung tergelar di lantai dilapisi oleh kain lebar bekas spanduk salah satu partai. Lelaki itu menoleh dan berdiri saat mendengar langkah kaki Vio mendekat , ia tersenyum senang. Orang itu adalah Benjo, preman pasar dan juga seorang krimInal yang ditakuti. Spesialisasinya adalah curanmor, terkadang disertai dengan kekerasan. Sebagai orang jalanan tampangnya jelas jauh dari tampan. kulit hitam, rambut cepak tak jelas, tato dimana mana, dan terutama wajahnya yang sangar dengan bekas luka melintang dari ujung dahi atas membelah pipi sebelah kiri. Bekas sabetan golok musuhnya sesame preman dulu. Penampilan Benjo sangat berbanding terbalik dengan Vio. Seorang gadis cantik, mahasiswi sebuah perguruan tinggi terkenal di Jakarta. Apa yang terbayang oleh pria dari kecantikan dan keindahan tubuh seorang wanita, itulah Vio. Apalagi selain mahasiswi, ia juga sedang merintis karir di bidang modeling. Ia termasuk salah satu rising star dari sebuah majalah pria dewasa dan pernah berpose sexy disana. Meski bukan sebagai cover model setidaknya itu membuktikan jika Vio tak hanya cantik tapi juga mempunyai body yang menggiurkan. “hai….” Sapa Vio pendek “hai juga…..” Benjo juga menjawab pendek lalu keduanya tak ada lagi yang saling berbicara. Benjo mendekati Vio. Dielusnya pipi gadis itu, terasa begitu halus. Disentuhnya pula bibir gadis itu yang sungguh menggoda tak tertahankan untuk menciumnya. Viona malam itu memang terlihat sangat cantik sekali. Rambutnya ia ikat ke belakang sehingga lehernya terlihat, ditambah baju yang dikenakannya bermodel jatuh di bagian pundak sehingga bahunya yang putih berpadu indah dengan kelenjangan lehernya. Di bagian bawah Vio memakai rok jeans yang sangat pendek sehingga kakinya yang panjang terlihat berpadu indah dengan pahanya yang putih mulus. Benjo mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir Vio. Butuh waktu beberapa saat sebelum akhirnya Vio membalas ciuman itu. Keduanya berpagut dengan ganasnya, lidah mereka liar mencari pasangan.

“mmm….mmmphh…mmmm….” Vio menggumam tertahan saat bibir mereka menyatu saling mengulum dan mencium. Dirangkulnya makin erat pria dihadapannya, payudara gadis itu menekan empuk dada Benjo yang keras. Ciuman Benjo kini beralih menyusuri leher mulus Vio , memberikan rangsangan geli dan nikmat pada gadis itu , terutama saat lidah Benjo menyusuri pundaknya yang terbuka. “oouhh……oohhh…..ooohhh…..” Vio mulai mengerang nikmat. Dengan satu isyarat tangan Benjo menyuruh Vio untuk berlutut. Gadis itu menurut dengan pasrah dan langsung paham apa yang harus dilakukannya. Jari jari lentiknya dengan cekatan membuka ikat pinggang Benjo, kancing celananya hingga retsletingnya.celana Benjo meluncur jatuh sampai mata kaki untuk kemudian dilepas oleh pemiliknya. Karena sudah menegang sedari tadi, ujung penis Benjo terlihat sedikit mengintip dari balik celana dalamnya. Tanpa ada keraguan sedikitpun, Vio menjilati ujung penis yang sedikit terlihat itu layaknya mencicipi es krim. “wuughh…teruss..ya ..gitu…gitu…..” Benjo meracau menikmati permaInan lidah Vio. Tak hanya jilatan lidah saja , Vio juga menggosok-gosok bibirnya pada ujung penis itu. Rasa geli yang erotis sontak menyebar cepat ke skujur tubuh pria itu. Benjo merasakan kenikmatan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya , padahal ini barulah permulaan , belum lagi rasa kulumannya , atau jepitan vagInanya , atau seluruh tubuhnya bahkan. Sungguh beruntung preman satu ini , bisa menikmati tubuh indah dan sexy seorang calon model majalah pria dewasa. Kali ini Vio mulai menurunkan celana dalam Benjo , tidak dengan tangan melainkan dengan mulut dan giginya. Gesekan gesekan halus antara wajah mulus Vio dengan selangkangannya membuat birahi Benjo semakin melonjak tak terkendali. Terlepas dari kungkungan celana dalam , penis Benjo langsung berdiri siaga penuh. Vio meraih penis itu dengan tangannya lalu dengan sangat ahli melakukan gerakan kocokan dan memijat sehingga perasaan banjo makin tak karuan saking nikmatnya. Sex memang bukan hal yang asing bagi Viona, ia kerap melakukannya dengan kekasihnya , juga pernah dengan photograpernya seusai photo session. Mungkin yang sedikit agak aneh adalah kenapa Vio mau melakukan sex dengan pria seperti Benjo. Seorang preman yang wajahnya jauh dari tampan , bahkan sebenarnya tak Vio kenal sama sekali. Apalagi selama ini Vio terkenal pilih pilih untuk urusan cowok apalagi sex. Untuk bisa mendekatinya, tak cukup wajah tampan tapi juga kantong tebal. Lidah Vio bergerak liar menyapu dan melingkar di seputaran batang besar milik Benjo. Jilatannya bergerak naik turun dari ujung atas hingga ke bawah lalu naik lagi, begitu seterusnya. Aksi selanjutnya semakin membuat Benjo panas dingin saat Vio mengulum penis itu dengan mulutnya. Terasa penuh dan sempit karena mulut Vio yang tak terlalu besar. Dimulai dengan perlahan , kepalanya bergerak maju mundur lalu semakin cepat. Begitu intens Vio mengocok penis Benjo dengan mulutnya. Tak tahan dengan ‘panas’ yang dirasakan , Benjo membuka pakaiannya sendiri hingga telanjang bulat sementara Vio masih berpakaian lengkap. Benjo mengelus bahu Vio yang terbuka , tak sabar rasanya ingin segera melucuti seluruh pakaian gadis cantik ini. Menikmati lekuk demi lekuk tubuhnya , menindihnya. Namun untuk sementara ini Benjo masih menikmati kuluman bibir Vio yang basah dan hangat. Penisnya semakin berdenyut tak tertahankan. Sampai akhirnya Benjo tak tahan juga. Ia menyuruh Vio untuk berdiri lalu dengan tak sabar dilucutinya seluruh pakaian gadis itu “anjrritt……!!!” Benjo terkesima sendiri melihat tubuh polos Vio tanpa penutup , nyaris sempurna. Tangannya memijit lembut dua payudara Vio , begitu empuk Dan kenyal. Putingnya ia sentil-sentil , semula dengan jari lalu berlanjut dengan lidah. Vio tak banyak beraksi selain memejamkan mata , mulutnya sedikit terbuka mengeluarkan desahan desahan menggairahkan. Birahi Benjo sudah mencapai titik ‘kritis’ , digendongnya tubuh Vio dan dijatuhkannya di atas kasur. Dengan buas Benjo langsung menindih tubuh indah itu. Leher Vio ia ciumi ganasseraya meremas buah dadanya.