Tubuh sedingin salju.. lagi?!

jujur aja, awalnya gw cuma iseng doang bikin cerita sejenis ini.
“Let’s make something weird that no one likes.”
ga disangka ternyata banyak yang suka cerita sejenis gini sampai ada yang commiss dan minta tambah.
seriously guys, you need help.
dah ya, aku turutin nih mau kalian, ga pake part-part-an, langsung tamat?
Padahal baru kemarin malam aku utarakan tentang fantasinya perihal cuckold, istriku Sarah sangat antusias mendengarnya dan ingin sekali merasakan orang lain menggenjot dirinya di hadapan suami sendiri, siapa sangka, pagi ini kabar duka menyelimuti keluargaku, anak pertama dan istriku tiba tiba tewas karena satu musibah.
Setelah mengurusi segala keperluan, akhirnya tinggal memandikan kedua mayat saja, demi mempersingkat waktu para pengurus mayat memutuskan untuk memandikannya sekaligus, setelah mempersiapkan tempatnya, mayat Sarah dan Safa dibaringkan sejajar dengan kain putih yang menyelimuti mereka, tentu sebagai seorang suami haruslah menemani proses memandikan mayat, “Loh ini ga ada ibu ibu?” Tanyaku kebingungan ketika yang memandikannya adalah para lelaki tua.
“Ya gimana lagi pak, yang bisa cuma kita doang.”
“Ya sudahlah gimana lagi, langsung aja pak.”
Mereka pun membuka kain penutup dan sempat terdiam beberapa saat melihat tubuh montok di hadapan mereka, memang semasa hidup Sarah dan Safa sering sekali merawat tubuhnya mulai dari berolahraga, diet, sampai luluran.
Sialnya fantasiku sebagai seorang cuckold datang di waktu yang tidak tepat, entah kenapa aku sangat suka ketika keempat bapak bapak ini melotot melihat mayat telanjang anak dan istriku, “Pak? Koq pada diem? Langsung mandikan pak.”
“Aduh pak, kami ga enak, gimana kalau bapak yang mandikan, kita yang memandu sekaligus mengarahkan?”
Tentu saja mereka segan kepadaku sebagai orang terpandang di kampung ini, aku pun memperhatikan keempat bapak bapak tua ini, seluruhnya keriput dengan sebagian besar berambut putih, tidak ku bayangkan bagaimana jadinya kalau keempat lelaki tua ini sampai menggerayangi tubuh mulus anak dan istriku, dibalik celana ini kontolku malah kedutan dengan hebatnya.
“Ga apa apa pak, ayo mandikan saja, anggap saya ga ada disini, ayo silahkan nikmati.. Eh maksud saya silahkan mandikan.”
Mendengar itu keempat lelaki tua ini saling tatap, setelah itu mereka mulai memberanikan diri memandikan tubuh Sarah sambil membacakan doa, aku pun ikut membaca doa sambil melihat tangan keriput itu mulai menjelajahi tubuh Sarah. Terlihat sekali wajah birahi para lelaki tua ini, bagaimana tidak, meski sudah mati namun mayat Sarah begitu menggoda, tubuhnya yang montok, toketnya yang jumbo, dan jembutnya yang dicukur rata sehingga memperlihatkan memeknya yang benar benar mulus dan terawat.
Melihat tidak ada protes dari diriku, kedua orang yang kebagian memandikan Safa pun mulai melakukan apa yang dilakukan pada Sarah. Ku lihat dengan seksama bagaimana mereka bergiliran memandikan mayat keduanya sambil gemetaran, pasti baru pertama kali bagi mereka menyentuh tubuh sempurna seperti itu. Jujur saja, aku pun sedikit tergoda dengan mayat Safa, bentuknya sama persis seperti tubuh mamanya ketika kami masih pacaran.
Kemudian kuperhatikan celana keempat lelaki tua ini, terlihat tonjolan besar di tengahnya yang menandakan kalau mereka pun terangsang, bahkan dua orang dari mereka benar benar kedutan saking tidak kuatnya.
Aku pun pura pura marah, “Kalian niat memandikan atau mau grepe tubuh istri dan anak saya? Tangannya koq gemetaran.”
Mereka yang semula asik menggerayangi tubuh anak dan istrinya langsung terdiam dan gelagapan sambil gemetaran, “Bu.. bukan kaya gitu pak.. Ka.. kami kan cu.. Cuma memandikan.. Lagian.. Bapak kan u.. Udah kami suruh memandikan.. Se.. sendiri pak..” Balas seorang lelaki tua yang merasa tidak enak dengan ucapanku.
Kemudian kulipat tangan ini dan mengerutkan kening pura pura marah dan tersinggung, padahal sebenarnya aku benar benar terangsang melihat para lelaki tua ini menggerayangi tubuh mulus anak dan istriku, apalagi kemarin malam aku sudah bersungguh sungguh ingin melakukan cuckold, jujur saja aku ingin melihat mayat anak dan istriku di pakai oleh keempat lelaki tua ini. “Bapak bapak jujur, mumpung ga ada orang selain kita berlima, kalian terangsang kan liat mayat anak dan istri saya?”
“Maaf pak, ka.. Kami hilaf, mohon bapak supaya tidak memperpanjang masalah ini.” Seorang dari lelaki tua itu pun berani jujur kepadaku.
“Oh jadi bapak beneran terangsang? Kalau gitu kalian bertiga gimana? Terangsang juga atau gimana?” Mereka bertiga sama sama ketakutan melihat keseriusanku yang sebenarnya hanya pura pura. “Koq pada diem? Masa cuma Pak Agus doang yang berani jujur?” Mereka masih saja terdiam saking ketakutannya.
“Ya sudah pak, berhubung bapak udah jujur, silahkan bapak lakuin apapun sama mayat istri dan anak saya?”
“Serius pak?!” Tanyanya dengan nada tinggi dan mata melotot.
“Bener, silahkan bapak lakuin apapun, apa saja, mau gerayangi? Silahkan, atau mau langsung gituan? Silahkan, saya mau liat bapak sejauh apa.”
Kemudian Pak Agus terlihat bingung, meski di wajahnya terlihat jelas kalau dirinya terangsang, namun jelas sekali terlihat kalau dia takut kalau ini adalah jebakan sehingga Pak Agus pun memilih, “aku cuma elus aja loh pak.” kemudian meletakan kedua tangannya di kedua toket Sarah dan mengusapnya dengan lembut namun terlihat sangat nafsu.
Jelas saja aku yang merasa tidak sabar langsung berkata dengan tegas, “Pegang aja pak, remas yang kuat.” namun tetap saja Pak Agus hanya mengusap dan menekannya saja, mungkin karena masih segan dengan diriku, “Aduh pak, kalau gitu kurang seru, pegang yang erat, remas yang kuat, tenang aja orangnya udah jadi mayat, ga kan protes!” Kataku sambil emosi tidak kuat lagi ingin melihat mayat Sarah dilecehkan oleh lelaki tua itu.
“Ah ya sudah lah bodo amat mau dijebak juga.” Lalu dengan penuh nafsu Pak Agus mulai memegang kedua toket sarah bersamaan dengan sangat kuat, “Oohh gila, masih empuk, padahal udah dingin dan mati lama.” Nafas lelaki tua itu pun lama kelamaan semakin berat dan semakin tidak kuat dengan birahinya sendiri, dengan sangat tidak sabar Pak Agus mulai mendekati Sarah dan mengulum kedua toketnya yang masih basah, “Sluurpp.. Sluurrpp.. Wah gila enaakk banget.. Udah lama mati tapi masih lembut dan empuk.. Mantab banget dingin dingin empuk hahaha.” Lalu kembali mengulum dan meremas toket jumbo itu penuh nafsu.
Saat itulah diriku mulai mengeluarkan ponsel dan mengabadikannya, lalu kuperhatikan ketiga lelaki lain terlihat menyesal tidak mengakui kalau mereka terangsang, lalu seorang lelaki tua mengusap tonjolan celananya sendiri ketika melihat Pak Agus yang sudah mulai mengocok memek Sarah sambil mengulum toket jumbonya bergantian.
“Pak udah terangsang ya?” Tanyaku pada lelaki tua itu.
Dengan beraninya Pak Burhan membalas, “Iya pak dari dulu saya penasaran sama istri bapak.”
“Penasaran apaan?”
“Itu.” Jawabnya sambil menunjuk memeknya.
“Terus kenapa diem aja? Minta gih.”
“Gus! Gw mau cobain! Awas dulu.” Teriak Pak Burhan dengan penuh nafsu.
“Sluurpp.. Sluurpp.. Elah tinggal masukin aja, lagian gw lagi enak nih.”
Mereka pun memisahkan kedua ranjang besi itu dan Pak Burhan pergi ke samping Sarah dan mengulum toket yang satunya sambil itu memasukan ke dalam memeknya bersamaan dengan jari tangan Pak Agus, mereka berdua benar benar mengocok memek Sarah dengan penuh nafsu.
“Anjing ga tahan lagi gw!!” Pak Burhan lantas mengeluarkan kontolnya dan beralih ke kaki Sarah dan melebarkan kedua kakinya, beruntungnya ranjang ini terbuat dari besi sehingga tubuh besar Pak Burhan bisa aman menaiki ranjang tersebut. Tidak kusangka Pak Burhan sangat berani, lelaki tua itu langsung mengulum memek Sarah sambil mengocok kontolnya sendiri. “Sluurpp.. Sluurrpp.. Anjing enak banget sumpah ini memek, wangi, lembut dan sempit, pas maaf ya memek istrinya saya pake.”
“Silahkan silahkan.”
“Boleh kaya gitu pak?” Tanya salah seorang lelaki tua yang dari tadi melihatnya.
“Iya kenapa? Terangsang juga? Tuh masih ada 1 mayat, koq didiemin.”
“Boleh?” Tanya kedua lelaki tua itu bersamaan.
“Kalau ga mau ya udah nonton aja, gitu aja ribet.” Balasku sambil kembali serius merekam kedua lelaki tua ini melecehkan mayat istriku.
“Gimana ton?”
“Dah lah hajar aja, gw juga ga tahan.”
Kemudian Pak Toni dan Pak Anto mulai melakukan persis yang dilakukan oleh keduanya sebelumnya, mereka bersamaan mengulum toket Safa yang tak kalah besar sambil bersamaan memainkan memeknya.
“Oohh gila biarlah semasa hidup gw ga bisa ngerasain cuckold, yang penting sekarang terbayar, akhirnya gw bisa liat anak dan istri gw dilecehkan berbarengan.” Ucapku di dalam hati.
Tiba tiba Pak Anto yang sudah tidak kuat meminta izin padaku, “Pak boleh ngentotin ga? Saya ga tahan soalnya selama hidup saya suka perhatikan anak bapak kalau lagi ke warung.”
“AKHIRNYA!!” Seruku di dalam hati, sebelum mengizinkan ku tanyakan pada Pak Anto, “Emang apa yang bikin bapak suka dari anak saya? Suka perhatiin apanya kalau saya boleh tau.”
“Pantatnya pak, masih muda udah gede banget, kan saya jadi nafsu.”
“Ya udah tinggal genjot itu juga kalau kalian emang bisa memposisikan mayatnya yaa atur atur aja lah, saya cuma pengen liat kedua anak dan istri saya digenjot orang lain.” Aku pun tidak sengaja jujur kepada mereka.
Kontan saja keempat lelaki itu langsung melotot dan saling tatap dengan ekspresi tidak percaya, Pak Agus bertanya, “Bapak suka liat istri bapak dipake orang lain? Berarti bapak cuckold dong?”
“Wah hebat sekali Pak Agus itu, walau berumur tapi tau tentang cuckold, memang semasa hidup saya ga pernah menyampaikan pada istri saya, baru kemarin saya sebutkan, eh mati hahaha jadi ya sudah, saya lakuin sekarang aja.”
“Uuhh sayang banget pak, tau kalau bapak cuckold pasti saya perkosa anak dan istri bapak di depan bapak, iya ga?” Tanya Pak Agus pada orang orang sekitarnya.
“Betul!” Jawab mereka hampir bersamaan.
Aku pun membalasnya dengan tersenyum dan tertawa kecil saja, “Ya sudah tunggu apa lagi pak, silahkan atur.”
Pak Anto dan Pak Toni pun mengangkat mayat Safa hingga berdiri dan memposisikannya menungging dengan badan menahan pada ranjang dan kepala di luar ranjang, mereka pun membuka celana dan langsung berdiri di posisi masing masing. Pak Anto di belakang Safa meremas kedua pantat besar itu sambil memainkan belahannya, “Aduh Safa kalau saya tau bapak mu cuckold, pasti tiap kamu ngelewat kontrakan saya bakalan saya seret dan perkosa kamu di dalam kontrakan, pantat kamu ini loohh.. Besar dan kenyal, ga tahan saya!! PLAKK!! PLAKK!!” Saking gemasnya Pak Anto pun menampar bongkahan pantat itu kemudian memasukan kontolnya ke dalamnya, “Aahh gila enak banget!! Sempit banget, kalau kamu masih hidup pasti bakalan ngejerit hebat.. Bener kata lu gus, dingin dingin enak.” Ucap Pak Anto sambil menggenjot pantat Safa dengan penuh nafsu.
Pak Toni pun berlutut sampai berhadapan dengan wajah Safa, dia perhatikan wajahnya, “Gila Safa, walaupun udah mati tapi wajah kamu masih cantik, biarpun udah dingin dan pucat tapi pesona kecantikan dan kemanisan kamu ga pernah luntur.” Lalu Pak Toni pun mendekati wajahnya dan mencium Safa dengan penuh nafsu, terpaksa aku mendekatinya agar bisa melihat Pak Toni mencium mayat Safa dengan penuh nafsu.
“Gimana rasa bibir anak saya pak? Enak ga?”
“Sluurpp.. Sluurpp.. Puuaahh.. Enak banget pak, lembut dan halus, sayang aja dingin dan keras.”
“Keras? Coba bapak buka, bisa ga.”
Pak Toni pun mencengkram rahang Safa dan membuka bibirnya supaya bisa membuka mulutnya, “wah kebuka pak hahaha.” Lalu Pak Toni mengusap lidahnya, “Wah lidahnya licin dan basah hahaha pasti enak banget.. Sluurpp.. Sluurrpp..” dengan penuh nafsu Pak Toni benar benar menikmati mulut dan lidahnya. Puas ciuman dengan Safa, lelaki tua itu langsung berdiri dan menurunkan celananya, “Pak izin ya udah ga tahan.”
“Silahkan.”
Kemudian Pak Toni mencengkram kepala Safa dan memasukan kontolnya ke dalam mulutnya, “aahh gila lembut banget Safa, selain cantik ternyata mulut kamu enak banget.” Lalu mencengkram kedua sisi kepala Safa dan menggenjotnya sekuat tenaga. Kini perempuan bongsor berwajah dewasa itu digenjot dari depan dan belakang bersamaan dengan penuh nafsu.
Ponsel pun ku arahkan ke ranjang lain dimana Pak burhan dari atas sudah mulai menggenjot memek Sarah dengan kepala Sarah menjuntai keluar ranjang besi dan mulutnya di genjot oleh Agus sambil meremas kedua toketnya dengan penuh nafsu, “anjing Sarah enak banget mulut lu, selain cantik ternyata mulut lu enak banget di pake genjot.”
“Anjing ini memek rapet banget, lebih rapet dari memek perawan.” Wajar saja karena sudah mati dan sudah ke kehilangan elastisitas.
Lama tidak mendapatkan kabar apapun, Noel selaku anak keduaku mendatangiku di halaman belakang, “ayah koq lama banget mandiinnya?” Kemudian anak keduaku terpatung melihat mama dan kakaknya digenjot bersamaan. Dirinya langsung terdiam dan menganga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, “apa apaan ini Yah?” Tanyanya sambil melihat diriku dengan penuh tanya.
“Aduh, ayah ga bisa jelasin sekarang, yang jelas sekarang kamu diem disini ya, ayah lagi rekamin, kapan lagi kita liat mama sama anak digangbang barengan.”
Dengan menurutnya Noel berdiri di sampingku sambil memperhatikan mama dan kakaknya digenjot berbarengan. Tidak terasa 1 jam berlalu mereka pun akhirnya puas sudah menumpahkan seluruh spermanya ke dalam memek, anus dan mulut mereka bergiliran.
“Makasih loh pak, puas banget kita udah di kasih kesempatan buat nyobain anak sama mama.” Ucap Pak Agus sambil memandikan Safa.
“Betul pak, ya walaupun telat dan sekarang udah pada mati, tapi seenggaknya kita bisa nikmatin lah haha.” Pak Anto yang sedang memandikan Sarah pun berusaha bercanda denganku.
“Saya loh yang terima kasih, akhirnya saya bisa merasakan cuckold, justru saya yang ga enak kalian malah ngerasain pas jadi mayat.”
“Ga apa apa pak, kita puas koq hahaha iya ga?”
“Yoi.”
“Bener banget.”
“Puas banget.”
Aku pun hanya tertawa mendengar balasan mereka.
“Bapak mau mandiin?” Tanya pak Agus padaku.
“Boleh boleh.” Aku pun mendekati Safa dan memandikannya, “Terima kasih ya nak, udah bikin pertunjukan terbaik buat ayah, semoga kamu bisa tenang disana.” Ucapku sambil memandikan Safa, mulai dari ujung kaki hingga ujung kepalanya, tentu saja saat bagian memeknya aku malah mengocoknya dengan sangat kuat dan saat bagian toket besarnya ku remas dengan penuh nafsu.
Aku lalu melihat Noel yang terlihat sangat nafsu melihat tubuh kakaknya, “Kenapa kamu liatnya gitu amat? Nafsu ya sama kakak sendiri?”
“Engga koq Yah!” Ucapnya sambil memalingkan wajah karena malu.
“Udah jujur aja sama ayah, pasti kamu nafsu banget kan? Hayo jujur atau ayah ga kasih kamu uang jajan sampai 6 bulan?”
“Eh iya iya.. Aku nafsu, udah ya Yah, malu.” Jawab Noel sambil memalingkan wajahnya yang sudah kemerahan.
Aku pun mendekati Noel dan berkata di hadapannya, “Coba jujur sama ayah, kenapa kamu bisa nafsu? Emang pernah ngelakuin apa!?”
“Ngi.. ngintipin yah.. Pas.. pas ganti baju.. Sa.. sama mandi..” Wajah Noel pun semakin merah padam dan gemetaran takut aku marah.
“Oh jadi Noel selalu coli dong setelah ngintipin Safa?” Tanyaku sambil tersenyum dan mengangguk kepada semua lelaki tua disana.
Mereka pun mengerti, lalu ketika Noel berkata sering coli, Pak Agus pun langsung berkata, “Wah ga boleh itu, dosa sama mayatnya juga, kamu harus genjotin biar ga dosa lagi.”
“Betul tuh, bisa ngentot ga?” Tanya Pak Burhan memanasi keadaan.
“Harus bisa ngentotin, kalau engga bakalan dihantui loh.”
Jelas saja Noel ketakutan, walaupun sudah besar tapi dirinya sangat penakut dan percaya dengan takhayul, “Aduh gimana dong ayah??”
Aku pun segera memasang wajah serius, “Kamu udah pernah gituan sebelumnya?” Jelas Noel menggelengkan kepala, “Tapi kamu nafsu kan sama kakak kamu? Apalagi kamu sering ngintipin?” Kali ini Noel menganggukan kepala, “Bagus kalau gitu kamu bisa ngentot, tinggal kamu genjot aja memeknya, bisa kan? Pasti kamu nafsu banget.” Aku pun mengusap bagian tengah celana Noel dan terasa keras sekali, “Nah ini udah siap.” Lalu membantunya melepaskan celana itu, terlihatlah kontol yang sudah keras dan ternyata tidak terlalu besar, hanya berkisar 9 sampai 12 cm saja.
Sambil ketakutan Noel pun menaiki ranjang besi Safa dan matanya langsung melotot, walaupun kini tubuh Safa benar benar seputih susu namun pandangannya benar benar penuh nafsu seolah ingin segera melahapnya, kemudian Pak Burhan dan Pak Agus membantunya dengan melebarkan kedua kaki Safa karena sudah mulai mengeras, aku pun mengeluarkan ponsel dan merekamnya.
Akhirnya Noel mulai mengarahkan kontolnya ke memek dingin kakaknya sendiri dan akhirnya JLEB!! Kontol berukuran standar itu pun masuk ke dalam memek Safa untuk pertama kalinya, “Aahhh enak bangeeet..” Ucap Noel ketika memasuki memeknya.
“Gimana? Enak kan memek kakak kamu?”
“Enak banget Yahh.. gilaa.. Mantab banget yaah.. Walaupun dingin dan rapat banget, tapi rasanya mantab!!” Ucap lelaki yang baru lulus SMA dan sudah jadi pengangguran ini sambil meremas remas kedua toket Safa yang terasa sedikit keras dan sangat dingin..
“Kalau kakak kamu masih hidup, terus ada kesempatan ngentot, kira kira bakalan diperkosa ga? Misalnya pas di rumah sepi, ayah sama mama keluar rumah, terus kalian tinggal berdua.”
“Oohh pasti yah, bakalan aku perkosa, oohh enak banget gilaa.. Tau gini dari dulu aku genjot aja yaahh.. Aahh..”
Pak Anto lalu berkata, “Cobain belakangnya deh pasti lebih enak.”
Karena penasaran Noel pun membalikan mayat kakaknya dan langsung melebarkan kedua pantatnya yang sudah sedikit mengeras, “Aahh enak gilaa.. Lebih enak dari depaan.. Oohh..” Noel pun merapatkan tubuhnya merasakan bulatan pantat Safa yang sangat besar dan empuk, “Aahh enak banget yaahh.. Oohh oohh oohhh..”
Aku pun tertawa berbarengan dengan keempat lelaki tua ini melihat kelakuan Noel yang mendesah keenakan menggenjot mayat kakaknya sendiri. Saat sedang keenakan, tiba tiba aku ada ide lagi, “Dek, kamu mau kan genjot mama kamu?”
Noel pun menahan dirinya lalu melihat ke mayat yang ada di ranjang sebelah, “Mau banget yah.” Noel segera melepaskan kontolnya dan pergi ke mayat mamanya, Setelah berusaha melebarkan kedua kakinya, Noel langsung memasukan ke dalam memeknya dan menggenjotnya dengan penuh nafsu, “Oohh mama.. Aahh.. aahh ternyata memek mama enak bangeet.. Oohh.. rapat dan dinggiinn.. Sluurpp.. Sluurpp.. Sluurpp.. Oohh enak.. Dari dulu pengen nyobain toket mama yang jumboo!! Sluurpp.. Sluurpp.. Sluurpp..” Noel pun menyusu sambil meremas kedua toket jumbo Sarah.
“Ayo dek, hajar terus memek mamamu.” Kataku yang kegirangan melihat mama dan anak ini ngentot, ya walaupun posisinya hidup dan mati dan tidak ada perlawanan namun cukup membuatku puas, akhirnya aku bisa merasakan cuckold dengan melihat mayat istriku digenjot 4 lelaki tua yang sangat jelek dan anaknya sendiri.
“Yaahh ga kuaat.. Oohh.. gimana dong.”
“Gimana apanya??”
“Boleh kan ngecrot di dalam memek mama? Oohh ga tahan yaah.. Kayanya enak banget ngecrot di dalam memek mama.”
“Silahkan dek.” Setelah mendengar izin dariku, Noel lalu menggenjot semakin kuat dan akhirnya mengerang panjang.
“Oohh nikmat bangeett, akhirnya aku bisa ngerasain crot di memek.” Teriak Noel sambil menikmati sisa sisa orgasme, setelah puas crot di dalam memek mayat mamanya, Noel pun bangkit dan berterima kasih kepadaku.
“Pak gimana nih? Mandiin jangan?” Aku pun melihat ke memek Sarah, “Ga usah deh, langsung aja keringin.”
Pak Agus pun membawa handuk dan mengeringkan kedua mayat itu, saat akan dikafani, aku tiba tiba memiliki ide lagi, “Dek, tadi kan kamu udah buang di mama kamu, sekarang buang di kakak kamu dong, masa cuma seorang doang kamu kasihnya, keempat bapak aja barusan crot di keduanya loh.”
Panas mendengar ucapanku, Noel pun menaiki ranjang Safa dan langsung menggenjot memeknya dengan penuh nafsu, “Aahh walaupun udah dingin banget, udah keras banget memeknya, tapi ga apa apa, yang penting aku bisa kasih kenang kenangan sama kakak.”
Dan beberapa menit kemudian Noel pun mengerang panjang, sampai akhirnya dia kembali crot dan kali ini di dalam memek kakaknya.
Pak Burhan mendekatiku, “selamat ya pak, kini di dalam anak sama istri bapak ada sperma anak bungsu bapak, pasti sekarang berdosa banget dan pasti masuk neraka sih.”
“Hahaha masuk neraka ya? Duh jadi kebayang, kayanya sekarang lagi dientot sama setan dan para pendosa lainnya hahaha.” Ucapku sambil bercanda dan dibalas dengan gelak tawa keempat lelaki tua ini.
Akhirnya mayat Safa dan Sarah selesai dikafani dan kami pun membawanya ke dalam rumah dan bersiap untuk tahap selanjutnya, saat sedang dibawa ke dalam rumah tiba tiba Noel berkata padaku, “Yah aku sange lagi.”
“Sange gimana?” Tanya ku kebingungan.
“Ga tau, liat pocong mama sama kakak tiba tiba ku jadi sange lagi.”
Aku pun memerintahkan mereka untuk membawanya ke dalam kamarku. Kini pocong Sarah dan Safa terbaring bersebelahan, dengan penuh nafsu Noel melepaskan seluruh pakaiannya dan membuka bagian tengah pocong itu dan mulai menggenjot mayat ibunya dengan penuh nafsu, “Ooohh mama, kenapa aku malah makin nafsu liat mamah jadi pocong gini.. Aahh aahh.. Ga tahan liat tubuh montok dan toket besar mama.” Ucapnya sambil menggenjotnya sepenuh tenaga sekaligus meremas toket jumbonya.
Tentu saja aku tidak keberatan dan merekamnya dari samping, saat Noel mengerang penuh nafsu dan menggenjot sekuat tenaga, tidak ku sangka, ku pikir akan kembali crot di memeknya, namun ternyata salah, Noel segera melepaskan dirinya dan mengocok tepat di atas wajah mamanya dan CROOTT!! CROOTT!! CROOTT!! Tidak kusangka spermanya sangat banyak keluar dan berhamburan di wajah Sarah.
Noel pun berpindah ke mayat kakaknya dan membuka bagian tengah pocongnya, beberapa saat Noel perhatikan tubuh mulus dan montok juga toket besar kakak tertuanya sambil mengocok kontolnya sendiri, “Coba aja kakak masih hidup, pasti ngentotnya lebih enak lagi.” Kemudian setelah puas menikmati tubuh kakaknya, Noel pun menimpa tubuh Safa dan menggenjotnya dengan penuh nafsu, “Aahh anjing enak banget memeknya kakak, dingin dan rapat!!”
Sama persis seperti yang dilakukan pada mamanya, saat akan crot Noel lepaskan kontol dari memeknya dan mengocok di hadapan Safa dan crot di wajahnya, “Oohh enak bangeett!!”
Aku pun mematikan rekamannya dan memperhatikan mayat keduanya yang sudah menjadi pocong namun bagian tengahnya terbuka sangat lebar sehingga menunjukan tubuh seputih susu yang montok, toketnya yang besar, dan wajahnya yang dipenuhi dengan sperma, tidak sadar aku mengeluarkan kontol dan mengocoknya sambil memperhatikan mayat keduanya.
Saat aku tersadar barulah ku putuskan untuk crot di wajah mereka juga, kupercepat kocokanku dan akan membaginya pada mereka, setelah crot di wajah Safa, kutahan orgasmeku sebentar sampai akhirnya crot di wajah istriku. Kini wajah keduanya sudah penuh dengan sperma suami dan adiknya, kami pun mengeluarkan ponsel masing masing dan memotret juga merekam kedua pocong menyedihkan ini.
“Pingin ih dikubur dengan penampilan kaya gini, telanjang terus muka belepotan sperma, ga bisa ya yah?”
“Kalau bisa juga pasti ayah lakuin, tapi kan ga enak sama keluarganya mama, udah yuk nak, kita segera kubur mereka.”
“Iya yah, udah ga enak juga, keras banget pas aku genjot.”
Aku pun memanggil kembali para lelaki tua yang tadi menggenjotnya, tentu setelah membersihkan wajahnya dan merapatkan kembali kain kafan mereka. Siang itu kami sekeluarga memakamkan mayat keduanya, saat keluarga besar kami menangisi kepergian mereka, aku dan Noel yang masih belum puas hanya bisa tersenyum dan menahan rangsangan, ingin sekali kami mengeluarkan mayat keduanya dan gangbang oleh seluruh sanak keluarga.
Selesai memakamkan, akhirnya kami sekeluarga pulang ke rumah masing masing, saat aku baru saja menyalakan mobil dan bersiap untuk pergi, tiba tiba, Vivi (saudari Sarah) mengirimkanku sebuah pesan bergambar dimana menunjukan Noel yang tidak memakai pakaian di kamarku sedang duduk disamping kasur dan aku yang sedang coli di depan wajah Sara.
“Aku tau apa yang kalian lakuin di kamar, beruntung belum ada keluarga yang melihat.” Hubungan aku dan Vivi tidaklah dekat, kontan aku langsung minta maaf padanya dan memohon supaya tidak dilaporkan, aku sampai menawarkan sejumlah uang untuk menutup mulutnya, namun dirinya membalas, “Aku ga perlu uang kamu mas, ga berguna buatku, kalau memang kalian ga mau keluarga lain tau, besok lusa pergi ke rumahku bareng dengan Noel.”
Jelas saja aku ketakutan, “Memang ada apa?”
“Kamu kan tau kalau aku ada penyakit ganas yang ga bisa disembuhkan tapi ga menular, aku udah ga kuat lagi mas, aku cape, kamu bisa tolong aku?”
Aku pun berpikir bagaimana cara menyembuhkan penyakit Vivi. setelah tidak mendapatkan jawaban apapun, “Aku ga tau gimana cara sembuhinnya, tapi pasti nanti lusa kami datang, kira kira kamu mau kami kaya gimana.”
Lama sekali Vivi tidak membalas pesanku, karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, aku pun menyalakan mobil dan mulai pergi dari pemakaman. Beberapa puluh meter kemudian tiba tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponselku, sambil menyetir ku balas pesan tersebut, “Nah akhirnya Vivi membalas.” saat sedang melaju kencang, aku yang kaget langsung menekan rem sampai membuat Noel terbentur, tidak kusangka Vivi akan membalas : “Mas dan adek, tolong entot aku sampai mati.”​